Loading...
Pada dasarnya alam sebagai tempat tinggal sudah menyediakan
berbagai kebutuhan yang di butuhkan manusia. Seiring bertambahnya populasi
manusia daya dukung alam terhadap penyediaan sumber daya alam khususnya pangan
semakin berkurang.
Kondisi diatas mendorong manusia di zaman modern
mengembangkan teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Salah satu teknologi yang
digunakan dan sangat berguna adanya ditemukan pengetahuan tentang budidaya.
Dalam perkembangannya budidaya merupakan salah satu bentuk dari perkembangan
bioteknologi.
Budidaya atau akuakultur adalah kegiatan memperbanyak suatu
organisme tertentu dalam lingkungan perairan. Selain itu pengertian budidaya
dapat dikatakan sebagai kegiatan memproduksi biota (organisme) yang hidup di
perairan dengan pengawasan pemeliharaan demi mendatangkan keuntungan. Kegiatan
budidaya merupakan serangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan samapai
kegiatan pasca panen.
Dalam bisnis perikanan di Indonesia, budidaya ikan lele merupakan
budidaya yang paling banyak digandrungi oleh para pebisnis dalam bidang
perikanan di Indonesia. Itulah sebabnya, budidaya ikan lele menjadi primadona
di dunia perikanan.
Di kota-kota besar, konsumsi ikan lele terus meningkat
sehingga membuat permintaan pasar juga meningkat. Ikan lele menjadi pilihan
banyak orang sebagai pelengkap nasi karena kaya nutrisi dan harganya pun
terjangkau. Selain itu, biaya operasional untuk budidaya lebih rendah
dibandingkan dengan peternakan unggas. Oleh karena itu, budidaya lele merupakan
alternatif yang sangat cocok untuk para pengangguran.
Budidaya perairan pada dasarnya dibagi kedalam tiga jenis
berdasarkan perairannya yaitu; budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya
air laut. Agar pembahasan kita lebih spesifik pembahasan akuakultur kali ini
akan di fokuskan terhadap budidaya ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup
dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat
menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Tidak hanya para pembudidaya. Para pengusaha kuliner pun
mulai banyak yang menggunakan ikan lele sebagai menu makanan dalam bisnisnya.
Karena itulah tidak heran jika setiap kita mampir ke warung selalu ada saja
menu makanan yang berupa ikan lele. Mulai dari lele penyet, lele bakar, hingga
lele goreng. Bahkan di beberapa supermarket atau pasar tradisional pun ikan
lele selalu ada di dalamnya. Jadi tak perlu khawatir jika kita sedang mencari
ikan lele di pasar, pasti selalu ada.
Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah
diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang
tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah
(Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi
protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan
keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya
ikan air tawar.
Dengan adanya permintaan pasar terhadap ikan lele yang begitu
banyak, menjadi sebuah kesempatan bagi para pebisnis ikan yang lebih memilih
ikan lele sebagai sumber penghasilan mereka. Tidak sedikit para pebisnis ikan
yang menjadikan ikan lele sebagai sumber penghasilan mereka. Ikan lele yang sangat
mudah perawatan dan penjualannya membuat para pebisnis ikan lebih memilih ikan
lele sebagai pilihan ikan untuk dibudidaya.
Ikan lele termasuk ikan karnivora, di alam ikan ini menyukai
kutu air, seperti, cladocera dan copepoda, larva nyamuk dan serangga lainnya,
keong-keongan kecil atau bangkai. Dalam kondisi di mana sumber makanan kurang,
ikan lele ini bisa bersifat kanibal (saling memakan satu sama lain).
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan
bentuk badan lele secara tepat. Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, tengah
badanya mempunyai potongan membulat, pipih kebawah (depressed), sedangkan
bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), pada lele
ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih
kesamping), tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu
sampai hitam.
Kepala bagian atas dan bawah ikan lele tertutup oleh pelat
tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat
alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Ikan
lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga
mampu hidup dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah.
Mulut ikan lele berada diujung moncng (terminal), dengan
dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek
berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah
yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil
dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor ikan lele berbentuk membulat, tidak bergabung
dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun
terutama pada ikan lele usia remaja, sedangkan efek racun yang dimiliki patil pada
ikan lele yang berusia tua sudah agak berkurang.
Ikan lele memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik
(mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya
matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip
punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau ataupun air
asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang
berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung
di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada
sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada
yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi
yang memasukanya kedalam omnivora.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen
organ yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat
ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya ikan lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Karena itulah, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok
ikan ini tidak berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari
ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih
gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan,
gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang
terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan
organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam
terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga
berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem
bioflok (DJPB, 2013).
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling
mudah dilakukan, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar. Anda tidak
perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan
lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk
panen. Bisa dikatakan, bisnis perikanan yang paling mudah dijalankan adalah
bisnis budidaya lele. Kemudahan tersebut tidak hanya dalam pemeliharannya saja,
namun juga kemudahan dalam pemasarannya. Walaupun mudah, kita sebagai peternak
harus memperhatikan beberapa hal vital yang seharusnya dilakukan maupun
dihindari.
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat
dikembangkan:
Clarias
batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Clarias
teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang).
