Saturday 12 January 2019

Berbagi Tips: Cara Make-up Wajah Bentuk Oval


Cara Make-up Wajah Bentuk Oval

Tidak dipungkiri bahwa sebagian besar wanita menyukai merias wajah mereka dengan menggunakan berbagai alat make-up yang mereka miliki. Memang cukup menarik untuk dibahas, karena make-up yang benar bisa membuat wajah dan tampilan Anda ikut berubah dan Anda akan semakin tampil cantik dan memukau.

Make-up sering kali kita aplikasikan ke area wajah, namun ada sedikit mereka yang tidak paham mengenai pemakaian dan cara mengaplikasikan make-up sesuai dengan wajahnya. Kebanyakan dari wanita kurang percaya diri jika berpergian tanpa menggunakan riasan ataupun make-up pada wajahnya. Namun jika terlalu berlebihan make-up juga tidak enak untuk dilihat, karena itulah Anda harus lebih memperhatikan riasan di wajah serta jangan sampai menjadi bahan tertawaan orang lain.

Bagi seorang wanita tampil dengan wajah dan riasan wajah yang sempurna merupakan salah satu hal yang membanggakan dan menyenangkan. Mereka akan tampil lebih percaya diri. Namun perlu diingat untuk merias wajah hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu bentuk wajah. Make-up yang sesuai dengan bentuk wajah memang sangat mempengaruhi keberhasilan dari make-up itu sendiri.

Bentuk wajah menjadi salah satu faktor besar yang menentukan teknik saat merias wajah. Apabila Anda asal memulaskan make-up, maka Anda akan sulit menemukan tampilan wajah cantik seperti yang Anda dambakan.

Menggunakan berbagai macam make-up kosmetik untuk merias wajah bukan hanya sekedar berguna untuk membuat Anda terlihat lebih cantik, tetapi riasan juga dapat berguna untuk menyamarkan beberapa kelemahan yang ada di wajah Anda. Setiap orang memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda dan apabila make-up tersebut tidak disesuaikan dengan bentuk wajah maka hasil yang didapat juga akan kurang sempurna, sangatlah penting untuk mengetahui bentuk wajah dan kekurangannya supaya Anda bisa memilih Make-up sesuai bentuk wajah yang tepat untuk kebutuhan Anda.


Wajah oval merupakan bentuk yang paling mudah untuk dimake-up, karena Anda tidak membutuhkan banyak teknik counturing. Secara umum, wajah Anda sudah seimbang dan hanya perlu tambahan sedikit hal yang bisa menjadikan make-up Anda tampak lebih tegas.

Wajah oval dianggap sebagai wajah yang berbentuk sempurna, dan Anda perlu menerapkan beberapa langkah berikut untuk membuatnya semakin menawan:

Foundation
Pilih warna dasar foundation dan biarkan menyatu warnanya dengan kulit Anda. Pulaskan tipis-tipis pada seluruh area wajah hingga leher. Tepat di bagian rahang, berikan foundation yang lebih gelap warnanya dari kulit alami untuk menegaskan bentuk wajah.

Highlight
Keluarkan kecantikan alami Anda dengan menerapkan highlight di bagian tengah dahi dan dagu. Trik ini akan membuat beberapa bagian wajah lebih menonjol.

Aplikasikan pula concealer di bagian bawah mata sehingga wajah tidak terlihat lelah.

Apabila ingin tulang pipi lebih menonjol, maka Anda bisa menambahkan warna foundation gelap atau bronzer di cekungan bawah tulang pipi dan menambahkan bedak yang warnanya lebih terang pada area pipi yang lain.

Bagi Anda yang ingin membuat wajah tampak lebih kecil, Anda bisa mengaplikasikan alas bedak yang memiliki warna lebih gelap dari warna kulit Anda dan aplikasikan perona pipi di bawah bantalan pipi.

Make-up Alis
Alis yang cocok dan membuat si wajah oval tampak cantik adalah alis yang mengikuti kontur tulang. Buatlah alis Anda mengikuti alis yang sudah ada supaya tidak terlalu aneh dan mencolok, tebalkan alis Anda dengan pensil alis berwarna gelap. Anda juga dapat memberikan sedikit sudut kaku pada alis untuk menjadikan wajah Anda tidak terkesan terlalu bulat. Jangan hilangkan bentuk alami dari alis tersebut supaya kamu tidak terlihat berlebihan.

Mata dan bibir
Tekankan make-up Anda pada area mata atau bibir. Apabila Anda sedang mengunjungi event malam, maka tampilkan smokey eyes natural dan pakai lipstik berwarna netral.

Di siang hari, pulaskan eye shadow berwarna cokelat dengan satu lapisan maskara saja, namun pulaskan lipstik berwarna merah merona.

Dengan mix match make-up yang cocok Anda akan menemukan bahwa Anda jauh lebih cantik dari hari ini.

Bentuk wajah oval dianggap sebagai bentuk wajah yang paling ideal atau profesional. Jadi bagi Anda yang memiliki bentuk wajah oval, sangatlah beruntung karena proses merias wajah akan menjadi lebih mudah.

Bentuk wajah oval juga merupakan bentuk wajah yang paling fleksibel dibandingkan bentuk-bentuk wajah lainnya. Karenanya, merias wajah pada bentuk wajah oval tidak akan menjadi masalah besar. Riasan bertema natural atau “no-makeup“ serta make-up ala artis drama Korea yang menekankan pada alis dan menghaluskan kulit pipi sangat cocok diaplikasikan pada kalian yang bentuk wajahnya oval.

Itulah beberapa tips make-up yang dapat Anda coba dan pastinya akan menjadikan wajah Anda lebih terlihat menawan dan natural.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

Kreasi Usaha: Hama Tungau Merah Sebagai Organisme Pengganggu Tanaman


Hama Tungau Merah Sebagai Organisme Pengganggu Tanaman

Tungau merah Tetranychus spp. (red spider mite) termasuk hama yang tergolong dalam ordo Acari, famili Tetranychidae (Silva et.al., 2009; Kalshoven 1981). Famili Tetranychidae terdiri dari dua spesies yaitu Tetranychus urticae dan Tetranychus cinnabarius (= telarius, bimaculatus) (Klashoven 1981). T. urticae memiliki tubuh berwarna hijau dengan bintik gelap pada setiap sisi belakang, sedangkan T. cinnabarinus memiliki tubuh berwarna merah (Álvarez et al. 2012) (Gambar 2). Imago T. cinnabarius berukuran 0,5 mm dengan warna merah tua, serta dengan kaki dan mulut berwarna putih. T. cinnabarinus dianggap sebagai sinonim dari polimorfik T. urticae yang berwarna merah (Auger et al. 2013). Tungau dapat menyerang pada beberapa tanaman antara lain; kapas, strowberi, tomat, kedelai, kacang panjang dan tanaman hias seperti bunga ros (Silva et.al., 2009). Larva Tetranychus spp. berwarna kuning kehijau-hijauan sedangkan yang dewasa berwarna hijau, kuning, oranye dan merah cerah dan biasanya ditemukan diantara jala-jala sutera halus yang dijalin oleh tungau ini dari kelenjar uniselular besar yang terletak di palpi. Tungau dewasa berukuran ± 1 mm (Kalshoven (1981).

