Loading...
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
sudah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat terutama di Pulau Jawa. Ikan
lele termasuk ikan yang digemari oleh masyarakat, karena harganya murah serta
rasanya yang lezat dan gurih. Selain cita rasanya yang enak, berkembang
pesatnya budidaya lele juga dikarenakan ikan lele dapat dibudidayakan di lahan
dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relative
mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya reatif mudah dan modal usaha yang
dibutuhkan relative rendah.
Salah satu komoditas budidaya ikan lele yang cukup populer
di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari
Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena
memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling
mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya
cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya
enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tidak heran, apabila minat
masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.
Terdapat dua segmen usaha dalam budidaya ikan lele, yakni
usaha pembesaran dan usaha pembenihan. Para peternak pembesaran biasanya tidak
membenihkan sendiri. Lebih praktis bagi mereka untuk membeli benih dari
peternak benih. Karena usaha pembenihan ikan lele memerlukan tingkat
keterampilan dan ketelitian yang lebih tinggi.
Cara pemeliharaan dan perlakuan budidaya pembesaran berbeda
dengan budidaya pembenihan. Akan lebih baik apabila peternak fokus terhadap salah
satu segmen usaha tersebut. Artikel kali ini akan membahas cara pembenihan ikan
lele. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan simak penjelasannya dibawah ini.
Dalam usaha budidaya ikan lele, pembenihan merupakan bagian
yang sangat penting, karena keberhasilan suatu usaha budidaya sangat
dipengaruhi oleh kualitas benih yang dihasilkannya.
Menurut (Effendi, 2004). Pembenihan didefinisikan sebagai
kegiatan untuk menghasilkan benih. Pembenihan adalah tahap awal dalam proses
budidaya yang sangat menentukan tahapan selanjutnya dalam proses pembesaran. Kegiatan
pembenihan tidak sekedar menghasilkan benih suatu komoditas tertentu, lebih dari
itu harus memperhatikan cara-cara bagaimana menghasilkan benih yang unggul, dan
bernilai ekonomis. Proses pembenihan merupakan proses yang rawan akan tingkat
mortality karena benih ikan masih sangat lemah sehingga sensitif terhadapa
respon lingkungan.
Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. Ia akan
mencari lubang-lubang untuk pemijahan. Pada waktu pemijahan ikan ini akan
menempelkan telurnya pada batu-batuan atau akar-akar tanaman dan menjaganya
dari serangan predator.
Jenis dan Asal Induk Lele
Lele memiliki banyak
strain/jenis. Di dalam dunia usaha pembenihan lele di Indonesia setidaknya
beredar induk lele jenis berikut :
Induk lele strain sangkuriang :
berasal dari pemuliaan Balai Perikanan Besar Air Tawar (BPBAT) Sukabumi dan
jenis ini dirilis oleh Presiden RI secara resmi.
Induk lele strain mutiara :
berasal dari Balai Sukamandi dan dirilis secara resmi oleh Presiden RI.
Induk yang berasal dari
perusahaan swasta : lele masamo, lele phyton, lele paiton, lele burma, dan
sebagainya.
Anda harus melakukan sedikit
observasi di daerah dimana Anda merencanakan membangun usaha. Anda bisa
menanyakan testimoni kepada pembudidaya yang lebih senior, jenis ikan lele yang
cocok untuk daerah Anda, Karena lokasi budidaya juga menentukan kecocokan
indukan.
Ciri induk yang baik yaitu
anggota tubuh lengkap, tidak cacat, lincah, kulit mulus tidak luka, kumis tidak
putus, dan agresif. Jika anda membeli induk di Balai Pemerintah umumnya Anda
akan diberikan SKAI (Surat Keterangan Asal Induk).
Anda juga dapat memilih indukan untuk pembenihan ikan lele
sejak calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang
mempunyai sifat-sifat unggul. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul
tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan
lebih baik bila diperlakukan dengan istimewa, dengan memberikan pakan
berkualitas dan pengairan yang bagus. Kemudian Anda dapat melakukan penyeleksian
terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele yang dilakukan setiap 2
minggu sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling
kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar
baik. Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan,
sedangkan untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang
baik setidaknya mencapai 0,5 kg.
