Wednesday 27 September 2017

Kreasi Usaha : Panduan Sukses Budidaya Benih Ikan Lele Menguntungkan


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Panduan Sukses Budidaya Benih Ikan Lele Menguntungkan

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat terutama di Pulau Jawa. Ikan lele termasuk ikan yang digemari oleh masyarakat, karena harganya murah serta rasanya yang lezat dan gurih. Selain cita rasanya yang enak, berkembang pesatnya budidaya lele juga dikarenakan ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya reatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relative rendah.

Salah satu komoditas budidaya ikan lele yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tidak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.

Terdapat dua segmen usaha dalam budidaya ikan lele, yakni usaha pembesaran dan usaha pembenihan. Para peternak pembesaran biasanya tidak membenihkan sendiri. Lebih praktis bagi mereka untuk membeli benih dari peternak benih. Karena usaha pembenihan ikan lele memerlukan tingkat keterampilan dan ketelitian yang lebih tinggi.

Cara pemeliharaan dan perlakuan budidaya pembesaran berbeda dengan budidaya pembenihan. Akan lebih baik apabila peternak fokus terhadap salah satu segmen usaha tersebut. Artikel kali ini akan membahas cara pembenihan ikan lele. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan simak penjelasannya dibawah ini.


Dalam usaha budidaya ikan lele, pembenihan merupakan bagian yang sangat penting, karena keberhasilan suatu usaha budidaya sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang dihasilkannya.

Menurut (Effendi, 2004). Pembenihan didefinisikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan benih. Pembenihan adalah tahap awal dalam proses budidaya yang sangat menentukan tahapan selanjutnya dalam proses pembesaran. Kegiatan pembenihan tidak sekedar menghasilkan benih suatu komoditas tertentu, lebih dari itu harus memperhatikan cara-cara bagaimana menghasilkan benih yang unggul, dan bernilai ekonomis. Proses pembenihan merupakan proses yang rawan akan tingkat mortality karena benih ikan masih sangat lemah sehingga sensitif terhadapa respon lingkungan.

Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. Ia akan mencari lubang-lubang untuk pemijahan. Pada waktu pemijahan ikan ini akan menempelkan telurnya pada batu-batuan atau akar-akar tanaman dan menjaganya dari serangan predator.


Jenis dan Asal Induk Lele
Lele memiliki banyak strain/jenis. Di dalam dunia usaha pembenihan lele di Indonesia setidaknya beredar induk lele jenis berikut :
Induk lele strain sangkuriang : berasal dari pemuliaan Balai Perikanan Besar Air Tawar (BPBAT) Sukabumi dan jenis ini dirilis oleh Presiden RI secara resmi.
Induk lele strain mutiara : berasal dari Balai Sukamandi dan dirilis secara resmi oleh Presiden RI.
Induk yang berasal dari perusahaan swasta : lele masamo, lele phyton, lele paiton, lele burma, dan sebagainya.
Anda harus melakukan sedikit observasi di daerah dimana Anda merencanakan membangun usaha. Anda bisa menanyakan testimoni kepada pembudidaya yang lebih senior, jenis ikan lele yang cocok untuk daerah Anda, Karena lokasi budidaya juga menentukan kecocokan indukan.

Ciri induk yang baik yaitu anggota tubuh lengkap, tidak cacat, lincah, kulit mulus tidak luka, kumis tidak putus, dan agresif. Jika anda membeli induk di Balai Pemerintah umumnya Anda akan diberikan SKAI (Surat Keterangan Asal Induk).

Anda juga dapat memilih indukan untuk pembenihan ikan lele sejak calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang mempunyai sifat-sifat unggul. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan lebih baik bila diperlakukan dengan istimewa, dengan memberikan pakan berkualitas dan pengairan yang bagus. Kemudian Anda dapat melakukan penyeleksian terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar baik. Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik setidaknya mencapai 0,5 kg.

Setelah calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukan-indukan yang terlihat bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang bagus untuk proses pemijahan. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam khusus. Pisahkan antara jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan diluar rencana.


