Sukses Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem Bioflok
Pada dasarnya alam sebagai tempat tinggal sudah menyediakan
berbagai kebutuhan yang di butuhkan manusia. Seiring bertambahnya populasi
manusia daya dukung alam terhadap penyediaan sumber daya alam khususnya pangan
semakin berkurang.
Kondisi diatas mendorong manusia di zaman modern
mengembangkan teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Salah satu teknologi yang
digunakan dan sangat berguna adanya ditemukan pengetahuan tentang budidaya. Dalam
perkembangannya budidaya merupakan salah satu bentuk dari perkembangan
bioteknologi.
Budidaya atau akuakultur adalah kegiatan memperbanyak suatu
organisme tertentu dalam lingkungan perairan. Selain itu pengertian budidaya
dapat dikatakan sebagai kegiatan memproduksi biota (organisme) yang hidup di
perairan dengan pengawasan pemeliharaan demi mendatangkan keuntungan. Kegiatan
budidaya merupakan serangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan samapai
kegiatan pasca panen.
Budidaya perairan pada dasarnya dibagi kedalam tiga jenis
berdasarkan perairannya yaitu; budidaya air tawar, budidaya air payau dan
budidaya air laut. Agar pembahasan kita lebih spesifik pembahasan akuakultur
kali ini akan di fokuskan terhadap budidaya ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup
dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat
menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di
Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan
pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah
diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang
tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah
(Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi
protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan
keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya
ikan air tawar.
Ikan lele termasuk ikan karnivora, di alam ikan ini menyukai
kutu air, seperti, cladocera dan copepoda, larva nyamuk dan serangga lainnya,
keong-keongan kecil atau bangkai. Dalam kondisi di mana sumber makanan kurang,
ikan lele ini bisa bersifat kanibal (saling memakan satu sama lain).
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan
bentuk badan lele secara tepat. Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, tengah
badanya mempunyai potongan membulat, pipih kebawah (depressed), sedangkan
bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), pada lele
ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping),
tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai
hitam.
Kepala bagian atas dan bawah ikan lele tertutup oleh pelat
tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat
alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Ikan
lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga
mampu hidup dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah.
Mulut ikan lele berada diujung moncng (terminal), dengan
dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek
berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah
yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil
dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor ikan lele berbentuk membulat, tidak bergabung
dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun
terutama pada ikan lele usia remaja, sedangkan efek racun yang dimiliki patil pada
ikan lele yang berusia tua sudah agak berkurang.
Ikan lele memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik
(mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya
matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip
punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau ataupun air
asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang
berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung
di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada
sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada
yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi
yang memasukanya kedalam omnivora.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen
organ yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat
ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya ikan lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan
air. Karena itulah, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak
berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari
ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih
gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan,
gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang
terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan
organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam
terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga
berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem
bioflok (DJPB, 2013).
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling
mudah dilakukan, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar. Anda tidak
perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan
lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk
panen. Bisa dikatakan, bisnis perikanan yang paling mudah dijalankan adalah
bisnis budidaya lele. Kemudahan tersebut tidak hanya dalam pemeliharannya saja,
namun juga kemudahan dalam pemasarannya. Walaupun mudah, kita sebagai peternak
harus memperhatikan beberapa hal vital yang seharusnya dilakukan maupun
dihindari.
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat
dikembangkan:
Clarias
batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Clarias
teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang).
Clarias
melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
Clarias
nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
Clarias
loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera
Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
Clarias
gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat
fish, berasal dari Afrika.
Ikan lele kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.Dagingnya tidak hanya lembut dan lezat tapi juga mengandung berbagai
zat yang penting bagi tubuh. Antara lain tinggi protein, sedikit kalori, serta
rendah lemak.
Ikhtisar
kandungan gizi ikan lele:
-Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering)
(5 oz.)
-Kalori : 217
-Protein : 7g
-Karbohidrat : 0.0g
-Total Fat : 11.5g
-Fiber : 0.0g
Protein dalam ikan lele sebanyak 15,6 gram, sangat
berkualitas dalam memenuhi kebutuhan asam amino pada tubuh manusia. Ikan lele
juga mengandung Vitamin B-12 yang sangat tinggi, satu ekornya mengandung 40
persen vitamin B-12, yang bermanfaat untuk memecah zat makanan menjadi energi. Kandungan
zat di dalam ikan lele juga sangat rendah merkuri. Asam lemak omega juga
terkandung dalam ikan lele, jumlahnya sekitar 875 mg asam lemak omega-6 dan
lemak omega-3 sekitar 220 mg. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan
manusia dalam sehari untuk menjaga kesehatan fungsi jantung.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Budidaya sangat diperlukan agar ikan lele terjaga dari
zat-zat kimia berbahaya dari limbah yang dibuang ke sungai sebagai habitatnya. Dengan
dibudidayakan, artinya Anda juga mengurangi kerusakan ekosistem dan membantu
memperbaikinya.
