Loading...
Pada dasarnya alam sebagai tempat tinggal sudah menyediakan
berbagai kebutuhan yang di butuhkan manusia. Seiring bertambahnya populasi
manusia daya dukung alam terhadap penyediaan sumber daya alam khususnya pangan
semakin berkurang.
Kondisi diatas mendorong manusia di zaman modern
mengembangkan teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Salah satu teknologi yang
digunakan dan sangat berguna adanya ditemukan pengetahuan tentang budidaya.
Dalam perkembangannya budidaya merupakan salah satu bentuk dari perkembangan
bioteknologi.
Budidaya atau akuakultur adalah kegiatan memperbanyak suatu
organisme tertentu dalam lingkungan perairan. Selain itu pengertian budidaya
dapat dikatakan sebagai kegiatan memproduksi biota (organisme) yang hidup di
perairan dengan pengawasan pemeliharaan demi mendatangkan keuntungan. Kegiatan
budidaya merupakan serangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan samapai
kegiatan pasca panen.
Budidaya perairan pada dasarnya dibagi kedalam tiga jenis
berdasarkan perairannya yaitu; budidaya air tawar, budidaya air payau dan
budidaya air laut. Agar pembahasan kita lebih spesifik pembahasan akuakultur
kali ini akan di fokuskan terhadap budidaya ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup
dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat
menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di
Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan
pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.
Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah
diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang
tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah
(Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi
protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan
keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya
ikan air tawar.
Ikan lele termasuk ikan karnivora, di alam ikan ini menyukai
kutu air, seperti, cladocera dan copepoda, larva nyamuk dan serangga lainnya,
keong-keongan kecil atau bangkai. Dalam kondisi di mana sumber makanan kurang,
ikan lele ini bisa bersifat kanibal (saling memakan satu sama lain).
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan
bentuk badan lele secara tepat. Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, tengah
badanya mempunyai potongan membulat, pipih kebawah (depressed), sedangkan
bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), pada lele
ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih
kesamping), tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu
sampai hitam.
Kepala bagian atas dan bawah ikan lele tertutup oleh pelat
tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat
alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Ikan
lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga
mampu hidup dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah.
Mulut ikan lele berada diujung moncng (terminal), dengan
dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek
berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah
yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil
dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor ikan lele berbentuk membulat, tidak bergabung
dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama
pada ikan lele usia remaja, sedangkan efek racun yang dimiliki patil pada ikan lele
yang berusia tua sudah agak berkurang.
Ikan lele memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik
(mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari,
dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung
dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip
ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau ataupun air
asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang
berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung
di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada
sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada
yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi
yang memasukanya kedalam omnivora.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen
organ yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat
ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya ikan lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Karena itulah, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok
ikan ini tidak berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari
ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih
gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan,
gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang
terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan
organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam
terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga
berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem
bioflok (DJPB, 2013).
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling
mudah dilakukan, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar. Anda tidak
perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan
lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk
panen. Bisa dikatakan, bisnis perikanan yang paling mudah dijalankan adalah
bisnis budidaya lele. Kemudahan tersebut tidak hanya dalam pemeliharannya saja,
namun juga kemudahan dalam pemasarannya. Walaupun mudah, kita sebagai peternak
harus memperhatikan beberapa hal vital yang seharusnya dilakukan maupun
dihindari.
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat
dikembangkan:
Clarias
batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Clarias
teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang).
Clarias
melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
Clarias
nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
Clarias
loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera
Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
Clarias
gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat
fish, berasal dari Afrika.
Ikan lele kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.Dagingnya tidak hanya lembut dan lezat tapi juga mengandung berbagai
zat yang penting bagi tubuh. Antara lain tinggi protein, sedikit kalori, serta
rendah lemak.
Ikhtisar
kandungan gizi ikan lele:
-Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering)
(5 oz.)