Tungau merah berasal dari Eropa dan Asia, saat ini menyebar ke sebagian besar negara di dunia (Raworth et al. 2002) meliputi sebagian besar negara di Eropa, Asia, Afrika, Australia, Pasifik dan Kepu- lauan Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan (Gambar 1) (CABI 2015).

Tungau merah bergerak dengan cara merayap, penyebaran jarak jauh dibantu oleh angin dan aktifitas manusia. Tungau merah memiliki mekanisme penyebaran yang kompleks, yang menjadikan struktur populasi dan keragamannya menjadi kompleks (Sun et al. 2012).



Tungau merah Tetranychus spp. merupakan hama yang banyak merusak tanaman pangan maupun tanaman hias dan sering menyebabkan kerusakan atau kematian pada tanaman inangnya. Serangan tungau merah dapat merusak tanaman inang karena baik nimfa maupun imago mengisap cairan dari daun, cabang muda dan buah dari inangnya. Tungau merah juga mengeluarkan toksin pada waktu makan sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman yang berakibat pada pengurangan serat, biji dan buah serta menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan akhirnya daun gugur. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan kematian tanaman. Cuaca dengan kombinasi suhu tinggi dan kelembaban yang rendah berkorelasi dengan meledaknya populasi tetranychid (Huffaker et.al., 1969). Tungau ini banyak ditemukan pada bagian permukaan daun, hidup berkoloni di bawah jaring yang dibuatnya (Silva et.al., 2009). Hama ini mengisap pada daun menyebabkan gejala klorotik pada daun dan gugur daun sehingga menurunkan buah yang dihasilkan.

Tungau merah merusak sel-sel mesofil dan mengisap isi sel, termasuk klorofil. Daun terluka akibat serangan tungau merah mempunyai laju fotosintesis yang rendah, transpirasi meningkat, dan kadar klorofil rendah. Luka akibat serangan tungau merah menyebabkan bintik-bintik pada daun, dan daun berubah warna menjadi cokelat (Berry 2000). Meskipun luka yang disebabkan oleh individu tungau merah sangat kecil, namun apabila serangan disebabkan oleh ratusan atau ribuan tungau merah dapat menyebabkan ribuan luka, dengan demikian secara nyata dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis (Fasulo dan Denmark 2009).


Gejala awal dari serangan tungau merah adalah adanya bintik-bintik berwarna kuning pada bagian dasar daun, selanjutnya ke tulang daun utama. Pada saat populasi  berkembang, tungau  menyebar ke seluruh daun, termasuk permukaan atas daun, dan bintik-bintik kuning menyebar ke seluruh daun, yang menyebabkan daun berwarna kemerahan seperti karat. Pada serangan parah, daun bagian tengah dan bawah akan rontok, selanjutnya serangan mengarah ke bagian pucuk di mana tunas mengalami penyu- sutan ukuran dan banyak dijumpai adanya jaring warna putih menyelimuti daun pada sepertiga bagian atas tanaman, dan pada tahap ini dapat menyebabkan tanaman mati (Fasulo dan Denmark 2009). Kerusakan berat dapat menyebabkan daun kering dan luruh (Abdel-Wali et al. 2012).

Populasi tungau juga dipengaruhi oleh spesies tanaman inang. Spesies tanaman inang yang sesuai, dapat memacu perkembangan populasi tungau merah hingga menyebabkan kerusakan tanaman inang (Razmjou et al. 2009). Tingkat kerusakan lebih tinggi terjadi pada daun yang tidak berbulu dibandingkan dengan daun yang berbulu (Reddal et al. 2011). Menurut Skorupska (2004), kepadatan bulu pada permukaan atas daun berkorelasi negatif dengan daya tetas tungau betina. Kerapatan bulu daun menentukan aktivitas pergerakan tungau. Pada tingkat kerapatan bulu rendah, aktivitas pergerakan tungau lebih tinggi dibandingkan pada kerapatan bulu yang tinggi (Warabieda 2003). Hasil penelitian Skorupska (2003) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap tungau merah adalah kandungan polipenol, morfologi, dan anatomi daun.


Serangan tungau merah dapat menyebabkan kehilangan hasil secara nyata pada banyak tanaman dengan nilai ekonomis tinggi, seperti sayuran dan pohon buah-buahan (Salman 2007), tanaman hias dan agronomi di seluruh dunia (James dan Price 2002). Serangan tungau merah dapat menyebabkan perubahan morfologi dan biokimia daun, serta komposisi buah (Sivretepe et al. 2009; Farouk dan Osman 2012).

Tubuh tungau dibagi menjadi dua bagian yang berbeda: (1) gnathosoma dan (2) idiosoma. Gna- thosoma mencakup bagian mulut, dan idiosoma mencakup sisa tubuh yang sejajar dengan kepala, dada dan perut serangga. Tungau merah betina memiliki tubuh berbentuk elips, dengan panjang 0,4 mm dan memiliki 12 pasang duri di punggung. Tungau merah jantan berbentuk elips dengan ujung ekor runcing dan ukurannya lebih kecil dari tungau betina (Fasulo dan Denmark 2010).

Perkembangan Tetranychus spp. relatif cepat dan siklus hidupnya relatif singkat, tetapi keperidiannya tidak tinggi untuk golongan arthropoda. Oviposisi pada tetranychidae didahului oleh masa oviposisi yang singkat dan mencapai puncaknya secara cepat dan diikuti penurunan oviposisi secara perlahan (Huffaker et.al., 1969). Seekor betina akan menghasilkan sekitar 15-20 telur per hari. Karena jumlah generasinya yang tinggi dalam satu musim menyebabkan kerusakan yang ditimbulkannya juga besar.