Pembesaran merupakan salah satu dari kegiatan budidaya
perairan dengan menyediakan kolam terkontrol dengan tujuan membesarkan ikan, guna
menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran seharusnya sudah
dapat di estimasikan sampai ukuran berapa ikan dapat di panen.
Pembesaran merupakan kegitan yang sebagian besar menitik
beratkan pada pola pemberian pakan buatan baik yang utama ataupun yang
tambahan. Karena sejatinya dengan pemberian pakan teratur diharapkan pertumbuhan
ikan sesuai target yang ujungnya untuk mendatangkan profit.
Bisnis ternak lele memerlukan keseriusan dan ketekunan,
apalagi dengan bau amis ikan, jangan lupa untuk memperhitungkan berbagai
rencana dan prediksi keuangan untuk perkembangan bisnis ikan lele yang Anda
jalankan. Meskipun demikaian, tidak perlu keahlian khusus yang membutuhkan
banyak pengalaman untuk memulai bisnis ini, semua orang bisa memulainya asalkan
memiliki beberapa hal seperti yang telah disebutkan, yakni keseriusan dan
ketekunan. Selain itu Anda perlu mengelola keuangan pribadi dan bisnis Anda
dengan baik, agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian.
Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu jenis usaha
yang mulai banyak diminati karena tergolong mudah dan minim modal. Salah satu
jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan adalah ikan lele. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa ikan lele tergolong mudah dibudidayakan karena kemampuannya
bertahan hidup yang sangat tinggi sekalipun dipelihara di air yang kualitasnya
buruk sekalipun.
Ikan lele termasuk jenis ikan yang mampu hidup di berbagai
jenis media air, sehingga untuk memelihara ikan lele terbilang cukup mudah
daripada jenis ikan lainnya, namun jika kita ingin membudidayakan ikan lele
ini, tentunya butuh perlakuan yang khusus agar dapat menghasilkan panen yang
maksimal, biaya produksi (pakan) dan hasil panen harus lebih tinggi hasil
panennya, sehingga peternak ikan lele bisa merasakan keuntungan dari
budidayanya.
Para pembudidaya ikan lele juga berusaha meningkatkan
kualitas lele hasil produksinya sekaligus meningkatkan omset. Salah satu teknik
terbaru dalam budidaya ikan lele adalah
budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, yang merupakan teknik
pemeliharaan ikan dengan memaksimalkan jumlah tebar ikan lele pada wadah
terbatas dimana airnya dikondisikan menjadi kaya mikro-organisme bermanfaat
yang akan menguraikan kotoran ikan lele menjadi makanan kembali.
Budidaya lele dengan sistem bioflok bisa menjadi sebuah bisnis
menjanjikan, asalkan ditekuni dan dijalankan dengan baik. Karena, jenis ikan
ini banyak digemari masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Meskipun ternak lele
sistem bioflok membutuhkan modal yang lumayan banyak tetapi sistem ini hemat
pakan dan bisa dilakukan di lahan sempit.
Kotoran lele akan berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil
yang mana sebenarnya merupakan perpaduan dari alga, ganggang dan bakteri yang
merupakan makanan alami ikan. Setelah diuji coba ternyata metode bioflok
merupakan cara terbaik memelihara ikan lele untuk saat ini dimana peternak bisa
menghemat pakan hingga 50%.
Muhammad Sofyan Hadi, warga Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus menuturkan, bioflok yaitu suatu sistem pemeliharaan ikan lele
yang menumbuhkan suatu mikro-organisme, yang berfungsi untuk menggelola limbah
budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc) yang dimanfaatkan
langsung sebagai makanan alami. Pertumbuhan mikro-oganisme ini ditumbuhkan
(dipacu) dengan cara memberikan probiotik atau kultur bakteri non pathogen, dan
juga dilakukan pemasangan aerator penyuplai oksigen sekaligus untuk mengaduk
air dalam kolam. “Saat mengikuti bimbingan teknis dari KKP (Kementerian
Kelautan dan Perikanan) di Sukabumi, Jawa Barat dijelaskan sistem ini hemat air
dan mengurangi jumlah pakan 15-20 persen. Ini menyenangkan pembudidaya lele.
Sebab biaya terbesar ada di pakan,” kata Sofyan.
Bioflok sama dengan teknologi RWS (Red Water System) yang
merupakan teknik dalam membudidayakan ikan tanpa harus mengganti air. Bioflok
ini merupakan teknologi yang sangat efisien dan dapat digunakan dalam banyak
budidaya ikan air tawar. Bioflok berasal dari dua kata yaitu Bio “kehidupan”
dan Flok “gumpalan”. Sehingga bioflok dapat diartikan sebagai bahan organik
hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan. Gumpalan tersebut terdiri dari
berbagai mikro-organisme air termasuk bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa,
rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan
detritus.