Setelah calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih
indukan-indukan yang terlihat bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang bagus
untuk proses pemijahan. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam
kolam khusus. Pisahkan antara jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan
diluar rencana.
Pemeliharaan Induk Lele
Teknik pembenihan ikan lele
bermula dari cara penanganan indukan lele. Induk lele dapat dipelihara di
berbagai wadah seperti kolam tanah, kolam terpal, ataupun tembok. Poin terpenting
bukan pada wadah tetapi terletak pada pengelolaan kualitas air yang baik. Induk
lele sebaiknya dipisahkan antara jantan dan betina. Dan, jika Anda hendak
membeli induk lele biasanya perpaket berisi 15 ekor (jantan 5 ekor dan betina
10 ekor).
Kolam khusus untuk indukan lele berfungsi untuk memelihara
calon induk sampai siap matang gonad. Berikan pakan dengan mutu yang baik untuk
mempercepat kematangan gonad. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini
tidak boleh lebih dari 5 ekor per m². Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi
kriteria matang gonad, dapat diambil untuk dipijahkan.
Induk lele memerlukan asupan
protein yang baik, menurut SNI pakan lele yang baik mengandung tidak kurang
dari 30%. Pakan diberikan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore/malam. Dosis
pemberian pakan minimal 3% dari total berat induk dalam kolam.
Misalnya : Jumlah berat induk
(kg) x Dosis Pakan
= 100 Kg induk x 3%
= 3 Kg Pakan perhari, pagi
1,5 kg dan sore/malam 1,5 kg.
Sangat disarankan induk lele
diberikan pakan khusus ikan lele yang telah ber-SNI atau unit pakan mandiri
yang telah teruji baik laboratorium maupun testimonial pengguna, serta
mengandung suplemen yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas
telur.
Untuk mempercepat kematangan gonad juga perlu diberi
selingan pakan yang memiliki protein tinggi, antara lain : berupa ikan rucah,
cacing, katak, bekicot dan lain-lain. Pemberian pakan selingan dapat dilakukan
2 kali dalam seminggu.
Kepadatan induk lele yang
dipelihara diusahakan tidak melebihi 5 ekor/m² hal ini dikarenakan indukan
memerlukan ruang yang cukup. Ruang yang cukup akan memberikan kondisi
lingkungan yang mendukung.
Misalnya : lahan 100 m² maka
bisa menampung induk lele 500 ekor.
Kepadatan diatas diasumsikan
ketinggian air berkisar antara 80-100 cm.
Pemijahan Ikan Lele
-Ciri induk lele jantan
Bagian tulang kepala terlihat pipih.
Tubuh induk lele jantan tampak
panjang dan ramping.
Bentuk kelamin berbentuk
runcing, panjang dan menonjol.
Perut lurus/ramping dan
tidak terlihat besar daripada punggungnya.
Warnanya lebih gelap.
Gerakannya lincah.
-Ciri induk lele betina
Bentuk kelamin bulat/oval.
Kepala terlihat cembung.
Daging pada punggung umumnya
lebih tebal.
Perut buncit jika di tekan
terasa lembek, terlihat mengembang besar daripada punggung.
Warna terlihat lebih cerah.
Gerakannya lamban.
-Induk lele jantan siap kawin
Umur > 9 bulan dengan berat ±800 gr – 1 kg.
Tubuh ramping.
Kelamin menonjol, memanjang
dan ujungnya melebihi pangkal sirip dubur dengan warna kemerah-merahan.
Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan.
Gerakannya lincah.
-Induk lele betina siap kawin
Umur > 1 tahun dengan berat ±800 gr – 1 kg.
Perut buncit, bagian
perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek.
Kelamin bulat dan berwarna
kemerahan serta terlihat membengkak.
Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan.
Gerakannya lambat.
Jika perut diurut perlahan-lahan ke arah anus maka akan
keluar telur berwarna kuning kehijauan dengan ukuran homogenya/sama.
Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele
bisa dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan
alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur tangan manusia dalam proses
pembuahan sel telur dengan sperma. Sedangkan pemijahan intensif merupakan
proses perkawinan yang memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya.
