Thursday 2 January 2020

Kreasi Usaha: Panduan Dasar Pengolahan Tanah/Lahan Tanam


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Panduan Dasar Pengolahan Tanah/Lahan Tanam

Tanah secara umum dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari bahan mineral dan bahan organik serta proses pembentukannya dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bentuk wilayah, mikro-organisme, dan proses terjadinya memerlukan waktu yang lama. Adapun pengertian tanah dipandang dari bidang pertanian adalah lapisan kulit bumi terluar yang berperan sebagai media tempat tumbuhnya tanaman.

Tanah dan lahan pertanian adalah hal paling vital dalam sektor pertanian. Tanaman tidak bisa hidup tanpa adanya lahan pertanian ini. Menggarap lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan, Anda harus mengolah tanah terlebih dahulu supaya tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh subur dan memberikan hasil panen melimpah.

Tanah yang sehat dan hidup haruslah:
-Diberi nutrisi alami setiap musimnya.
-Dijaga dari erosi, untuk membentuk lapisan atas tanah yang berkualitas.
-Dilindungi dari matahari dan angin untuk menjaga kelembabannya.
-Biota tanah dapat hidup di dalamnya.

Kesuburan tanah meliputi tiga aspek, yaitu : kesuburan fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologis. Ketiga aspek ini akan saling berkaitan erat dalam menentukan tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, tata udara dan unsur hara dalam keadaan cukup, seimbang serta tersedia sesuai dengan tuntutan kebutuhan tanaman untuk dapat tumbuh secara optimal.

Persiapan lahan merupakan salah satu faktor terpenting yang perlu dilakukan dalam memulai usaha budi daya. Persiapan lahan yang baik berpengaruh besar terhadap produktivitas tanaman. Banyak penelitian menunjukkan dengan melakukan persiapan lahan sebelum melakukan usaha budi daya bisa meningkatkan hasil panen hingga 30%.

Tujuan dari persiapan lahan adalah untuk mengkondisikan lahan tempat budi daya tanaman agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Usaha-usaha perbaikan dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah antara lain :
-Pengolahan tanah/ lahan yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Dikenal tiga sistem pengolahan tanah, yaitu zero tillage, minimum tillage, dan maximum tillage.
-Pemupukan dengan pupuk alam atau pupuk organik, yang dapat memperbaiki baik sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Berbagai pupuk alam atau pupuk organik diantaranya yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, pupuk kascing, pupuk bokashi, dll.
-Pemupukan dengan pupuk buatan, terutama untuk memperbaiki sifat kimia tanah. Pupuk buatan yang sering digunakan  untuk meningkatkan kesuburan tanah seperti urea, SP-36 dan KCl.


Pengolahan tanah merupakan cara untuk memperbaiki kondisi fisik, kimia maupun biologi tanah. Hal ini mutlak dilakukan oleh petani sebelum melakukan penanaman bibit, karena dengan pengolahan tanah yang baik dan benar maka proses penanaman akan lebih mudah dan tentunya hal ini akan memberikan dampak yang baik sekali untuk benih yang akan ditanam.
Tujuan pengolahan lahan :
-Memperbaiki aerasi tanah.
Memperbanyak atau memperbesar total volume rongga/pori tanah. Dengan demikian maka aerasi tanah dan drainase lahan semakin baik, sehingga pasokan oksigen untuk metabolisme akar menjadi lebih lancar.
-Memperbaiki struktur tanah.
Mengaduk sisa tanaman secara merata ke dalam tanah sebagai sumber bahan organik dan unsur hara tanaman, serta mengurangi resistensi tanah sehingga penetrasi akar dan pembesaran umbi menjadi lebih mudah.
-Membersihkan gulma.
Mengurangi organ atau bagian jaringan gulma yang tersisa di dalam tanah sehingga mengurangi potensi gangguannya terhadap pertumbuhan tanaman, berarti juga mengurangi biaya untuk pengendalian gulma selama periode budidaya tanaman.
-Membentuk seedbad (bentuk siap tanam).

Pengolahan tanah primer dilakukan apabila lahan yang akan ditanami keras atau berupa bongkahan serta terdapat gulma. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya diatas 15 cm. Tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Pembalikan tanah biasa dilakukan dengan cangkul, garu, waluku, atau traktor dengan berbagai jenis bajak. Seperti bajak singkal, bajak piringan, bajak rotary, bajak chisel, bajak subsoil, dan bajak raksasa. Pengolahan tanah sekunder (kedua) suatu cara pengolahan tanah dengan kedalaman yang lebih dangkal.