Bioflok merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang
tersusun dari sekumpulan mikro-organisme hidup yang melayang-layang di air dari
berbagai campuran heterogen mikroba yang saling berinteraksi dengan sangat baik
di dalam air dan secara langsung bekerjasama dengan unsur partikel organik,
kemudian unsur tersebut akan berubah menjadi pakan ikan alami. Teknologi
bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikro-organisme yang
membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diterapkan dalam sistem
pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan pada sistem pengolahan air
media aquakultur.
Prinsip dasar dari sistem bioflok ini adalah mengubah
senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya berisi senyawa karbon ( C),
Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N) menjadi massa slugde berbentuk bioflok
dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer
sebagai bioflok. Dalam penerapnnya dalam budidaya perairan dalam hal ini
budidaya lele, teknologi bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi
nitrogen organik yang tidak beracun. nitrogen yang sudah diubah ini bisa
digunakan untuk pakan lele, sehingga lebih hemat biaya.
Keunggulan Sistem Bioflok
Budidaya lele menggunakan sistem bioflok memiliki banyak
keunggulan dibandingkan ternak ikan lele dengan menggunakan metode lainnya. Diantara
keunggulannya adalah sebagai berikut :
-Kadar pH relatif stabil, sekitar pH 7 – pH 7,8.
-pH nya cenderung rendah (asam), sehingga kandungan amoniak
(NH3) relatif kecil.
-Tidak tergantung pada sinar matahari dan aktivitasnya akan
menurun bila suhu rendah.
-Tidak perlu ganti air dalam kondisi yang singkat (sedikit
ganti air) sehingga biosecurity (keamanan) terjaga.
-Limbah tambak (kotoran, algae, sisa pakan, amonia) didaur
ulang dan dijadikan makanan alami berprotein tinggi.
-Lebih ramah lingkungan.
Dеngаn аdаnуа ѕіѕtеm bіоflоk dеngаn kоlаm tеrраl, maka dараt
mеngеfіѕіеnѕіkаn lahan untuk budidaya іkаn. Bіlа ѕеbеlumnуа hаruѕ mempunyai
lаhаn dі tаnаh atau аrеа уаng luas, maka dеngаn sistem іnі tidak реrlu lagi.
Cukup mеnуеdіаkаn kolam tеrраl yang sudah berisi air dаn bеnіh ikan dі
dalamnya. Jika Andа tіdаk іngіn rероt-rероt untuk membuat kоlаm tеrраl, аndа
bisa mеmbеlіnуа dірrоduѕеn tеrреrсауа.
Sumber makanan sebagian bеrаѕаl dari ѕіѕtеm kerja bioflok,
maka bisa dіkаtаkаn sistem іnі dapat mеngеfіѕіеnѕіkаn раkаn. Dеngаn begitu
ѕіѕtеm bioflok bіѕа dіѕеbut uѕаhа dengan modal kесіl yang menghasilkan untung
bеѕаr. Hаnуа bеrmоdаlkаn kоlаm terpal dаn benih ikan ѕаjа sudah dараt untung
besar berupa рrоdukѕі уаng tіnggі.
Salah ѕаtu раrtіkеl уаng bisa dіubаh mеnjаdі menguntungkan
dengan ѕіѕtеm bioflok іnі аdаlаh раrtіkеl dаlаm аіr. Bakteri-bakteri yang аdа
dаlаm air bisa dіubаh mеnjаdі pakan іkаn іtu sendiri. Dеngаn demikian menjadikan
penggunaan аіr bіѕа lеbіh еfіѕіеn. Wаktu untuk реngеrjааn budidaya ѕiѕtеm
bioflok іnі dari mеmbuаt kolam terpal hіnggа mеmаnеn rеlаtіf ѕіngkаt dаrіраdа
саrа konvensional. Hal іnі dіѕеbаbkаn oleh mudahnya реmіlіhаn lоkаѕі, реrаwаtаn
іkаn, bahkan hіnggа panen ikan.
Karena itulah bіѕа dіkаtаkаn ѕіѕtеm bіоflоk ini bіѕа
dіlаkukаn oleh siapa saja, bаhkаn оlеh pemula ѕеkаlірun. Hаnуа bеrmоdаlkаn
pengetahuan dаѕаr ѕаjа sudah bіѕа bersaing dеngаn рrоduѕеn ikan lele yang lаіn.
Kelemahan Sistem Bioflok
Setiap ada keunggulan disitu pasti ada kelemahannya.
Begitupula budidaya ikan lele sistem bioflok memiliki beberapa kelemahan,
antara lain :
-Tidak bisa diterapkan pada tambak yang bocor atau rembes
karena tidak ada pergantian air.
-Memerlukan peralatan atau aerator cukup banyak sebagai
suply oksigen.
-Aerasi harus hidup terus (24 jam/hari).
-Pengamatan harus lebih jeli dan sering muncul kasus Nitrit
dan Amonia.
-Bila aerasi kurang, maka akan terjadi pengendapan bahan
organik.
-Resiko munculnya H2S lebih tinggi karena pH airnya lebih
rendah.