-Kalori : 217
-Protein : 7g
-Karbohidrat : 0.0g
-Total Fat : 11.5g
-Fiber : 0.0g
Protein dalam ikan lele sebanyak 15,6 gram, sangat
berkualitas dalam memenuhi kebutuhan asam amino pada tubuh manusia. Ikan lele
juga mengandung Vitamin B-12 yang sangat tinggi, satu ekornya mengandung 40
persen vitamin B-12, yang bermanfaat untuk memecah zat makanan menjadi energi. Kandungan
zat di dalam ikan lele juga sangat rendah merkuri. Asam lemak omega juga
terkandung dalam ikan lele, jumlahnya sekitar 875 mg asam lemak omega-6 dan
lemak omega-3 sekitar 220 mg. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan
manusia dalam sehari untuk menjaga kesehatan fungsi jantung.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan
ikan lele siap konsumsi.
Budidaya sangat diperlukan agar ikan lele terjaga dari
zat-zat kimia berbahaya dari limbah yang dibuang ke sungai sebagai habitatnya. Dengan
dibudidayakan, artinya Anda juga mengurangi kerusakan ekosistem dan membantu memperbaikinya.
Pembesaran merupakan salah satu dari kegiatan budidaya
perairan dengan menyediakan kolam terkontrol dengan tujuan membesarkan ikan, guna
menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran seharusnya sudah
dapat di estimasikan sampai ukuran berapa ikan dapat di panen.
Pembesaran merupakan kegitan yang sebagian besar menitik
beratkan pada pola pemberian pakan buatan baik yang utama ataupun yang
tambahan. Karena sejatinya dengan pemberian pakan teratur diharapkan pertumbuhan
ikan sesuai target yang ujungnya untuk mendatangkan profit.
Bisnis ternak lele memerlukan keseriusan dan ketekunan,
apalagi dengan bau amis ikan, jangan lupa untuk memperhitungkan berbagai
rencana dan prediksi keuangan untuk perkembangan bisnis ikan lele yang Anda
jalankan. Meskipun demikaian, tidak perlu keahlian khusus yang membutuhkan
banyak pengalaman untuk memulai bisnis ini, semua orang bisa memulainya asalkan
memiliki beberapa hal seperti yang telah disebutkan, yakni keseriusan dan
ketekunan. Selain itu Anda perlu mengelola keuangan pribadi dan bisnis Anda
dengan baik, agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian.
Semua orang memang bisa menjalankan dan mengawali budidaya
ikan lele dengan mudah. Tetapi untuk menjalankannya secara konsisten, hanya beberapa
orang yang bisa melaluinya. Butuh beberapa langkah yang harus dilalui oleh
semua orang yang mengawali bisnis ternak lele untuk pertama kalinya, baik yang
berpengalaman ataupun yang tidak berpengalaman.
Disebutkan bahwa pembesaran merupakan proses menumbuhkan
organisme dalam suatu lingkungan. Semisal ikan lele. Dan, artikel ini akan
membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.
Aktivitas budidaya ikan tidak terlepas dari limbah yang
dihasilkan, terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil aktivitas metabolisme
ikan (Wijaya, 2014). Pada sistem budidaya tanpa pergantian air (zero water
exchange) seperti pada kolam air tenang, konsentrasi limbah budidaya seperti
amonia (NH3), nitrit (NO2), dan karbon dioksida CO2 akan meningkat sangat cepat
dan bersifat toksik bagi ikan (Surawidjaja, 2006).
Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas
kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang
lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja
menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam. Setiap per-meter
persegi kolam pembesaran dapat menampung kurang lebih 100 ekor benih ikan lele.
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk
tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam
apa yang cocok, haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan
tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele
adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Dalam
artikel ini kita akan membahas budidaya ikan lele dengan menggunakan media kolam
tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak
ikan.
Sejatinya ketika Anda akan melaksanakan budidaya lele, dalam
tahap planing sudah jelas menentukan jenis kolam apa yang akan di pakai dengan
berbagai perhitungan yang sudah Anda lakukan.
