Thursday 5 March 2020

Mengulas Sejarah dari Ikan Mas koki


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
Mengulas Sejarah dari Ikan Mas koki

Dari sekian banyak ikan hias air tawar yang ada di Indonesia, ikan koki adalah yang paling mendominasi. Ikan ini sangat popular di kalangan pecinta ikan hias. Kondisi ini disebabkan  keunikan dan keindahan tubuhnya, kelucuan gerakannya, warnanya yang variatif, serta harganya yang tidak terlalu mahal sehingga siapa saja dapat dengan mudah membeli dan memeliharanya.

Ikan Mas koki merupakan ikan hias paling populer di kalangan pemelihara ikan hias didunia. Karena Ikan Mas koki merupakan ikan yang pertama kali di domestifikasi dalam sejarah perkembangan ikan hias. Bentuknya yang bulat, gemuk, dan memiliki wen menjadi ciri khas serta daya tarik tersendiri.

Untuk orang-orang tertentu, mengamati keindahan dan gerak-gerik koki menghasilkan kepuasan batin tersendiri. Dari sinilah kemudian banyak para penjual jenis ikan hias berlomba-lomba membudidayakan ikan mas koki.

Ikan mas adalah ikan air tawar dari familia Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Ikan ini adalah salah satu ikan yang pertama kali berhasil didomestikasi, dipelihara, dan dibudidayakan manusia. Kini ikan mas koki adalah salah satu ikan hias akuarium yang paling populer. Varietas Carassius auratus yang telah didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk memampat bulat disebut ikan mas koki.


Ikan mas hias adalah versi domestikasi budidaya dari ikan spesies Carassius auratus yang aslinya tidak terlalu berwarna yang habitat aslinya di Asia timur. Di Indonesia istilah "ikan mas" juga merujuk kepada ikan mas biasa atau "ikan karper" (Cyprinus carpio), yaitu kerabat ikan yang dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan.

Ikan Mas koki pertama kali di pelihara oleh masyarakat Tiongkok sekitar seribu tahun yang lalu. Ikan mas koki masih satu kerabat dengan ikan mas (cyprinus carpio L). Namun, di awal perkembangannya Ikan Mas koki belum memiliki ciri yang ada seperti saat ini, bentuknya masih berupa ikan mas biasa hanya saja tidak memliki sepasang sungut (berbel) dimulutnya. Dan, di masa itu ikan mas bukan untuk digunakan sebagai ikan hias, tetapi digunakan sebagai bahan pangan (makanan) melalui akuakultur. Secara alami di alam, ikan-ikan ini berwarna kelabu atau perak, akan tetapi beberapa jenis memiliki kecenderungan untuk mengalami mutasi warna dengan menghasilkan warna merah, jingga, atau kuning. Fenomena ini pertama kali dicatat pada periode Dinasti Jin (265–420).

Pertama kalinya tercatat terjadi mutasi warna pada Ikan Mas adalah pada masa Dinasti Jin (265–420). Namun, Ikan Mas mulai populer dipelihara menjadi ikan hias pada masa Dinasti Tang (618-907) dan dimasa inilah Ikan Mas mendapatkan nama “Emas” nya karena pada masaa Dinasti Tang telah muncul varietas Ikan Mas berwarna Emas.
Mutasi genetik pada ikan mas yang didomestikasi manusia pada masa Dinasti Tang menghasilkan warna emas (tepatnya jingga kekuningan), sedangkan di alam ikan ini biasanya hanya menampilkan warna kelabu-perak. Hal ini terjadi karena di alam bebas, mutasi yang menghasilkan warna kuning-jingga ini jarang muncul, karena ikan dengan warna mencolok seperti ini mudah diburu pemangsa ikan dengan kamuflase sesuai alamiah untuk bertahan hidup.
Pada masa Dinasti Tang, orang Tiongkok mulai membiakkan dan membudidayakan varietas ikan berwarna emas daripada ikan yang berwarna keperakan, memeliharanya di kolam daripada membiarkannya di sungai atau danau.
Peran Ikan Mas tidak hanya sebagai penghias dirumah saja, tetapi juga berguna sebagai pameran kepada tamu-tamu istimewa yang datang ke rumah. Karena, jika ada tamu istimewa yang datang, maka pemilik rumah akan memindahkan Ikan Mas pilihannya kekolam yang lebih kecil supaya dapat dilihat oleh tamu.