-Kurang cocok untuk tanah yang mudah teraduk (erosi). Jadi
dasar harus benar-benar kompak (dasar berbatu / sirtu, semen atau plastik HDPE).
-Bila air terlalu pekat, maka dapat menyebabkan kematian
bertahap karena krisis oksigen (BOD tinggi).
-Volume Suspended Solid dari floc harus selalu diukur.
-Jika mencapai batas tertentu, floc harus dikurangi dengan
cara konsumsi pakan diturunkan.
Budidaya lele sistem bioflok sebenarnya sudah berkembang
lebih dahulu di negara-negara maju seperti Australia dan jepang. Namun demikian
di Indonesia dari tahun ketahun semakin banyak muncul sistem budidaya
menggunakan bioflok untuk ternak lele. Sistem budidaya bioflok awalnya
merupakan rangkaian sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan
limbah secara lebih simpel dan bermanfaat. Proses pengolahan limbah bisa diurai
dengan menggunakan bahan organik yang unsurnya ialah limbah lumpur yang secara terus-menerus
terus diaduk dan diaerasi. Pengadukan ini sebenarnya bertujuan supaya limbah
dalam kondisi padat bisa diurai oleh bakteri. Banyak orang sudah mengadopsi
sistem budidaya bioflok demi meningkatkan hasil panen. Sistem budidaya
berkelanjutan ini memang sudah terbukti tidak hanya mampu meningkatkan hasil
panen, melainkan dapat juga meningkatkan keuntungan para pembudidaya.
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebelum memulai
usaha budidaya ikan lele ini. hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
-Media tepat
Jika dahulu banyak yang mengeluh ternak ikan lele sulit
karena keterbatasan lahan maka sekarang telah hadir solusi untuk mengatasi
kesulitan tersebut. Banyak yang telah beralih menggunakan kolam terpal bulat
jenis bioflok untuk yang tidak punya lahan luas. Banyak keuntungan yang didapat
jika menggunakan kolam terpal bioflok ini.
-Bibit berkualitas
Selain media yang sesuai pemilihan bibit berkualitas juga
perlu diperhatikan. Dengan adanya bibit yang berkualitas maka akan didapatkan
ikan lele yang berkualitas juga.
Banyak keuntungan yang diperoleh dari budidaya lele di kolam
terpal bioflok. Dengan menerapkan teknologi bioflok pembudidaya akan dapat
menekan biaya yang dikeluarkan. Bagi Anda yang masih pemula, budidaya di kolam
terpal bulat merupakan solusi yang terbaik. Karena mudah sekali diterapkan
dengan persentase keberhasilan yang tinggi.
Budidaya lele dengan menggunakan teknologi sistem bioflok
sedang digalakkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya KKP. Teknologi bioflok ini
diyakin dapat meningkatkan produksi lele sampai tiga kali lipat. Air bekas
budidaya juga tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan
dapat disinergikan dengan budidaya tanaman misalnya sayur-sayuran dan
buah-buahan. “Hal ini dikarenakan adanya mikro-organisme yang mampu mengurai
limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman,” ungkap Supriyadi.
Selain itu sistem budidaya dengan teknik bioflok memiliki padat tebar ikan
mencapai volume 100-150 ekor/m³ atau 10-15 kali lipat dibanding dengan
pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m³.
Syamsul Mansur, pembudidaya ikan di Kelurahan Barombong,
Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulsel, memulai budidaya ikan lele metode bioflok
di pekarangan rumah. Dan telah merasakan keunggulan metode budidaya ikan sistem
bioflok karena tidak meninggalkan bau seperti halnya budidaya lele secara
konvensional. Sistem bioflok juga mampu meningkatkan produktivitas hingga 25-30
kg/m³ atau 12-15 kali lipat jika dibandingkan dengan hasil dari kolam biasa
yaitu sebanyak 2 kg/m³. Waktu pemeliharaan lebih singkat, dengan menggunakan benih
awal yang ditebar berukuran 8-10 cm, membutuhkan jangka panen selama 3 bulan
pemeliharaan. “Benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250-300 gram per ekor,
sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6
bulan,” kata Syamsul Mansur.
Selain pada ikan lele, sistem cara budidaya bioflok ini
dapat digunakan untuk budidaya udang air tawar dan jenis ikan lainnya. Adapun
langkah-langkah atau tahapan cara budidaya lele sistem bioflok adalah sebagai
berikut :
Pembuatan
Kolam Lele Bioflok
Kolam yang digunakan biasanya berbentuk bulat dan terbuat
dari terpal. Lingkaran diameternya cukup dengan 3 meter dan mampu menampung 3000
ekor ikan Lele.
Muhammad Komarudin (45), seorang pembudidaya lele di
Ponorogo menjelaskan budidaya ikan lele di dalam kolam dengan menggunakan
sistem bioflok yang diperkenalkan oleh Menteri Susi Pudjiastuti. "Saya
pakai sistem bioflok, jadi kolam saya selalu bersih, tidak bau amis. Ikannya
pun begitu, tidak bau amis," kata Komarudin. Bentuk kolamnya pun berbeda.