Langkah-langkah dalam pengolahan lahan :
-Land Clearing adalah membersihkan lahan dari sisa tumbuhan atau semak yang ada.
Cara pertama yang bisa dilakukan dalam mengolah tanah lahan pertanian adalah dengan pembukaan lahan. Istilah ini sering disebut juga dengan land clearing atau pembersihan lahan yang akan dijadikan area pertanaman. Biasanya dalam pembersihan lahan dilakukan dengan melibatkan banyak orang, terlebih bila lahan tersebut cukup luas.
Ada banyak cara yang biasa dilakukan petani untuk melakukan land clearing. Mulai dari manual, mekanis hingga penggunaan bahan kimia seperti herbisida. Land clearing dengan manual dilakukan dengan tangan manusia langsung dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul, parang, dll. Sedangkan land clearing yang dilakukan dengan mekanis dilakukan dengan menggunakan berbagai macam mesin pertanian seperti traktor, dengan begitu pengerjaan menjadi lebih cepat dan tidak membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Setelah lahan bersih, maka bisa ditanami jenis tanaman pertanian. Selain berguna untuk memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke petak tanam.
-Discing/ Membajak adalah mengiris-iris lahan yang masif menjadi bongkahan-bongkahan.
Pembajakan bisa Anda lakukan setelah turun hujan maupun dalam kondisi sebelum hujan. Pembajakan tanah sangat cocok dilakukan untuk tanah yang memiliki struktur tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lembek. Masyarakat agraris di pedesaan biasanya masih menggunakan teknik lama dalam membajak sawah, salah satunya adalah dengan menggunakan hewan ternak seperti sapi atau kerbau untuk menjalankan alat pembajak.
Akan tetapi bagi petani modern, pembajakan tanah dilakukan dengan menggunakan mesin pertanian canggih seperti traktor. Kedua cara tersebut sebenarnya baik dilakukan dalam kondisi tanah apapun. Namun, pembajakan tanah menggunakan traktor dinilai lebih cepat dan efisien sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga bagi petani.
-Harrowing adalah membalikkan tanah, menghaluskan.
-Chaining adalah lebih menghaluskan lagi.
Dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau traktor dengan tujuan untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang keras, sehingga struktur dan tekstur tanah memungkinkan untuk ditanami.
Sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah.
-Seed Bad Preparation adalah menyediakan bentuk akhir lahan yang dikehendaki. Misalnya guludan, petak, dataran.


Pemupukan lahan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah agar tanah menjadi lebih subur dan dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan unsur hara. Dengan melakukan tindakan ini, pertumbuhan tanaman akan lebih optimal. Pemupukan yang diberikan lebih awal bisa merangsang perkembangan akar lebih dalam.

Pemupukan awal ini biasa disebut dengan pemupukan dasar. Jika tanah diketahui bereaksi asam, maka petani diwajibkan untuk menaburkan kapur dolomit di lahan pertanian untuk menaikkan pH tanah. Pupuk yang biasa dijadikan sebagai pupuk dasar dari jenis pupuk makro tunggal seperti; Urea, SP36, dll. Untuk jenis pupuk makro majemuk Anda dapat menggunakan pupuk seperti NPK 15 yang sesuai dengan kebutuhan komoditas yang ingin ditanam. Anda juga bisa menggunakan pupuk kandang. Apabila dalam pemupukan diketahui tanah bereaksi asam, Anda bisa juga menambahkan kapur dolomit dengan cara ditabur. Ini bertujuan untuk meningkatkan pH tanah di lahan pertanian. Semua tahapan persiapan lahan pertanian ini, biasanya membutuhkan waktu 16-18 hari tergantung pada lahan yang akan dikelola.