Siklus hidup tungau terdiri dari telur, nimfa, dan dewasa. Nimfa terdiri dari dua tahap yaitu protonymph dan deutonymph. Siklus hidup mulai dari telur hingga dewasa sangat bervariasi tergantung pada suhu. T. urticae dapat berkembang dan bereproduksi pada kisaran suhu yang lebar, dan suhu yang paling sesuai untuk perkembangan, kelangsungan hidup, dan reproduksi tungau adalah 27–30 oC. Ambang batas suhu terendah untuk menyelesaikan perkembangan T. urticae betina dan jantan masing-masing adalah 13,8 dan 12,1 °C (Riahi et al. 2013). Suhu juga mempengaruhi tingkat kesuburan betina dan rasio jenis kelamin. Kesuburan betina tertinggi dicapai pada suhu 30 oC, dengan produksi telur mencapai 156,8 telur/betina, dengan proporsi betina lebih banyak (El- Wahed dan El-Halawany 2012).

Perkembangan T. urticae dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu antara 7–24 hari, mortalitas dewasa tertinggi pada musim dingin mencapai 78,70%. Pada musim gugur tungau merah betina mampu menghasilkan 88 telur dan pada musim panas menghasilkan 71 telur (Hoque et al. 2008). Tungau merah memiliki pertumbuhan populasi yang sangat cepat, waktu perkembangan singkat, tingkat kelahiran tinggi, dan kelangsungan hidup nimfanya panjang (Clotuche et al. 2011).

Pada kondisi suhu optimum (sekitar 80 ºF), tungau menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu 5–20 hari. Betina dewasa hidup 2–4 minggu dan selama hidupnya mampu bertelur hingga ratusan butir. Telur menetas menjadi larva dengan tiga pasang kaki, larva berkembang menjadi nimfa dan dewasa dengan empat pasang kaki (Fasulo dan Denmark 2010).

Nimfa jantan dan betina dewasa berbentuk oval dan umumnya berwarna kuning atau kehijauan. Terdapat satu atau lebih bintik-bintik gelap pada setiap sisi tubuhnya dan bagian atas perut bebas dari bintik- bintik. Tungau dewasa mempunyai ukuran antara 0,25 mm hingga 0,5 mm. Tungau betina dewasa dapat berhenti bereproduksi selama musim dingin, pada tahap ini warna berubah menjadi oranye terang.


Tungau bereproduksi secara cepat pada cuaca panas dan populasi menjadi tinggi pada bulan Juni hingga September. Jika suhu dan persediaan makanan menguntungkan, satu generasi dapat diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Tungau lebih suka kondisi panas, berdebu, dan biasa ditemukan pada tanaman yang berdekatan dengan jalan raya yang berdebu atau di pinggir kebun. Tanaman yang tercekam kekeringan lebih rentan terhadap tungau. Populasi tungau akan mengalami penurunan yang cepat pada akhir musim panas, ketika populasi predator tinggi, kondisi tanaman inang menjadi tidak menguntungkan, dan cuaca berubah dingin serta hujan (Godfrey 2011).

Meskipun tungau merah lebih suka dengan kondisi panas, namun rentan terhadap radiasi ultra violet (UV), untuk menghindari efek buruk dari paparan langsung radiasi UV, hama ini tetap berada di bawah permukaan daun (Otsuka dan Osakabe 2009). Komponen radiasi UV yang dapat menyebab- kan efek merusak adalah ultraviolet-B (UVB: panjang gelombang 280–315 nm), sedangkan ultraviolet-A (UVA: panjang gelombang 315–400 nm) tidak mempengaruhi kelangsungan hidup dan fekunditas dari T. urticae (Suzuki et al. 2009; Ohtsuka dan Osakabe 2009; Sakai dan Osakabe 2010).

Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami (predator) yang ada di alam. Keberadaan predator sangat penting dalam mengatur populasi tungau, sehingga kebera- daannya harus dilindungi. Menurut Pickel et al. (2014), populasi predator di lapangan dikategorikan menjadi tiga, yaitu: rendah (predator sulit dijumpai, pada setiap enam daun dijumpai kurang dari satu predator), sedang (predator mudah dijumpai, setiap tiga daun dijumpai satu predator), dan tinggi (pada setiap daun dijumpai satu atau lebih predator). Terdapat beberapa tungau predator yang dinilai efektif untuk mengendalikan T. urticae (Rhodes dan Liburd, 2006; Fraulo dan Liburd, 2007; Cakmak et al. 2009). Menurut Fraulo et.al., (2007) pengendalian hama tungau merah Tetranychus spp. Dapat menggunakan tungau predator yaitu; Phytoscilus persimis dan Neoseiulus californis.

Terdapat 32 jenis predator yang telah dilaporkan menyerang tungau. Predator tungau yang paling penting adalah:
 -Oligota minuta untuk Monony- chellus tanajoa.
-Stethorus tridens untuk T. urticae dan T. Cinnabarinus.
-Phytoseiidae. Terdapat 30 jenis predator dari keluarga Phytoseiidae yang menyerang tungau (Belloty et al. 1986).

Yanagita et al. (2014) melaporkan bahwa Scolothrips takahashii merupakan thrip predator yang dapat digunakan sebagai agen hayati yang efektif terhadap T. urticae pada tanaman strawberry. Predator lainnya seperti Orius minutus (Fathi 2013), Coccinellla septempunctata (Sirvi dan Singh 2014), Stethorus gilvifrons (Ahmad et al. 2010), dan Stethorus punctillum (Gorski dan Eajfer 2003) dinilai sebagai agen hayati yang potensial. Di Amerika Serikat terdapat lima jenis tungau predator yang tersedia secara komersial, yaitu: Phytoseiulus persimilis, Mesoseiulus longipes, Neo- seiulus californicus, Galendromus occidentalis dan Amblyseius fallicus.

Feltiella acarisuga merupakan salah satu predator yang mempunyai daya mangsa tinggi. Kemampuan F. acarisuga memangsa tungau merah lebih tinggi dibandingkan dengan Neoseiulus californicus dan Amblyseius swirskii. Larva F. acarisuga mempunyai kemampuan memakan telur tungau merah sebanyak 50 telur/hari, diikuti N. californicus sebanyak 25,6 telur/hari, dan A. swirskii sebanyak 15,1 telur/ hari. N. californicus betina mampu memproduksi telur lebih banyak dibandingkan dengan A. swirskii betina (Xiao et al. 2013).