Sangat dianjurkan untuk melakukan budidaya ikan lele yang
jauh dari lingkungan pabrik supaya tidak terkontaminasi oleh limbah dan polusi.
Kolam lele harus berada pada suhu 20 hingga 28˚C. Suasananya harus tenang
dengan air kolam yang keruh dan berwarna hijau berlumut.
Budidaya kolam tanah mempuyai kelebihan media tanah sebagai
lingkungan alami bagi tempat ikan hidup. Namun mempunyai kelemahan tidak bisa
dilakukan bagi Anda yang tidak mempunyai cukup lahan untuk melakukan kegiatan
budidaya. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah
sebagai berikut:
Pengeringan
dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan
telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 7-10 hari atau bergantung pada
teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah
retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan pada kolam dilakukan stidaknya melihat kondisi
cuaca agar tidak sia-sia. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan
mikro-organisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikro-organisme tersebut
bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan
dan penjemuran, sebagian besar mikro-organisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah kemudian dibajak atau
dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki
kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.
Bersamaan dengan proses pembajakan, lakukanlah pengangkatan
lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya
berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen
sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan
ikan.
Pembersihan dasar kolam dengan cara membuang lumpur sangat
penting untuk dilakukan. Pastikan semua lumpur terbuang untuk menghilangkan mikro-organisme
pathogen yang mengendap dalam lumpur sedangkan pinggir kolam yang harus
dibersihkan adalah rumput-rumput liar disekitar kolam. Rumput liar biasanya menjadi
tempat bertelur hama ikan.
Pengapuran
dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan
membantu memberantas mikro-organisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah
dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di
permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, kemudian dilakukan pembalikan
tanah supaya kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk
pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat
keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Penggunaan bakteri pengurai Bacillus mycoides juga sangat
disarankan karena akan menghasilkan enzim protease, enzim selulase dan enzim
amylase. Enzim-enzim tersebut berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
proses penguraian. Gunakan bakteri pengurai Bacillus pumilus yang mampu
menghasilkan enzim mananase dan enzim proteolitik peptidase yang memutuskan
ikatan peptida selubung virus, sehingga menghambat perkembangan virus. Brevis juga menghasilkan enzim selulase dan
menghasilkan enzim hidrolitik untuk menghidrolisis neurotoksin Vibrio spp.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk
organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk
kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi.
Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram
per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi
bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk
makanan alami ikan lele.
Untuk meningkatkan keanekaagaman plankton, juga terdapat
Pseudomonas alcaligenes yang menghasilkan enzim lipase dan dexametanose selain
itu juga akan menghasilkan pigmen warna untuk bakterioplankton. Semua jenis bakteri
di atas sangat penting karena akan dapat mempercepat proses penguraian kolam.
Dan semua bakteri tersebut merupakan bakteri yang dapat ditemukan dalam
Suplemen Organik Cair Spesialis Perikanan.
Pengaturan
air kolam
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara.
Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele. Namun,
bukan berarti Anda kemudian mengabaikan kualitas airnya. Justru, semakin baik
kualitas air maka semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada
suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses
pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat),
pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah
100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk,
isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam terpapar matahari selama
satu minggu.
Dengan kedalaman air tersebut, sinar matahari masih bisa menembus
hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton
tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton akan berwarna
kehijauan.
Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya,
air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai
pada ketinggian ideal.
Tentang syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus.
Ikan lele dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000
mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi
tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
Dalam budidaya lele tahap persiapan tidak hanya dilakukan
pada media budidayanya saja, namun tidak kalah penting jika Anda ingin memulai
usaha ternak lele, Anda harus memahami tentang benih atau bibit lele yang akan Anda
budidayakan. Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh
kualitas benih yang ditebar.
Tahap persiapan benih ikan lele, merupakan tahap dimana Anda
harus mengetahui varietas benih apa yang akan Anda budidaya dengan persyaratan.
Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia.
Jenis ikan lele sangkuriang merupakan jenis ikan lele yang
sangat direkomendasikan. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari
lele dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele
dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu.