Memijahkan ikan lele dapat
dilakukan di kolam tanah, kolam terpal, maupun kolam tembok. Jika dilakukan
pada kolam tanah, lumpur harus dibuang terlebih dahulu kemudian dikeringkan
hingga dasar kolam retak-retak. Lalu kolam tanah diisi dengan air hingga
ketinggian ±30 cm. Sangat disarankan menggunakan air baru (bukan air bekas
budidaya).
Untuk memudahkan menangkap
induk keesokan harinya, pasang waring/hapa. Jadi pemijahan dilakukan di dalam waring.
Hapa dipasang sebelum kolam diisi air. Kakaban dirangkai di dasar waring. Dan
waring menyentuh tanah. Kakaban diberi pemberat batu agar berada di dasar saat
air penuh.
Kakaban adalah media/substrat untuk
penempelan telur lele yang terbuat dari injuk. 1 Induk betina membutuhkan 5
kakaban dalam sekali pemijahan. Jadi, jika memijahkan 2 pasang, butuh
setidaknya kakaban sebanyak 10 buah. Sebelum digunakan kakaban sebaiknya
dijemur terlebih dahulu selama 1 hari.
Pilih dan masukanlah indukan
lele yang siap pijah sesuai dengan ciri induk siap pijah yang telah dibahas. Sebelum
ikan dipijahkan, induk diberok atau dipuasakan selama 24 jam. Pemberokan
bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Setelah
diberok, kematangan induk diperiksa kembali.
Masukan induk pada sore hari,
umumnya pemijahan dapat terjadi pada malam hari, subuh ataupun pagi hari
sekitar pukul 05.30 am. Masukan induk dengan hati-hati dan pelan-pelan. Jika Anda
melakukan pemijahan secara alami maka induk lele langsung dimasukan setelah
seleksi. Jika semi alami induk disuntik hormon terlebih dahulu menggunakan
OVAPRIM.
Pemijahan lele secara alami
merupakan cara tradisional. Namun masih banyak dilakukan di Indonesia karena
kondisi stimulasi lingkungan yang masih mendukung. Inti cara ini adalah
memiliki induk siap pijah dengan perbandingan jantan betina 1:1. Lalu memasukan
ke waring pemijahan pada sore hari dan keesokan harinya di cek apakah bertelur
atau tidak. Jika bertelur induk di tangkap dan dikembalikan ke kolam khusus
induk. Telur dibiarkan menetas.
Terdapat pula beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk
memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu: penyuntikan hipofisa, penyuntikan
hormon buatan, pembuahan in vitro (dalam tabung).
-Cara pemijahan lele semi alami
:
Seleksi induk yang hanya sudah
matang gonad/siap pijah.
Timbanglah induk jantan dan
betina. Catat berat induk betina dan jantan secara terpisah.
Dosis OVAPRIM 0.3 ml per kg
Induk.
Gunakan jarum suntik baru
setiap melakukan pemijahan.
Encerkan OVAPRIM dengan
aquabides menggunakan perbandingan 1:1 atau 1:2.
Tangkap induk yang telah
ditimbang, tutup kepala lele dengan kain basah.
Saat memegang induk lele jangan
terlalu kuat, lembut saja karena induk lele akan berontak.
Beri suntikan pada lele di area
otot punggung, dengan kedalaman jarum 1,2 cm.
Suntikan dengan sudut 45˚.
Masukan campuran OVAPRIM tadi
sesuai dosis secara pelan-pelan.
Cabut jarum secara perlahan
sambil menekan titik tusuk jarum.
Induk yang telah disuntik
langsung dimasukan ke dalam waring pemijahan.
Cara pengambilan OVAPRIM :
Tutup botol berada di bawah dengan
posisi tegak.
Buka suntikan (jangan menyentuh
jarum suntik, steril !).
Masukan jarum.
Sedot secara perlahan sesuai
dosis.
Cabut suntikan, kemudian
tusukan kembali ke aquabides.
Ambil sesuai dosis.
Kocok jarum perlahan menyerupai
angka 8.
-Cara pemijahan lele secara
buatan :
Pemijahan secara buatan, banyak
dilakukan. Umumnya dipraktekan ketika musim tidak mendukung dan biasa dilakukan
jika target benih dalam jumlah besar dan butuh kepastian angka derajat
pemijahan. Titik kelemahan metode ini adalah jantan didonorkan dan dibunuh
untuk diambil kantong spermanya. Tata cara sebagai berikut.