Upaya domestifikasi Ikan Mas pun semakin mantap, sehingga terjadi pelarangan memelihara Ikan Mas berwarna kuning atau emas yang diberlakukan pada masa Dinasti Sung (960–1279), karena warna kuning dianggap sebagai warna kekaisaran Tiongkok.
Sebenarnya tidak ada catatan yang berhasil ditemukan mengenai mutasi yang terjadi pada crician carp. Namun, mayoritas ahli menyatakan Cina adalah tempat pertama ditemukannya nenek moyang ikan mas koki. Menurut perkiraan mereka, bentuk iakn mas koki modern muncul karena crician carp mengalami mutasi secara besar-besaran. Perubahan bentuk dan warn ikan terjadi melalui suatu proses evolusi secara spontan. Kejadian ini diawali dengan ditemukannya pertama kali ikan ini di Negeri Cina pada tahun 800 – 1000. Ketika itu tampuk pemerintahan Cina dipegang Dinasti Sung (960 – 1279). Penemuan ikan tersebut terus berkembang sampai suatu saat muncul crician carp berpenampilan aneh. Di Chiang Su Cheng dan Che Chiang Chen dua distrik yang terletak di Cina pertama kali dihasilkan ikan karper berwarna merah. Penampilan ikan ini cukup membuat geger distrik lantaran perbedaan warna dengan ikan umumnya.
Ada yang menduga mutasi berawal dari perubahan warna tubuh menjadi keemasan. Turunan yang berwarna merah keemasan ini disebut scarlet crician. Proses perubahan, warna putih itu berlangsung berangsur-angsur. Mula-mula warna hitam berubah menjadi kuning berbintik-bintik. Selanjutnya seluruh tubuh yang telah berubah menjadi kuning, berganti lagi dengan warna oranye. Warna terakhir ini kemudian berubah jadi lebih tua hingga menjadi merah cerah.
Di samping warna, mutasi berlanjut pada sirip ekor. Sirip yang semula hanya terdiri satu lapis beralih menjadi lebih dari satu lapis, misalnya tiga atau empat lapis. Bentuk sirip juga mengalami perubahan, dari yang normal berganti menjadi bentuk mirip daun bunga ceri atau ekor merak.
Setelah mutasi secara spontan terjadi, penampilan crician carp semakin menarik minat masyarakat untuk mengembang-biakkannya. Lewat teknik kawin silang antari ndividu berlainan ras, terciptalah berbagai bentuk dan warna masa kini. Penampilannya yang indah dan lucu membuat ikan mas koki amat digemari sebagian masyarakat dunia sebagai hewan peliharaan. Akhirnya orang membedakannya dengan crician carp. Dan, ikan mas koki terakhir ini diberi nama Carrasius varauratus.

Pada era Dinasti Sung pula Ikan koki mulai banyak di budidayakan. Saat itu, ikan yang dipelihara adalah dari jenis crician carp (carassius auratus) yang merupakan nenek moyang koki. Berbeda dengan koki yang bertubuh buntek, bentuk crician carp memanjang, mirip ikan mas yang dipelihara di Indonesia sekarang ini. Berdasarkan penelitian terhadap kromosom, para ahli sepakat mengatakan adanya hubungan erat antara kedua jenis ikan tersebut. Menurut mereka, crician carp memang memiliki pertalian yang kuat dengan ikan mas koki. Jadi yang pertama kali disebut goldfish adalah crician carp, walaupun tidak ada persamaan bentuk dengan ikan mas koki. Dari ikan inilah nantinya diturunkan seluruh varietas iakn mas koki dengan beragam bentuk dan warna.
Pada tahun 1162, seorang ratu Dinasti Sung memerintahkan pembangunan kolam-kolam untuk mengumpulkan ikan mas varietas berwarna merah dan kuning. Pada kala itu masyarakat umum di luar keluarga kerajaan dilarang untuk memelihara ikan mas dari varietas warna emas (kuning), karena warna kuning adalah warna kekaisaran Tiongkok. Mungkin karena hal inilah kini lebih banyak terdapat ikan mas warna jingga dan merah daripada warna kuning, meskipun sebenarnya secara genetik ikan mas warna kuning lebih mudah dibiakkan.


Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), ikan mas hias mulai dipelihara dalam ruangan, hal ini mengarah kepada seleksi mutasi genetik yang menyebabkan beberapa varietas ikan ini tidak dapat bertahan hidup di kolam luar ruang. Munculnya warna lain (selain warna merah dan emas) pertama kali dicatat pada 1276. Kemunculan ikan pertama berekor ganda yang indah pertama kali dicatat pada masa Dinasti Ming. Pada tahun 1603.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644) mulai muncul ciri pertama Mas koki, yaitu ekor yang bercabang dua (ganda) bersamaan dengan semakin dikenalnya teknik budidaya ikan air tawar. Dan varietas Mas koki yang memiliki ciri ekor ganda pertama kali adalah jenis wakin. Namun, jenis ini tidak begitu di favoritkan, sehingga jenis ini tidak begitu dikembangkan. Justru, jenis ryukin lah yang menjadi favorit yang mana jenis ini adalah turunan dari Mas koki wakin. Setelah mengalami kawin silang dan proses yang panjang, diduga ikan ini akhirnya mengalami mutasi yang diawali dari warna tubuh dan sirip ekor. Hasil mutasi ini akhirnya merambah ke negeri jepang dan berkembang sejak diperkenalkan pada tahun 1603. Di negeri matahari terbit ini perubahan ikan mas koki menarik perhatian orang untuk terus mengembangkannya.
Ikan mas koki masuk pertama kali ke Jepang dari Cina. Meskipun, tidak ada catatan yang lengkap mengenai kepastian datangnya ikan ini ke Jepang. Keberadaan iakn mas koki baru tercatat setelah jumlahnya di Jepang cukup banyak, sekitar tahun 1500. Ketika itu, harga ikan ini cukup tinggi dikarenakan jumlahnya yang terbatas dan masih impor langsung dari Cina. Karena alasan itulah, ikan mas koki menjadi salah satu hewan eksklusif yang hanya dikoleksi oleh orang kaya atau pejabat kerajaan saja. Tidak ayal lagi popularitas ikan mas koki langsung menanjak dikalangan penduduk Jepang.
Lambat-laun penilaian masyarakat terhadap ikan mas koki tersebut semakin luntur. Akibatnya pada era Bunsei (1824), gengsi ikan mas koki jatuh. Ikan ini menjadi hewan peliharaan segala lapisan penduduk dan semua orang bisa memelihara atau berminat membudidayakannya. Perkembangan tersebut menyebabkan keberadaan ikan mas koki semakin populer. Ikan ini diternakkan secara besar-besaran dan diperdagangkan di segala sudut kota.
Di jepang, ada 3 kawasan yang menjadi penghasil koki hingga saat ini, yaitu provinsi nara, provinsi aichi, dan Tokyo. Saat ini jepang merupakan Negara pemasok koki terbesar di dunia.
Di Jepang ternyata perkembangan ikan mas koki lebih pesat dari pada di negeri asalnya. Ikan mas koki menjadi ikan hias yang popular dikalangan masyarakat Jepang sehingga banyak diternak dan dikembangkan. Dari negeri sakura inilah akhirnya koki dikembangkan dan diperdagangkan kemana-mana. Pada era tersebut Jepang sangat gencar dalam melakukan produksi ikan mas koki dan diperdagangkan ke penjuru dunia oleh penggemar mas koki. Tidak heran bila banyak orang mengira ikan ini berasal dari Jepang. Dan pada tahun 1611, Ikan Mas koki mulai di perkenalkan ke kawasan Eropa.

Di Eropa, Ikan Mas koki langsung menjadi populer karena sisiknya yang berwarna kuning dianggap membawa keberuntungan, sampai-sampai Ikan ini menjadi kado pernikahan yang istimewa pada saat itu. Setelah “sukses” di kawasan Eropa, pada tahun 1850 Ikan Mas koki diperkenalkan ke kawasan Amerika dan pada akhirnya tersebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.