Pemeliharaan Induk Lele
Teknik pembenihan ikan lele bermula dari cara penanganan indukan lele. Induk lele dapat dipelihara di berbagai wadah seperti kolam tanah, kolam terpal, ataupun tembok. Poin terpenting bukan pada wadah tetapi terletak pada pengelolaan kualitas air yang baik. Induk lele sebaiknya dipisahkan antara jantan dan betina. Dan, jika Anda hendak membeli induk lele biasanya perpaket berisi 15 ekor (jantan 5 ekor dan betina 10 ekor).

Kolam khusus untuk indukan lele berfungsi untuk memelihara calon induk sampai siap matang gonad. Berikan pakan dengan mutu yang baik untuk mempercepat kematangan gonad. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 5 ekor per m². Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, dapat diambil untuk dipijahkan.

Induk lele memerlukan asupan protein yang baik, menurut SNI pakan lele yang baik mengandung tidak kurang dari 30%. Pakan diberikan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore/malam. Dosis pemberian pakan minimal 3% dari total berat induk dalam kolam.
Misalnya : Jumlah berat induk (kg) x Dosis Pakan
                   = 100 Kg induk x 3%
                   = 3 Kg Pakan perhari, pagi 1,5 kg dan sore/malam 1,5 kg.

Sangat disarankan induk lele diberikan pakan khusus ikan lele yang telah ber-SNI atau unit pakan mandiri yang telah teruji baik laboratorium maupun testimonial pengguna, serta mengandung suplemen yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas telur.

Untuk mempercepat kematangan gonad juga perlu diberi selingan pakan yang memiliki protein tinggi, antara lain : berupa ikan rucah, cacing, katak, bekicot dan lain-lain. Pemberian pakan selingan dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu.

Kepadatan induk lele yang dipelihara diusahakan tidak melebihi 5 ekor/m² hal ini dikarenakan indukan memerlukan ruang yang cukup. Ruang yang cukup akan memberikan kondisi lingkungan yang mendukung.
Misalnya : lahan 100 m² maka bisa menampung induk lele 500 ekor.
Kepadatan diatas diasumsikan ketinggian air berkisar antara 80-100 cm.

Pemijahan Ikan Lele


-Ciri induk lele jantan
Bagian tulang kepala terlihat pipih.
Tubuh induk lele jantan tampak panjang dan ramping.
Bentuk kelamin berbentuk runcing, panjang dan menonjol.
Perut lurus/ramping dan tidak terlihat besar daripada punggungnya.
Warnanya lebih gelap.
Gerakannya lincah.

-Ciri induk lele betina
Bentuk kelamin bulat/oval.
Kepala terlihat cembung.
Daging pada punggung umumnya lebih tebal.
Perut buncit jika di tekan terasa lembek, terlihat mengembang besar daripada punggung.
Warna terlihat lebih cerah.
Gerakannya lamban.

-Induk lele jantan siap kawin
Umur > 9 bulan dengan berat ±800 gr – 1 kg.
Tubuh ramping.
Kelamin menonjol, memanjang dan ujungnya melebihi pangkal sirip dubur dengan warna kemerah-merahan.
Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan.
Gerakannya lincah.


-Induk lele betina siap kawin
Umur > 1 tahun dengan berat ±800 gr – 1 kg.
Perut buncit, bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek.
Kelamin bulat dan berwarna kemerahan serta terlihat membengkak.
Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan.
Gerakannya lambat.
Jika perut diurut perlahan-lahan ke arah anus maka akan keluar telur berwarna kuning kehijauan dengan ukuran homogenya/sama.

Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur tangan manusia dalam proses pembuahan sel telur dengan sperma. Sedangkan pemijahan intensif merupakan proses perkawinan yang memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya.

Memijahkan ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah, kolam terpal, maupun kolam tembok. Jika dilakukan pada kolam tanah, lumpur harus dibuang terlebih dahulu kemudian dikeringkan hingga dasar kolam retak-retak. Lalu kolam tanah diisi dengan air hingga ketinggian ±30 cm. Sangat disarankan menggunakan air baru (bukan air bekas budidaya).