Timbang induk betina.
1 ekor jantan bisa membuahi 2-3
ekor betina pada metode ini, tergantung kualitas kantong sperma (sperma yang
bagus, putih dan besar).
Jantan dibedah saat proses
pengurutan telur (striping).
Hitung dosis OVAPRIM yang
digunakan untuk betina (dosis 0,3 ml/kg).
Induk betina disuntik OVAPRIM
yang telah diencerkan dengan aquabides.
Jeda tunggu dari penyuntikan hingga
ke pengeluaran telur ±8 jam.
Jika induk betina akan
distriping jam 06.00 pagi, maka betina disuntik pukul 22.00 (jam sepuluh
malam).
Setelah induk disuntik, induk
betina disimpan di dalam drum yang berisi air dan di pisahkan dengan lele jantan.
Setelah jeda waktu 8 jam, kemudian
induk betina diurut/striping untuk dikelurakan telurnya.
Tampung telur ke mangkok
plastik kering dan bersih.
Bedah induk lele jantan, dengan
memotong kepala terlebih dahulu hingga memutus sambungan pangkal tulang
belakang. Setelah itu ambil gunting dan bedah kulit perut dari lubang kencing
ke arah dada. Buka dan potong kantong sperma dengan hati-hati.
Lap kantong sperma dengan tisu,
supaya bersih dari darah.
Sperma di ektrak dengan
mengunting/memeras ke dalam wadah.
Encerkan sperma dengan larutan
infus jenis NaCl 0,9% biasanya untuk 1 ekor betina larutan infus yang digunakan
setengah botol/labu.
Tuangkan sperma ke mangkok tempat
telur dari induk lele betina yang sudah distriping tadi.
Aduk menggunakan bulu ekor ayam
dengan hati-hati selama kurang lebih 1 menit.
Tebarkan telur di waring
penetasan (lakukan pada pukul 07.00 pagi). Beri gelembung oksigen atau sirkulasi
air lemah.
Setelah menetas dan larva
menghitam, larva siap dipindah ke bak pemeliharaan dan diberi pakan telur rebus
bagian kuningnya.
Penetasan Telur Ikan Lele
Penetasan telur umumnya bisa
terjadi pada kurun waktu 24-36 jam. Setelah 48 jam sejak proses pemijahan, kakaban
dapat Anda angkat untuk dipindahkan. Namun Anda harus melihat lagi apakah sudah
banyak telur yang menetas, jika belum tunggu sampai beberapa saat lagi untuk
memberi kesempatan telur menetas.
Pemindahan kakaban yang ada
didalam kolam bertujuan supaya telur yang tidak menetas tidak membusuk dan
mengotori air dalam kolam penetasan.
Telur akan berubah menjadi
larva dengan warna trasnparan seperti kaca dan membawa kuning telur (yolk sack)
sebagai cadangan makanan. Selama fase ini larva lele tidak perlu diberi makan, larva
akan memakan kandungan kuning telur yang ada disekitarnya. Kuning telur
tersebut akan habis kurang lebih selama 7 hari.
Jika warna larva sudah
menghitam dan berenang mengitari kolam, tandanya anakan lele sudah harus diberi
makanan pertama mereka.
Perawatan Larva Lele
Larva adalah fase dimana ikan
baru menetas dan belum memiliki bentuk sempurna, pada fase ini larva tidak
diberi makan hanya dipastikan air dalam keadaan baik terlindung dari hujan jika
memungkinkan. Dari pertama induk bertelur hingga kurang lebih 3-4 hari hingga
larva belum berubah menjadi hitam tidak perlu diberi makan.
Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga.
Usahakan ada aerasi dengan aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam juga harus
dipertahankan pada kisaran 28-29 ˚C. Pada suhu dibawah 25 ˚C, biasanya akan
terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.
Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi
secara ekstrim. Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1˚C.
Banyak larva yang tidak mampu mentolerir suhu yang berubah-ubah.
Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam.
Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa
pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.
Pendederan Lele Fase I
Menurut SNI 01.6484.2-2000
tentang produksi benih lele dumbo, fase pendederan I (selanjutnya disingkat P1)
adalah fase pendederan benih dari 0,75 – 1,00 cm (larva baru menghitam) hingga
benih lele ukuran 1 – 3 cm panennya. Fase ini dilakukan sekitar 14-20 hari.
