Sunday 24 September 2017

Kreasi Usaha : Panduan Dasar Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) Menguntungkan dengan Sistem Kolam Tanah


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Panduan Dasar Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) Menguntungkan dengan Sistem Kolam Tanah


Pada dasarnya alam sebagai tempat tinggal sudah menyediakan berbagai kebutuhan yang di butuhkan manusia. Seiring bertambahnya populasi manusia daya dukung alam terhadap penyediaan sumber daya alam khususnya pangan semakin berkurang.

Kondisi diatas mendorong manusia di zaman modern mengembangkan teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Salah satu teknologi yang digunakan dan sangat berguna adanya ditemukan pengetahuan tentang budidaya. Dalam perkembangannya budidaya merupakan salah satu bentuk dari perkembangan bioteknologi.

Budidaya atau akuakultur adalah kegiatan memperbanyak suatu organisme tertentu dalam lingkungan perairan. Selain itu pengertian budidaya dapat dikatakan sebagai kegiatan memproduksi biota (organisme) yang hidup di perairan dengan pengawasan pemeliharaan demi mendatangkan keuntungan. Kegiatan budidaya merupakan serangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan samapai kegiatan pasca panen.

Budidaya perairan pada dasarnya dibagi kedalam tiga jenis berdasarkan perairannya yaitu; budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya air laut. Agar pembahasan kita lebih spesifik pembahasan akuakultur kali ini akan di fokuskan terhadap budidaya ikan lele.


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.

Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di Indonesia. Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.

Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah (Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Berdasarkan keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya ikan air tawar.

Ikan lele termasuk ikan karnivora, di alam ikan ini menyukai kutu air, seperti, cladocera dan copepoda, larva nyamuk dan serangga lainnya, keong-keongan kecil atau bangkai. Dalam kondisi di mana sumber makanan kurang, ikan lele ini bisa bersifat kanibal (saling memakan satu sama lain).


Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, tengah badanya mempunyai potongan membulat, pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping), tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam.

Kepala bagian atas dan bawah ikan lele tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah.

Mulut ikan lele berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.

Sirip ekor ikan lele berbentuk membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan lele usia remaja, sedangkan efek racun yang dimiliki patil pada ikan lele yang berusia tua sudah agak berkurang.

Ikan lele memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau ataupun air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi yang memasukanya kedalam omnivora.

Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya ikan lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Karena itulah, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.

Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.

Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem bioflok (DJPB, 2013).


Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah dilakukan, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk panen. Bisa dikatakan, bisnis perikanan yang paling mudah dijalankan adalah bisnis budidaya lele. Kemudahan tersebut tidak hanya dalam pemeliharannya saja, namun juga kemudahan dalam pemasarannya. Walaupun mudah, kita sebagai peternak harus memperhatikan beberapa hal vital yang seharusnya dilakukan maupun dihindari.

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.

Ikan lele kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.Dagingnya tidak hanya lembut dan lezat tapi juga mengandung berbagai zat yang penting bagi tubuh. Antara lain tinggi protein, sedikit kalori, serta rendah lemak.
Ikhtisar kandungan gizi ikan lele:
-Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering) (5 oz.)
-Kalori : 217
-Protein : 7g
-Karbohidrat : 0.0g
-Total Fat : 11.5g
-Fiber : 0.0g

Protein dalam ikan lele sebanyak 15,6 gram, sangat berkualitas dalam memenuhi kebutuhan asam amino pada tubuh manusia. Ikan lele juga mengandung Vitamin B-12 yang sangat tinggi, satu ekornya mengandung 40 persen vitamin B-12, yang bermanfaat untuk memecah zat makanan menjadi energi. Kandungan zat di dalam ikan lele juga sangat rendah merkuri. Asam lemak omega juga terkandung dalam ikan lele, jumlahnya sekitar 875 mg asam lemak omega-6 dan lemak omega-3 sekitar 220 mg. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan manusia dalam sehari untuk menjaga kesehatan fungsi jantung.

Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

Budidaya sangat diperlukan agar ikan lele terjaga dari zat-zat kimia berbahaya dari limbah yang dibuang ke sungai sebagai habitatnya. Dengan dibudidayakan, artinya Anda juga mengurangi kerusakan ekosistem dan membantu memperbaikinya.


Pembesaran merupakan salah satu dari kegiatan budidaya perairan dengan menyediakan kolam terkontrol dengan tujuan membesarkan ikan, guna menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran seharusnya sudah dapat di estimasikan sampai ukuran berapa ikan dapat di panen.

Pembesaran merupakan kegitan yang sebagian besar menitik beratkan pada pola pemberian pakan buatan baik yang utama ataupun yang tambahan. Karena sejatinya dengan pemberian pakan teratur diharapkan pertumbuhan ikan sesuai target yang ujungnya untuk mendatangkan profit.

Bisnis ternak lele memerlukan keseriusan dan ketekunan, apalagi dengan bau amis ikan, jangan lupa untuk memperhitungkan berbagai rencana dan prediksi keuangan untuk perkembangan bisnis ikan lele yang Anda jalankan. Meskipun demikaian, tidak perlu keahlian khusus yang membutuhkan banyak pengalaman untuk memulai bisnis ini, semua orang bisa memulainya asalkan memiliki beberapa hal seperti yang telah disebutkan, yakni keseriusan dan ketekunan. Selain itu Anda perlu mengelola keuangan pribadi dan bisnis Anda dengan baik, agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian.

Semua orang memang bisa menjalankan dan mengawali budidaya ikan lele dengan mudah. Tetapi untuk menjalankannya secara konsisten, hanya beberapa orang yang bisa melaluinya. Butuh beberapa langkah yang harus dilalui oleh semua orang yang mengawali bisnis ternak lele untuk pertama kalinya, baik yang berpengalaman ataupun yang tidak berpengalaman.

Disebutkan bahwa pembesaran merupakan proses menumbuhkan organisme dalam suatu lingkungan. Semisal ikan lele. Dan, artikel ini akan membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.


Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele

Aktivitas budidaya ikan tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan, terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil aktivitas metabolisme ikan (Wijaya, 2014). Pada sistem budidaya tanpa pergantian air (zero water exchange) seperti pada kolam air tenang, konsentrasi limbah budidaya seperti amonia (NH3), nitrit (NO2), dan karbon dioksida CO2 akan meningkat sangat cepat dan bersifat toksik bagi ikan (Surawidjaja, 2006).

Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam. Setiap per-meter persegi kolam pembesaran dapat menampung kurang lebih 100 ekor benih ikan lele.

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Dalam artikel ini kita akan membahas budidaya ikan lele dengan menggunakan media kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan.

Sejatinya ketika Anda akan melaksanakan budidaya lele, dalam tahap planing sudah jelas menentukan jenis kolam apa yang akan di pakai dengan berbagai perhitungan yang sudah Anda lakukan.

Sangat dianjurkan untuk melakukan budidaya ikan lele yang jauh dari lingkungan pabrik supaya tidak terkontaminasi oleh limbah dan polusi. Kolam lele harus berada pada suhu 20 hingga 28˚C. Suasananya harus tenang dengan air kolam yang keruh dan berwarna hijau berlumut.

Budidaya kolam tanah mempuyai kelebihan media tanah sebagai lingkungan alami bagi tempat ikan hidup. Namun mempunyai kelemahan tidak bisa dilakukan bagi Anda yang tidak mempunyai cukup lahan untuk melakukan kegiatan budidaya. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 7-10 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan pada kolam dilakukan stidaknya melihat kondisi cuaca agar tidak sia-sia. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikro-organisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikro-organisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikro-organisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah kemudian dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.

Bersamaan dengan proses pembajakan, lakukanlah pengangkatan lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

Pembersihan dasar kolam dengan cara membuang lumpur sangat penting untuk dilakukan. Pastikan semua lumpur terbuang untuk menghilangkan mikro-organisme pathogen yang mengendap dalam lumpur sedangkan pinggir kolam yang harus dibersihkan adalah rumput-rumput liar disekitar kolam. Rumput liar biasanya menjadi tempat bertelur hama ikan.

Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikro-organisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.

Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, kemudian dilakukan pembalikan tanah supaya kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.

Penggunaan bakteri pengurai Bacillus mycoides juga sangat disarankan karena akan menghasilkan enzim protease, enzim selulase dan enzim amylase. Enzim-enzim tersebut berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses penguraian. Gunakan bakteri pengurai Bacillus pumilus yang mampu menghasilkan enzim mananase dan enzim proteolitik peptidase yang memutuskan ikatan peptida selubung virus, sehingga menghambat perkembangan virus. Brevis  juga menghasilkan enzim selulase dan menghasilkan enzim hidrolitik untuk menghidrolisis neurotoksin Vibrio spp.

Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

Untuk meningkatkan keanekaagaman plankton, juga terdapat Pseudomonas alcaligenes yang menghasilkan enzim lipase dan dexametanose selain itu juga akan menghasilkan pigmen warna untuk bakterioplankton. Semua jenis bakteri di atas sangat penting karena akan dapat mempercepat proses penguraian kolam. Dan semua bakteri tersebut merupakan bakteri yang dapat ditemukan dalam Suplemen Organik Cair Spesialis Perikanan.

Pengaturan air kolam
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele. Namun, bukan berarti Anda kemudian mengabaikan kualitas airnya. Justru, semakin baik kualitas air maka semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.

Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam terpapar matahari selama satu minggu.

Dengan kedalaman air tersebut, sinar matahari masih bisa menembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton akan berwarna kehijauan.

Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

Tentang syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.


Pemilihan benih ikan lele

Dalam budidaya lele tahap persiapan tidak hanya dilakukan pada media budidayanya saja, namun tidak kalah penting jika Anda ingin memulai usaha ternak lele, Anda harus memahami tentang benih atau bibit lele yang akan Anda budidayakan. Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar.
Tahap persiapan benih ikan lele, merupakan tahap dimana Anda harus mengetahui varietas benih apa yang akan Anda budidaya dengan persyaratan. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia.

Jenis ikan lele sangkuriang merupakan jenis ikan lele yang sangat direkomendasikan. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu.

Beberapa keunggulan lele jenis Sangkuriang yaitu; produktivitas jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi, kualitas daging yang lebih empuk, lebih tahan terhadap serangan penyakit. Benih ikan lele bisa didapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa tahap dalam persiapan benih agar kegiatan budidaya Anda berhasil.

Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Ciri-ciri benih yang sehat yaitu gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, tubuh mengkilap, bebas dari bibit penyakit, sungut berseri (tidak pucat) dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.

Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

Sebenarnya bisa saja Anda memilih ukuran benih yang lebih kecil, namun di khawatirkan resiko atas kematiannyapun semakin tinggi. Dengan demikian sangat dianjurkan untuk memilih ukuran benih yang sudah mencapai 5-7 cm, hal ini ditujukan supaya benih sudah tahan terhadap lingkungan baru ketika ditebar.

Cara menebar benih
Banyak yang tidak diketahui para pembudidaya, khususnya yang baru terjun dalam dunia ternak ikan lele. Adanya banyak benih yang mati karena ketidaktahuan dalam menebar benih baru di kolam budidaya. Berikut ini beberapa tahapan yang harus Anda dilakukan, dalam penebaran benih yang baik dan benar.

Untuk penyebaran bibit, debit air di usahakan tidak lebih dari 40 cm, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan peternak memantau ikan, perubahan suhu pada air dangkal lebih cepat, hal itu untuk memudahkan bibit ikan lele untuk beradaptasi dengan lingkungan. Pengisian air hingga penuh, sekitar 70 cm dilakukan setelah lele sudah memiliki panjang tubuh sekitar 8-10 cm.