Clarias
melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
Clarias
nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
Clarias
loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera
Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
Clarias
gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat
fish, berasal dari Afrika.
Ikan lele kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.Dagingnya tidak hanya lembut dan lezat tapi juga mengandung berbagai
zat yang penting bagi tubuh. Antara lain tinggi protein, sedikit kalori, serta
rendah lemak.
Ikhtisar
kandungan gizi ikan lele:
-Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering)
(5 oz.)
-Kalori : 217
-Protein : 7g
-Karbohidrat : 0.0g
-Total Fat : 11.5g
-Fiber : 0.0g
Protein dalam ikan lele sebanyak 15,6 gram, sangat
berkualitas dalam memenuhi kebutuhan asam amino pada tubuh manusia. Ikan lele
juga mengandung Vitamin B-12 yang sangat tinggi, satu ekornya mengandung 40
persen vitamin B-12, yang bermanfaat untuk memecah zat makanan menjadi energi. Kandungan
zat di dalam ikan lele juga sangat rendah merkuri. Asam lemak omega juga
terkandung dalam ikan lele, jumlahnya sekitar 875 mg asam lemak omega-6 dan
lemak omega-3 sekitar 220 mg. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan
manusia dalam sehari untuk menjaga kesehatan fungsi jantung.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Budidaya sangat diperlukan agar ikan lele terjaga dari
zat-zat kimia berbahaya dari limbah yang dibuang ke sungai sebagai habitatnya. Dengan
dibudidayakan, artinya Anda juga mengurangi kerusakan ekosistem dan membantu
memperbaikinya.
Pembesaran merupakan salah satu dari kegiatan budidaya
perairan dengan menyediakan kolam terkontrol dengan tujuan membesarkan ikan, guna
menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran seharusnya sudah
dapat di estimasikan sampai ukuran berapa ikan dapat di panen.
Pembesaran merupakan kegitan yang sebagian besar menitik
beratkan pada pola pemberian pakan buatan baik yang utama ataupun yang
tambahan. Karena sejatinya dengan pemberian pakan teratur diharapkan pertumbuhan
ikan sesuai target yang ujungnya untuk mendatangkan profit.
Bisnis ternak lele memerlukan keseriusan dan ketekunan,
apalagi dengan bau amis ikan, jangan lupa untuk memperhitungkan berbagai
rencana dan prediksi keuangan untuk perkembangan bisnis ikan lele yang Anda jalankan.
Meskipun demikaian, tidak perlu keahlian khusus yang membutuhkan banyak
pengalaman untuk memulai bisnis ini, semua orang bisa memulainya asalkan
memiliki beberapa hal seperti yang telah disebutkan, yakni keseriusan dan
ketekunan. Selain itu Anda perlu mengelola keuangan pribadi dan bisnis Anda
dengan baik, agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian.
Semua orang memang bisa menjalankan dan mengawali budidaya
ikan lele dengan mudah. Tetapi untuk menjalankannya secara konsisten, hanya
beberapa orang yang bisa melaluinya. Butuh beberapa langkah yang harus dilalui
oleh semua orang yang mengawali bisnis ternak lele untuk pertama kalinya, baik
yang berpengalaman ataupun yang tidak berpengalaman.
Disebutkan bahwa pembesaran merupakan proses menumbuhkan organisme
dalam suatu lingkungan. Semisal ikan lele. Dan, artikel ini akan membahas
tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.
Untuk budidaya ikan lele, ada beberapa hal yang perlu disiapkan
sebelum memulai kegiatan budidaya, beberapa hal tersebut di antaranya:
Memilih jenis lele
Secara umum pembudidaya ikan lele akan memilih jenis ikan
lele dumbo atau sangkuriang. Karena jenis lele tersebut sangat mudah untuk
dibudidaya. Apalagi, jenis lele ini sangat mudah didapatkan dan memiliki harga
benih yang cukup ekonomis.
Jenis ikan lele dumbo atau sangkuriang juga memiliki banyak
kelebihan tersendiri. Itu sebabnya, tidak sedikit para pelaku budidaya lele
lebih memilih jenis ikan lele dumbo atau sangkuriang ini. Dibawah ini merupakan
beberapa kelebihan ikan lele jenis dumbo atau sangkuriang yang perlu untuk diketahui.
Supaya kita tahu dan bisa membandingkan dengan jenis ikan lele yang lainnya.
Beberapa kelebihan ikan lele jenis dumbo atau sangkuriang
ini di antaranya adalah sebagai berikut:
-Kualitas daging yang empuk
-Ikan lele sangkuriang sangat tinggi intensitasnya dalam
berproduksi
-Cara budidaya lele yang mudah serta tidak terlalu sulit
untuk diterapkan, asalkan memiliki kemauan dan niat.
-Lebih tahan terhadap penyakit yang sering menyerang ikan.
Dengan adanya beberapa kelebihan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa budidaya lele sangkuriang ini sangat mudah diterapkan. Itulah
sebabnya banyak para pembudidaya ikan lele, yang lebih memilih jenis ikan lele
sangkuriang atau ikan lele dumbo.
Persiapan budidaya ikan lele
Selain itu, lahan yang digunakan dalam membudidayakan ikan
lele jenis dumbo atau sangkuriang ini tidak membutuhkan banyak tempat. Dengan
kata lain, cukup menggunakan lahan sempit pun kita masih bisa membudidaya ikan
lele jenis ini. Karena ikan lele jenis ini masih bisa bertahan hidup sekalipun
di tempat yang tidak luas.
