Thursday, 28 September 2017

Kreasi Usaha : Sukses Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem Bioflok


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Sukses Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem Bioflok

Pada dasarnya alam sebagai tempat tinggal sudah menyediakan berbagai kebutuhan yang di butuhkan manusia. Seiring bertambahnya populasi manusia daya dukung alam terhadap penyediaan sumber daya alam khususnya pangan semakin berkurang.

Kondisi diatas mendorong manusia di zaman modern mengembangkan teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Salah satu teknologi yang digunakan dan sangat berguna adanya ditemukan pengetahuan tentang budidaya. Dalam perkembangannya budidaya merupakan salah satu bentuk dari perkembangan bioteknologi.

Budidaya atau akuakultur adalah kegiatan memperbanyak suatu organisme tertentu dalam lingkungan perairan. Selain itu pengertian budidaya dapat dikatakan sebagai kegiatan memproduksi biota (organisme) yang hidup di perairan dengan pengawasan pemeliharaan demi mendatangkan keuntungan. Kegiatan budidaya merupakan serangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan samapai kegiatan pasca panen.

Budidaya perairan pada dasarnya dibagi kedalam tiga jenis berdasarkan perairannya yaitu; budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya air laut. Agar pembahasan kita lebih spesifik pembahasan akuakultur kali ini akan di fokuskan terhadap budidaya ikan lele.

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.


Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.

Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah (Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya ikan air tawar.

Ikan lele termasuk ikan karnivora, di alam ikan ini menyukai kutu air, seperti, cladocera dan copepoda, larva nyamuk dan serangga lainnya, keong-keongan kecil atau bangkai. Dalam kondisi di mana sumber makanan kurang, ikan lele ini bisa bersifat kanibal (saling memakan satu sama lain).

Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, tengah badanya mempunyai potongan membulat, pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping), tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam.

Kepala bagian atas dan bawah ikan lele tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah.

Mulut ikan lele berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.

Sirip ekor ikan lele berbentuk membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan lele usia remaja, sedangkan efek racun yang dimiliki patil pada ikan lele yang berusia tua sudah agak berkurang.

Ikan lele memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau ataupun air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi yang memasukanya kedalam omnivora.

Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya ikan lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Karena itulah, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.

Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.

Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem bioflok (DJPB, 2013).


Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah dilakukan, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk panen. Bisa dikatakan, bisnis perikanan yang paling mudah dijalankan adalah bisnis budidaya lele. Kemudahan tersebut tidak hanya dalam pemeliharannya saja, namun juga kemudahan dalam pemasarannya. Walaupun mudah, kita sebagai peternak harus memperhatikan beberapa hal vital yang seharusnya dilakukan maupun dihindari.

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.

Ikan lele kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.Dagingnya tidak hanya lembut dan lezat tapi juga mengandung berbagai zat yang penting bagi tubuh. Antara lain tinggi protein, sedikit kalori, serta rendah lemak.
Ikhtisar kandungan gizi ikan lele:
-Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering) (5 oz.)
-Kalori : 217
-Protein : 7g
-Karbohidrat : 0.0g
-Total Fat : 11.5g
-Fiber : 0.0g

Protein dalam ikan lele sebanyak 15,6 gram, sangat berkualitas dalam memenuhi kebutuhan asam amino pada tubuh manusia. Ikan lele juga mengandung Vitamin B-12 yang sangat tinggi, satu ekornya mengandung 40 persen vitamin B-12, yang bermanfaat untuk memecah zat makanan menjadi energi. Kandungan zat di dalam ikan lele juga sangat rendah merkuri. Asam lemak omega juga terkandung dalam ikan lele, jumlahnya sekitar 875 mg asam lemak omega-6 dan lemak omega-3 sekitar 220 mg. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan manusia dalam sehari untuk menjaga kesehatan fungsi jantung.

Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

Budidaya sangat diperlukan agar ikan lele terjaga dari zat-zat kimia berbahaya dari limbah yang dibuang ke sungai sebagai habitatnya. Dengan dibudidayakan, artinya Anda juga mengurangi kerusakan ekosistem dan membantu memperbaikinya.

Pembesaran merupakan salah satu dari kegiatan budidaya perairan dengan menyediakan kolam terkontrol dengan tujuan membesarkan ikan, guna menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran seharusnya sudah dapat di estimasikan sampai ukuran berapa ikan dapat di panen.

Pembesaran merupakan kegitan yang sebagian besar menitik beratkan pada pola pemberian pakan buatan baik yang utama ataupun yang tambahan. Karena sejatinya dengan pemberian pakan teratur diharapkan pertumbuhan ikan sesuai target yang ujungnya untuk mendatangkan profit.