"Jika umumnya kolam berbentuk kotak. Kolam saya berbentuk bulat yang
dilapisi kain terpal sebagai wadah air," jelasnya.
Menyiapkan kolam budidaya adalah langkah awal dalam cara
ternak ikan lele sistem bioflok. Dalam pembuatan kolam bioflok, Pertama yang
harus kita siapkan adalah pembuatan gambaran kolam yang akan kita buat,
tentukan ukuranya dan seperti apa pemipaan input output airnya. Setelah memiliki
desain gambar kolam biofloknya, kemudian siapkan bahan-bahan untuk membuat
kolam. Diantaranya adalah:
-Besi ulir 12 inchi, untuk membuat kerangka kolam.
-Terpal bundar dengan diameter 3 meter.
-Pipa paralon, untuk input-output air.
-Semen,pasir,batu bata, untuk cincin kolam.
Setelah semua bahan terkumpul kemudian mulailah tahap
perakitan kerangka kolam. kerangka kolam dibuat dengan memotong besi ulir 12
inchi dengan ukuran panjang 120 cm untuk bagian berdirinya, dan melingkarnya
hingga membentu diameter 3 meter. Besi kerangka dikaitkan satu sama lain dengan
alat bantu las.
Kemudian pasang pipa paralon sebagai output air dari dasar
kolam. Setelah pemasangan pipa selesai, langkah selanjutnya adalah pemasangan
cincin disekeliling kolam, tujuanya supaya pada saat kolam diisi air tidak
bergeser. langkah terakhir adalah pemasangan terpal, pemasangan terpal harus
dengan hati-hati, supaya terpal tidak sobek.
Pemberian naungan atau atap pada kolam sangat dianjurkan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terik sinar matahari langsung dan guyuran
air hujan yang dapat mempengaruhi mutu dari air kolam menjadi tidak layak.
Peralatan lain yang perlu Anda persiapkan adalah mesin aerator yaitu alat yang
digunakan untuk meniupkan oksigen atau udara ke dalam air kolam.
Pengisian
Air Kolam Bioflok
Setelah kolam yang akan gunakan siap, langkah selanjutnya
adalah mengisi air kolam bioflok dengan cara bertahap. Pertama dengan proses
pengisian bak kolam terpal yang sudah direncanakan yaitu sekitar ketinggian 80
hingga 100 cm.
Seperti namanya yaitu bioflok yang mana “bio” berarti
makhluk hidup sedangkan “floc” berarti gumpalan. Maka air dalam kolam bioflok
ini nantinya akan dipenuhi gumpalan-gumpalan kecil yang merupakan kumpulan
mikro-organisme yang terdiri dari alga, ganggang dan bakteri. Untuk
mengkondisikan air seperti ini maka setelah kolam diisi air lalu kita
memberikan pupuk dasar berupa pupuk organik (pupuk kandang) yang mana sudah dikomposisikan
terlebih dahulu.
Kemudian untuk hari kedua, adalah proses memasukkan bakteri
pathogen atau pun probiotik jenis bacilus sp, namun kini dalam produk probiotik
juga sudah dilengkapi berbagai jenis bakteri lainnya yang juga bermanfaat, dengan
dosis sekitar 5 ml/m³ di dalam kolam. Kemudian perhatikan hari ketiga, dimana
Anda perlu memasukkan pakan bakteri atau probiotik molase sebanyak 250 ml/m³. Molase
(gula) ini akan berguna sebagai sumber energi bagi bakteri pengurai yang dapat
merangsang tumbuh dan berkembangnya bakteri pengurai, agar dapat berkembang
secara efektif.
Ketika saat malam hari tiba, maka Anda bisa menambahkan
dolomite dengan takaran sekitar 150-200 gram/m³ ke dalam kolam. Pengadukan akan
di lakukan 24 jam secara terus-menerus, dengan bantuan dari aerator. Pastikan
media air yang sudah diolah ini didiamkan selama 2 minggu sehingga mikro-organisme
didalamnya dapat berkembang baik. Air yang sudah siap untuk proses budidaya akan
berwarna merah kecoklatan yang mana artinya sudah dipenuhi bakteri dan
ganggang.
Tanda air tersebut sudah siap untuk proses budidaya adalah
air yang akan terlihat 3 warna, berwarna kuning hijau kecoklatan, hijau namun
tidak hijau, kuning namun tidak kuning. Sehingga terlihat berwarna samar tapi
yang lebih dominan warna kecoklatan. Air terlihat keruh. Namun, jika di ambil
sampel dalam gelas bening atau kaca akan terlihat jernih jika di diamkan.Dan, Anda
akan melihat endapan berwarna hijau samar kuning dan tidak pekat apabila di
pegang. Jika kolam diaduk maka akan keluar kabluk yaitu berupa debu yang
melayang-layang di air.
Selanjutnya terdapat pengelolaan air. Jika air sudah surut,
maka anda harus menambahkan volume air, dimungkinkan surutnya air dapat dikarenakan
perembesan pada kolam.