Dengan pemeliharaan yang mudah, maka ikan lele jenis dumbo
atau sangkuriang akan sangat cocok dijadikan jenis ikan lele yang bisa
direkomendasikan dalam pembudidayaan lele. Apalagi, ikan lele jenis ini tidak
perlu menunggu waktu yang lama untuk panen. Alias, ikan lele jenis ini sangat
mudah dan cepat sekali pertumbuhannya.
Jika Anda adalah orang yang baru pertama kali melakukan budidaya
ikan lele, tidak perlu khawatir mengenai cara budidaya ikan lele. Karena,
dengan Anda memilih jenis ikan lele jenis dumbo atau sangkuriang, Anda sudah
dapat dipastikan lebih mudah mencapai keberhasilan.
Syarat hidup lele
Selain Anda memahami jenis ikan lele apa yang mudah
dibudidayakan, Anda juga perlu memperhatikan syarat-syaratnya agar ikan lele
yang Anda budidaya dapat bertahan hidup lama.
Walaupun ikan lele merupakan jenis ikan yang sangat mudah
dibudidaya, namun jika tidak memperhatikan syarat dari lingkungan, hasilnya pun
tidak akan maksimal. Meskipun ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah
dibididaya serta dapat hidup pada kondisi air apapun. Namun, jangan terlalu
meremehkan terhadap syarat hidupnya. Anda tidak boleh mengabaikan kualitas
airnya. Karena, semakin baik kualitas air yang digunakan untuk budidaya lele,
maka semakin baik kualitas ikan lele yang dihasilkan. Sehingga, Anda bisa mendapatkan
untung yang lebih banyak karena ikan lele Anda sangat berkualitas dan sehat.
Semakin baik kualitas air, maka semakin baik pula
pertumbuhan pada ikan lele yang kita pelihara. Karena itulah, Anda perlu
memperhatikan beberapa kriteria air yang bagus untuk pemeliharaan ikan lele
yang Anda budidayakan.
-Suhu
Menurut penelitian dari Debby Ratnasari ahli peternakan pada
tahun 2011, bahwa ikan lele dapat bertahan hidup dengan baik di air dengan
kondisi suhu 26 sampai 32° C. Pada kondisi air yang memiliki suhu terlalu
rendah pencernaan pada ikan lele akan mengalami gangguan, sehingga perlu adanya
kondisi air yang hangat utuk melancarkan pencernaan ikan lele.
-Lokasi
Sebenarnya, tidak ada tempat khusus untuk budidaya lele, Anda
bisa melakukan budidaya ikan lele di mana saja, termasuk lokasi dengan
ketinggian 1000 mdpl. Namun, selain suhu yang perlu diperhatikan dalam budidaya
ikan lele, Anda juga perlu memperhatikan tingkat keasaman pada air yang digunakan
untuk membudidaya ikan lele. Tingkat keasaman yang cocok untuk budidaya lele
adalah 7 sampai 8 pH.
Kolam pertumbuhan
Setelah melakukan persiapkan untuk budidaya lele, kemudian
memasuki tahap pembuatan kolam untuk proses pertumbuhan ikan lele.
Sebenarnya, dalam membuat kolam untuk pertumbuhan ikan lele akan
lebih mudah daripada membuat kolam untuk perkembangbiakan atau pembenihan lele.
Kolam untuk pertumbuhan ikan lele cukup menggunakan area seukuran 5 x 2 meter
sudah dapat menampung sekitar 1000 benih ikan lele.
Anda juga bisa menggunakan kolam yang lebih lebar jika menginginkan
pembudidayaan ikan lele lebih banyak dari itu, tinggal menghitung skala
perbandingan ukuran kolam dengan jumlah ikan lele. Umumnya, setiap 1 meter
persegi kolam, dapat menampung sekitar 100 benih ikan lele. Sehingga, jika Anda
memiliki ukuran kolam 6 x 5 meter, Anda dapat menampung sekitar 3000 benih ikan
lele dalam kolam pertumbuhan tersebut.
Adapun jenis-jenis kolam pertumbuhan lele di antaranya
adalah kolam terpal, kolam semen, dan kolam tanah. Dari ketiga jenis kolam
tersebut, kebanyakan pembudidaya lele menggunakan kolam terpal, karena memiliki
harga yang paling murah dibandingkan jenis kolam tanah atau pun kolam semen.
Selain itu, kolam terpal lebih mudah dan prakits pembuatannya. Bahkan kolam
terpal ini sudah terbukti dapat meningkatkan produktivitas ikan lele.
Kolam terpal tidak membutuhkan daerah pemeliharaan berukuran
besar sehingga bisa melakukan proses
budidaya pada tempat yang sinkron sesuai ukuran kawasan yang tersedia,
contohnya pada area pekarangan rumah.
Hasil panen ikan lele dengan metode kolam terpal lebih mampu
menjamin kualitas dari ikan lele yang akan terhindar dari berbagai polusi tanah
seperti yang banyak terjadi pada kolam tanah yang cenderung terjadi polusi atau
penyebaran racun dari tanah.