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya dengan memasukan benih dengan wadahnya (ember/jerigen) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Setelah ikan merasa nyaman dengan sendirinya mereka akan menebar. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih. Dalam proses tarnasportasi benih menuju kolam diusahakan tidak terlalu ada gocangan dalam plastik wadah benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

Perlu di ingat ketika air sudah berubah warna menjadi hijau, Anda bisa menambah volume air hingga mencapai ketinggian 80 cm, yang menjadi syarat ketinggian air yang cocok untuk tebar benih atau bibit.

Sangat dianjurkan untuk melakukan penebaran saat pagi (sebelum jam 09.00) atau sore hari (diatas jam 15.00) karena fluktuasi suhu tidak terlalu besar. Hindari penebaran benih saat siang hari atau tengah hari karena akan membuat benih stress hingga mengalami kematian massal, dan pastikan benih yang akan ditebar sudah dilakukan proses suci hama dengan larutan garam dengan dosis 2-5 ppm selama 10-15 menit.

Menentukan kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.


Pakan untuk budidaya ikan lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele yaitu 80-85% dari total biaya produksi karena harga pakan semakin mahal. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.

Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

Pemberian pakan utama
Selain terkenal kanibal lele merupakan jenis ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan pemakan segala atau karnivora. Dalam budidaya proses konversi pakan menjadi daging sangat penting untuk di perhatikan.

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral.

Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.

Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.

Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.

Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.

Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong.

Apabila kolam budidaya dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.

Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.

Pemberian vitamin juga harus dilakukan, fungsinya supaya lele selalu sehat dan tidak mudah stress. Bila lele sehat dan tidak stress maka pertumbuhannya akan lebih cepat.


Pengelolaan air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Kualitas air merupakan salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan ikan (Wijaya, 2014). Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.

Limbah budidaya ikan yang merupakan hasil aktivitas metabolisme banyak mengandung amonia (Effendi, 2005). Ikan mengeluarkan 80- 90% amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari feses dan urine sekitar 10-20% dari total nitrogen (Rakocy et al., 1992 dalam Sumoharjo, 2010). Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan (Wijaya, 2014).

Kandungan ammonia hasil metabolisme yang meningkat cenderung menyebabkan gangguan yang bersifat fisiologis dan memicu stress pada ikan (Boyd, 1990).

Pada saat yang sama protein dalam feses dan pakan yang tidak termakan akan diuraikan oleh bakteri menjadi produk yang sama. semakin intensif suatu kegiatan budidaya akan semakin tinggi konsentrasi senyawa nitrogen terutama amoniak (Avnimelech and Kochba, 2009). Menurut Craigh and Helfrich (2002), meskipun melalui menajemen yang baik, pakan yang diberikan pada ikan pasti akan menghasilkan limbah. Contohnya dari 100 unit pakan yang diberikan, biasanya 10% tidak termakan, 10% limbah padatan, dan 30% limbah cair yang dihasilkan oleh ikan. sisanya, 25% digunakan untuk tumbuh dan 25% lainnya untuk metabolisme.

Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.

Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Pastikan anda membuang air kolam dengan menggunakan lobang yang terletak pada dasar kolam yang dalam. Hal ini untuk membuang kotoran kotoran ikan yang mengakibatkan bau. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.


Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, biawak, musang air, kucing dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikro-organisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.

Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.


Panen budidaya ikan lele

Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen dari benih berukuran 5-7 cm. Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.

Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.

Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele. Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring jika volume air kolam masih cukup banyak.

Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.


Keuntungan menjalankan budidaya ikan lele

Selain permintaan pasar yang banyak terhadap ikan lele, serta modal yang cukup murah dalam mengawali bisnis ini. Ternak lele juga memiliki berbagai keuntungan lain untuk dijadikan sebagai usaha unggulan Anda.

