Loading...
Pernahkah Anda mendengar tentang radikal bebas? Komponen yang disebut-sebut
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit ini ternyata berada di sekitar Anda
sehari-hari. Radikal bebas adalah hasil sampingan dari proses pengolahan
makanan menjadi energi. Selain itu Anda juga bisa mendapat radikal bebas dari
makanan, udara, bahkan dari reaksi tubuh Anda terhadap sinar matahari. Nah,
tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan khusus untuk menangkal efek buruk
radikal bebas, yaitu antioksidan.
Ada dua jenis antioksidan yaitu endogenous yang dihasilkan oleh tubuh,
serta exogenous yang didapat dari luar tubuh terutama dari makanan. Meskipun
dapat menghasilkan antioksidan sendiri, tubuh cenderung lebih bergantung pada
antioksidan yang berasal dari luar. Antioksidan ini akan bekerja dengan cara
memberikan elektron pada molekul radikal bebas sehingga menetralisasi sifat
buruk dari radikal bebas tersebut.
Bagaimana antioksidan bekerja dalam tubuh?
Cara kerja antioksidan berhubungan dengan cara kerja radikal bebas. Radikal
bebas dalam tubuh berupa molekul yang memiliki elektron bebas, di mana
seharusnya elektron berpasang-pasangan. Elektron bebas ini membuat radikal
bebas menjadi sangat reaktif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel di
sekitarnya. Karena sifat elektron yang berpasang-pasangan, elektron bebas yang
terdapat pada molekul radikal bebas ini dapat mendonorkan elektron atau
menerima elektron dari molekul sel tubuh yang sehat. Molekul sel tubuh yang
sehat kemudian akan bersifat sama seperti radikal bebas sehingga menimbulkan
banyak radikal bebas lainnya. Radikal bebas yang reaktif kemudian mempengaruhi
membran hingga inti sel dan merusak komponen-komponen yang terdapat di dalam
suatu sel, memicu sel untuk menghancurkan dirinya sendiri. Meskipun dapat
menyerang semua jenis sel, radikal bebas terutama menyerang sel lemak, sel asam
nukleat, dan protein.
Fungsi utama antioksidan adalah mendonorkan elektron pada elektron tidak
berpasangan yang terdapat di molekul radikal bebas, mencegah elektron bebas
tersebut untuk menarik elektron dari sel tubuh yang sehat. Yang istimewa dari
kerja antioksidan adalah setelah memberikan elektron, antioksidan tidak akan
berubah menjadi radikal bebas seperti jika sel lain yang memberi elektron.
Sehingga kerja antioksidan seperti menetralisir sifat reaktif molekul radikal
bebas.
Apa saja sumber antioksidan?
Banyak terdapat pada vitamin dan fitonutrien, antioksidan mudah Anda temukan pada makanan dan
minuman Anda sehari-hari. Contoh antioksidan yaitu vitamin C, vitamin E, dan
karotenoid seperti lutein, beta karoten, serta likopen di mana banyak terdapat
pada sayur dan buah. Vitamin E membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan
yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, hingga penyakit mata. Vitamin
E biasanya bekerja bersama dengan vitamin C untuk mencegah berbagai penyakit
degeneratif. Vitamin E dapat Anda temukan pada minyak yang berasal dari
tumbuhan, produk whole grain, biji-bijian, serta kacang-kacangan.
Selain vitamin E, vitamin C mungkin merupakan jenis antioksidan yang paling
banyak dikenal. Membantu melindungi tubuh dari infeksi, mencegah kerusakan sel,
hingga membantu produksi kolagen yang berfungsi untuk melekatkan tulang dengan
otot merupakan beberapa manfaat dari vitamin C. Anda bisa menemukan vitamin C
pada buah jeruk, mangga, pepaya, stroberi, hingga sayur-sayuran seperti tomat,
brokoli, dan kentang.
Selain berasal dari vitamin, antioksidan juga dapat ditemukan pada
fitonutrien, suatu komponen yang hanya terdapat pada sayur dan buah serta
berperan memberi warna atau aroma khas dari sayur buah tersebut. Fitonutrien
dari golongan karotenoid banyak mengandung antioksidan. Sebagai contoh ada beta
karoten, likopen, dan lutein yang banyak terdapat pada wortel, tomat, serta
sayur-sayuran berwarna hijau gelap seperti brokoli dan kale.
Antioksidan dan pencegahan penyakit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, antioksidan bersifat menangkal radikal
bebas. Jika dibiarkan, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel
tubuh yang sehat. Radikal bebas ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit
seperti kanker, penyakit jantung, berkurangnya kemampuan penglihatan, hingga Alzheimer.
Antioksidan sebagai penetralisir sifat reaktif radikal bebas dapat mencegah
penyakit-penyakit tersebut, tetapi pengaruhnya akan lebih besar jika antioksidan
dikonsumsi dalam bentuk alaminya, bukan dikonsumsi dalam bentuk suplemen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen antioksidan tidak
terlalu memberikan pengaruh terhadap pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh
radikal bebas. Meskipun penelitian-penelitian tersebut memiliki keterbatasannya
masing-masing, namun penelitian terkait manfaat mengonsumsi sayur buah yang
kaya akan antioksidan justru memberikan hasil positif untuk melawan dampak
buruk radikal bebas.
loading...
loading...