Beberapa keunggulan lele jenis Sangkuriang yaitu; produktivitas
jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi, kualitas daging yang lebih empuk, lebih
tahan terhadap serangan penyakit. Benih ikan lele bisa didapatkan dengan cara
membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa tahap dalam persiapan benih agar kegiatan budidaya Anda
berhasil.
Syarat
benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ikan
lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Ciri-ciri
benih yang sehat yaitu gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka
dipermukaan tubuhnya, tubuh mengkilap, bebas dari bibit penyakit, sungut
berseri (tidak pucat) dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya,
tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan
bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ikan lele berkualitas tidak akan
menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut
mempengaruhi kualitasnya.
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Ukuran
benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Misalnya,
Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya
harus sama. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5
bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
Sebenarnya bisa saja Anda memilih ukuran benih yang lebih
kecil, namun di khawatirkan resiko atas kematiannyapun semakin tinggi. Dengan
demikian sangat dianjurkan untuk memilih ukuran benih yang sudah mencapai 5-7
cm, hal ini ditujukan supaya benih sudah tahan terhadap lingkungan baru ketika ditebar.
Cara
menebar benih
Banyak yang tidak diketahui para pembudidaya, khususnya yang
baru terjun dalam dunia ternak ikan lele. Adanya banyak benih yang mati karena
ketidaktahuan dalam menebar benih baru di kolam budidaya. Berikut ini beberapa
tahapan yang harus Anda dilakukan, dalam penebaran benih yang baik dan benar.
Untuk penyebaran bibit, debit air di usahakan tidak lebih
dari 40 cm, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan peternak memantau ikan,
perubahan suhu pada air dangkal lebih cepat, hal itu untuk memudahkan bibit
ikan lele untuk beradaptasi dengan lingkungan. Pengisian air hingga penuh,
sekitar 70 cm dilakukan setelah lele sudah memiliki panjang tubuh sekitar 8-10
cm.
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih
dahulu. Caranya dengan memasukan benih dengan wadahnya (ember/jerigen) ke dalam
kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih
dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih
keluar dengan sendirinya. Setelah ikan merasa nyaman dengan sendirinya mereka
akan menebar. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih. Dalam proses
tarnasportasi benih menuju kolam diusahakan tidak terlalu ada gocangan dalam
plastik wadah benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan
200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi
jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm
saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan
air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan
dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Perlu di ingat ketika air sudah berubah warna menjadi hijau,
Anda bisa menambah volume air hingga mencapai ketinggian 80 cm, yang menjadi
syarat ketinggian air yang cocok untuk tebar benih atau bibit.
Sangat dianjurkan untuk melakukan penebaran saat pagi
(sebelum jam 09.00) atau sore hari (diatas jam 15.00) karena fluktuasi suhu
tidak terlalu besar. Hindari penebaran benih saat siang hari atau tengah hari
karena akan membuat benih stress hingga mengalami kematian massal, dan pastikan
benih yang akan ditebar sudah dilakukan proses suci hama dengan larutan garam
dengan dosis 2-5 ppm selama 10-15 menit.
Menentukan
kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya
ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang
dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400
ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah
bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800
ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam
tembok.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan
lele yaitu 80-85% dari total biaya produksi karena harga pakan semakin mahal.
Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu.
FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil
nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.
Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal,
terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan
pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
Pemberian
pakan utama
Selain terkenal kanibal lele merupakan jenis ikan yang
termasuk kedalam kelompok ikan pemakan segala atau karnivora. Dalam budidaya
proses konversi pakan menjadi daging sangat penting untuk di perhatikan.
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak
mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan
lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin
dan mineral.
Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah
dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih
mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum
setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya,
ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot
tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan
sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen,
persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu
makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan
yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang,
sore dan malam hari.
Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan
pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar
kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.
Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi
pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif
menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk
menyantapnya.
Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan,
sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi
pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan
mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin
memberikan pakan.
Pemberian
pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi
pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya
pengeluaran pakan yang menguras kantong.