Bukan tanpa alasan seseorang memilih berinvestasi dalam usaha budi daya lele. Di antara keuntungannya, lele termasuk ikan yang terkenal ‘tahan banting’. Untuk dapat bertahan hidup, lele tidak memerlukan kondisi atau persyaratan air khusus. Lele tidak membutuhkan oksigen terlarut dalam air yang cukup. Lele bisa menghirup oksigen di udara dengan cara menyembul ke permukaan air karena memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent). Oleh sebab itu, lele dapat dibudidayakan hampir di setiap daerah dan di sembarang tempat, sekalipun minim air. Bahkan, benih berukuran sedang dari ikan lele dapat hidup di comberan. Meski demikian, dalam budi daya lele tidak berarti kondisi air bisa diabaikan atau diremehkan begitu saja. Untuk memacu pertumbuhan, produktivitas, dan menjaga kesehatan lele, tentu saja ketersediaan dan pemeliharaan air menjadi hal penting yang harus dilakukan.

Jika masih terdapat keraguan sebelum memulainya maka hasilnya nanti tentu tidak akan maksimal. Berikut beberapa keuntungan menjalankan budidaya ikan lele agar tidak ada lagi keraguan untuk melakukannya.

Ikan lele mudah beradaptasi
Lele adalah ikan tawar yang bisa hidup di mana saja kecuali di air asin. Anda hanya perlu menyiapkan kolam yang luas dan kedalaman yang sesuai dengan jumlah ikan lele yang akan diternak.

Ikan lele bisa hidup di kolam yang dilapisi semen, terpal atau bahkan sekedar tanah, atau empang. Ikan-ikan lele tersebut akan berkembang biak dengan cepat dengan pemeliharaan secara rutin dan baik.

Kekebalan tubuh yang kuat
Selain dapat beradaptasi dengan baik di berbagai jenis kolam, ikan lele juga memiliki daya tahan tubuh kuat yang membuatnya jarang terkena serangan berbagai penyakit.

Lendir yang menempel di tubuh lele berfungsi sebagai pelindung dari berbagai penyakit yang dapat menyerang kekebalan tubuhnya. Daya tahan tubuh yang kuat itu dapat menekan angka kematiannya.

Benih berkualitas mudah dicari dengan murah
Ikan lele banyak ditemukan diperairan air tawar, di sungai-sungai yang mengaliri seluruh wilayah di Indonesia, serta termasuk ikan yang populer jadi sangat mudah untuk memperoleh benihnya.

Benih lele juga tergolong murah, satu bibit lele dapat diperoleh hanya dengan harga sekitar 2.500 saja. Sedangkan harga jualnya bisa dibilang cukup mahal. Dengan begitu tidak perlu modal yang besar untuk memulai beternak lele.

Masa pemeliharaan yang singkat
Keuntungan lainnya, masa pemeliharaan ikan lele lebih singkat dibandingkan dengan masa pemeliharaan ikan air tawar lainnya, baik pembenihan maupun pembesaran. Sebagai contoh, budi daya pembesaran lele secara intensif, hanya membutuhkan waktu sekitar 2–3 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi, tergantung padat penebarannya.

Masa pembenihan dan pembesaran yang cepat, otomatis akan menyebabkan perputaran keuangan juga lebih cepat. Sementara itu, permintaan pasar terhadap ikan lele sangat stabil, bahkan terus meningkat. Prospek ini menjadikan budi daya dan bisnis lele tidak pernah ada matinya.


Hambatan yang perlu diperhatikan saat beternak ikan lele

Keuntungan beternak lele pasti akan didapatkan apabila disertai usaha yang benar dan serius dalam merawat dan memelihara ikan lele. Namun, setiap bisnis tentu tidak hanya mendapatkan keuntungan saja, tetapi terdapat beberapa kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dan diatasi agar tidak mengurangi keuntungan yang diperoleh.

Peternak lele juga banyak mengalami kegagalan karena tidak memperhatikan hambatan dan pemeliharaan yang baik dan benar. Berikut beberapa kendala yang harus Anda perhatikan saat beternak lele.

Harga pakan naik
Perhitungan yang paling banyak memakan biaya dalam ternak lele ada pada harga pakannya yang memakan 60-70% dari total keseluruhan. Biaya pakan lele juga terbilang mahal dan mengalami kenaikan secara terus-menerus.