Namun Anda sangat dianjurkan untuk memilih tempat yang ideal
dalam menjalankan proses budidaya ikan lele metode kolam terpal. Kriteria lahan
yang baik untuk ternak lele pemula diantaranya adalah bisa diakses dengan
kendaraan, dekat dengan sumber air serta jauh dari wilayah padat penduduk.
Karena proses ternak lele ini akan menimbulkan polusi udara berupa bau tidak
sedap.
Pemeliharaan lele dengan metode kolam terpal tidak
dipengaruhi oleh kondisi dari keadaan tanah itu sendiri, mudah didalam
penggantian serta pengeringan air supaya tetap bersih serta tergolong lebih
fleksibel, sehingga dapat dipindahkan apabila perlu dipindahkan. Kolam terpal
juga memberikan kemudahan pendeteksian adanya hama penyakit dan mudah dalam mengamati
perkembangan serta perubahan ikan lele.
Selain itu, budidaya ikan lele menggunakan kolam terpal
memang dibilang jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan kolam tanah atau
pun kolam tembok, karena tidak membutuhkan banyak lahan dan infrastruktur untuk
pembuatan kolam secara khusus. Kolam terpal harganya lebih murah dan Anda pun
bisa memperkecil modal usaha seminim mungkin dengan membeli bahan kolam terpal
atau pun membeli kolam terpal yang sudah siap pakai.
Mungkin ada juga yang berpendapat bahwa kolam jenis tanah
adalah kolam yang lebih murah dibandingkan dengan kolam terpal. Namun, perlu
diketahui bahwa pembudidayaan ikan lele pada kolam tanah akan lebih rentan
terhadap serangan penyakit dibandingkan dengan kolam jenis terpal. Sehingga
dapat dikatakan bahwa budidaya lele dengan menggunakan kolam terpal jauh lebih
efektif dibandingkan dengan kolam tanah.
Hasil panen yang didapatkan dari budidaya ikan lele
menggunakan kolam terpal lebih besar karena kemungkinan lele mati memang lebih
kecil dari penggunaan kolam tanah atau pun kolam tembok. Penggunaan kolam
terpal memang cukup baik dalam melakukan pencegahan lele mati sebelum masa
panen.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan terpal khusus
untuk kolam lele. Selanjutnya, Anda bisa menggunakan dasar kolam dengan
menggali tanah sesuai dengan ukuran kolam yang dibutuhkan. Namun, jika Anda
adalah seorang pembudidaya lele yang masih pemula, disarankan untuk menggunakan
kolam dengan ukuran 5 x 2 meter saja. Hal ini ditujukan untuk meminimalkan
kerugian, jika Anda mengalami gagal panen.
Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar
kolam dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai
dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika
pemberian pakan.
Terdapat pula beberapa tipe kolam terpal yang dapat Anda
buat untuk budidaya ikan lele, tipe kolam secara umum yang banyak diterapkan
yaitu :
-Kolam terpal konvensional
Kolam terpal jenis konvensional ini maksudnya adalah kolam
terpal segi empat pada umumnya. Tanpa diberi perlakukan khusus, langsung
digunakan untuk membuat kolam untuk ternak lele. Untuk pengendalian air biasanya
dilakukan dengan mensipon, yaitu membuang bagian bawah air kolam dengan
menggunakan pompa air yang mengandung kotoran lele. Kemudian menambahkan
sebanyak air yang dibuang tadi.
Jenis kolam ini agak sulit dalam manajemen air nantinya.
Namun sangat mudah sekali untuk membuatnya.
-Center drain
Jenis kolam ini memudahkan pembudidaya untuk mengontrol air.
Untuk membuang air bagian bawah kolam tidak perlu repot-repot hanya mencabut
pipa pembuangan dan air akan langsung terbuang dan kemudian air yang baru ditambahkan
ebanyak yang dibuang.
Namun tentu saja untuk membuat kolam jenis ini agak lebih
rumit, karena diharuskan membuat saluran pembuangan kotoran kolam. Pembuatan kolam
dengan posisi yang lebih dalam pada bagian tengahnya, sebagai tempat kotoran
lele berkumpul. Dan, pada bagian tengah kolam tersebut dibuat saluran
pembuangan dengan pipa ukuran ± 3 inch.
-Siapkan pipa paralon, gunting, lakban tebal, sambungan L 1
½” dan 2 buah karet ban dalam kendaraan roda dua.
-Rekatkan kuat-kuat lakban tebal pada permukaan dalam dan
permukaan luar bagian terpal yang akan dibuat saluran pembuangan.
-Belah lakban sesuai ukuran paralon, jangan menggunting
seluruh bagian lakban.
-Pasang sambungan L dari dalam permukaan sehingga permukaan
terpal rata dengan sambungan L.
-Terakhir, ikat dengan kuat bagian luar sambungan L dan
terpal menggunakan karet ban. Sebelum saluran pembuangan dipasang pada kolam
terpal, periksa apakah terdapat celah yang akan memicu kebocoran.
Ketika Anda membuat dasar kolam dengan menggali tanah,
usahakan tanah tergali dengan kedalaman sekitar 70 cm sampai 1 meter. Kemudian,
letakan tanah hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm
agar kolam tidak mudah jebol ketika hujan dan banjir.
Langkah terakhir yaitu membuat pagar kolam dari bambu.