Salah satunya sistem pembuangan kotoran pada budidaya lele
dengan metode bioflok merupakan keunggulan tersendiri dalam menjaga kualitas
air. Kotoran lele yang mengendap berlebihan di bawah akan dikeluarkan lewat
pipa paralon output. "Tiap sebelum dikasih pakan, pipa yang terhubung
keluar kolam itu dibuka, nanti nyembur keluar air bersama kotoran. Di sisi
lain, kolamnya terus ditambah air, jadi bersih tanpa nguras. Inilah yang
disebut sistem bioflok," kata Muhammad Komarudin menjelaskan.
Aerator yang berfungsi untuk menambah pasokan udara dalam
air juga bisa membuat ikan cepat besar. "Pakai aerator jadi tidak perlu
sering menguras air kolam yang kotor. Cukup dibuang sedikit dan ditambah air.
Kolam jadi bersih lagi," tambah Muhammad Komarudin. Air yang keluar dari
pipa beserta kotoran lele dapat langsung dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Dalam pemeliharaan ikan sistem bioflok, sangat perlu untuk
menjaga kandungan oksigen yang larut di dalam air. Karena oksigen disamping
diperlukan ikan untuk pertumbuhan juga diperlukan oleh bakteri untuk
menguraikan kotoran atau sisa metabolisme di dalam air. “Saya mengingatkan agar
teknologi bioflok di masyarakat bisa dikawal oleh UPT-UPT (unit pelaksana
teknis) dan para penyuluh agar tidak keliru menerapkannya, juga harus
diterapkan secara benar sesuai kaidah-kaidah cara budidaya ikan yang baik
seperti benihnya harus unggul, pakannya harus sesuai standar SNI, parameter
kualitas air seperti oksigen juga harus tercukupi,” kata Supriyadi.
Penebaran
Bibit Lele pada Kolam Bioflok
“Sistem bioflok ini juga memiliki keunggulan pada tebar
padat. Yakni permeter bisa menebar bibit seribu ekor. Rata-rata kolam bundar
saat ini berukuran 3 meter, sehingga bisa diisi 3 ribuan ekor,” kata Muhammad
Sofyan Hadi.
Pastikan kolam sudah didiamkan selama 7-10 hari sebelum
benih lele ditabur di dalam kolam terpal. Benih lele yang akan digunakan dalam
satu kolam haruslah berasal dari induk unggulan serta dari indukan yang sama.
Benih ikan lele yang sehat dapat dilihat dari segi gerakannya yang aktif, warna
dan ukuran seragam dan organ tubuhnya lengkap.
Penebaran bibit di lakukan ketika air sudah benar-benar siap
serta flok terbentuk. Anda harus melakukan pengecekan pH air terlebih dahulu.
Jika sudah dipastikan pH air dalam keadaan netral, barulah Anda
dapat menebar bibit lele. Lakukan penebaran bibit lele pada malam hari atau
pagi hari. Misalnya jam 5 pagi. Karena diwaktu tersebut kondisi udara masih sejuk
dan air masih dalam keadaan netral.
Pola penebaran benih juga berpengaruh pada kualitas ikan
lele ketika panen nantinya. Penebaran benih tidak bisa dilakukan dengan asal
karena merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan awal ternak
ikan lele. Untuk menebar beni terdapat cara yang harus diperhatikan:
-Waktu
Waktu untuk menyebar benih ikan lele tidak bisa sembarangan.
Terdapat waktu yang tepat untuk melakukannya yakni pada pagi hari sekitar jam
08.00-09.00. sedangkan saat sore waktu yang tepat untuk menebar benih adalah
pada jam 15.30-16.30. karena pada jam tersebut suhu tidak terlalu panas. Setelah
menebar benih juga tidak boleh langsung diberi pakan.
-Ukuran ikan lele
Ukuran yang ditebar harus ideal dan seragam supaya tidak
mengganggu yang lain.
Setelah Anda melakukan penebaran benih lele pada kolam
bioflok maka keesokan harinya tambahkan probiotik dengan dosis 5 ml/m³.
Perawatan untuk benih ikan lele dapat Anda lakukan setiap 10
hari sekali. Perawatan dalam cara ternak lele bioflok langkah – langkahnya
adalah sebagai berikut:
-Setiap 10 hari sekali Anda bisa memberikan probiotik
sebanyak 5ml/m³, ragi tempe sebanyak 1 sendok makan/m³, ragi tape 2 butir/m³
dan pada malam harinya Anda bisa menambahkan dolomit yang diambil airnya saja
sebanyak 200 – 300 gr/m³.
-Setelah benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih maka
perawatan selanjutnya adalah setiap 10 hari sekali masukkan probiotik dengan
dosis 5 ml/m³, ragi tempe sebanyak 2 – 3 sendok makan/m³, ragi tape 6 – 8
butir/m³ dan pada malam harinya tambahkan dolomit dengan dosis 200 – 300 gr/m³
yang diambil airnya saja. Untuk pemberian ragi tempe dan ragi tape terlebih
dahulu dilarutkan ke dalam air.