Bisnis ternak lele memerlukan keseriusan dan ketekunan, apalagi dengan bau amis ikan, jangan lupa untuk memperhitungkan berbagai rencana dan prediksi keuangan untuk perkembangan bisnis ikan lele yang Anda jalankan. Meskipun demikaian, tidak perlu keahlian khusus yang membutuhkan banyak pengalaman untuk memulai bisnis ini, semua orang bisa memulainya asalkan memiliki beberapa hal seperti yang telah disebutkan, yakni keseriusan dan ketekunan. Selain itu Anda perlu mengelola keuangan pribadi dan bisnis Anda dengan baik, agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian.

Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu jenis usaha yang mulai banyak diminati karena tergolong mudah dan minim modal. Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan adalah ikan lele. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ikan lele tergolong mudah dibudidayakan karena kemampuannya bertahan hidup yang sangat tinggi sekalipun dipelihara di air yang kualitasnya buruk sekalipun.

Ikan lele termasuk jenis ikan yang mampu hidup di berbagai jenis media air, sehingga untuk memelihara ikan lele terbilang cukup mudah daripada jenis ikan lainnya, namun jika kita ingin membudidayakan ikan lele ini, tentunya butuh perlakuan yang khusus agar dapat menghasilkan panen yang maksimal, biaya produksi (pakan) dan hasil panen harus lebih tinggi hasil panennya, sehingga peternak ikan lele bisa merasakan keuntungan dari budidayanya.


Para pembudidaya ikan lele juga berusaha meningkatkan kualitas lele hasil produksinya sekaligus meningkatkan omset. Salah satu teknik terbaru dalam budidaya ikan lele adalah  budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, yang merupakan teknik pemeliharaan ikan dengan memaksimalkan jumlah tebar ikan lele pada wadah terbatas dimana airnya dikondisikan menjadi kaya mikro-organisme bermanfaat yang akan menguraikan kotoran ikan lele menjadi makanan kembali.

Budidaya lele dengan sistem bioflok bisa menjadi sebuah bisnis menjanjikan, asalkan ditekuni dan dijalankan dengan baik. Karena, jenis ikan ini banyak digemari masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Meskipun ternak lele sistem bioflok membutuhkan modal yang lumayan banyak tetapi sistem ini hemat pakan dan bisa dilakukan di lahan sempit.

Kotoran lele akan berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang mana sebenarnya merupakan perpaduan dari alga, ganggang dan bakteri yang merupakan makanan alami ikan. Setelah diuji coba ternyata metode bioflok merupakan cara terbaik memelihara ikan lele untuk saat ini dimana peternak bisa menghemat pakan hingga 50%.

Muhammad Sofyan Hadi, warga Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus menuturkan, bioflok yaitu suatu sistem pemeliharaan ikan lele yang menumbuhkan suatu mikro-organisme, yang berfungsi untuk menggelola limbah budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc) yang dimanfaatkan langsung sebagai makanan alami. Pertumbuhan mikro-oganisme ini ditumbuhkan (dipacu) dengan cara memberikan probiotik atau kultur bakteri non pathogen, dan juga dilakukan pemasangan aerator penyuplai oksigen sekaligus untuk mengaduk air dalam kolam. “Saat mengikuti bimbingan teknis dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) di Sukabumi, Jawa Barat dijelaskan sistem ini hemat air dan mengurangi jumlah pakan 15-20 persen. Ini menyenangkan pembudidaya lele. Sebab biaya terbesar ada di pakan,” kata Sofyan.

Bioflok sama dengan teknologi RWS (Red Water System) yang merupakan teknik dalam membudidayakan ikan tanpa harus mengganti air. Bioflok ini merupakan teknologi yang sangat efisien dan dapat digunakan dalam banyak budidaya ikan air tawar. Bioflok berasal dari dua kata yaitu Bio “kehidupan” dan Flok “gumpalan”. Sehingga bioflok dapat diartikan sebagai bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan. Gumpalan tersebut terdiri dari berbagai mikro-organisme air termasuk bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus.

Bioflok merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikro-organisme hidup yang melayang-layang di air dari berbagai campuran heterogen mikroba yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air dan secara langsung bekerjasama dengan unsur partikel organik, kemudian unsur tersebut akan berubah menjadi pakan ikan alami. Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikro-organisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diterapkan dalam sistem pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan pada sistem pengolahan air media aquakultur.

Prinsip dasar dari sistem bioflok ini adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya berisi senyawa karbon ( C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N) menjadi massa slugde berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok. Dalam penerapnnya dalam budidaya perairan dalam hal ini budidaya lele, teknologi bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yang tidak beracun. nitrogen yang sudah diubah ini bisa digunakan untuk pakan lele, sehingga lebih hemat biaya.