Perlu Anda ketahui, pada kolam pendederan disarankan
menggunakan penutup pada permukaan kolam. Penutupan permukaan kolam dapat
menggunakan eceng gondok. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu di
dalam kolam supaya lele Anda tidak mudah stres.
Pakan pertama mereka biasanya
diberikan kuning telur (sudah direbus). 1 Induk betina, larvanya sekali di beri
makan bisa sebanyak 4-5 butir. Caranya blender dengan air bersih 3 liter, lalu
jus kuning telur di kucurkan di pinggir kolam/terpal. Larva akan terlihat
menangkap butiran-butiran kuning telur tadi. Untuk cek serok anakan lele
masukan ke gelas berisi air jernih. Anda dapat mengontrolnya, jika dimakan
perut akan buncit berwarna kuning telur tadi. Di 1 hari pertama pemberian
pakan, bisa 3 kali pemberian jus kuning telur tadi : pagi, siang, dan malam
sekitar pukul 18.00 WIB.
Pemberian pakan setelah hari
pertama, anakan lele selanjutnya diberi makan cingcangan cacing sutra yang
telah dibersihkan. Anakan 1 indukan betina bisa diberikan 1 liter cacing
terlebih dahulu. Dicacah dengan pisau hingga halus. Lalu di encerkan dengan air
5 liter dalam ember. Aduk menggunakan cangkir dan kocorkan disetiap pinggir
kolam.
Pemberian pakan pada hari
ketiga, lakukan cara yang sama, berikan cacing sebanyak 1 liter. Pemberian
pakan dilakukan pagi, siang dan malam hari. Pemberian pakan harus teratur dan secukupnya
sehingga habis dimakan oleh benih lele, sisa makanan akan dapat membuat air
menjadi kotor dan merusak pH air yang jernih untuk benih ikan lele.
Pada hari keempat setelah hari
pertama makan, berikan cacing sutra bersih tanpa dicincang. Berikan cacing
hidup-hidup di setiap sudut kolam dan tengah antara sudut dengan sudut. Cacing
sutera (Tubifex sp.) memiliki nilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang
baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini akan meringankan perawatan, karena bisa
hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko
keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.
Setiap hari Anda harus sering mengecek
kondisi pakan benih lele, apakah gumpalan cacing tersebut masih ada atau habis.
Ketika habis tambahkan lagi gumpalan cacing, oleh karena itu perlu ada stok
cacing yang stabil. Anda perlu memiliki tampungan cacing yang diberi
resirkulasi yang baik.
Cara ini disebut metode
pemberian pakan ad-libithum (pakan selalu standby di kolam, selalu ada). Setiap
harinya Anda perlu cek keberadaan cacing gumpalan 3 kali sehari. Jika cacing
dibiarkan kosong terlalu lama maka dikhawatirkan anakan lele akan kanibal.
Pemberian full cacing sutra
dilakukan selama 1 minggu pertama. Minggu kedua, benih ikan lele di beri pakan cacing
sutra dan malam hari mulai dilatih pakan pelet serbuk, gunakan
tepung pelet yang memiliki kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur
tersebut benih lele membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan
yang diberikan bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A, pemberian
pakan jenis ini harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar
kolam. Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih
ikan. Pada malam hari taburkan pelet
bubuk sedikit demi sedikit hingga anakan lele tidak terlihat mau makan lagi.
Saat menebar pelet serbuk, lakukan perlahan. Anakan lele akan muncul ke
permukaan. Lakukan kombinasi cacing sutra dan pelet ini hingga usia lele 14
hari (atau hingga akhir minggu kedua) maksimal hingga hari ke 20.
Perawatan benih ikan lele
kurang lebih 2 minggu, sekiranya benih-benih ini layak disebut dengan bibit
ikan lele, setelah ukuran benih mencapai 1-3 cm, benih dipanen untuk dilakukan
perawatan pendederan II (P2). 3 hari sebelum penebaran di P2 persiapkan air
terlebih dahulu, ciri air yang telah siap adalah air berwarna hijau bening.
Lele dipanen dengan hati-hati lalu di tebar ke kolam pendederan II. Atau bisa
dijual ke pelaku usaha pendederan II. Tergantung Anda.