Porsi
Pakan Ternak Ikan Lele Sistem Bioflok
Dalam budidaya ikan lele sistem bioflok hendaknya
menggunakan pelet pabrikan yang terukur kandungan isinya. Pilihlah pakan berkualitas
sesuai dengan berat lele dan sesuaikan pula ukuran pakan yang Anda berikan
dengan lebar bukaan mulut ikan. Lakukan secara rutin dan teratur untuk menjaga
supaya lele tidak menjadi kanibal.
Selama pembesaran pada budidaya lele bioflok perhatikan
waktu pemberian pakan dan berikan aerasi setiap harinya. Pemberian pakan pada
lele bioflok hendaknya Anda kelola dengan baik agar dapat mencapai produksi
ikan lele yang maksimal.
Cara pemberian pakan lele membutuhkan trik-trik khusus supaya
hasil panen dapat lebih meningkat dari pada periode sebelumnya. Pemberian pakan
ikan lele dengan cara yang baik dapat mendukung produktivitas perkembangan ikan
lele sehingga tidak membuat lele mati atau bisa saling memangsa satu sama lain.
Untuk pemberian pakan, Anda bisa menggunakan pelet yang
sudah dibasahi dan didiamkan 5-10 menit agar mengembang terlebih dahulu lalu
ditaburkan pada 3 sudut kolam bioflok. Agar semakin menghemat biaya, maka Anda
juga bisa membuat pakan alternatif untuk diberikan pada siang atau sore hari
sehingga pemberian pelet hanya 40% dan yang 60% adalah pakan alternatif.
Pakan diberikan 3 kali yakni pagi jam 9 lalu siang jam 3 dan
malam jam 8 atau 9. Jangan memberikan pakan ketika hari masih terlalu pagi
serta jangan memberi pakan terlalu banyak. Jumlah pakan adalah 2,5% dari total
berat badan ikan yang mana nantinya dibagi lagi menjadi 3 untuk diberikan pagi,
siang dan sore. Karena itulah, Anda harus rutin melakukan pengecekan sample
berat badan ikan lele untuk menentukan jumlah pakan yang harus diberikan.
Berikan dosis pakan 80% dari daya kenyang ikan lele. Cara
ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap seminggu sekali ikan lele bisa
Anda puasakan dengan tidak memberikan pakan. Sebelum Anda memberikan pakan
sebaiknya difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan probiotik. Setelah
flok terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat Anda kurangi sebanyak
30%.
Apabila pakan diberikan 100% dari kebutuhan maksimal, maka
tingkat efisiensi 70%. Begitu pun sebaliknya, jika pakan di berikan 70% maka
tingkat efisiensi 100%. Kekurangan dari yang 70% akan di dapat dari bioflok
yang berkembang di dalam kolam. Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem
bioflok, karena dapat menekan porsi pakan yang sebenarnya. Di bandingkan dengan
mengunakan kolam biasa, lele akan terbiasa atau membiasan diri untuk memakan
bioflok yang ada di dalam kolam.
Cara penebaran pakan yang baik ialah dengan membagi 3 bagian
sudut pada kolam terpal di area sisi bagian kanan kolam, kiri kolam dan tengah
kolam. Pemberian pakan lele bisa lebih merata. Saat tahap awal, Anda bisa
menebarkan di area sisi kanan hingga pelet habis, kemudian pindah di area sisi
kiri. Kemudian setelah sisi kiri habis, maka Anda bisa pindah ke sisi tengah.
Sebarkan pelet hingga kenyang.
Tanda dari ikan yang sudah kenyang adalah adanya pelet yang
mengambang dan tidak dimakan oleh ikan. Apabila Anda menggunakan jenis pelet
yang tenggelam, maka cara penebarannya bisa dilakukan dengan perlahan pada satu
titik, karena lele termasuk jenis ikan yang mengejar pakan yang bergerak. Anda
perlu mengatur pelet sebelum benar-benar terlanjur tenggelam, dan nantinya
tidak dimakan oleh ikan lele. Pastikan Anda memberikan pakan sampai respon ikan
menurun dalam memakan pelet.
Pemberian pakan yang dicampur dengan larutan probiotik juga
dapat diterapkan, "Jadi pelet (pakan lele) direndam dulu dengan cairan
prebiotik ini supaya mengembang dan mengurangi jumlah konsumsi pakan secara
berlebihan sekaligus membuat lele tidak berbau amis," kata Muhammad
Komarudin. Larutan probiotik dapat pula diracik sendiri dari bahan
rempah-rempah semisal kunir, kencur, jahe dan temulawak. Dengan direndam dalam
larutan probiotik, dapat mengurangi konsumsi pakan lele hingga 20%, namun ikan
sudah kenyang.