Keunggulan Sistem Bioflok
Budidaya lele menggunakan sistem bioflok memiliki banyak keunggulan dibandingkan ternak ikan lele dengan menggunakan metode lainnya. Diantara keunggulannya adalah sebagai berikut :
-Kadar pH relatif stabil, sekitar pH 7 – pH 7,8.
-pH nya cenderung rendah (asam), sehingga kandungan amoniak (NH3) relatif kecil.
-Tidak tergantung pada sinar matahari dan aktivitasnya akan menurun bila suhu rendah.
-Tidak perlu ganti air dalam kondisi yang singkat (sedikit ganti air) sehingga biosecurity (keamanan) terjaga.
-Limbah tambak (kotoran, algae, sisa pakan, amonia) didaur ulang dan dijadikan makanan alami berprotein tinggi.
-Lebih ramah lingkungan.
Dеngаn аdаnуа ѕіѕtеm bіоflоk dеngаn kоlаm tеrраl, maka dараt mеngеfіѕіеnѕіkаn lahan untuk budidaya іkаn. Bіlа ѕеbеlumnуа hаruѕ mempunyai lаhаn dі tаnаh atau аrеа уаng luas, maka dеngаn sistem іnі tidak реrlu lagi. Cukup mеnуеdіаkаn kolam tеrраl yang sudah berisi air dаn bеnіh ikan dі dalamnya. Jika Andа tіdаk іngіn rероt-rероt untuk membuat kоlаm tеrраl, аndа bisa mеmbеlіnуа dірrоduѕеn tеrреrсауа.
Sumber makanan sebagian bеrаѕаl dari ѕіѕtеm kerja bioflok, maka bisa dіkаtаkаn sistem іnі dapat mеngеfіѕіеnѕіkаn раkаn. Dеngаn begitu ѕіѕtеm bioflok bіѕа dіѕеbut uѕаhа dengan modal kесіl yang menghasilkan untung bеѕаr. Hаnуа bеrmоdаlkаn kоlаm terpal dаn benih ikan ѕаjа sudah dараt untung besar berupa рrоdukѕі уаng tіnggі.
Salah ѕаtu раrtіkеl уаng bisa dіubаh mеnjаdі menguntungkan dengan ѕіѕtеm bioflok іnі аdаlаh раrtіkеl dаlаm аіr. Bakteri-bakteri yang аdа dаlаm air bisa dіubаh mеnjаdі pakan іkаn іtu sendiri. Dеngаn demikian menjadikan penggunaan аіr bіѕа lеbіh еfіѕіеn. Wаktu untuk реngеrjааn budidaya ѕiѕtеm bioflok іnі dari mеmbuаt kolam terpal hіnggа mеmаnеn rеlаtіf ѕіngkаt dаrіраdа саrа konvensional. Hal іnі dіѕеbаbkаn oleh mudahnya реmіlіhаn lоkаѕі, реrаwаtаn іkаn, bahkan hіnggа panen ikan.
Karena itulah bіѕа dіkаtаkаn ѕіѕtеm bіоflоk ini bіѕа dіlаkukаn oleh siapa saja, bаhkаn оlеh pemula ѕеkаlірun. Hаnуа bеrmоdаlkаn pengetahuan dаѕаr ѕаjа sudah bіѕа bersaing dеngаn рrоduѕеn ikan lele yang lаіn.

Kelemahan Sistem Bioflok
Setiap ada keunggulan disitu pasti ada kelemahannya. Begitupula budidaya ikan lele sistem bioflok memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
-Tidak bisa diterapkan pada tambak yang bocor atau rembes karena tidak ada pergantian air.
-Memerlukan peralatan atau aerator cukup banyak sebagai suply oksigen.
-Aerasi harus hidup terus (24 jam/hari).
-Pengamatan harus lebih jeli dan sering muncul kasus Nitrit dan Amonia.
-Bila aerasi kurang, maka akan terjadi pengendapan bahan organik.
-Resiko munculnya H2S lebih tinggi karena pH airnya lebih rendah.
-Kurang cocok untuk tanah yang mudah teraduk (erosi). Jadi dasar harus benar-benar kompak (dasar berbatu / sirtu, semen atau plastik HDPE).
-Bila air terlalu pekat, maka dapat menyebabkan kematian bertahap karena krisis oksigen (BOD tinggi).
-Volume Suspended Solid dari floc harus selalu diukur.
-Jika mencapai batas tertentu, floc harus dikurangi dengan cara konsumsi pakan diturunkan.