Susunlah pagar tersebut di atas tanggul kolam dengan ketinggian sekitar 35 cm.
untuk bagian sudut kolam, sebaiknya gunakanlah bamboo yang utuh. Jadi, jika
dihitung keseluruhan, kolam pertumbuhan lele nantinya memiliki ketinggian
sekitar 125 sampai 130 cm. Setelah penataan dasar kolam selesai, masukkan
terpal dengan mengikuti bentuk kolam.
Berdasarkan analisa modal yang efisien, sebaiknya Anda memilih
jenis terpal karet yang berkualitas dan berbahan kuat. Terpal yang dipilih
sebaiknya tidak mudah bocor dan kuat untuk proses budidaya selama beberapa
tahun. Anda bisa membeli kolam terpal yang berkualitas dari produsen atau
distributor penyedia alat ternak lele bioflok yang sudah kredibel.
Bagian dalam kolam terpal hendaknya dicuci dengan sabun
untuk menghilangkan bau lem atau bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan. Setelah
itu, bagian dalam terpal dibilas bersih dan dikeringkan selama satu hari, kemudian
kolam diisi dengan air hingga mencapai ketinggian ± 30 – 40 cm. Setelah kolam
sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses
pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.
Pembudidaya ikan lele juga wajib mengetahui tentang
perawatan dan sistem pipa dalam kolam ikan terpal. Hal ini akan mempermudah
pembiakan lele untuk mencapai hasil maksimal.
Dengan pengetahuan yang lengkap, budidaya ikan lele akan lebih
cepat panen.
Siapkan benih berkualitas
Untuk budidaya ikan lele, sangat dianjurkan untuk memilih
benih ikan lele yang memiliki ukuran sekitar 5 sampai 7 cm dan usahakan memiliki
panjang ataupun bobot yang seragam. Misalnya, ketika Anda membeli benih dengan
ukuran 6 cm, maka semuanya harus sama ukurannya yaitu 6 cm.
Jika Anda sudah mengetahui cara memilih ukuran benih lele,
saatnya Anda memilih benih ikan lele yang berkualitas. Ciri-ciri benih ikan
lele yang berkualitas ini di antaranya sebagai berikut:
-Tubuh ikan lele yang seimbang, merupakan ikan lele yang
berkualitas. Karena itulah, Anda perlu memperhatikan antara ukuran kepala dan badan
pada ikan lele tersebut.
-Ukurannya harus seimbang. Anda juga perlu memilih ikan lele
yang memiliki gerakan lincah dan sungut berseri serta tidak pucat, juga warna
tubuh yang mengkilap. Ini menunjukan bahwa ikan lele tersebut merupakan ikan
yang tidak cacat.
-Kita juga perlu memperhatikan tingkah laku pada ikan lele
tersebut. Ikan lele yang baik atau berkualitas adalah ikan yang tidak berdiri
atau menggantung ketika berada di dalam air. Dengan kata lain, ikan lele yang
aktif merupakan ikan lele yang berkualitas.
Pemupukan kolam
Jika kolam dan benih sudah disiapkan, langkah selanjutnya
bukan langsung menebar benih ke kolam, melainkan mempersiapkan terlebih dahulu
sebelum benih disebar ke kolam. Ada dua tahapan dalam persiapan tersebut, yaitu
mengisi air di kolam dan pemupukan pada benih ikan lele. Sama halnya seperti
tumbuhan, bahwa pada budidaya ikan juga terdapat proses pemupukan. Berikut ini
adalah langkah-langkah sebelum penebaran benih ke kolam:
-Isi kolam dengan air bersih yang tidak bercampur dengan
limbah apapun. Isilah hingga air mencapai ketinggian sekitar 30 - 40 cm. Dengan
kedalaman ini, sinar matahari masih mampu menembus hingga ke dasar kolam serta
memungkinkan biota dasar kolam semisal fitoplankton untuk tumbuh dengan baik.
Air kolam yg sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.
-Siapkan pupuk kandang seperti kotoran kambing atau domba.
Masukan pupuk tersebut ke dalam karung. Bagilah pupuk tersebut menjadi dua
bagian. Kemudian, letakan kedua karung tersebut ke dalam kolam dengan kondisi
pupuk masih berada di dalam karung tersebut. Anda bisa meletakkan karung di
bagian pinggir atau tengah kolam. Usahakan karung tersebut dapat bergerak dan
mengambang bebas di permukaan kolam.
-Pada tahap ini Anda juga dapat memasukakan daun-daun
seperti daun singkong, atau pepaya ke dalam kolam. Tujuannya supaya air berwarna
hijau serta untuk mencegah bau yang disebabkan karena penguapan air kolam.
-Seminggu kemudian, celupkan karung berulang kali seperti
membuah teh kemudian angkatlah kedua karung tersebut. Teknik celup ini dilakukan
supaya pupuk tersebut dapat terserap total oleh air.
-Setelah itu, Anda sudah bisa menebarkan benih ikan lele ke
kolam dan volume air kolam ditambah secara terjadwal sinkron dengan pertumbuhan
ikan lele hingga mencapai ketinggian ideal.
Menebar benih lele
Penebaran benih lele yang benar dilakukan ketika pagi atau
sore hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak langsung dengan sinar
matahari yang menyengat. Karena, air yang kondisinya panas akan membuat benih
lele cepat mati karena stress kepanasan.
