Thursday 10 January 2019

Kreasi Usaha: Penjelasan Tentang Hama Tungau Pada Tanaman


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Penjelasan Tentang Hama Tungau Pada Tanaman

Tungau adalah hawan yang berukuran kecil (tungkai delapan) dan merupakan subordo dari Acarina. Perlu diketahui bahwa tungau berbeda dengan kutu, walaupun tungau dan kutu memiliki ukuran yang sama-sama kecil akan tetapi berbeda. Kutu itu sendiri lebih dimasukan atau dikategorikan sebagai serangga (insecta), sedangkan tungau lebih didekatkan atau dikategrorikan laba-laba.

Hama tungau suka bergerombol yang menjadi anggota superordo Acarina. Dan hingga saat ini terdapat puluhan jenis tungau yang sudah ditemukan, tetapi taksonomi tungau belum stabil karena masih ditemukan banyak perubahan.

Tungau dapat menetas atau berkembang biak dalam waktu 3 hari dengan kondisi kering dengan suhu optimal 27°C , satu induk tungau betina dapat bertelur hingga 20 butir telur per hari dan memiliki masa hidup 2 sampai 4 minggu dan juga satu indukan tungau dapat menetaskan ratusan telur. Perkembangan tungau terjadi sangat cepat, tungau dapat dewasa secara seksual hanya dalam waktu lima hari saja. Dan perlu diketahui bahwa satu indukan tungau bisa berkembang biak hingga satu juta ekor hanya dalam waktu satu bulan. Dengan tingkat reproduksi (berkembang biak) yang sangat cepat memungkinkan tungau untuk beradaptasi hingga dapat bertahan dari pestisida, hal ini menyebabkan sangat sulit untuk mengendalikan hama tungau dan penggunaan pestisida yang sama secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama.

Perkembangbiakan tungau bersifat diploid dan haploid. Tungau betina bersifat diploid dan tungau jantan bersifat haploid. Dengan kata lain, telur yang dibuahi oleh tungau jantan akan menghasilkan tungau betina dan sebaliknya, apabila telur tidak dibuahi oleh tungau jantan maka akan menghasilkan tungau jantan. Ketika melakukan perkawinan, tungau betina akan menghindari terjadinya pembuahan pada beberapa butir telur untuk menghasilkan tungau jantan. Telur yang dibuahi akan menghasilkan betina diploid. Sementara telur yang tidak dibuahi akan menghasilkan tungan jantan haploid.

Hama ini menyerang tanaman pada berbagai musim karena memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai habitat, seperti lumut, tanah, rumput, bahkan hingga gudang penyimpanan. Tungau bersifat polyfag dan jenis tanaman yang diserang antara lain kapas, kacang-kacangan, jeruk, tanaman hias dan gulma terutama golongan dikotiledon, tanaman perdu, pohon-pohon besar, tanaman hias seperti Hibiscus, Buddleya, ubi jalar, teh.

Serangan parah dapat terjadi pada musim kemarau. Hal ini disebabkan karena hama tungau lebih cepat berkembang biak pada kondisi kering. Disaat musim kemarau dan cuaca panas dengan suhu optimal 27° C telur-telur tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari. Menjadi tungau dewasa secara seksual dalam waktu 5 hari setelah menetas.


Hama tungau merusak tanaman pada bagian daun dengan menusuk daun tanaman dan menghisap cairan yang terdapat pada daun tanaman. Sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh hama tungau tidak bisa diremehkan, dimana bagian daun merupakan bagian penting pada tanaman untuk pengolahan makanan. Hama tungau juga mampu beradaptasi pada berbagai macam habitat dan bisa menyerang dan merusak semua jenis tanaman, Hama tungau kemungkinan juga dapat merusak bagian batang dan bukan tidak mungkin menyerang bagian buah tanaman.

Tungau menyerang tangkai, daun dan buah. Tangkai yang terserang akan berwarna seperti perunggu, pada permukaan atas daun terdapat titik berwarna kuning atau cokelat. Serangan pada permukaan bawah daun menyebabkan mesofil rusak sehingga transpirasi tanaman meningkat. Akibatnya, banyak daun yang gugur pada musim kemarau. Serangan pada buah mengakibatkan bercak-bercak kecil pada permukaan buah, kesegaran dan ukuran buah berkurang, serta buah yang gugur meningkat. Gejala khas kerusakan kulit buah berbeda untuk setiap jenis jeruk dan tingkat kemasaman buah. Pada grapefruit, lemon dan jeruk nipis, serangan pada awal perkembangan buah menyebabkan warna keperak-perakan pada kulit dan apabila serangan lebih parah mengakibatkan kulit buah bersisik. Pada jeruk manis, serangan pada fase perkembangan buah mengakibatkan timbulnya retakan-retakan coklat pada permukaan kulit, sedangkan pada fase pemasakan buah, kerusakan pada kulit ini menyerupai russeting.

Terdapat dua jenis tungau yang umum menyerang tanaman sayuran ataupun palawija, yaitu tungau teh kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranychus sp). Tungau merah berwarna kemerah-merahan), sedangkan tungau teh kuning berwarna kuning transparan, dengan ukuran tubuh ± 0,25 mm. Gejala serangan ditandai dengan adanya warna tembaga di bawah permukaan bawah daun, tepi daun mengeriting, daun melengkung ke bawah seperti sendok terbalik, tunas daun dan bunga gugur. Tanaman inang dari hama tungau lebih dari 57 jenis tanaman dan beberapa di antaranya yaitu; buncis, cabai, kacang panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria, semangka, dan terung. Jenis tungau lainnya adalah Sugarcane stalk mite Steneotarsonemus bancrofti (Michael) yang menyerang tanaman tebu dan sejenisnya dan tungau Tetranychus urticae (syn. Tetranychus bimaculatus).  Species tungau (mite) lainnya yaitu; Tetranychus spp., Tetranychus urticae (syn. Tetranychus bimaculatus), Tetranychus lintearius, Tetranychus macfarlanei, Tetranychus rooyenae, Tetranychus turkestani, Tetranychus cinnabarinus,Polyphagotarsonemus latus, Platytetranychus multidigituli, Oligonychus ununguis, Eriophyes emarginatae, Eriophyid mite, Oligonychus pratensis, Petrobia latens, Aceria malherbae, Aceria neobeevori, Eriophyes spp., Aceria chondrillae, Floracarus spp., Pyemotes tritici, Vasates quadripedes, Bryobia praetiosa, Nalepella halourga, Pentamerismus taxi, dan lain-lain.


Hama tungau bersembunyi di balik daun. Hama tungau menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik. Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.

Tingkat perkembangbiakan hama tungau yang sangat cepat, halini yang membuat petani kewalahan membasmi hama tungau. Karena itulah petani harus melakukan pencegahan sejak dini, yakni dengan cara melakukan pengontrolan tanaman secara rutin. Jika ditemukan gejala serangan, segera lakukan tindakan penyemprotan pestisida.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...