Budidaya lele sistem bioflok sebenarnya sudah berkembang lebih dahulu di negara-negara maju seperti Australia dan jepang. Namun demikian di Indonesia dari tahun ketahun semakin banyak muncul sistem budidaya menggunakan bioflok untuk ternak lele. Sistem budidaya bioflok awalnya merupakan rangkaian sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan limbah secara lebih simpel dan bermanfaat. Proses pengolahan limbah bisa diurai dengan menggunakan bahan organik yang unsurnya ialah limbah lumpur yang secara terus-menerus terus diaduk dan diaerasi. Pengadukan ini sebenarnya bertujuan supaya limbah dalam kondisi padat bisa diurai oleh bakteri. Banyak orang sudah mengadopsi sistem budidaya bioflok demi meningkatkan hasil panen. Sistem budidaya berkelanjutan ini memang sudah terbukti tidak hanya mampu meningkatkan hasil panen, melainkan dapat juga meningkatkan keuntungan para pembudidaya.

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha budidaya ikan lele ini. hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
-Media tepat
Jika dahulu banyak yang mengeluh ternak ikan lele sulit karena keterbatasan lahan maka sekarang telah hadir solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut. Banyak yang telah beralih menggunakan kolam terpal bulat jenis bioflok untuk yang tidak punya lahan luas. Banyak keuntungan yang didapat jika menggunakan kolam terpal bioflok ini.
-Bibit berkualitas
Selain media yang sesuai pemilihan bibit berkualitas juga perlu diperhatikan. Dengan adanya bibit yang berkualitas maka akan didapatkan ikan lele yang berkualitas juga.

Banyak keuntungan yang diperoleh dari budidaya lele di kolam terpal bioflok. Dengan menerapkan teknologi bioflok pembudidaya akan dapat menekan biaya yang dikeluarkan. Bagi Anda yang masih pemula, budidaya di kolam terpal bulat merupakan solusi yang terbaik. Karena mudah sekali diterapkan dengan persentase keberhasilan yang tinggi.


Budidaya lele dengan menggunakan teknologi sistem bioflok sedang digalakkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya KKP. Teknologi bioflok ini diyakin dapat meningkatkan produksi lele sampai tiga kali lipat. Air bekas budidaya juga tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. “Hal ini dikarenakan adanya mikro-organisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman,” ungkap Supriyadi. Selain itu sistem budidaya dengan teknik bioflok memiliki padat tebar ikan mencapai volume 100-150 ekor/m³ atau 10-15 kali lipat dibanding dengan pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m³.

Syamsul Mansur, pembudidaya ikan di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulsel, memulai budidaya ikan lele metode bioflok di pekarangan rumah. Dan telah merasakan keunggulan metode budidaya ikan sistem bioflok karena tidak meninggalkan bau seperti halnya budidaya lele secara konvensional. Sistem bioflok juga mampu meningkatkan produktivitas hingga 25-30 kg/m³ atau 12-15 kali lipat jika dibandingkan dengan hasil dari kolam biasa yaitu sebanyak 2 kg/m³. Waktu pemeliharaan lebih singkat, dengan menggunakan benih awal yang ditebar berukuran 8-10 cm, membutuhkan jangka panen selama 3 bulan pemeliharaan. “Benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250-300 gram per ekor, sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6 bulan,” kata Syamsul Mansur.

Selain pada ikan lele, sistem cara budidaya bioflok ini dapat digunakan untuk budidaya udang air tawar dan jenis ikan lainnya. Adapun langkah-langkah atau tahapan cara budidaya lele sistem bioflok adalah sebagai berikut :

Pembuatan Kolam Lele Bioflok
Kolam yang digunakan biasanya berbentuk bulat dan terbuat dari terpal. Lingkaran diameternya cukup dengan 3 meter dan mampu menampung 3000 ekor ikan Lele.


Muhammad Komarudin (45), seorang pembudidaya lele di Ponorogo menjelaskan budidaya ikan lele di dalam kolam dengan menggunakan sistem bioflok yang diperkenalkan oleh Menteri Susi Pudjiastuti. "Saya pakai sistem bioflok, jadi kolam saya selalu bersih, tidak bau amis. Ikannya pun begitu, tidak bau amis," kata Komarudin. Bentuk kolamnya pun berbeda. "Jika umumnya kolam berbentuk kotak. Kolam saya berbentuk bulat yang dilapisi kain terpal sebagai wadah air," jelasnya.


Menyiapkan kolam budidaya adalah langkah awal dalam cara ternak ikan lele sistem bioflok. Dalam pembuatan kolam bioflok, Pertama yang harus kita siapkan adalah pembuatan gambaran kolam yang akan kita buat, tentukan ukuranya dan seperti apa pemipaan input output airnya. Setelah memiliki desain gambar kolam biofloknya, kemudian siapkan bahan-bahan untuk membuat kolam. Diantaranya adalah:
-Besi ulir 12 inchi, untuk membuat kerangka kolam.
-Terpal bundar dengan diameter 3 meter.
-Pipa paralon, untuk input-output air.
-Semen,pasir,batu bata, untuk cincin kolam.