Perawatan Benih Lele Fase Pendederan II
Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan
setelah berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira
berukuran panjang 1-2 cm, dengan kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600
ekor per m2. Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan
yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu
kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan air
dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan dengan menggunakan jaring yang
halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi.
Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah
tersebut ke kolam pendederan. Miringkan wadah saat memasukkan benih ke kolam
pendederan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan.
Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari
dalam wadah.
Menurut SNI 01.6484.2-2000,
Pendederan II (P2) dimulai dengan menebar benih ukuran 1-3 cm dan dipelihara
maksimal selama 20 hari lagi menjadi ukuran 3-5 cm. Pemberian pakan dilakukan 3
kali dalam sehari. Bobot pakan sebanyak 10% dari total bobot anak lele jika ingin
ditimbang, atau menggunakan metode pemberian pakan sekenyangnya. Artinya pakan
diberikan sedikit demi sedikit dengan melihat nafsu makan ikan, jika sudah
tidak ada yang mau melahap pakan, pemberian dihentikan. Jangan memberi makan
berlebihan karena dapat menjadi racun bagi benih ikan lele.
Pada fase P2, pakan yang umum
digunakan adalah kode pakan PF500, PF800 dan PF1000. Sesuaikan dengan ukuran
bukaan mulut lele. Anda bisa menggunakan acuan sebagai berikut :
PF500 : 6 hari pertama.
PF800 : 6 hari kedua.
PF1000 : 8 hari berikutnya
hingga panen ukuran 3-5 cm..
Pakan diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu
pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena
ikan lele merupakan jenis binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya
porsi pemberian makan pada malam hari lebih besar.
Panen dilakukan jika benih
sudah mencapai ukuran 3-5 cm. Ukuran 3-5 cm ini bisa dijual atau dilanjutkan ditebar
di kolam selanjutnya fase selanjutnya yaitu pendederan III (P3).
Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke
tempat pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan
penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam
kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena
benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan
lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam
budidaya yang lebih luas.
Kolam pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa
kolam tanah, kolam semen atau kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang
disarankan untuk kolam pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas,
sehingga benih-benih ikan lele lebih mudah dikontrol, misalnya; ukuran 2×3 atau
3×4 m dengan kedalaman kolam 0,75-1 meter. Kolam tersebut juga harus
memungkinkan untuk di pasangi peneduh seperti paranet, untuk menghindari
kematian benih akibat terik matahari saat musim kemarau.
Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama
saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak
bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke
kolam. Anda juga harus melakukan pengeringan kolam sebelum digunakan untuk
pendederan benih. Sangat dianjurkan melakukan penjemuran kolam untuk
menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya.
Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele,
lakukan terlebih dahulu pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam.
Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya
dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm.
Hal ini mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam
benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari
udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap,
sesuaikan dengan ukuran benih ikan.
Perawatan Benih Lele Fase Pendederan III
Menurut SNI pendederan III (P3)
adalah tahap dilakukan penebaran dari benih ukuran 3-5 cm dibesarkan hingga
ukuran panen ±5-8 cm. Maksimal selama 14 hari pemeliharaan benih lele harus
sudah bisa dipanen ukuran tersebut. Pakan yang digunakan adalah PF1000.
Dilakukan pemberian pakan 3 kali sehari. Metode pemberian pakan dilakukan
secara sekenyangnya. Benih bisa dijual pada ukuran 5-8 cm atau dilanjut ke fase
pendederan akhir yaitu Pendederan IV (P4). Di Indonesia dari ukuran ini sudah
banyak dibutuhkan untuk pembesaran ikan konsumsi.
Pembenihan ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih
menetas hingga mencapai ukuran benih lele siap panen berkisar 5-7 cm. Cara
pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan
berkumpul pada titik yang dalam atau saluran kemalir. Kemudian ambil ikan
dengan jaring yang halus. Lakukan pengambilan ikan dengan hati-hati, karena
benih masih rentan apabila mengalami luka pada permukaan tubuhnya. Tampung
benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar
ikan tidak mengalami stres.