Cara pemupukan pertumbuhan dan keadaan perakaran setiap jenis tanaman berbeda satu sama lain. Keadaan sekitar tanaman juga dapat menyebabkan perbedaan akar. Dengan mengetahui keadaan sifat-sifat dan aktivitas akar, akan dapat dilakukan sebuah metode pemupukan yang praktis dan sempurna. Bila akar tanaman tetap, maka penempatan pupuk yang baik adalah langsung di bawah akar. Jika akar tanaman tumbuhnya menyebar ke arah samping, maka sebaiknya penempatan pupuk di sisi tanaman. Berbagai macam pupuk organik dan anorganis banyak terdapat dan telah terbiasa dipakai oleh masyarakat Indonesia. Namun dalam penggunaannya tidak boleh sembarangan, sebab pupuk (terutama pupuk anorganis) banyak mengandung bahan kimia. Jika terdapat kesalahan dalam penggunaan pupuk atau katakanlah berlebihan akan berakibat tidak baik bagi tanah maupun tanaman itu sendiri, dan dalam hal memupuk, sebelumnya kita harus mengetahui dasar-dasar pemupukan yaitu kita harus memperhatikan tanaman-tanaman yang akan dipupuk, jenis tanah yang akan dipupuk, jenis pupuk yang akan digunakan, dosis atau jumlah pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Oleh karena itulah, maka dalam penggunaan pupuk sebaiknya di ketahui dahulu tentang :
-Kandungan unsur hara yang tesedia dalam tanah atau faktor kesuburan tanahnya sendiri.
-Kemasaman tanah.
-Kelembaban tanah.
-Tinggi rendahnya kadar bahan-bahan atau unsur-unsur dalam tanah.
-Kemampuan penyerapan zat-zat mineral dari tanaman yang bersangkutan.
-Faktor iklim.
-Nilai ekonomis dari tanaman yang akan atau sedang dibudidayakan.

Kompos merupakan inti dan dasar terpenting dari berkebun dan bertani secara alami, serta merupakan jantung dari konsep pertanian organik (Djajakirana, 2002). Kompos didefinisikan sebagai campuran pupuk dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan atau campuran keduanya yang telah melapuk sebagian dan dapat berisi senyawa-senyawa lain seperti  abu, kapur dan bahan kimia lainnya sebagai bahan tambahan. Kompos menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk kimia karena harganya murah, berkualitas dan akrab lingkungan.
Müller-Sämanndan Kotschi (1997) menyimpulkan empat fungsi penting kompos, yaitu:
Fungsi nutrisi, nutrisi yang disimpan diubah menjadi bahan organik, jaringan mikroorganisme,  produk sisanya,  dan humus. Kompos adalah pupuk yang lambat tersedia (slow release), hara yang dihasilkan tergantung pada bahan dasar dan metode pengomposan yang digunakan.
Meningkatkan struktur tanah, yaitu melalui peningkatan persentase bahan organik yang meningkatkan stuktur tanah.
Meningkatkan populasi dan aktivitas organisme tanah. Kompos juga meningkatkan kemampuan mengikat air dan agregat tanah, meningkatkan infiltrasi, menghalangi terjadinya erosi dan menunjang penyebaran dan penetrasi akar tanaman.
Memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman yang diberi pupuk kompos lebih tahan terhadap hama dibandingkan tanaman yang tidak diberi kompos maupun yang tidak dipupuk.

Kompos juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut;
-Jumlah pupuk yang harus diberikan lebih banyak.
-Respon tanaman lebih lambat.
-Dapat menjadi sumber hama dan penyakit bagi tanaman.


Kompos dihasilkan melalui proses pembusukan bahan-bahan organik. Salah satu sarana atau tempat pembuatan kompos yang praktis, efektif dan banyak digunakan sekarang ini adalah lubang biopori atau Lubang Resapan Biopori (LRB).

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat digunakan dalam keadaan segar (belum dikomposkan) ataupun dalam bentuk yang sudah dikomposkan. Jenis pupuk kandang yang umum ditemui, yaitu:
-Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan, baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan.
-Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu.

Tentang pengunaan pupuk organis (pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, dan pupuk alam lainnya) cara-caranya telah banyak dikemukakan. Yang perlu diperhatikan tentang cara-cara penggunaan pupuk anorganis atau pupuk buatan adalah (rencana penggunaannya) :
-Berapa besar yang dibutuhkan tanah dan tanaman.
-Apakah jenis pupuk yang mudah melarut atau tidak mudah melarut.
-Apakah perlu disemprotkan atau disebarkan atau dengan cara lain.
-Sarana pembantunya dalam pelaksanaan pemupukan.
-Kapan saat yang paling baik untuk melaksanakannya.

Dampak penggunaan pupuk kimia, antara lain :
-Zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tidak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus.
-Penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus  menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian.
-Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak  pernah  maksimal  karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah  yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian  (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
-Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi mikro-organisme tanah yang bermanfaat bagi tanah serta sangat bermanfaat bagi tanaman.