Apabila pelet yang diberikan dalam kondisi kering, maka lele
akan makan lebih banyak dan ikan lele biasanya akan menjadi kekenyangan dan
sulit dalam bergerak secara aktif. Ikan yang mengalami rasa kenyang, bisa
ditandai dengan menggantung diam dalam posisi miring dan mengapung pada permukaan
air.
Penambahan
Prabiotik Secara Rutin
Ikan lele tergolong sangat rakus apabila ukuran tubuhnya
semakin besar, maka semakin banyak pula makannya. Kadar mikro-organisme dalam
air bioflok juga akan cepat berkurang pada saat usia ikan lele sudah dewasa.
Untuk menjaga kestabilan kadar mikro-organisme dalam kolam,
maka Anda perlu melakukan penambahan probiotik secara rutin. Paling bagus adalah
seminggu sekali, dengan demikian air dalam kolam tetap akan didominasi oleh
mikro-organisme bermanfaat.
Lakukan penambahan molase, tetes tebu, gula pasir, gula batu
seminggu sekali. Dengan takaran 50-100 ml/m³. Ini berfungsi agar menjaga
keseimbangan C/N rasio agar tetap berada pada angka diatas ½ . Molase juga
dapat diganti dengan mengunakan tepung trigu atau tapioca jika molase tetes
tebu sudah didapat.
Probiotik bisa dibeli di toko peternakan ikan. Saat Anda
menambahkan probiotik, maka keuntungan yang akan Anda dapat ialah asupan
vitamin dan menjaga kualitas air dengan menguraikan sisa kotoran organik
sehingga tidak mengganggu kesehatan lele.
Pertahankan suhu kolam pada angka 28˚C. Karena suhu akan sangat
berpengaruh pada flok di kolam apalagi saat musim pancaroba datang. Anda juga
harus mengontrol apa yang terjadi secara rutin. Dan harus dapat mengambil
tindakan, apabila sesuatu terjadi, seperti berkurangnya nafsu makan pada ikan,
kolam terlalu pekat. Jika semua berjalan sesuai rencana, kemungkinan hanya
dalam waktu 2 bulan ikan dapat di panen.
Pemanenan
Lele
Panen merupakan hal yang paling banyak ditunggu para
pembudidaya lele. Hasil panen budidaya lele dengan sistem bioflok lebih banyak
dibandingkan budidaya kolam tanah.
Panen pada budidaya ikan lele sistem bioflok bisa diakukan
lebih cepat yakni 15-20 hari lebih awal dari pada pemeliharaan model
konvesional. Karena asupan nutrisi ikan lele dalam sistem bioflok senantiasa
terpenuhi setiap saat sehingga ukuran tubuhnya lebih cepat berkembang.
Pemasaran
Ikan Lele
Untuk memasarkan hasil panen ikan lele saat ini bukan
sesuatu yang sulit karena semua kalangan telah mengkonsumsi ikan ini. Banyak
warung dipinggir jalan yang menjual makanan dengan menu ikan lele. Jika dulu
banyak orang yang jijik dengan ikan lele karena tempat hidupnya yang kotor maka
sekarang ikan lele telah banyak dibudidayakan dikolam-kolam baik itu kolam
beton atau kolam terpal. Pakan yang diberikan juga bukan lagi pakan kotor
seperti anggapan banyak orang. Dengan pakan yang bagus tentu ikan lele yang
dihasilkan akan bagus juga.
Pemasaran ikan lele dapat dilakukan dimanapun karena
tingginya permintaan pasar akan ikan lele. Sehingga para pembudidaya tidak
perlu risau untuk pangsa pasar ikan lele setelah masa panen tiba. Bahkan kini
restoran mahal pun banyak yang menyajikan menu berbahan dasar ikan lele.
Sekarang ada juga franchise ikan lele yang sangat terkenal. Tips-tips pemasaran
di bawah ini layak dicoba untuk pemula yang memulai bisnis ternak ikan lele:
-Amati perkembangan pasar
Meski ikan lele bukanlah ikan yang mahal, tapi adakalanya
jika masa panen lambat atau ketika hasil panen tidak bagus maka harga ikan lele
akan melambung tinggi. Dan tentunya permintaan ikan lele tidak pernah surut. Jika
masa panen tepat maka keuntungan yang di dapat akan sangat tinggi.
-Jaga kualitas ikan lele
Dengan menjaga kualitas ikan lele akan banyak pembeli ikan lele
yang mencari ikan lele yang Anda budidayakan. Menjaga kualitas tentu dengan
pemilihan bibit yang tepat serta perawatan yang maksimal.
Sistem bioflok untuk budidaya ikan lele akan sukses Anda
terapkan jika disertai adanya pemantauan dan mengevaluasi apa kekurangan dari
usaha Anda serta apa yang bisa meningkatkan kualitas baik dari air,
probiotiknya, bibit dan SDM yang mengelolanya, semua harus Anda teliti terus
dan evaluasi. Demikianlah pembahasan mengenai cara budidaya ikan lele sistem
bioflok. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam mengembangkan dan
meningkatkan usaha budidaya lele. Terima Kasih.