Apabila kolam budidaya dekat dengan pelelangan ikan, bisa
dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan
tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau
cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran
ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan
terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian
pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam
bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan
lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat
kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan
yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
Pemberian vitamin juga harus dilakukan, fungsinya supaya
lele selalu sehat dan tidak mudah stress. Bila lele sehat dan tidak stress maka
pertumbuhannya akan lebih cepat.
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan
air kolam. Kualitas air merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pertumbuhan ikan (Wijaya, 2014). Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan
kuantitas air harus tetap terjaga.
Limbah budidaya ikan yang merupakan hasil aktivitas
metabolisme banyak mengandung amonia (Effendi, 2005). Ikan mengeluarkan 80- 90%
amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari feses dan
urine sekitar 10-20% dari total nitrogen (Rakocy et al., 1992 dalam Sumoharjo,
2010). Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab
penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi
budidaya ikan (Wijaya, 2014).
Kandungan ammonia hasil metabolisme yang meningkat cenderung
menyebabkan gangguan yang bersifat fisiologis dan memicu stress pada ikan
(Boyd, 1990).
Pada saat yang sama protein dalam feses dan pakan yang tidak
termakan akan diuraikan oleh bakteri menjadi produk yang sama. semakin intensif
suatu kegiatan budidaya akan semakin tinggi konsentrasi senyawa nitrogen
terutama amoniak (Avnimelech and Kochba, 2009). Menurut Craigh and Helfrich
(2002), meskipun melalui menajemen yang baik, pakan yang diberikan pada ikan
pasti akan menghasilkan limbah. Contohnya dari 100 unit pakan yang diberikan,
biasanya 10% tidak termakan, 10% limbah padatan, dan 30% limbah cair yang
dihasilkan oleh ikan. sisanya, 25% digunakan untuk tumbuh dan 25% lainnya untuk
metabolisme.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis
di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen
sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.
Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian
bawah. Pastikan anda membuang air kolam dengan menggunakan lobang yang terletak
pada dasar kolam yang dalam. Hal ini untuk membuang kotoran kotoran ikan yang
mengakibatkan bau. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air
sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan
banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain
hama predator seperti linsang, ular, sero, biawak, musang air, kucing dan
burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk
mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau
memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa,
bakteri dan virus. Ketiga mikro-organisme ini menyebabkan berbagai penyakit
yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan
luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan
menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan
mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele
juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan
lain-lain.
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3
bulan untuk panen dari benih berukuran 5-7 cm. Ikan lele bisa dipanen setelah
mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele
untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak
diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.
Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus
agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele. Cara memanennya, yaitu dengan
menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk
menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa
memakai jaring jika volume air kolam masih cukup banyak.
Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan
lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele
yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi
peternak.
Selain permintaan pasar yang banyak terhadap ikan lele,
serta modal yang cukup murah dalam mengawali bisnis ini. Ternak lele juga
memiliki berbagai keuntungan lain untuk dijadikan sebagai usaha unggulan Anda.
Bukan tanpa alasan seseorang memilih berinvestasi dalam
usaha budi daya lele. Di antara keuntungannya, lele termasuk ikan yang terkenal
‘tahan banting’. Untuk dapat bertahan hidup, lele tidak memerlukan kondisi atau
persyaratan air khusus. Lele tidak membutuhkan oksigen terlarut dalam air yang
cukup. Lele bisa menghirup oksigen di udara dengan cara menyembul ke permukaan
air karena memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent). Oleh sebab itu,
lele dapat dibudidayakan hampir di setiap daerah dan di sembarang tempat,
sekalipun minim air. Bahkan, benih berukuran sedang dari ikan lele dapat hidup
di comberan. Meski demikian, dalam budi daya lele tidak berarti kondisi air
bisa diabaikan atau diremehkan begitu saja. Untuk memacu pertumbuhan,
produktivitas, dan menjaga kesehatan lele, tentu saja ketersediaan dan
pemeliharaan air menjadi hal penting yang harus dilakukan.