Perawatan Benih lele Fase Pendederan IV
Pada intinya P4 mendederkan ukuran
5-8 cm menjadi ukuran 8-12 cm selama maks 21 hari (menurut SNI) pakan yang
digunakan bisa 781-1 hi-pro-vit. Pemberian pakan 3 kali/hari secara
sekenyangnya.
Menjaga Kualitas Air Lele
Air merupakan faktor terpenting
didunia perikanan, dalam pepatah budidaya perikanan “tidak ada air tidak ada
ikan”. Keberadaan air tentunya juga harus memiliki kriteria air yang bagus.
Kenapa, karena meski sama-sama jernih air memiliki kandungan kimia yang
berbeda-beda. Untuk ikan lele, menurut SNI kriteria yang baik adalah sebagai
berikut :
Suhu : 25 ˚C – 30 ˚C
Nilai pH : 6,5 – 8,6 (upayakan di
angka 7-7,5)
Laju pergantian air : (10-15) % per hari
Ketinggian air : 50 cm-70 cm
Kecerahan : 25 cm-35 cm
Suhu dapat diukur dengan
termometer yang dapat Anda beli di toko aquarium. pH dapat diukur dengan
menggunakan pH meter digital. Pergantian
air 10% dihitung dari total ketinggian air mula, misal ketinggian 70 cm maka
pergantian air 7 cm/hari (dengan air yang sudah ada di tandon). Suhu, pH dan
laju pergantian air merupakan faktor penting yang harus Anda kontrol.
Sebelum digunakan untuk
budidaya pembenihan ikan lele, wadah (kolam bak, terpal, bak tembok) perlu
dicuci dengan detergen. Larutkan detergen ke dalam air dalam ember. Cuci dengan
menggunakan spon ke setiap permukaan kolam/bak. Setelah selesai bilas
menggunakan air bersih hingga detergen terbilas air dengan sempurna. Keringkan
3-5 jam baru diisi dengan air.
Setelah diisi dengan air,
langkah selanjutnya adalah dengan sterilisasi air supaya bersih dari penyakit.
Air yang sudah terisi penuh disterilisasi dengan desifeksi air khusus produk
ikan. Banyak produk yang telah berkembang seperti produk boster (blue copper)
atau sanbe (fumisid aquatik), pemakaian dan dosis silahkan dibaca dikemasan
masing-masing.
Dua hari setelah sterilisasi,
dilakukan proses pemupukan dan penebaran probiotik.
Pemupukan Air untuk Lele
Pupuk diperlukan untuk
kesuburan air. Kondisi air yang subur umumnya ditandai dengan air yang berwarna
bening kehijauan dan sudah tumbuh cacing air atau jasad renik seperti daphnia.
Pupuk yang digunakan adalah
pupuk postal dan pupuk NPK. Pupuk postal (kotoran ayam kering) dosisnya adalah
250 gram s.d 500 gram/m2. Sedangkan NPK sebanyak 15 gram/m2. Caranya adalah
untuk pupuk organik dibungkus dengan karung, diikat, dan digantung di sudut
seperti teh celup. Sedangkan NPK ditebar secara merata. Anda juga dapat menggunakan
pupuk cair produk lainnnya.
Pemberian Probiotik Air
Probiotik merupakan sedian
mahluk hidup mikro (mikroba), mikroba tersebut telah diseleksi dan dipilih oleh
ahli mikrobiologi dan dibiakan jenis menguntungkan. Artinya mikroba ini
nantinya menjadi pasukan pengurai limbah-limbah organik (kotoran lele/sisa pakan).
Terutama amoniak yang beracun bagi ikan. Dipasaran probiotik banyak sekali
seperti EM4 perikanan, dan banyak lagi. Dosis penggunaan dapat Anda baca
dikemasan (tergantung produknya).
Flushing Kotoran dan Penambahan Air Baru
Flushing kotoran adalah tahapan
membuang kotoran yang mengendap didasar kolam dengan membuka inlet dari luar
dimana didalam kolam sudah dipasang saringan. Sketsa seperti berikut. Saat
kontrol air dibuka kotoran dasar terbuang. 10% dibuang, kemudian di isi air
kembali. Tindakan ini dilakukan 1-2 hari sekali, sebelum ikan diberi makan.
Perawatan Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah
Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik
putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama
pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur
sebanyak 200 gr/m³ setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang
sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.