Setelah semua bahan terkumpul kemudian mulailah tahap perakitan kerangka kolam. kerangka kolam dibuat dengan memotong besi ulir 12 inchi dengan ukuran panjang 120 cm untuk bagian berdirinya, dan melingkarnya hingga membentu diameter 3 meter. Besi kerangka dikaitkan satu sama lain dengan alat bantu las.

Kemudian pasang pipa paralon sebagai output air dari dasar kolam. Setelah pemasangan pipa selesai, langkah selanjutnya adalah pemasangan cincin disekeliling kolam, tujuanya supaya pada saat kolam diisi air tidak bergeser. langkah terakhir adalah pemasangan terpal, pemasangan terpal harus dengan hati-hati, supaya terpal tidak sobek.

Pemberian naungan atau atap pada kolam sangat dianjurkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terik sinar matahari langsung dan guyuran air hujan yang dapat mempengaruhi mutu dari air kolam menjadi tidak layak. Peralatan lain yang perlu Anda persiapkan adalah mesin aerator yaitu alat yang digunakan untuk meniupkan oksigen atau udara ke dalam air kolam.

Pengisian Air Kolam Bioflok
Setelah kolam yang akan gunakan siap, langkah selanjutnya adalah mengisi air kolam bioflok dengan cara bertahap. Pertama dengan proses pengisian bak kolam terpal yang sudah direncanakan yaitu sekitar ketinggian 80 hingga 100 cm.


Seperti namanya yaitu bioflok yang mana “bio” berarti makhluk hidup sedangkan “floc” berarti gumpalan. Maka air dalam kolam bioflok ini nantinya akan dipenuhi gumpalan-gumpalan kecil yang merupakan kumpulan mikro-organisme yang terdiri dari alga, ganggang dan bakteri. Untuk mengkondisikan air seperti ini maka setelah kolam diisi air lalu kita memberikan pupuk dasar berupa pupuk organik (pupuk kandang) yang mana sudah dikomposisikan terlebih dahulu.

Kemudian untuk hari kedua, adalah proses memasukkan bakteri pathogen atau pun probiotik jenis bacilus sp, namun kini dalam produk probiotik juga sudah dilengkapi berbagai jenis bakteri lainnya yang juga bermanfaat, dengan dosis sekitar 5 ml/m³ di dalam kolam. Kemudian perhatikan hari ketiga, dimana Anda perlu memasukkan pakan bakteri atau probiotik molase sebanyak 250 ml/m³. Molase (gula) ini akan berguna sebagai sumber energi bagi bakteri pengurai yang dapat merangsang tumbuh dan berkembangnya bakteri pengurai, agar dapat berkembang secara efektif.

Ketika saat malam hari tiba, maka Anda bisa menambahkan dolomite dengan takaran sekitar 150-200 gram/m³ ke dalam kolam. Pengadukan akan di lakukan 24 jam secara terus-menerus, dengan bantuan dari aerator. Pastikan media air yang sudah diolah ini didiamkan selama 2 minggu sehingga mikro-organisme didalamnya dapat berkembang baik. Air yang sudah siap untuk proses budidaya akan berwarna merah kecoklatan yang mana artinya sudah dipenuhi bakteri dan ganggang.


Tanda air tersebut sudah siap untuk proses budidaya adalah air yang akan terlihat 3 warna, berwarna kuning hijau kecoklatan, hijau namun tidak hijau, kuning namun tidak kuning. Sehingga terlihat berwarna samar tapi yang lebih dominan warna kecoklatan. Air terlihat keruh. Namun, jika di ambil sampel dalam gelas bening atau kaca akan terlihat jernih jika di diamkan.Dan, Anda akan melihat endapan berwarna hijau samar kuning dan tidak pekat apabila di pegang. Jika kolam diaduk maka akan keluar kabluk yaitu berupa debu yang melayang-layang di air.

Selanjutnya terdapat pengelolaan air. Jika air sudah surut, maka anda harus menambahkan volume air, dimungkinkan surutnya air dapat dikarenakan perembesan pada kolam.

Salah satunya sistem pembuangan kotoran pada budidaya lele dengan metode bioflok merupakan keunggulan tersendiri dalam menjaga kualitas air. Kotoran lele yang mengendap berlebihan di bawah akan dikeluarkan lewat pipa paralon output. "Tiap sebelum dikasih pakan, pipa yang terhubung keluar kolam itu dibuka, nanti nyembur keluar air bersama kotoran. Di sisi lain, kolamnya terus ditambah air, jadi bersih tanpa nguras. Inilah yang disebut sistem bioflok," kata Muhammad Komarudin menjelaskan.