Pemupukan tanah dilakukan dengan tujuan mengisi tanah dengan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur. Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya penting memakai dosis pupuk yang tepat saja, tapi penting pula untuk mengetahui cara pemupukannya.


Dalam pemberian pupuk  atau penempatan pupuk harus diperhatikan supaya dapat diambil oleh akar tanaman dengan lebih efisien, supaya tidak merusak biji yang ditanam atau pun akar tanaman, dan dicari cara yang termudah dalam melakukan pemupukan (ketersediaan tenaga kerja dan perhitungan ekonomis). Adapun cara-cara pemupukan atau penempatan pupuk yaitu :

-Broadcast (disebar)
Pupuk yang disebarkan merata pada permukaan tanah sebelum waktu penanaman, atau pada waktu penggemburan. Pupuk yang disebar diratakan lagi dengan sekop, garu supaya masuk ke dalam tanah, terkadang juga dilakukan pembajakan setelah pupuk disebar.
Pemupukan jenis ini dilakukan dengan syarat; lahan tanam dengan jarak tanam dekat, tanaman dengan perakaran dangkal, tanah memiliki kesuburan yang relatif baik, pupuk yang dipakai merupakan konsentrasi tinggi atau  dipakai dalam jumlah yang cukup banyak, dan daya larut pupuk besar.
Namun cara ini juga merangsang pertumbuhan rumput pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.

-Sideband (disamping tanaman)
Penempatan pupuk diletakkan disalah satu sisi atau kedua sisi tanaman dalam brand (alur).
Pupuk ditaburkan diantara tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pada cara ini, penggunaan pupuk jauh lebih sedikit, dilakukan pada tanaman dengan perakaran sedikit dan jarak tanam cukup jarang, serta dilakukan pada lahan dengan tingkat kesuburan tanah rendah.
Untuk penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang, pupuk dicampur dengan media tanam sebagai alas lubang tanam.
Untuk pupuk hijau atau kompos, biasanya dengan memanfaatkan sisa-sisa tanaman atau             daun-daun dari proses pembersihan lahan. Dedaunan dikumpulkan di dalam lubang tanam, untuk dibiarkan membusuk.
Sedangkan pada pemakaian pupuk buatan (anorganik), pupuk dibenamkan dalam lubang di samping batang sejauh kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah.

-In the row (dalam larikan atau dalam barisan)
Penempatan pupuk diberikan dalam larikan tanaman.

-Top dressed atau side dressed.
Pupuk ditaburkan pada tanaman setelah tumbuh (emergence).
Top dressed disebar (broadcast) pada tanaman.
Side dressed disebar disamping larikan tanaman seperti larikan jagung dan lain-lain.

-Pop up
Pupuk dimasukkan bersamaan dengan biji yang ditanam, biasanya untuk pupuk dengan salt index yang rendah seperti pupuk P.

-Foliar application (pemupukan lewat daun)
Cara pemupukan ini dilakukan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada daun. Biasanya pemupukan jenis ini dilakukan untuk pemberian unsur mikro karena memerlukan jumlah sedikit, sehingga pemberian lebih merata dan efisien, serta untuk penanggulangan secara cepat bila terjadi defisiensi. Agar lebih efektif, pemberian harus di lakukan dua atau tiga kali dalam waktu dekat terutama bila defisiensi sudah stadium lanjut. Pemupukan melalui daun dapat menghindari fiksasi unsure hara oleh tanah dan dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida.

-Fertigation (pemupukan lewat air irigasi)
Terutama untuk pemupukkan N atau pupuk lain yang mudah larut. Cocok untuk pertanian dengan irigasi system sprinkler, dan untuk tanaman yang sedang tumbuh kuat pada tanah yang berpasir. Dengan cara ini efisiensi pemupukkan untuk tanah yang lebih halus. Pupuk harus mudah untuk larut, tidak mengendap. Kadang-kadang ditambahkan bahan additive untuk mencegah pengendapan pada pipa-pipa atau nozzle sprinkler.

-Plow sole placement
Pupuk lansung diletakkan dibelakang bajak pada saat pengolahan tanah.


Demikianlah penjelasan tentang panduan dasar pengolahan tanah, semoga dengan memahaminya hasil panen petani bisa semakin berlimpah.



pasang iklan disini




loading...