Untuk pengendalian tungau merah ini selain pengaturan populasinya dengan musuh alami, juga melalui pengaturan faktor-faktor yang mempengaruhi populasinya dengan memanipulasi lingkungan hidupnya yang kurang disukai oleh tungau tersebut.

Penggunaan insektisida dalam spektrum luas sering menyebabkan predator tungau mati, dan berakibat pada munculnya wabah tungau, sehingga penggunaan pestisida perlu dihindari. Semprotan air, minyak, insektisida, atau sabun dapat digunakan untuk pengendalian tungau merah. Sebelum melakukan penyemprotan, pemantauan tingkat populasi tungau harus dilakukan (Godfrey 2011).

Tungau merah (Tetranychus urticae Koch) merupakan jenis hama yang paling penting dalam keluarga Tetranychidae, bersifat polifag dan dapat menyerang sekitar 1.200 jenis tanaman (Xie et al. 2006, Naher et al. 2006), termasuk sayuran (paprika, tomat, dan kentang), tanaman pangan (kacang-kacangan, jagung, dan ubikayu), tanaman buah (strawberry), dan tanaman hias (bunga mawar) (Fasulo dan Denmark 2009). Di India, hama ini banyak dijumpai pada tanaman Withania somnifera (ginseng India) (Sharma dan Pati 2012). Serangan hama tungau merah dapat menyebabkan kehilangan hasil dan kerugian secara ekonomi (Tehri et al. 2014).

Tungau merah (Tetranychus urticae) muncul pada musim kemarau, pada periode musim panas dan kering yang panjang mampu memintal benang-benang jaring (web) (Knapp et al. 2003). Menurut Wright et al. (2006), cuaca kering dan panas mendukung reproduksi dan kelangsungan hidup tungau merah, karena pada kondisi demikian pengendalian secara biologis oleh cendawan entomopatogen hampir tidak ada. Budianto dan Praktinyo (2009), menyatakan bahwa populasi tungau laba-laba (T. urticae) lebih tahan terhadap perubahan iklim termasuk pemanasan global dibandingkan tungau predatornya. Zundel et al. (2009) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan seperti kelembaban udara yang rendah dan suhu yang tinggi akan menyebabkan terjadinya peningkatan populasi tungau hama dan menurunkan biodiversitas tungau predator.

Populasi tungau merah menurun pada awal musim hujan dan tetap pada tingkat yang sangat rendah di musim dingin. Suhu maksimum dan minimum memiliki korelasi nyata positif dengan serangan tungau (Meena et al. 2013). Pada kondisi yang tidak menguntungkan, tungau betina dewasa berada pada kondisi diam (diapause) yang disebabkan oleh periode penyinaran yang pendek, penurunan suhu dan suplai makanan yang tidak menguntungkan. Pada kondisi demikian, tungau betina dewasa berhenti makan dan bertelur, serta meninggalkan tanaman inang untuk bersembunyi di tempat-tempat yang terlindung, dan melanjutkan aktivitasnya di musim semi (CABI 2015).

Tungau merah mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ketahanan terhadap pestisida (Van Leeuwen et al. 2010). Pengendalian kimia sering menyebabkan resistansi silang yang luas di dalam dan di antara kelas pestisida, sehingga menyebabkan resistensi terhadap pestisida yang baru dalam kurun waktu 2–4 tahun. Banyak aspek biologi tungau merah yang menyebabkan terjadinya perubahan resistensi yang cepat terhadap pestisida, di antaranya perkembangan yang pesat, daya tetas tinggi, dan penentuan seks haplodiploid. Pengendalian tungau multi-resisten terhadap pestisida menjadi semakin sulit dengan terbatasnya pemahaman dasar genetik resistensi (Khajehali et al. 2011).

Aplikasi insektisida dalam pengendalian tungau merah harus memperhatikan cara penyemprotan. bagian bawah daun harus menjadi target penyemprotan supaya terjadi kontak antara insektisida yang diaplikasikan dengan tungau sebanyak mungkin, karena sisi bawah daun merupakan tempat berkumpulnya tungau merah. Aplikasi insektisida dilakukan pada interval 5–10 hari. Telur tungau yang belum menetas tidak terpengaruh oleh sebagian insektisida, kelakuan yang sama kemungkinan juga terjadi pada larva dan nimfa yang mengalami pergantian kulit (molting). Selama molting, tungau tetap tidak aktif di bawah bekas kulit yang berfungsi sebagai penghalang terhadap insektisida. Pada fase ini tungau juga tidak makan, yang menyebabkan insektisida yang bersifat sistemik tidak berpengaruh. Apabila aplikasi hanya dilakukan sekali, maka tungau dapat bertahan hidup (Potter 2013).



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

Kreasi Usaha: Hama Belalang Pada Tanaman


Hama Belalang Pada Tanaman

Salah satu hama pemakan daun dan keberadaanya cukup menganggu tanaman adalah Belalang. Jenis serangga ini umumnya memilih perkebunan sebagai sasaran empuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, biasanya belalang membuat koloni atau sebuah kelompok yang kemudian menyerang tanaman secara bersama-sama.

Jika hal tersebut terus dibiarkan dan tidak segera diatasi, belalang akan terus mengerogoti semua tanaman tanpa kecuali, bahkan tanaman yang baru tumbuh sekalipun. Hama belalang juga menjadi teror mengerikan bagi petani, sebab dapat menurunkan atau menjadikan hasil panen kurang maksimal. Padahal bisa dibilang sumber penghasilan utama petani adalah hasil panen.

Belalang pasti sudah tidak asing lagi bagi petani. Belalang bisa menjadi momok yang menakutkan bagi petani ketika mereka sudah membentuk sebuah kelompok atau koloni. Serangan hama ini menyebabkan penurunan hasil panen dalam jumlah yang drastis.


Ada beberapa jenis belalang yang kerap menjadi hama bagi pertanaman padi, salah satunya adalah Belalang Kembara.

Belalang kembara (Locusta migratoria, L) merupakan salah satu hama penting di Indonesia yang potensial terdapat di beberapa propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini cenderung untuk membentuk kelompok besar dan suka berpindah-pindah sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan. Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya hinggap waktu sore hari dan malam hari sampai pagi hari sebelum terbang. Kelompok nimfa yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan di lokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini lebih cenderung memilih makanan yang lebih disukainya terutama dari famili gramineae.


Belalang kembara (Locusta migratoria, L). dapat berkembang secara baik pada akhir musim hujan yang sebelumnya didahului oleh musim kemarau yang panjang.