Aerator yang berfungsi untuk menambah pasokan udara dalam air juga bisa membuat ikan cepat besar. "Pakai aerator jadi tidak perlu sering menguras air kolam yang kotor. Cukup dibuang sedikit dan ditambah air. Kolam jadi bersih lagi," tambah Muhammad Komarudin. Air yang keluar dari pipa beserta kotoran lele dapat langsung dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

Dalam pemeliharaan ikan sistem bioflok, sangat perlu untuk menjaga kandungan oksigen yang larut di dalam air. Karena oksigen disamping diperlukan ikan untuk pertumbuhan juga diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan kotoran atau sisa metabolisme di dalam air. “Saya mengingatkan agar teknologi bioflok di masyarakat bisa dikawal oleh UPT-UPT (unit pelaksana teknis) dan para penyuluh agar tidak keliru menerapkannya, juga harus diterapkan secara benar sesuai kaidah-kaidah cara budidaya ikan yang baik seperti benihnya harus unggul, pakannya harus sesuai standar SNI, parameter kualitas air seperti oksigen juga harus tercukupi,” kata Supriyadi.

Penebaran Bibit Lele pada Kolam Bioflok
“Sistem bioflok ini juga memiliki keunggulan pada tebar padat. Yakni permeter bisa menebar bibit seribu ekor. Rata-rata kolam bundar saat ini berukuran 3 meter, sehingga bisa diisi 3 ribuan ekor,” kata Muhammad Sofyan Hadi.


Pastikan kolam sudah didiamkan selama 7-10 hari sebelum benih lele ditabur di dalam kolam terpal. Benih lele yang akan digunakan dalam satu kolam haruslah berasal dari induk unggulan serta dari indukan yang sama. Benih ikan lele yang sehat dapat dilihat dari segi gerakannya yang aktif, warna dan ukuran seragam dan organ tubuhnya lengkap.

Penebaran bibit di lakukan ketika air sudah benar-benar siap serta flok terbentuk. Anda harus melakukan pengecekan pH air terlebih dahulu.

Jika sudah dipastikan pH air dalam keadaan netral, barulah Anda dapat menebar bibit lele. Lakukan penebaran bibit lele pada malam hari atau pagi hari. Misalnya jam 5 pagi. Karena diwaktu tersebut kondisi udara masih sejuk dan air masih dalam keadaan netral.

Pola penebaran benih juga berpengaruh pada kualitas ikan lele ketika panen nantinya. Penebaran benih tidak bisa dilakukan dengan asal karena merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan awal ternak ikan lele. Untuk menebar beni terdapat cara yang harus diperhatikan:
-Waktu
Waktu untuk menyebar benih ikan lele tidak bisa sembarangan. Terdapat waktu yang tepat untuk melakukannya yakni pada pagi hari sekitar jam 08.00-09.00. sedangkan saat sore waktu yang tepat untuk menebar benih adalah pada jam 15.30-16.30. karena pada jam tersebut suhu tidak terlalu panas. Setelah menebar benih juga tidak boleh langsung diberi pakan.
-Ukuran ikan lele
Ukuran yang ditebar harus ideal dan seragam supaya tidak mengganggu yang lain.

Setelah Anda melakukan penebaran benih lele pada kolam bioflok maka keesokan harinya tambahkan probiotik dengan dosis 5 ml/m³.

Perawatan untuk benih ikan lele dapat Anda lakukan setiap 10 hari sekali. Perawatan dalam cara ternak lele bioflok langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
-Setiap 10 hari sekali Anda bisa memberikan probiotik sebanyak 5ml/m³, ragi tempe sebanyak 1 sendok makan/m³, ragi tape 2 butir/m³ dan pada malam harinya Anda bisa menambahkan dolomit yang diambil airnya saja sebanyak 200 – 300 gr/m³.
-Setelah benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih maka perawatan selanjutnya adalah setiap 10 hari sekali masukkan probiotik dengan dosis 5 ml/m³, ragi tempe sebanyak 2 – 3 sendok makan/m³, ragi tape 6 – 8 butir/m³ dan pada malam harinya tambahkan dolomit dengan dosis 200 – 300 gr/m³ yang diambil airnya saja. Untuk pemberian ragi tempe dan ragi tape terlebih dahulu dilarutkan ke dalam air.