Menurut catatan kuno, ikan mas koki dari Cina juga diekspor ke Eropa, sekitar tahun 1611, 1691 dan 1728. Dari Italia dan Inggris, ikan mas koki terus menyeberang ke Belanda dan akhirnya berkembang hingga saat ini, ikan mas koki termasuk hewan peliharaan populer di benua tersebut.

Selain di Eropa, ikan mas koki dari Jepang juga diekspor ke Amerika sebagai hewan peliharaan. Menurut catatan yang ada Ikan Mas koki memasuki Amerika sekitar tahun 1876. Banyak penggemar ikan hias yang menyambutnya dengan antusias. Namun lama kelamaan, popularitas ikan ini semakin surut, sehingga beberapa ras ikan mas koki cantik hilang dari pasaran. Akhirnya hanya sedikit peternak dan pedagang yang sekarang masih mengusahakannya.
Walaupun demikian Amerika Serikat termasuk salah satu pasar ikan mas koki yang cukup terkenal di dunia. Bahkan negara ini berhasil melahirkan dua ras ikan mas koki cantik yang populer di kalangan penggemarnya, yakni veiltail (ekor rumbai) dan comet tail (ekor komet). Dari ratusan jenis ikan mas koki yang berkembang, tidak semua dikenal orang. Hanya jenis-jenis yang populer saja yang dicatat dan diketahui. Di samping itu, para penggemar ikan hias hanya menggemari beberapa ras dan ada anggapan ikan mas koki jenis baru biasanya sulit diterima orang. Mereka hanya menyukai ikan mas koki yang sudah jelas nama dan jenisnya.
Kendala-kendala tersebut menyebabkan menyusutnya jumlah varietas yang dikenal para pecinta ikan hias, dari ratusan tinggal cuma belasan.

Lewat teknik kawin silang antar-individu yang berlainan ras, terciptalah ikan koki yang ada sekarang ini, yang terdiri dari berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang warnanya hitam, biru, kuning, ada yang bentuk kepalanya mirip kepala singa. Ada yang ekornya seperti kipas, ada yang matanya seperti teleskop dan bola.


Di Tiongkok, ikan mas dibiakkan dari ikan karper prusia (Carassius auratus gibelio), dan secara genetik merupakan kerabat terdekat ikan mas yang masih liar di alam bebas. Sebelumnya ada pendapat bahwa ikan karper krusia (Carassius carassius) sebagai versi liar dari ikan mas. Akan tetapi keduanya berbeda dalam beberapa hal, misalnya moncong C. auratus lebih mancung, sementara moncong C. carassius lebih membulat. C. gibelio sering kali berwarna kelabu kehijauan, sementara karper krusia selalu berwarna perunggu keemasan. Jika anakan karper krusia memiliki bintik hitam pada pangkal ekor yang akan menghilang seiring bertambahnya usia, pada C. auratus bintik ekor ini tidak pernah muncul. C. auratus memiliki kurang dari 31 sisik sepanjang bentangan garis lateral tubuh, sementara karper krusia memiliki 33 sisik atau lebih. Di alam, C. auratus gibelio berwarna hijau zaitun. Diperkenalkannya ikan mas ke alam dapat menimbulkan masalah bagi spesies asli. Ikan mas dapat kawin silang dengan beberapa spesies ikan karper.
Dalam tiga generasi pemijahan, umumnya mayoritas keturunan hibrida beralih kembali berwarna hijau zaitun. Mutasi yang memunculkan jenis lain ikan mas domestik juga terjadi pada spesies siprinide lain, misalnya ikan karper biasa dan ikan tench. Koi juga mungkin kawin-mawin dengan ikan mas dan menghasilkan ikan hibrida yang steril (mandul). Ada banyak varietas ikan mas domestik. Ikan hias kemungkinan besar sulit bertahan hidup di alam liar akibat warna-warninya yang cerah dan siripnya yang panjang, akan tetapi varietas lainnya yang lebih tahan seperti Shubunkin dan Komet dapat bertahan cukup lama hingga dapat kawin dengan kerabatnya. Varietas ikan mas biasa dan Komet dapat bertahan hidup, bahkan berkembang biak di iklim dan lingkungan kolam.
Pembiakan selektif selama berabad-abad telah menghasilkan beberapa warna. Beberapa varietas berwarna sudah demikian berbeda jauh dari warna keemasan dari ikan leluhur aslinya. Terdapat pula perbedaan dalam bentuk tubuh, sirip, dan konfigurasi mata. Beberapa varietas ekstrem hanya dapat bertahan hidup jika dipelihara di dalam aquarium, karena mereka lebih rapuh daripada varietas yang masih dekat dengan leluhurnya yang berasal dari ikan liar. Akan tetapi beberapa varietas lebih tangguh, misalnya varietas Shubunkin. Dan kini, terdapat sekitar 300 ras (varietas) ikan mas hias di Tiongkok. Kebanyakan ras ikan mas yang ada kini dibiakkan dan berasal dari Tiongkok, sementara beberapa varietas dikembangkan di Jepang.