Jika masih terdapat keraguan sebelum memulainya maka
hasilnya nanti tentu tidak akan maksimal. Berikut beberapa keuntungan
menjalankan budidaya ikan lele agar tidak ada lagi keraguan untuk melakukannya.
Ikan
lele mudah beradaptasi
Lele adalah ikan tawar yang bisa hidup di mana saja kecuali
di air asin. Anda hanya perlu menyiapkan kolam yang luas dan kedalaman yang
sesuai dengan jumlah ikan lele yang akan diternak.
Ikan lele bisa hidup di kolam yang dilapisi semen, terpal
atau bahkan sekedar tanah, atau empang. Ikan-ikan lele tersebut akan berkembang
biak dengan cepat dengan pemeliharaan secara rutin dan baik.
Kekebalan
tubuh yang kuat
Selain dapat beradaptasi dengan baik di berbagai jenis
kolam, ikan lele juga memiliki daya tahan tubuh kuat yang membuatnya jarang
terkena serangan berbagai penyakit.
Lendir yang menempel di tubuh lele berfungsi sebagai
pelindung dari berbagai penyakit yang dapat menyerang kekebalan tubuhnya. Daya
tahan tubuh yang kuat itu dapat menekan angka kematiannya.
Benih
berkualitas mudah dicari dengan murah
Ikan lele banyak ditemukan diperairan air tawar, di
sungai-sungai yang mengaliri seluruh wilayah di Indonesia, serta termasuk ikan
yang populer jadi sangat mudah untuk memperoleh benihnya.
Benih lele juga tergolong murah, satu bibit lele dapat
diperoleh hanya dengan harga sekitar 2.500 saja. Sedangkan harga jualnya bisa
dibilang cukup mahal. Dengan begitu tidak perlu modal yang besar untuk memulai
beternak lele.
Masa pemeliharaan
yang singkat
Keuntungan lainnya, masa pemeliharaan ikan lele lebih
singkat dibandingkan dengan masa pemeliharaan ikan air tawar lainnya, baik
pembenihan maupun pembesaran. Sebagai contoh, budi daya pembesaran lele secara
intensif, hanya membutuhkan waktu sekitar 2–3 bulan untuk mencapai ukuran
konsumsi, tergantung padat penebarannya.
Masa pembenihan dan pembesaran yang cepat, otomatis akan
menyebabkan perputaran keuangan juga lebih cepat. Sementara itu, permintaan
pasar terhadap ikan lele sangat stabil, bahkan terus meningkat. Prospek ini
menjadikan budi daya dan bisnis lele tidak pernah ada matinya.
Keuntungan beternak lele pasti akan didapatkan apabila
disertai usaha yang benar dan serius dalam merawat dan memelihara ikan lele. Namun,
setiap bisnis tentu tidak hanya mendapatkan keuntungan saja, tetapi terdapat
beberapa kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dan diatasi agar tidak
mengurangi keuntungan yang diperoleh.
Peternak lele juga banyak mengalami kegagalan karena tidak
memperhatikan hambatan dan pemeliharaan yang baik dan benar. Berikut beberapa
kendala yang harus Anda perhatikan saat beternak lele.
Harga
pakan naik
Perhitungan yang paling banyak memakan biaya dalam ternak
lele ada pada harga pakannya yang memakan 60-70% dari total keseluruhan. Biaya
pakan lele juga terbilang mahal dan mengalami kenaikan secara terus-menerus.
Hal ini bisa diatasi dengan memberi pakan alami seperti daun
kangkung dan pepaya, jangan terlalu mengandalkan pakan buatan pabrik.
Hama
dan penyakit
Daya tahan lele memang tergolong tinggi daripada jenis ikan
tawar lainnya. Namun, ada yang tergolong hama bagi lele yang dapat menyebabkan
kematian lele.
Hama-hama yang mungkin dapat memasuki habitat lele seperti
burung, katak, serangga, lintah dan cacing. Sedangkan virus, bakteri dan jamur
juga dapat menjadi parasit yang merugikan bagi ikan lele.