Belalang kembara menyerang dengan memakan daun-daun tanaman sehingga mengurangi luas permukaan daun dan mengganggu fungsi fisiologis dari tanaman yang diserang. Kerusakan daun ini berpengaruh terhadap produktivitas tanaman tersebut. Jika serangan belalang ini terjadi dalam jumlah populasi yang tinggi, daun tanaman yang diserang akan habis dimakannya.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari menjelaskan, belalang kembara atau Locusta Migratoria ini sangat menyukai tanaman dari kelompok Graminae seperti padi, jagung, sorgum dan jenis rumput-rumputan. Sedangkan tanaman yang tidak disukainya antara lain kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, tomat, ubi jalar dan tanaman kapas.


Jenis belalang lain yang juga gemar memakan tamanan padi, dan tanaman dari famili graminae lain yakni Nomadacris succincta. Belalang ini tubuh lebih besar dari belalang kembara. Sedangkan belalang yang umumnya menyerang tanaman jagung ada dua jenis, yaitu Locusta sp., dan Oxya chinensis. Hama jenis ini menyerang tanaman jagung saat masih muda, dengan cara memakan tunas jagung muda (baru tumbuh). Hama belalang pada tanaman jagung merupakan hama migran, dimana tingkat kerusakannya tergantung dari jumlah populasi serta tipe tanaman yang diserang.

Hama belalang kembara betina biasa meletakkan telurnya dalam bentuk paket telur di dalam tanah. Seekor betina mampu menghasilkan hingga 270 butir telur. Siklus hidupnya rata-rata 76 hari meliputi stadia telur (17 hari) dan stadia nimfa (38 hari) dan stadia praoviposisi (21 hari).



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

Kreasi Usaha: Berbagai ragam Manfaat Tembakau Sebagai Pestisida Alami


Manfaat Tembakau Sebagai Pestisida Alami

Tuhan telah memberi karunia yang sangat besar kepada negara Indonesia berupa kesuburan tanah dan sumberdaya lainnya. Berbagai budidaya tanaman berupa pertanian tanaman pangan dan perkebunan holtikultura sangat mudah untuk ditemukan memungkinkan industri pertanian atau agro industri maupun wisata pertanian atau agrowisata berkembang pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagian besar pekerjaan rakyat Indonesia adalah petani, oleh karena itu sektor pertanian menjadi penting dan peningkatan pendapatan petani akan berdampak secara langsung terhadap bangsa Indonesia. Salah satu kendala yang dihadapi petani selain langkanya pupuk dan bibit juga masalah dalam pengendalian hama. Kesulitan dalam masalah pengendalian hama ini adalah mahalnya harga pestisida sintetik maupun organik. Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini, Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan.

Riset dan penelitian tentang pertanian atau perkebunan tengah digalakan menyangkut varietas unggul, pembibitan, rekayasa genetika, teknologi pengendalian hama termasuk dari sisi managerial dan pemasaran, tiada lain untuk lebih memaksimalkan hasil panen dalam rangka swadaya pangan maupun untuk meningkatkan kualitas untuk dapat bersaing dengan produk impor.

Hama merupakan organisme yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktifitas hidupnya, terutama aktifitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanaman dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali (Tim Bina Karya Tani. 2009: 63).

Adanya gangguan hama menyebabkan masyarakat tidak dapat melakukan budidaya tanaman. Sebenarnya sejak benih disebarkan hingga tanaman dipanen selalu dihadapkan kepada gangguan alami yang bersifat biotik maupun abiotik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil panen yang sesuai dengan kemampuan genetiknya seperti benih induk semula maka masyarakat harus mampu mencegah atau mengatasi terjadinnya gangguan pada tanaman tersebut. Di alam ada 2 golongan besar pengganggu tanaman yaitu biotik (gulma, penyakit tumbuhan, dan hama) dan abiotik (cuaca) (Sinaga, 2003).

Hasil penelitian Wachid (2003) dalam Wulandari (2013), Pestisida adalah bahan yang cocok untuk membasmi hama yang dapat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan hama dapat dicegah.

Pestisida adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Pengambilan nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran -cide (“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida umumnya memiliki sifat beracun, meskipun tidak selalu, dan dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.

Pada saat ini pestisida yang dipakai untuk membasmi hama masih bersumber dari zat kimia, yang mengakibatkan dampak negatif untuk kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dari permaslahan tersebut di butuhkan adanya pemecahan masalah yang dapat meringankan beban petani. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah menggantikan pestisida berbahan kimia ke pestisida organik yang alami.

Hasil penelitian Djojosumarto (2008), salah satu cara pengendalian hama adalah penggunaan pestisida. Maka pestisida bersifat racun dibuat, dijual, dan dipakai untuk meracuni organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan hama. Setiap racun pestisida berpotensi mengandung racun yang berbahaya. Pestisida kimia atau anorganik mengandung senyawa kimia yang tidak mudah diuraikan oleh lingkungan.

“Pemakaian kimia sintetik berlebihan akan menimbulkan dampak buruk, yakni terjadinya pencemaran lingkungan, resurjensi, resistensi, dan musnahnya organisme bukan sasaran,”  kata Harwanto, Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur.

Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini. Penggunaan pestisida Sintetik selain harganya mahal juga mengandung resiko pencemaran lingkungan, sehingga mesti dicari pestisida yang murah tetapi tidak mencemari lingkungan. Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan, pestisida ini tidak mencemari lingkungan karena mudah terurai dan mudah hilang.

Didasari oleh banyaknya tumbuhan penghasil racun yang berkhasiat sebagai insektisida maka tanaman yang potensial dipilih untuk digunakan membasmi hama adalah jenis tanaman daun tembakau (Nicotiana tabacum).


Tanaman  tembakau (Nicotianae tabacum L ) merupakan salah satu jenis tanaman yang potensial digunakan sebagai pestisida alami. Bagian yang sering digunakan adalah bagian daun dan batang. Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Tanaman tembakau dapat dijadikan sebagai pestisida organik karena kandungan nikotinnya yang tinggi mampu mengusir hama pada tanaman, sehingga tembakau bukan hanya digunakan untuk konsumsi rokok semata, tetapi bisa diolah menjadi pestisida organik (Wulandari, 2013).

Pestisida tembakau, sebagai pestisida nabati, dapat menghambat dan menurunkan nafsu makan dari hama. Selain itu, pestisida nabati ini juga sangat aman untuk diaplikasikan karena tidak mengandung residu bahan kimia sehingga sangat ramah lingkungan.