Benih yang ditebar haruslah benih sehat, tidak ada cacat
atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit. Dengan memilih benih
ikan lele yang mempunyai panjang kurang ± 6 cm akan membutuhkan jangka waktu
pemeliharaan ± 2 -3 bulan akan dihasilkan lele berukuran konsumsi sebanyak 9-12
ekor per kilogram.
Sebelum Anda menebarkan benih lele ke kolam, lakukan penyesuaian
iklim terlebih dahulu. Letakkan terlebih dahulu benih lele dalam wadah ember plastik, kemudian tebarkan
benih lele dengan cara memiringkan wadah, abaikan selama ± 15 menit supaya
terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam yang menjadi lingkungan
barunya. Biarkan benih keluar dengan sendirinya, metode ini berguna mencegah
stres pada benih ikan lele.
Tebarkan benih ikan lele ke pada kolam menggunakan kepadatan
200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, akan semakin meningkat
jumlah benih yang bisa ditampung. Dan, hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40
cm ketika benih ditebar. Hal ini berfungsi untuk menjaga supaya benih ikan dapat
dengan mudah menjangkau permukaan air untuk menjangkau pakan atau pun bernapas.
Penambahan air kolam berikutnya diubah dengan menyesuaikan ukuran tubuh ikan lele
hingga mencapai ketinggian air yang ideal.
Pemeliharaan ikan lele
Di dalam budidaya lele, ada beberapa hal penting dalam
memelihara ikan lele yang perlu kita ketahui supaya lele yang kita budidaya
dapat tumbuh dengan baik dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa hal
penting dalam pemeliharaan lele.
Ada dua hal penting dalam pemeliharaan ikan lele yaitu
pengelolaan air dan pemberian pakan lele.
Dianjurkan untuk tidak mengganti air di kolam sebelum masa
panen tiba. Hal itu ditujukan supaya ketenangan air kolam tetap terjaga saat
lele dalam masa pertumbuhan. Anda juga perlu memperhatikan cara menguras kolam.
Ketika menguras kolam, sebaiknya jangan menggunakan cara sirkulasi, karena
dengan cara tersebut dapat mengurangi keasaman air kolam. Anda boleh saja
menambah air kolam, namun dengan catatan bahwa benih lele sudah diberi makan.
Dan lakukan penambahan air secara bertahap.
Air kolam akan berkurang karena proses penguapan maka perlu adanya
tambahan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal. Pada tingkat air 20
cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).
Air kolam tidak boleh terlalu dangkal karena pada siang hari
suhu air menjadi panas dan akan membuat ikan lele mati. Segera tambahkan air
apabila air kolam terlihat menyusut.
Awasi kualitas air dengan memperhatikan timbunan residu
pakan yang tidak habis pada dasar kolam. Timbunan tersebut akan menyebabkan gas
amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Bila telah
muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Lalu isi lagi dengan air
baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pula dengan kebiasaan
pemberian pakan. Bila dalam pemberian pakan
banyak mengakibatkan residu, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
Dianjurkan pula untuk menambahkan tanaman air seperti
kangkung, talas, atau pun eceng gondok, teratai yang berfungsi sebagai tanaman
peneduh. Selain itu juga, tanaman terebut dapat menyerap racun yang terkandung
dalam air kolam.
Air kolam budidaya yang berwarna hijau menunjukkan bahwa
kualitas air yang baik untuk ikan lele. Lele tidak suka air jernih. Dan air
akan berubah merah ketikan ikan sudah dewasa untuk siap panen.
Hal penting selanjutnya yaitu pemberian makanan. Anda bisa
memberi pakan lele berupa pellet, keong mas, plankton, cacing atau yang
lainnya. Dalam memberikan pakan juga ada prosedur waktunya. Berilah pakan lele
5 sampai 6 kali dalam sehari dengan jarak sekitar 2 sampai 3 jam. Sebaiknya,
dalam memberikan pakan, setelah matahari terbit supaya polusi yang mencemari
air dapat hancur dahulu terkena sinar matahari.
Jika terjadi hujan, sebaiknya jangan memberikan pakan,
karena dapat membuat pencemaran zat asam pada pakan nantinya. Pakan yang
tercemar, dapat mengganggu kesehatan lele. Tunggulah hujan reda, baru kemudian lele
bisa diberi pakan.
Pakan adalah komponen yang membutuhkan biaya terbesar pada
budidaya ikan lele. Terdapat berbagai merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan
ikan lele yang baik adalah pakan yang memberikan food convertion ratio (FCR)
lebih kecil dari satu. FCR merupakan rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan
daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan tersebut.
Anda juga dapat menerapkan pemberian pakan primer dan pakan
tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal.
-Pemberian pakan utama
Sebagai ikan hewan pemakan daging, pakan ikan lele harus
mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang diharapkan ikan
lele haruslah mengandung protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat
(15-20%), vitamin dan mineral.
Berbagai pelet yang dijual dipasaran sudah dilengkapi
kandungan nutrisi. Dan, jangan sampai membeli pakan yang sudah kadaluarsa.