Hindari serangan hama dan parasit pada ikan lele dengan
selalu memperhatikan kebersihan air dan lingkungan kolam meskipun ikan lele
suka di daerah berlumpur.
Berikan vitamin melalui makanan dan obati sesuai dengan
jenis-jenis penyakit yang dialami jika terserang hama.
Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi serta disukai
orang. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis lele
asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di
Indonesia untuk tujuan konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang
tercemar. Seringkali lele ditaruh pada tempat-tempat yang tercemar karena bisa
menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor
harus diberok (dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan
maksud untuk membersihkannya) terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi.
Kadangkala lele juga ditaruh di sawah untuk tujuan membersihkan
hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau
tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik
nyamuk.
Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap dari
alam liar maupun dibudidayakan. Ikan lele dapat dimasak dengan berbagai cara.
Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan mengolah ikan mas, namun
di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng. Ikan lele
mengandung Vitamin D yang cukup tinggi. Ikan lele hasil budi daya mengandung
asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.
Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit
tulang, tidak berduri, dan murah. Pengolahan yang paling populer adalah dengan
digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah
dengan diberi bumbu mangut (mangut lele). Sejauh ini, makanan olahan berbahan
baku lele yang beredar di pasar meliputi abon, keripik, dan nugget lele.
Lele menjadi makanan lauk-pauk yang bisa dinikmati di
berbagai industri kuliner, dari warung-warung kecil hingga restoran mewah, menu
makanan ikan lele dapat Anda jumpai. Peminat ikan lele untuk dikonsumsi sebagai
makanan bernutrisi juga terus meningkat di pasaran. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan jumlah produksi dan ternak lele periode per-tahun 2017, yang
ditunjukkan oleh data dari Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Produksi lele nasional dari tahun ke tahun terus meningkat, dan pada
tahun 2017 mengalami lonjakan yang cukup tinggi, dari jumlah 767.797 ton ke
1.771.797 ton pada tahun 2016 ke 2017.
Harga lele pun ikut meningkat, per kilonya sekitar Rp14.000
hingga Rp17.000, jika harga tetap tinggi artinya permintaan pasar pun masih
tinggi. Hingga tahun 2018 harga pasaran untuk ikan lele juga tetap stabil tidak
mengalami penurunan dari tahun 2017. Data peningkatan produksi dan harga lele
yang sangat menggiurkan tentu membuat banyak orang tergoda untuk membudidayakan
ikan lele. Peternak lele yang menjalankan bisnis dengan metode efektif tentu
sangat diuntungkan dengan bisnis lele. Murahnya modal untuk beternak lele
daripada beternak unggas membuat budidaya lele juga menjadi bisnis populer di
kalangan masyarakat Indonesia di seluruh pelosok. Dan, berikut ini beberapa
macam olahan ikan lele.
Abon
Abon lele merupakan salah satu bentuk produk olahan dan
awetan ikan. Pembuatan abon biasanya dilandasi adanya produk yang melimpah atau
ikan kurang diminati jika dikonsumsi langsung. Pengolahan ikan menjadi abon
dapat dilakukan untuk memberi rasa pada produk lain yang tidak memiliki nilai
jual.
Bahan-bahan: Ikan lele 5 kg, Gula merah 200g, Kelapa 7
butir, Bawang merah 200g, Bawang putih 100g, Ketumbar 40g, Cabai merah 50g, Minyak
goreng secukupnya.
Peralatan:
Kompor,
Blender, Alat pengepres, Timbagan, Wajan pengorengan, Panci, Parutan, Talenan, Pisau,
Baskom, Penumbuk.
Cara
membuat:
Tahapan pembuatan abon dari ikan lele adalah sebagai
berikut.
-Bersihkan ikan lele dari sirip, patil dan isi perutnya,
lalu cuci bersih.
-Kukus ikan lele hingga matang, kemudian dinginkan.
-Hancurkan dagingnya dengan gilingan daging.