Tumbuhan yang potensial untuk digunakan sebagai pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit (mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak pedas. Tanaman atau tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik (Hasyim, A. dkk , 2010).

Tembakau, mendengar kata itu yang terbersit pertama kali dalam otak pasti racun yang terkandung dalam rokok. Beberapa orang bahkan meyakini bahwa tak ada secuil pun manfaat positif dari tembakau.

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang ada di Indonesia yang cukup besar menyumbangkan devisa untuk Negara yaitu melalui produksi rokok. Namun, disisi lain rokok sangat membahayakan tubuh manusia serta lingkungannya sehingga perlu dicari manfaat lain dari tanaman tembakau tersebut agar dapat bermanfaat dan tidak membahayakan tubuh manusia serta lingkungan.

Menurut Harwanto, ekstrak limbah daun tembakau yang mempunyai kandungan nikotin tinggi di Indonesia masih terbatas penelitiannya dan belum banyak diungkap secara mendalam. Pendalaman itu khususnya dari aspek ilmiah terhadap respon S.exigua pada skala laboratorium, terutama untuk tingkat toksisitas dari berbagai pelarut, mortalitas dan perkembangan, aktivitas makan, efisiensi konsumsi pakan, dan perkembangan dan penekanan produksi. “Ekstrak limbah daun tembakau itu berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan S.exigua dan tidak berpengaruh terhadap variabel reproduksi," kata Harwanto di Yogyakarta. Harwanto menambahkan, banyak contoh bahan alam yang sudah terkenal digunakan sebagai insektisida nabati, antara lain daun tembakau dengan kandungan nikotinnya.


Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat yang dapat digunakan sebagai obat. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Berikut manfaat tembakau dalam memberantas hama:

Membunuh Serangga
Rendam sebatang rokok di dalam satu liter air dan diamkan semalam. Nikotin akan dilepaskan ke dalam air dan larutan dapat disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.

Air rendaman tembakau berwarna coklat pekat kehitaman karena mengandung zat nikotin. Zat nikotin pada tembakau merupakan racun yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama pada tanaman, antara lain adalah hama jenis kutu-kutuan dan ulat.

Mencegah Serangan Kutu Tanaman
Siapkan campuran yang terdiri atas setengah cangkir bubuk bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir tembakau. Sebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah serangan kutu tanaman.

Mencegah Penyakit Daun Menggulung
Campur larutan tembakau dengan bubuk pyrethrum dan semprotkan pada daun untuk mencegah penyakit daun menggulung. Penyakit ini disebabkan larva serangga yang menggulung daun untuk dijadikan tempat tinggalnya.

Mencegah Hama Pengerek
Sebarkan tembakau di sekitar pangkal pohon persik untuk mencegah hama penggerek.

Membasmi Kelabang
Jika Anda memiliki masalah kelabang, basahi tanah dengan campuran air, bawang putih dan tembakau. Kelabang bisa menimbulkan masalah karena memakan tanaman yang masih muda.

Membasmi Tikus Tanah
Jika Anda memiliki masalah dengan tikus tanah, sebarkan tembakau pada lubang yang menjadi sarang mereka.

Menyingkirkan Laba-Laba
Masukkan tembakau ke dalam sepanci air mendidih. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan setengah cangkir sabun cair wangi lemon. Semprotkan larutan ini di sekitar halaman untuk menyingkirkan laba-laba.

Dalam pengaplikasiannya, yakni dalam pembasmian hama tanaman, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan membuat ekstrak tembakau atau dengan cara langsung. Selain itu, tidak jarang juga, pestisida tembakau ini dicampur dengan bahan organik lainnya untuk lebih membantu dalam meningkatkan kerja dari pestisida nabati tersebut.

Ekstrak merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi nikotin dengan alkohol dan air. Ekstrak ini didapatkan melalui liquid-liquid extraction menggunakan corong pisah dengan prinsip pemisahannya berdasarkan kelarutan.

Untuk pengaplikasiannya sendiri hampir sama dengan teknik pengaplikasian pestisida pada umumnya. Setelah melakukan proses penyaringan pada ekstrak tembakau, masukkan ke dalam wadah penyemprot tanaman yang biasa digunakan. Kemudian, semprotkan pestisida tembakau tersebut pada seluruh tanaman yang terserang hama secara merata. Anda dapat pula mengaplikasikan dengan cara langsung memasukkan tembakau ke dalam tanah, kemudian ditutupi dengan abu kayu dan sekam untuk menunjang pertumbuhan tanaman tersebut.

Pentingnya pemanfaatan tembakau sebagai pestisida alami mempunyai peran sebagai ajang peremajaan tanah, sehingga masyarakat setempat dapat memanfaatkan bahan sisa panen yang melimpah di lingkungan sekitar mereka terutama tembakau. Serta dapat mengurangi penggunanaa bahan pestisida kimia secara terus menerus dan berlebihan. Yang akan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan dan lingkungan hidup, sehingga pembuatan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di alam sebagai pestisida nabati atau pestisida ramah lingkungan.

Pribadi (2008) mengemukakan bahwa kandungan bahan aktif  yang terdapat dalam tanaman tembakau adalah nikotin, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol.

Nikotin merupakan racun, pastikan untuk tidak menyemprot di daerah tempat anak bermain. Jauhkan juga larutan ini dari tanaman mawar. Ini akan membuat mawar berubah menjadi hitam.

Nikotin yang mempunyai struktur kimia C10H14N2 termasuk alkaloid yang tingkat keracunannya tinggi, yang dapat digunakan sebagai insektisida tanaman budidaya. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen (Tobing, 1989). Nikotin dalam tanaman tembakau merupakan bahan beracun yang dapat digunakan sebagai insektida, fungisida, akarisida, moluskisida yang bekerja secara racun kontak, perut, dan berperan sebagai fumigan yang akan menguap dan juga menembus secara langsung ke integumen. Nikotin juga dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa macam penyakit tanaman dan nematode (Meikawati, 2013).

Nikotin yang terkandung di dalam daun tembakau bersifat racun yang dapat membunuh sehingga dapat di gunakan sebagai moluskasida alami. Sebelumnya nikotin ini juga sering digunakan sebagai insektisida dan zat penolak serangga (repellent). Insektisida atau repellent dari nikotin ini digunakan untuk membasmi dan mengendalikan serangga-serangga bertubuh lunak dan hewan-hewan penghisap seperti kutu daun dan wereng (Subiyakto: 1990).