Hal ini bisa diatasi dengan memberi pakan alami seperti daun kangkung dan pepaya, jangan terlalu mengandalkan pakan buatan pabrik.

Hama dan penyakit
Daya tahan lele memang tergolong tinggi daripada jenis ikan tawar lainnya. Namun, ada yang tergolong hama bagi lele yang dapat menyebabkan kematian lele.

Hama-hama yang mungkin dapat memasuki habitat lele seperti burung, katak, serangga, lintah dan cacing. Sedangkan virus, bakteri dan jamur juga dapat menjadi parasit yang merugikan bagi ikan lele.

Hindari serangan hama dan parasit pada ikan lele dengan selalu memperhatikan kebersihan air dan lingkungan kolam meskipun ikan lele suka di daerah berlumpur.

Berikan vitamin melalui makanan dan obati sesuai dengan jenis-jenis penyakit yang dialami jika terserang hama.


Manfaat ikan lele sebagai bahan kuliner

Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi serta disukai orang. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis lele asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk tujuan konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh pada tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok (dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya) terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi.

Kadangkala lele juga ditaruh di sawah untuk tujuan membersihkan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap dari alam liar maupun dibudidayakan. Ikan lele dapat dimasak dengan berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan mengolah ikan mas, namun di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng. Ikan lele mengandung Vitamin D yang cukup tinggi. Ikan lele hasil budi daya mengandung asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.

Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele). Sejauh ini, makanan olahan berbahan baku lele yang beredar di pasar meliputi abon, keripik, dan nugget lele.

Lele menjadi makanan lauk-pauk yang bisa dinikmati di berbagai industri kuliner, dari warung-warung kecil hingga restoran mewah, menu makanan ikan lele dapat Anda jumpai. Peminat ikan lele untuk dikonsumsi sebagai makanan bernutrisi juga terus meningkat di pasaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah produksi dan ternak lele periode per-tahun 2017, yang ditunjukkan oleh data dari Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Produksi lele nasional dari tahun ke tahun terus meningkat, dan pada tahun 2017 mengalami lonjakan yang cukup tinggi, dari jumlah 767.797 ton ke 1.771.797 ton pada tahun 2016 ke 2017.

Harga lele pun ikut meningkat, per kilonya sekitar Rp14.000 hingga Rp17.000, jika harga tetap tinggi artinya permintaan pasar pun masih tinggi. Hingga tahun 2018 harga pasaran untuk ikan lele juga tetap stabil tidak mengalami penurunan dari tahun 2017. Data peningkatan produksi dan harga lele yang sangat menggiurkan tentu membuat banyak orang tergoda untuk membudidayakan ikan lele. Peternak lele yang menjalankan bisnis dengan metode efektif tentu sangat diuntungkan dengan bisnis lele. Murahnya modal untuk beternak lele daripada beternak unggas membuat budidaya lele juga menjadi bisnis populer di kalangan masyarakat Indonesia di seluruh pelosok. Dan, berikut ini beberapa macam olahan ikan lele.

Abon
Abon lele merupakan salah satu bentuk produk olahan dan awetan ikan. Pembuatan abon biasanya dilandasi adanya produk yang melimpah atau ikan kurang diminati jika dikonsumsi langsung. Pengolahan ikan menjadi abon dapat dilakukan untuk memberi rasa pada produk lain yang tidak memiliki nilai jual.
Bahan-bahan:  Ikan lele 5 kg, Gula merah 200g, Kelapa 7 butir, Bawang merah 200g, Bawang putih 100g, Ketumbar 40g, Cabai merah 50g, Minyak goreng secukupnya.
Peralatan: Kompor, Blender, Alat pengepres, Timbagan, Wajan pengorengan, Panci, Parutan, Talenan, Pisau, Baskom, Penumbuk.
Cara membuat:
Tahapan pembuatan abon dari ikan lele adalah sebagai berikut.
-Bersihkan ikan lele dari sirip, patil dan isi perutnya, lalu cuci bersih.
-Kukus ikan lele hingga matang, kemudian dinginkan.
-Hancurkan dagingnya dengan gilingan daging.
-Haluskan bumbu yang telah disiapkan, lalu tumis hingga wangi.
- Masukan daging ikan lele yang telah dihancurkan dan tambahkan santan kental.
-Goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna cokelat tua.
-Tiriskan lalu pres hasil gorengan untuk mengeluarkan minyaknya.
-Dingingkan hasil pres.
-Abon ikan lele siap dikemas dan dijual.