Pemanenan Benih Ikan Lele
-Peralatan panen yang sering
digunakan yaitu :
Ember, Gayung, Serokan (seser
halus), Waring tampungan panen, Ayakan, Timbangan digital untuk menghitung
jumlah benih.
-Tata cara pemanenan benih lele
Lakukan panen benih lele pada
pagi atau sore hari (sangat disarankan melakukan pemanenan benih ikan lele pada
pagi hari) jangan sampai lele kepanasan saat proses panen atau grading karena dapat
menyebabkan lendir ikan lele menjadi rusak.
Pasang saringan dengan ukuran
lubang saringan lebih kecil dari pada ukuran benih agar benih tidak hanyut.
Surutkan air hingga tersisa
kurang lebih 15 cm.
Tangkap benih dengan cara
dijaring menggunakan waring (untuk mengurangi kepadatan).
Sisanya surutkan air hingga
habis sambil sedikit demi sedikit benih ikan lele di tangkap dengan serokan
halus.
Ember digunakan untuk menampung
benih sementara, jika sudah padat diangkut dengan ember ke dalam waring
tampungan. Tindakan ini dilakukan hingga benih habis.
Setelah benih terkumpul di dalam
waring penampungan, biarkan sekitar ±30 menit agar benih kembali segar dan
pulih.
Bersihkan waring penampungan dari
benih mati/sakit dan sampah yang terbawa.
Selanjutnya lele dapat
dihitung/grading atau pengemasan.
Grading Ukuran Ikan Lele
Grading adalah kegiatan pemilihan
benih lele berdasarkan ukuran tertentu. Misalnya; Anda memanen benih umur 21
hari pasti terdapat tiga ukuran benih yaitu 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Sebaiknya
pendederan dan pembesaran benihnya harus seragam oleh karena itulah perlu
dilakukan grading. Alat grading disebut baskom sortir.
Langkah-langkah grading ikan
lele:
Lakukan grading ketika cuaca
sedang sejuk (jangan panas).
Siapkan alat sortir/grading.
Masukan lele yang telah dipanen
sedikit demi sedikit ke alat sortir yang ada di dalam air (biarkan lele keluar
sendiri).
Hasil grading di pisahkan
berdasarkan katagori ukuran tertentu.
Lakukan penghitungan.
Seleksi penyeragaman ukuran (grading) dilakukan dengan
tujuan mengurangi kanibal, memberi kesempatan ikan yang kalah dalam bersaing
mencari pakan, meningkatkan SR (kelangsungan hidup). Grading pertama dilakukan
pada umur 14-16 hari, setelah itu dilakukan dengan selang waktu 10 hari. Pada
saat grading, kondisi ikan dalam keadaan sehat.
Cara Pengiriman Benih Ikan Lele
Sebuah hal yang penting dalam pembenihan ikan lele, adalah
menyiapkan pembeli bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen
terlambat karena benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung biaya
pemeliharaan ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan semakin
tipis marjin untung yang akan diterima peternak.
Pengiriman/transportasi benih
ikan lele bisa dilakukan dengan dua sitem yaitu terbuka dan tertutup :
-Transportasi benih lele secara
terbuka
Umumnya dilakukan untuk
pengiriman jarak dekat (1-3 jam).
Tidak menggunakan oksigen.
Menggunakan bak terbuka
(terpal/tangk dengan bagian atas terbuka).
Bisa menggunakan jerigen.
Pengiriman benih ikan lele
sangat dianjurkan dilakukan pada malam hari baik terbuka atau tertutup
-Transportasi benih lele secara
tertutup
Pada transportasi ini, ikan dimasukan
ke dalam air bersih dalam kantong plastik yang terdiri dari 2 (dua) rangkap berukuran
75 cm x 30 cm. Dengan perbandingan air 1/3 dan oksigen 2/3 nya. Kantong plastik
kemudian dimasukan ke dalam box stereofoam jika benih ikan lele dikirim via
bandara.
Demikian tips cara budidaya
benih ikan lele, langkah- langkah mudah dalam cara budidaya pembenihan
ikan lele bagi pemula, pastikan Anda mengikutinya dengan tepat untuk
mendapatkan hasil panen melimpah. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan
menambah wawasan. Selamat mencoba.
loading...