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Harwanto, mengatakan ekstrak limbah daun tembakau (Nicotiana Tabacum L.) sebagai insektisida nabati dapat digunakan untuk membasmi ulat bawang merah Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera:Noctuidae) yang selama ini merugikan petani.

Hama yang bisa dikendalikan dengan tembakau adalah jenis hama penghisap, hama jenis ini biasanya menggangu tanaman dengan cara menusukan mulutnya kelapisan epidermis dan menghisap cairan yang terdapat didalam tanaman dan lebih dari itu hama ini bisa menyebabkan penyakit pada tanaman seperti bercak-bercak.

Diantara banyaknya jenis hama penghisap diantaranya adalah walangsangit, hama jenis kutu dan hama tungau. membuat pestisida nabati dari tembakau terbilang sederhana dan bahan yang dipakaipun cenderung ada disekitar kita.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan akan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida nabati, akan diharapkan produksi pertanian dapat meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

Berbagi Tips: Cara Memilih Foundation Untuk Kulit Sawo Matang


Cara Memilih Foundation Untuk Kulit Sawo Matang

Kegiatan belanja akan menjadi lebih mudah apabila Anda tahu apa yang sedang Anda cari. Begotu juga dengan urusan foundation. Jika Anda tahu masalah apa yang Anda miliki dengan wajah Anda, maka akan lebih mudah mencari foundation yang tepat.

Foundation harus sesuai dengan warna kulit Anda (undertone). Kulit dengan undertone kuning seperti kulit sawo matang yang rata-rata dimiliki oleh perempuan Indonesia dan harus dipasangkan dengan foundation yang didesain khusus untuk undertone tersebut.

Perempuan Indonesia mayoritas memiliki warna kulit sawo matang, hal ini tentu berbeda dengan warna kulit perempuan Korea atau Jepang yang umumnya putih. Oleh karena itu, jika Anda ingin mengaplikasikan riasan ala Korea atau negara Asia Timur, maka penting Anda ketahui dulu apa warna kulit wajah Anda. Jangan sampai, Anda mengikuti warna foundation yang digunakan wanita Korea berkulit putih sedangkan kulit wajah Anda sendiri berwarna sawo matang. Karena itu, penting memilih warna foundation yang sesuai dengan warna kulit sawo matang yang Anda miliki.

Warna kulit sawo matang tidak terlihat putih, tidak juga terlihat kuning. Warna kulit sawo matang juga tidak gelap, namun warna kulit sawo matang terkesan seperti cokelat, tapi lebih ke arah cokelat muda. Warnanya mirip dengan warna sawo yang sudah matang.

Menentukan warna foundation yang tepat sangatlah penting. Salah satu akibat jika Anda salah menentukan warna foundation yang tepat antara lain warna kulit wajah Anda kan terlihat kurang merata. Mungkin ada juga yang terlihat sedikit belang. Keliru memilih warna foundation juga bisa membuat kulit wajah Anda justru terlihat kusam. Flek hitam juga sulit tersamar jika warna foundation tidak menyatu dengan kulit wajah Anda.

Memilih warna foundation yang cocok untuk kulit wajah bisa dikatakan gampang-gampang susah. Apalagi memilih foundation untuk kulit sawo matang. Jangan sampai penampilan Anda menjadi tidak maksimal hanya karena Anda menuruti selera dengan warna-warna tertentu yang Anda sukai.

Dibawah ini adalah beberapa hal dasar yang bisa Anda jadikan panduan untuk memilih foundation yang tepat.

Ketahui jenis kulit Anda



Kenali dulu jenis kulit wajah Anda, apakah kategori normal, kering atau berminyak. Jenis kulit mempengaruhi juga jenis foundation yang Anda pilih. Karena ada beberapa produk foundation yang dikhususkan untuk jenis kulit tertentu. Pilih yang sesuai dengan jenis kulit Anda.


Setiap orang memiliki jenis kulit wajah yang berbeda-beda. Jenis wajah yang umum dijumpai adalah kulit normal, kulit kering, dan juga kulit berminyak. Namun pada kenyataannya, jenis kulit wajah manusia sangat bervariasi. Ada juga kulit wajah dengan jenis kombinasi. Misalnya kulit wajah bisa termasuk dalam jenis kulit normal, tapi normal yang kering. Ada pula jenis kulit wajah yang masuk kedalam jenis kulit normal, tapi normal agak berminyak.

Dengan mengetahui jenis kulit wajah maka Anda akan lebih mudah menentukan foundation manakah yang sesuai bagi kulit wajah Anda. Di era modern ini, banyak pula foundation yang mencantumkan keunggulan serta kelebihan produk brand mereka pada kemasannya.

Ketahui warna dasar kulit Anda



Cara termudah dari rangkaian tips memilih foundation untuk kulit sawo matang adalah dengan mengetahui rona asli kulit Anda dari warna pembuluh darah yang terdapat pada lengan. Apabila warna yang muncul adalah kehijauan, maka Anda memang memiliki kulit dengan nuansa hangat.

Perempuan dengan warna kulit sawo matang termasuk dalam jenis warna kulit yang netral. dan warna foundation yang cocok untuk kulit sawo matang, antara lain warna cokelat natural, beige, expresso, walnut, ataupun warna-warna sejenis cokelat yang masih menyerupai warna kulit dasar yang Anda miliki.


Jangan hanya memikirkan warna-warna foundation yang Anda sukai dan inginkan. Anda perlu membandingkan, apakah warna foundation tersebut serupa dengan warna kulit Anda atau tidak. Memilih foundation untuk kulit sawo matang sebaiknya pilih warna foundation yang paling mendekati dengan warna kulit.

Pastikan Anda tidak memilih warna foundation yang setingkat lebih cerah ataupun setingkat lebih gelap dari warna dasar kulit wajah Anda. Bila tidak mendapatkannya, Anda bisa menggunakan foundation yang lebih cerah dari kulit. Tidak perlu khawatir, tampilan Anda bisa disempurnakan dengan bronzer atau contouring sehingga hasilnya akan terihat natural.

Pegang selembar kertas di samping wajah Anda



Membandingkan kulit wajah Anda dengan sesuatu berwarna putih dapat menunjukkan kepada Anda rona asli kulit Anda yang sebenarnya. Jika shade muka Anda lebih kuning daripada kertas tersebut, maka dipastikan Anda memiliki kulit dengan nuansa hangat.