Porsi Pakan Ternak Ikan Lele Sistem Bioflok
Dalam budidaya ikan lele sistem bioflok hendaknya menggunakan pelet pabrikan yang terukur kandungan isinya. Pilihlah pakan berkualitas sesuai dengan berat lele dan sesuaikan pula ukuran pakan yang Anda berikan dengan lebar bukaan mulut ikan. Lakukan secara rutin dan teratur untuk menjaga supaya lele tidak menjadi kanibal.


Selama pembesaran pada budidaya lele bioflok perhatikan waktu pemberian pakan dan berikan aerasi setiap harinya. Pemberian pakan pada lele bioflok hendaknya Anda kelola dengan baik agar dapat mencapai produksi ikan lele yang maksimal.

Cara pemberian pakan lele membutuhkan trik-trik khusus supaya hasil panen dapat lebih meningkat dari pada periode sebelumnya. Pemberian pakan ikan lele dengan cara yang baik dapat mendukung produktivitas perkembangan ikan lele sehingga tidak membuat lele mati atau bisa saling memangsa satu sama lain.

Untuk pemberian pakan, Anda bisa menggunakan pelet yang sudah dibasahi dan didiamkan 5-10 menit agar mengembang terlebih dahulu lalu ditaburkan pada 3 sudut kolam bioflok. Agar semakin menghemat biaya, maka Anda juga bisa membuat pakan alternatif untuk diberikan pada siang atau sore hari sehingga pemberian pelet hanya 40% dan yang 60% adalah pakan alternatif.

Pakan diberikan 3 kali yakni pagi jam 9 lalu siang jam 3 dan malam jam 8 atau 9. Jangan memberikan pakan ketika hari masih terlalu pagi serta jangan memberi pakan terlalu banyak. Jumlah pakan adalah 2,5% dari total berat badan ikan yang mana nantinya dibagi lagi menjadi 3 untuk diberikan pagi, siang dan sore. Karena itulah, Anda harus rutin melakukan pengecekan sample berat badan ikan lele untuk menentukan jumlah pakan yang harus diberikan.

Berikan dosis pakan 80% dari daya kenyang ikan lele. Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap seminggu sekali ikan lele bisa Anda puasakan dengan tidak memberikan pakan. Sebelum Anda memberikan pakan sebaiknya difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan probiotik. Setelah flok terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat Anda kurangi sebanyak 30%.

Apabila pakan diberikan 100% dari kebutuhan maksimal, maka tingkat efisiensi 70%. Begitu pun sebaliknya, jika pakan di berikan 70% maka tingkat efisiensi 100%. Kekurangan dari yang 70% akan di dapat dari bioflok yang berkembang di dalam kolam. Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem bioflok, karena dapat menekan porsi pakan yang sebenarnya. Di bandingkan dengan mengunakan kolam biasa, lele akan terbiasa atau membiasan diri untuk memakan bioflok yang ada di dalam kolam.

Cara penebaran pakan yang baik ialah dengan membagi 3 bagian sudut pada kolam terpal di area sisi bagian kanan kolam, kiri kolam dan tengah kolam. Pemberian pakan lele bisa lebih merata. Saat tahap awal, Anda bisa menebarkan di area sisi kanan hingga pelet habis, kemudian pindah di area sisi kiri. Kemudian setelah sisi kiri habis, maka Anda bisa pindah ke sisi tengah. Sebarkan pelet hingga kenyang.

Tanda dari ikan yang sudah kenyang adalah adanya pelet yang mengambang dan tidak dimakan oleh ikan. Apabila Anda menggunakan jenis pelet yang tenggelam, maka cara penebarannya bisa dilakukan dengan perlahan pada satu titik, karena lele termasuk jenis ikan yang mengejar pakan yang bergerak. Anda perlu mengatur pelet sebelum benar-benar terlanjur tenggelam, dan nantinya tidak dimakan oleh ikan lele. Pastikan Anda memberikan pakan sampai respon ikan menurun dalam memakan pelet.

Pemberian pakan yang dicampur dengan larutan probiotik juga dapat diterapkan, "Jadi pelet (pakan lele) direndam dulu dengan cairan prebiotik ini supaya mengembang dan mengurangi jumlah konsumsi pakan secara berlebihan sekaligus membuat lele tidak berbau amis," kata Muhammad Komarudin. Larutan probiotik dapat pula diracik sendiri dari bahan rempah-rempah semisal kunir, kencur, jahe dan temulawak. Dengan direndam dalam larutan probiotik, dapat mengurangi konsumsi pakan lele hingga 20%, namun ikan sudah kenyang.

Apabila pelet yang diberikan dalam kondisi kering, maka lele akan makan lebih banyak dan ikan lele biasanya akan menjadi kekenyangan dan sulit dalam bergerak secara aktif. Ikan yang mengalami rasa kenyang, bisa ditandai dengan menggantung diam dalam posisi miring dan mengapung pada permukaan air.