Saat ini, Ikan Mas koki memiliki begitu banyak varietas. Varietas tersebut disebabkan beberapa faktor seperti perkawinan silang maupun mutasi genetik. Bentuk klasik Ikan Mas pun sudah hilang di beberapa varietasnya dan berikut adalah beberapa contoh varietas Ikan Maskoki yang sudah ada saat ini: Oranda, Ryukin, Komet, Ranchu, Demekin (Telescope Eye), Watonai, Wakin, Hibuna, Red Cap, Black Moor, Panda Moor, Shubunkin, Veiltail, Fantail, Butterfly Telescope, Bubble Eye, Choten Gan (Celestial Eye), Pom-Pom, Mutiara (Pearl Scale), Dll.

Berdasarkan ilmu taksonomi, perbandingan klasifikasi ikan koki dengan ikan mas adalah sebagai berikut:
-Ikan mas koki mempunyai badan pendek, gempal, dan bulat.
-Bentuk kepalanya lucu. Pada beberapa jenis, bagian atas kepala dan pipi ditutupi oleh daging yang menebal.
-Matanya besar dan lebar, tetapi iris matanya tidak dapat membuka dan menutup.
-Lensa mata tidak dapat berkonsentrasi luas sehingga pandangannya dekat dan terbatas. Hal ini menyebabkan ikan mas koki hanya mengandalkan penciuman dalam mencari makanan. Bentuk mata setiap jenis ikan mas koki sangat khas sehingga dapat digunakan untuk mengitifikasi setiap jenis ikan mas koki.
-Indra penciuman ikan mas koki berada di lubang hidung yang berbentuk sangat sederhana, dibagian dalam hidung inilah terdapat indra tunas pembau yang tidak berhubungan sama sekali dengan organ pernapasan.
-Bentuk organ pernapasan ikan mas koki adalah lembaran insang yang dilindungi oleh tutup insang (operculum) disamping tubuhnya.
-Pada umumnya, ikan mas koki mempunyai 5 sirip, yaitu sirip dada(pectora fin), sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip punggung (dorsal fin) tetapi beberapa jenis ikan mas koki, seperti lion head dan celestial, tidak mempunyai sirip punggung ini.
-Sirip ikan mas koki mempunyai fungsi sebagai alat keseimbangan dan alat gerak di bantu oleh kontraksi otot tubuh dan otot ekor.
-Sirip perut dan sirip dada bekerja sama dengan gelembung udara berfungsi sebagai pengontrol gerak ke atas dan kebawah. Sementara itu, sirip punggung dan sirip belakang yang terletak didepan sirip ekor yang berdekatan dengan lubang kelamin berfungsi untuk menjaga agar tubuh tidak berguling ke samping.
-Di sisi tubuh ikan mas koki terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai indra arus. Gurat sisi terletak di bawah sisik-sisik perut ikan mas koki yang memanjang dari tutup insang hingga pangkal ekor.
-Sisik ikan mas koki berderet rapi, mengkilap, dan menutupi tubuh seperti genteng rumah. Umumnya, warna sisik ikan mas koki adalah merah, metalik, kekuning-kuningan, hijau kehitaman, atau gabungan dari warna-warna tersebut. Warna ini di tentukan oleh banyak sedikitnya pigmen quanin yang tekandung di dalam sisik ikan mas koki. Dan, pembentukan quanin di pengaruhi oleh factor genetis, lingkungan hidup, jenis makanan, serta kebersihan lingkungan.