Pertimbangkan warna perhiasan yang paling cocok untuk Anda



Apakah Anda lebih pantas mengenakan perhiasan berbahan perak atau emas?. Jika perhiasan dari emas selalu membuat Anda memancarkan kecantikan lebih, maka Anda memiliki kulit dengan nuansa hangat yang kuat.

Memperhatikan warna pakaian yang Anda kenakan



Tanpa disadari, ada beberapa pakaian dengan warna tertentu yang selalu Anda kenakan secara berulang-ulang. Jika pakaian-pakaian tersebut memiliki warna coklat, hijau lumut, atau jingga, maka Anda cenderung memiliki undertone yang hangat.

Pilih Tekstur Foundation



Bagi Anda yang masih baru di dunia make up, mungkin Anda masih belum begitu paham dengan aneka tekstur foundation. Tapi bagi yang sudah sering memakai make up, tentu Anda sudah mengetahui macam-macam tekstur foundation.

Ada beragam pilihan tekstur foundation, mulai dari yang cair, padat, gel, cream dan lainnya. Pilihlah yang paling tepat dengan jenis kulit Anda.

Foundation Cream. Foundation dengan jenis ini biasanya digunakan oleh para wanita yang sudah mulai mengalami tanda-tanda penuaan. Sesuai jenisnya, foundation ini berbentuk cream. Oleh karena itu sangat cocok untuk menyamarkan garis halus, kerutan hingga menutupi flek hitam pada wajah.
Foundation Gel. Selain berbentuk cream, faoundation juga ada yang berbentuk gel. Jenis foundation ini lebih cocok bila digunakan pada jenis kulit kering, namun ada pula yang bisa digunakan untuk kulit berminyak.
Foundation Cair. Foundation dengan bentuk cair memiliki kandungan dan formula yang lebih ringan dibanding foundation jenis lain. Foundation jenis ini biasanya cocok untuk melebabkan kulit. Oleh karena itu baik jika digunakan untuk jenis kulit wajah yang kering.
Foundation Padat. Foundation berbentuk padat sangat cocok dipakai oleh Anda yang memiliki jenis kulit berminyak.
Foundation Powder. Kulit wajah yang berminyak juga cocok menggunakan foundation berbentuk tepung. Meskipun bentuknya hampir sama dengan bedak tabur, namun foundation berbentuk powder atau tepung ini memiliki kemampuang menutupi kulit dengan lebih baik.

Cari foundation palette dengan beragam pilihan warna



Setelah Anda memahami undertone kulit Anda, maka saatnya Anda mengunjungi konter kecantikan yang terpercaya. Biasanya, mereka menawarkan sampel produk yang bisa Anda coba secara gratis. Cari konter yang menawarkan sampel foundation dengan beragam pilihan warna. Tidak hanya itu, Anda mungkin membutuhkan satu foundation palette yang mencakup beragam undertone. Daripada Anda membeli secara langsung namun hasilnya kurang sesuai dengan keinginan Anda.

Pilih warna yang sesuai dengan undertone Anda



Jangan mudah terkecoh dengan warna-warna yang kelihatannya mendekati kulit Anda. Anda benar-benar harus teliti dalam melakukan langkah yang satu ini. Anda ingin hanya ada satu warna yang cocok dengan kulit Anda. Tandanya adalah apabila foundation tersebut diaplikasikan pada kulit Anda, kulit Anda tidak tampak lebih gelap atau lebih terang daripada warna kulit leher Anda.

Pemilihan warna menjadi kunci utama dalam merias kulit sawo matang, make-up artist Iman Pulungan pun memberikan tips yang bisa Anda ikuti. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah alas bedak yang tepat. Iman Pulungan menyarankan untuk mencari warna foundation dengan palet kekuningan serta menghindari produk dengan palet pink. “Warna kuning akan membuat kulit sawo matang terlihat lebih cerah, sementara pink bisa menimbulkan efek kemerahan dan akhirnya menjadi terlihat kusam”.

Aplikasikan primer sebelum foundation



Setelah Anda puas dengan foundation yang Anda pilih, maka sekarang saatnya untuk praktek. Oleskan primer ke seluruh bagian muka untuk base make-up yang lebih sempurna. Hal ini bertujuan supaya memberi kesan natural pada make-up Anda.

Coba langsung foundation pada wajah Anda



Langkah yang satu ini dapat membantu Anda untuk mendapatkan tampilan make-up natural dengan warna muka dan leher yang sama. Anda dapat menggunakan aplikator apa saja yang Anda rasa nyaman untuk mempraktekkan tips ini. Perhatikan baik-baik apakah warna foundation tersebut menyatu dengan warna kulit wajah atau tidak.

Biasanya kalau kita pergi ke mall dan memilih foundation, shop keeper akan memberikan tester foundation pada bagian kulit tangan. Namun hal ini sebenarnya tidak bisa dijadikan acuan. Pasalnya, secara umum warna kulit tangan berbeda dengan warna kulit wajah.

Anda harus menguji apakah foundation yang Anda pilih sesuai dengan kulit Anda, gunakan di area pipi atau leher. Jika ingin mencoba di pipi, oleskan foundation di area bawah mata. Jika kulit wajah Anda lebih terang daripada leher, Anda bisa mengoleskan foundation di bagian leher. Sebelumnya, pilihlah warna foundation yang warnanya mendekati bagian leher. Bila warna kulit leher Anda lebih gelap, sebagai cara memilih foundation untuk kulit sawo matang, sebaiknya pilih warna foundation yang lebih gelap atau sebaliknya.

Bandingkan dengan produk lain yang memiliki undertone sama



Tidak hanya foundation saja yang harus Anda perhatikan, Anda pun juga harus memiliki concealer, bedak, bahkan blush on dengan undertone serupa. Untuk memudahkan Anda, sangat disarankan untuk Anda membeli produk-produk dari brand atau merk yang sama untuk konsistensi yang lebih presisi.

Gunakan produk secara tipis - tipis



Anda tidak ingin hasil akhir dari foundation Anda justru tampak seperti topeng?, karena itulah, Anda harus pandai-pandai dalam mengontrol jumlah produk yang Anda aplikasikan ke wajah. Walaupun keseluruhan dari kosmetik tersebut memiliki warna yang sama, namun karena tumpukan yang semakin menebal, ronanya dapat berubah jadi semakin terang.

Demikianlah ulasan tentang cara memilih fondation untuk kulit sawo matang. Semoga ulasan diatas dapat membantuAnda dalam menentukan foundation favorit Anda.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.