Penambahan Prabiotik Secara Rutin
Ikan lele tergolong sangat rakus apabila ukuran tubuhnya semakin besar, maka semakin banyak pula makannya. Kadar mikro-organisme dalam air bioflok juga akan cepat berkurang pada saat usia ikan lele sudah dewasa.


Untuk menjaga kestabilan kadar mikro-organisme dalam kolam, maka Anda perlu melakukan penambahan probiotik secara rutin. Paling bagus adalah seminggu sekali, dengan demikian air dalam kolam tetap akan didominasi oleh mikro-organisme bermanfaat.

Lakukan penambahan molase, tetes tebu, gula pasir, gula batu seminggu sekali. Dengan takaran 50-100 ml/m³. Ini berfungsi agar menjaga keseimbangan C/N rasio agar tetap berada pada angka diatas ½ . Molase juga dapat diganti dengan mengunakan tepung trigu atau tapioca jika molase tetes tebu sudah didapat.

Probiotik bisa dibeli di toko peternakan ikan. Saat Anda menambahkan probiotik, maka keuntungan yang akan Anda dapat ialah asupan vitamin dan menjaga kualitas air dengan menguraikan sisa kotoran organik sehingga tidak mengganggu kesehatan lele.

Pertahankan suhu kolam pada angka 28˚C. Karena suhu akan sangat berpengaruh pada flok di kolam apalagi saat musim pancaroba datang. Anda juga harus mengontrol apa yang terjadi secara rutin. Dan harus dapat mengambil tindakan, apabila sesuatu terjadi, seperti berkurangnya nafsu makan pada ikan, kolam terlalu pekat. Jika semua berjalan sesuai rencana, kemungkinan hanya dalam waktu 2 bulan ikan dapat di panen.

Pemanenan Lele
Panen merupakan hal yang paling banyak ditunggu para pembudidaya lele. Hasil panen budidaya lele dengan sistem bioflok lebih banyak dibandingkan budidaya kolam tanah.


Panen pada budidaya ikan lele sistem bioflok bisa diakukan lebih cepat yakni 15-20 hari lebih awal dari pada pemeliharaan model konvesional. Karena asupan nutrisi ikan lele dalam sistem bioflok senantiasa terpenuhi setiap saat sehingga ukuran tubuhnya lebih cepat berkembang.

Pemasaran Ikan Lele
Untuk memasarkan hasil panen ikan lele saat ini bukan sesuatu yang sulit karena semua kalangan telah mengkonsumsi ikan ini. Banyak warung dipinggir jalan yang menjual makanan dengan menu ikan lele. Jika dulu banyak orang yang jijik dengan ikan lele karena tempat hidupnya yang kotor maka sekarang ikan lele telah banyak dibudidayakan dikolam-kolam baik itu kolam beton atau kolam terpal. Pakan yang diberikan juga bukan lagi pakan kotor seperti anggapan banyak orang. Dengan pakan yang bagus tentu ikan lele yang dihasilkan akan bagus juga.


Pemasaran ikan lele dapat dilakukan dimanapun karena tingginya permintaan pasar akan ikan lele. Sehingga para pembudidaya tidak perlu risau untuk pangsa pasar ikan lele setelah masa panen tiba. Bahkan kini restoran mahal pun banyak yang menyajikan menu berbahan dasar ikan lele. Sekarang ada juga franchise ikan lele yang sangat terkenal. Tips-tips pemasaran di bawah ini layak dicoba untuk pemula yang memulai bisnis ternak ikan lele:
-Amati perkembangan pasar
Meski ikan lele bukanlah ikan yang mahal, tapi adakalanya jika masa panen lambat atau ketika hasil panen tidak bagus maka harga ikan lele akan melambung tinggi. Dan tentunya permintaan ikan lele tidak pernah surut. Jika masa panen tepat maka keuntungan yang di dapat akan sangat tinggi.
-Jaga kualitas ikan lele
Dengan menjaga kualitas ikan lele akan banyak pembeli ikan lele yang mencari ikan lele yang Anda budidayakan. Menjaga kualitas tentu dengan pemilihan bibit yang tepat serta perawatan yang maksimal.


Sistem bioflok untuk budidaya ikan lele akan sukses Anda terapkan jika disertai adanya pemantauan dan mengevaluasi apa kekurangan dari usaha Anda serta apa yang bisa meningkatkan kualitas baik dari air, probiotiknya, bibit dan SDM yang mengelolanya, semua harus Anda teliti terus dan evaluasi. Demikianlah pembahasan mengenai cara budidaya ikan lele sistem bioflok. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam mengembangkan dan meningkatkan usaha budidaya lele. Terima Kasih.



pasang iklan disini




loading...