Pakan wajib diberikan sesuai kebutuhan. Secara umum, setiap
harinya ikan lele memerlukan pakan ± 3 – 6 % dari bobot tubuhnya. Misalnya,
ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gr (5% dari bobot
tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang serta
sesuaikan kembali jumlah pakan yang diberikan. 2 minggu menjelang panen,
persentase pakan dikurangi menjadi 3 % dari bobot tubuh ikan lele.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya diadaptasikan dengan nafsu
makan ikan lele yang merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.
Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Pemberi
pakan harus jeli melihat reaksi ikan, berikan pakan ketika ikan lele pro-aktif
menyantap pakan serta berhenti bila ikan telah terlihat malas menyantapnya.
-Pemberian pakan
tambahan
Selain pakan utama, dapat dipertimbangkan juga adanya
pemberian pakan tambahan. Pemberian
pakan tambahan akan sangat membantu menghemat biaya pengeluaran pakan utama.
Jika kolam Anda dekat dengan pelelangan ikan, bisa
dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah artinya akibat ikan
tangkapan asal bahari yang tidak layak dikonsumsi karena ukuran atau cacat
dalam penangkapannya. Anda juga dapat memberikan pakan tambahan dengan
membentuk belatung yang berasal dari adonan ampas tahu.
Keong mas serta limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan
terlebih dahulu. Andabisa melakukan perebusan, kemudian pisahkan daging keong
mas dengan cangkangnya, lalu cincang. Sedangkan untuk limbah ayam Anda dapat
membersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang wajib
diperhatikan pada pemberian pakan ikan lele, jangan sampai telat atau
kurang. Sebab ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni senang memangsa
sejenisnya. Jika kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan
memangsa ikan yang lebih kecil.
Dalam budidaya ikan lele, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Setelah ikan lele berumur ± 20 hari, Anda perlu melakukan
penyortiran. Pisahkan lele yang besar dan kecil dalam kolam berbeda. Kualitas
air kolam yang bagus untuk lele adalah hijau. Karena lele dapat bertahan hidup
di air berlumpur. Air akan berwarna merah menandakan ikan sudah dewasa dan siap
dipanen.
Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas Anda dapat
menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya, hanya
ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk
ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.
Dalam proses budidaya ikan lele Anda juga disarankan untuk
memberi tambahan vitamin guna meningkatkan nutrisi pada ikan lele. Vitamin bisa
diberikan pada pelet dengan cara menambahkan POC Nasa, Viterna Plus, dan
Hormonik, produk tersebut sudah terkenal dan banyak dipakai oleh para
pembudidaya ikan lele. Vitamin yang aman untuk ikan lele sangat baik terbuat
dari bahan alami yang mengandung banyak nutrisi sehingga akan mampu mempercepat
pertumbuhan, alhasil kematian dapat segera dicegah.
Penjagaan ekosistem kolam agar tetap stabil dengan
menambahkan jenis pupuk organic yang khusus untuk ikan lele sehingga ikan lele
tetap sehat dan tidak mengalami kematian sebelum panen. Peran pupuk organic
memang sangat penting bagi pertumbuhan lele karena dapat menetralkan pH, menjaga
kualitas kolam, dan terus meningkatkan pertumbuhan plankton untuk makanan alami
ikan. pH air kolam yang baik adalah 6.5 – 9, derajat butiran kasar (kesadahan)
maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm, kekeruhan bukan lumpur antara 30-60 cm,
kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk lele dewasa
sampai jenuh untuk burayak, kandungan CO2 kurang dari 12.8 mg/l, amonium
terikat 147,29-157.56 mg/l.
Pengendalian hama dan
penyakit
Hama dan penyakit tidak bisa dianggap remeh karena sangat
mempengaruhi volume produksi atau pun tingkat keberhasilan dalam budidaya ikan.
Hama yang paling umum pada budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti
linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing
diantaranya ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan di
jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit yang dapat dijumpai pada budidaya ikan lele dapat
berasal dari protozoa, bakteri serta virus. Ketiga mikro-organisme tersebut
mengakibatkan banyak sekali penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya
merupakan bintik putih, kembung perut serta luka pada kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan
menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan
mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28˚C. Selain penyakit infeksi, ikan lele
juga bisa terjangkit penyakit non-infeksi semisal penyakit kuning, kekurangan
vitamin dan lain-lain.
Masa panen lele
Pada umumnya, lele akan tumbuh besar dalam waktu sekitar 2
sampai 3 bulan, baru bisa dipanen. Lele layak panen memiliki bobot sektar 1 kg berisi
7 sampai 8 ekor, dan usahakan menggunakan bahan yang licin saat memanen supaya
tidak membuat tubuh ikan lele tersebut terluka, serta jangan pula memanen lele
yang usianya belum cukup umur.
Anda bisa menyurutkan kolam dahulu, kemudian memanen ikan
lele dengan menggunakan serokan dan masukan ke dalam wadah plastik. Anda juga
bisa menggunakan jaring untuk mengambil lele-lele tersebut supaya proses
pemanenan lebih efisien waktu. Anda harus hati-hati saat menangkap lele karena
mereka juga bisa sangat agresif, siapkah wadah yang luas untuk menampung hasil
tangkapan lele Anda.
Setelah selesai, isi kembali kolam dengan air dan kembalikan
lele-lele yang belum siap panen ke kolam. Sementara itu, lele hasil panen yang sudah
siap, baik untuk di jual kembali atau dikonsumsi sendiri. Berikan air supaya
lele-lele tersebut tidak cepat mati saat didistribusikan.