Nugget
Nugget ikan merupakan makanan ringan (snack food) yang dapat berfungsi sebagai lauk siap saji. Nugget ikan dilapisi dengan tepung dan ukurannya kecil. Nugget merupakan makanan yang disukai anak-anak maupun orang dewasa karena rasanya yang mengundang selera.
Bahan-bahan: Ikan lele 250 g, Telur 1 butir, Tepung roti 25 g, Bawang putih 2 siung, Keju 50 g, Kecap 1 sendok makan, Minyak goreng secukupnya.
Bahan pencelup sebelum digoreng: Tepung roti 25 g, Telur 1 butir.
Peralatan: Kompor, Gilingan daging, Penumbuk, Dandang, Baskom plastik, Pisau, Wajan.
Adapun proses pembuatan nugget ikan adalah sebagai berikut:
-Bersihkan ikan dari sirip, tulang dan bagian lain yang tidak diinginkan lalu cuci hingga bersih.
-Haluskan daging dengan gilingan daging atau penumbuk.
-Campur daging hasil gilingan dengan seluruh bahan, lalu uleni hingga merata.
-Masukkan adonan ke dalam dandang dan kukus szelama 25 menit, lalu dinginkan.
-Potong-potong adonan sesuai dengan selera.
-Celupkan potongan adonan ke dalam telur, kemudian gulingkan ke tepung roti beberapa kali.
-Goreng potongan adonan sampai kering.
-Nugget siap dikemas atau dimakan.

Pecel lele
Selain dalam bentuk olahan, berikut ini disajikan beberapa macam aneka masakan lele. Bagi yang hobi memasak dapat mengembangkan resep-resep sendiri yang sesuai selera.
Bahan-bahan: Ikan lele 2 ekor, Mentimun secukupnya, Daun kubis secukupnya, Kemangi secukupnya, Daun selada secukupnya, Minyak gorneg secukupnya.
Bumbu-bumbu: Cabai merah 4 butir atau sesuai selera, Bawang merah 3 siung, Bawang putih 2 siung, Jeruk limau 1 buah, Terasi 1 sendok teh, Gula merah secukupnya, Garam secukupnya.
Tahapan memasak resep pecel lele adalah sebagai berikut:
-Bersihkan ikan lele dengan cara pembuangan isi perut. Biarkan kepala dan siripnya utuh tanpa dipotong.
-Cuci bersih ikan, kemudian tiriskan.
-Gerus hingga halus bumbu bawang putih dan garam, lalu lumurkan pada badan lele.
-Goreng ikan lele sampai kering, tetapi jangan sampai gosong
-Gerus hingga halus bumbu-bumbu lainnya, kecuali jeruk limau untuk dijadikan sambal.
-Hidangkan sambel secara terpisah dalam piring kecil/cobek, kemudian bubuhi air perasan jeruk limau.
-Hidangkan lele yang telah digoreng bersama sambel mentah , daun kubis, kemangi, selada dan mentimun diatas cobek atau piring kecil.


Demikian penjelasan artikel diatas tentang cara budidaya ikan lele menggunakan mediasi kolam tanah. Usaha budidaya lele ini menjadi pilihan utama karena relatif mudah, mulai dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga pendederan sampai siap jual. Semoga artikel ini bisa membantu kita semua dalam melakukan dudidaya ikan lele yang maksimal dan dapat bermanfaat untuk semua masyarakat yang bergerak dibidang pembudidayaan ikan. Semoga bermanfaat, selamat mencoba dan sukses!



pasang iklan disini




loading...