-Haluskan bumbu yang telah disiapkan, lalu tumis hingga
wangi.
- Masukan daging ikan lele yang telah dihancurkan dan
tambahkan santan kental.
-Goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna cokelat tua.
-Tiriskan lalu pres hasil gorengan untuk mengeluarkan
minyaknya.
-Dingingkan hasil pres.
-Abon ikan lele siap dikemas dan dijual.
Nugget
Nugget ikan merupakan makanan ringan (snack food) yang dapat
berfungsi sebagai lauk siap saji. Nugget ikan dilapisi dengan tepung dan
ukurannya kecil. Nugget merupakan makanan yang disukai anak-anak maupun orang
dewasa karena rasanya yang mengundang selera.
Bahan-bahan: Ikan
lele 250 g, Telur 1 butir, Tepung roti 25 g, Bawang putih 2 siung, Keju 50 g, Kecap
1 sendok makan, Minyak goreng secukupnya.
Bahan
pencelup sebelum digoreng: Tepung roti 25 g, Telur 1 butir.
Peralatan:
Kompor,
Gilingan daging, Penumbuk, Dandang, Baskom plastik, Pisau, Wajan.
Adapun
proses pembuatan nugget ikan adalah sebagai berikut:
-Bersihkan ikan dari sirip, tulang dan bagian lain yang
tidak diinginkan lalu cuci hingga bersih.
-Haluskan daging dengan gilingan daging atau penumbuk.
-Campur daging hasil gilingan dengan seluruh bahan, lalu
uleni hingga merata.
-Masukkan adonan ke dalam dandang dan kukus szelama 25
menit, lalu dinginkan.
-Potong-potong adonan sesuai dengan selera.
-Celupkan potongan adonan ke dalam telur, kemudian gulingkan
ke tepung roti beberapa kali.
-Goreng potongan adonan sampai kering.
-Nugget siap dikemas atau dimakan.
Pecel
lele
Selain dalam bentuk olahan, berikut ini disajikan beberapa
macam aneka masakan lele. Bagi yang hobi memasak dapat mengembangkan
resep-resep sendiri yang sesuai selera.
Bahan-bahan:
Ikan
lele 2 ekor, Mentimun secukupnya, Daun kubis secukupnya, Kemangi secukupnya, Daun
selada secukupnya, Minyak gorneg secukupnya.
Bumbu-bumbu:
Cabai
merah 4 butir atau sesuai selera, Bawang merah 3 siung, Bawang putih 2 siung, Jeruk
limau 1 buah, Terasi 1 sendok teh, Gula merah secukupnya, Garam secukupnya.
Tahapan
memasak resep pecel lele adalah sebagai berikut:
-Bersihkan ikan lele dengan cara pembuangan isi perut.
Biarkan kepala dan siripnya utuh tanpa dipotong.
-Cuci bersih ikan, kemudian tiriskan.
-Gerus hingga halus bumbu bawang putih dan garam, lalu
lumurkan pada badan lele.
-Goreng ikan lele sampai kering, tetapi jangan sampai gosong
-Gerus hingga halus bumbu-bumbu lainnya, kecuali jeruk limau
untuk dijadikan sambal.
-Hidangkan sambel secara terpisah dalam piring kecil/cobek,
kemudian bubuhi air perasan jeruk limau.
-Hidangkan lele yang telah digoreng bersama sambel mentah ,
daun kubis, kemangi, selada dan mentimun diatas cobek atau piring kecil.
Demikian penjelasan artikel diatas tentang cara budidaya
ikan lele menggunakan mediasi kolam tanah. Usaha budidaya lele ini menjadi
pilihan utama karena relatif mudah, mulai dari proses pembenihan bibit,
pemijahan, pemindahan hingga pendederan sampai siap jual. Semoga artikel ini
bisa membantu kita semua dalam melakukan dudidaya ikan lele yang maksimal dan
dapat bermanfaat untuk semua masyarakat yang bergerak dibidang pembudidayaan
ikan. Semoga bermanfaat, selamat mencoba dan sukses!
loading...