Koki jantan dan betina memiliki ciri fisik yang berbeda. Karena, mengetahui kelamin induk sangat dibutuhkan saat pemijahan. Dan, kegagalan pemijahan yang dilakukan pemula sering terjadi karena salah pemasangan induk. Kebanyakan, pemula menemui kesulitan dalam membedakan kelamin koki jantan dan betina.
Membedakan kelamin ikan mas koki dapat dilakukan dengan jalan melihat saja, meraba atau memegang, dan sedikit memencet perutnya. Namun, untuk lebih memastikannya, cara-cara di atas dapat di gabungkan. Untuk lebih jelasnya, cirri-ciri koki jantan dan betina adalah sebagai berikut:
Cara paling paten yang sering dilakukan adalah dengan memperhatikan sirip dadanya. Dan, sedapat mungkin hindari cara membedakan dengan memijit perutnya karena jika terlalu sering dilakukan atau memijitnya terlalu keras, ikan mas koki akan mengalami stress.


Ikan mas koki tergolong ikan yang rakus. Ikan ini menyukai pakan apa saja (omnivore), termasuk tanaman air, terutama yang berdaun lebar dan lunak. Dalam mencari pakan, ikan mas koki lebih mengandalkan indra penciumannya daripada matanya karena jangkauan penglihatannya sangat pendek. Ikan mas koki lebih suka menyantap pakan yang ada di dasar perairan. Jika dasar perairan di penuhi kotoran, air akan menjadi keruh karena koki mengaduk-ngaduknya saat mencari pakan.
Pemberian pakan pada koki harus dilakukan secara benar. Pola dan cara pemberian pakan yang salah dapat menjadi boomerang bagi para peternak. Pemberian pakan yang berlebihan akan menimbulkan sisa pakan dan kotoran yang banyak. Dan, sisa pakan serta kotoran ini dapat menjadi sarang penyakit. Menghindari sisa pakan yang berlebihan dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan (terutama untuk pakan tambahan) yang berbau menyengat sehingga tercium oleh ikan mas koki. Sebaliknya, pemberian pakan yang kurang akan membuat ikan koki tega memangsa anaknya sendiri jika kelaparan. Untuk menghindari kejadian ini, setelah penetasan, induk ikan mas koki harus segera di pisahkan.

Ketika berenang, ikan koki suka bergerombol. Sebetulnya, hal ini bisa berakibat fatal jika salah satu ikan-ikan tersebut terjangkit penyakit. Karena, dengan mudah penyakit tersebut akan menular ke ikan mas koki lainnya, baik melalui kontak langsung maupun melalui perantara air. Selain itu, kebiasaan bergerombol juga dapat mengakibatkan luka. Luka ini sangat rawan menjadi sumber penyakit dan penularannya.

Ikan mas koki tergolong jenis ikan yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptif). Namun, dalam memindahkan ikan mas koki sebisa mungkin hindari perbedaan kondisi lingkungan yang mencolok karena dapat menimbulkan stress yang akhirnya mengakibatkan kematian. Ikan mas koki lebih cocok hidup di perairan beriklim tropis atau idealnya pada kisaran suhu 27-30 °C dengan Ph dan kesadahan  normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor penting untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan dan produktifitas ikan mas koki.


Demikianlah penjelasan tentang sejarah ikan mas koki, begitu panjang sejarah ikan ini sehingga kita dapat menyaksikan hasil dari sejarah yang panjang tersebut saat ini. Ikan ini pun mendapat gelar ikan hias terpopuler dimuka bumi saat ini. Dan, supaya memepunyai ikan mas koki dengan kualitas sangat tinggi, tentunya lingkungan/tempat tinggal ikan mas koki harus bersih dan mengandung nutrisi yang baik bagi ikan mas koki. Bila Anda ingin memelihara ikan mas koki sebagai usaha maka perawatannya harus dilakukan dengan serius dan memberikan pakan dengan kandungan nutrisi yang baik untuk ikan mas koki tersebut, sehingga warna dan kualitas pada ikan mas koki ini akan menjadi lebih baik.


pasang iklan disini




loading...