Demikianlah cara budidaya lele dengan baik dan benar
menggunakan lahan kolam terpal. Anda bisa menerapkannya jika ingin segera
menjadi pembudidaya lele. Sangat banyak manfaatnya, dan juga sangat berpotensi
untuk penghasilan. Usaha budidaya lele ini menjadi pilihan utama karena relatif
mudah, mulai dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga
pendederan sampai siap jual. Semoga artikel ini bisa membantu kita semua dalam
melakukan dudidaya ikan lele yang maksimal dan dapat bermanfaat untuk semua
masyarakat yang bergerak dibidang pembudidayaan ikan. Semoga bermanfaat, selamat
mencoba dan sukses!
Ada banyak peternak lele yang merasa gagal dalam melakukan
budidaya ikan lele. Apa saja yang menjadi penyebabnya? simak ulasannya berikut
ini:
Benih
lele masuk dalam kategori buruk
Benih lele yang termasuk dalam kategori kurang baik biasanya
sangat rentan terhadap parasite dan bakteri lain sehingga sering terjadi
kematian lele yang jumlahnya sangat besar.
Anda harus selektif dalam memilih berbagai benih lele untuk
upaya pencegahan kematian sehingga Anda harus memastikan untuk memilih bibit
lele yang baik, sehingga dapat melakukan perawatan menjadi lebih mudah.
Ini adalah salah satu cara budidaya yang perlu diperhatikan.
Lele
banyak dimangsa hewan predator
Anda harus mewaspadai jika lele banyak dimangsa oleh
predator.
Anda harus membuat kolam dengan kedalaman yang cukup, sebab
kolam yang dibuat dengan kedalaman rendah, membuat para predator sering
memangsa lele dalam jumlah besar di saat sebelum masa-masa panen.
Kolam
terbuka
Penyebab panen lele gagal juga karena kolam lele dibiarkan
terbuka tanpa adanya pagar pelindung sehingga membuat predator lebih mudah
masuk, karena itulah perlu dilakukan adanya pemersempitan area kolam.
Hewan predator seperti biawak dan ular haruslah dibersihkan
dari sekitar lingkungan kolam. Jadi, meskipun Anda melakukan budidaya lele di
lahan sempit, perlindungan harus tetap terjaga.
Suhu
yang tidak stabil
Suasana suhu kolam yang tidak stabil dapat menjadikan
pembudidaya ikan lele gagal panen, suhu yang cocok untuk budidaya lele berkisar
20 - 28˚C. Suhu yang berubah-ubah secara drastis juga dapat membuat banyak ikan
lele yang mengalami stress.
Stress akan menjadikan lele kurang nafsu makan, hingga
akhirnya mengalami kematian.
Suasana
di sekitar kolam yang sangat bising dan ramai
Hal ini dapat membuat lele menjadi mudah stres, sehingga
nafsu makan lele semakin menurun, dan akhirnya akan menimbulkan kematian yang
ekstrim pada lele.
Air
dari PDAM membuat budidaya ikan lele menjadi kurang stabil
Salah satu penyebab kegagalan, seperti tingginya angka
kematian dan serangan penyakit adalah karena kondisi air kolam yang tidak
memenuhi syarat. Sebelum menebar benih ke dalam kolam sebaiknya pH air diukur
menggunakan alat pH meter dan TDS meter untuk mengukur jumlah partikel terlarut
(ppm).
Air dari PDAM masih kurang bagus sehingga dapat mempengaruhi
adanya pertumbuhan lele. Air PDAM banyak mengandung kaporit sehingga terjadi
hambatan berupa pertumbuhan mikro-organisme dalam air sehingga tidak bisa
menjadi makanan alami untuk lele.
Jika menggunakan air PAM, endapkan terlebih dahulu selama
3-4 hari sebelum benih ditebar supaya kaporit menguap.
Cara
memberi makan yang salah
Saat memasuki masa pembesaran, maka lele harus tercukupi
kadar pakannya secara teratur sesuai dengan jumlah yang ditentukan.
Cara pemberian pakan yang salah akan membuat banyak lele
mati dan tidak bisa hidup dengan baik.
Sifat
kanibal lele
Sangat dianjurkan untuk Anda menempatkan ikan lele yang memiliki
ukuran seragam dalam atu kolam karena pencampuran lele yang ukurannya tidak
sama akan membuat ikan lele menjadi kanibal.
Lele bisa memangsa lele kecil yang lain apabila lapar.
Ukuran lele yang tidak sama bisa saling memangsa sehingga perlu dipisahkan.
Penyakit
pada ikan lele
Lele dapat mengalami bercak putih, terluka karena kulitnya
terkikis, dan kerusakan pada sirip. Banyak lele dalam jumlah ribuan yang
akhirnya mati karena terjangkit penyakit.
Membiarkan
bangkai lele tetap dalam kolam
Bangkai lele jika dibiarkan dalam kolam akan membuat lele
yang masih sehat pun ikut banyak yang mati.
Lele yang masih sehat dapat teracuni, sehingga pastikan
bangkai lele yang sudah mati dibuang dan tidak dicampurkan ke dalam kolam yang
masih banyak lele yang sehat.
loading...