Untuk memudahkan menangkap induk keesokan harinya, pasang waring/hapa. Jadi pemijahan dilakukan di dalam waring. Hapa dipasang sebelum kolam diisi air. Kakaban dirangkai di dasar waring. Dan waring menyentuh tanah. Kakaban diberi pemberat batu agar berada di dasar saat air penuh.


Kakaban adalah media/substrat untuk penempelan telur lele yang terbuat dari injuk. 1 Induk betina membutuhkan 5 kakaban dalam sekali pemijahan. Jadi, jika memijahkan 2 pasang, butuh setidaknya kakaban sebanyak 10 buah. Sebelum digunakan kakaban sebaiknya dijemur terlebih dahulu selama 1 hari.

Pilih dan masukanlah indukan lele yang siap pijah sesuai dengan ciri induk siap pijah yang telah dibahas. Sebelum ikan dipijahkan, induk diberok atau dipuasakan selama 24 jam. Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.

Masukan induk pada sore hari, umumnya pemijahan dapat terjadi pada malam hari, subuh ataupun pagi hari sekitar pukul 05.30 am. Masukan induk dengan hati-hati dan pelan-pelan. Jika Anda melakukan pemijahan secara alami maka induk lele langsung dimasukan setelah seleksi. Jika semi alami induk disuntik hormon terlebih dahulu menggunakan OVAPRIM.

Pemijahan lele secara alami merupakan cara tradisional. Namun masih banyak dilakukan di Indonesia karena kondisi stimulasi lingkungan yang masih mendukung. Inti cara ini adalah memiliki induk siap pijah dengan perbandingan jantan betina 1:1. Lalu memasukan ke waring pemijahan pada sore hari dan keesokan harinya di cek apakah bertelur atau tidak. Jika bertelur induk di tangkap dan dikembalikan ke kolam khusus induk. Telur dibiarkan menetas.

Terdapat pula beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu: penyuntikan hipofisa, penyuntikan hormon buatan, pembuahan in vitro (dalam tabung).


-Cara pemijahan lele semi alami :
Seleksi induk yang hanya sudah matang gonad/siap pijah.
Timbanglah induk jantan dan betina. Catat berat induk betina dan jantan secara terpisah.
Dosis OVAPRIM 0.3 ml per kg Induk.
Gunakan jarum suntik baru setiap melakukan pemijahan.
Encerkan OVAPRIM dengan aquabides menggunakan perbandingan 1:1 atau 1:2.
Tangkap induk yang telah ditimbang, tutup kepala lele dengan kain basah.
Saat memegang induk lele jangan terlalu kuat, lembut saja karena induk lele akan berontak.
Beri suntikan pada lele di area otot punggung, dengan kedalaman jarum 1,2 cm.
Suntikan dengan sudut 45˚.
Masukan campuran OVAPRIM tadi sesuai dosis secara pelan-pelan.
Cabut jarum secara perlahan sambil menekan titik tusuk jarum.
Induk yang telah disuntik langsung dimasukan ke dalam waring pemijahan.


Cara pengambilan OVAPRIM :
Tutup botol berada di bawah dengan posisi tegak.
Buka suntikan (jangan menyentuh jarum suntik, steril !).
Masukan jarum.
Sedot secara perlahan sesuai dosis.
Cabut suntikan, kemudian tusukan kembali ke aquabides.
Ambil sesuai dosis.
Kocok jarum perlahan menyerupai angka 8.


-Cara pemijahan lele secara buatan :
Pemijahan secara buatan, banyak dilakukan. Umumnya dipraktekan ketika musim tidak mendukung dan biasa dilakukan jika target benih dalam jumlah besar dan butuh kepastian angka derajat pemijahan. Titik kelemahan metode ini adalah jantan didonorkan dan dibunuh untuk diambil kantong spermanya. Tata cara sebagai berikut.
Timbang induk betina.
1 ekor jantan bisa membuahi 2-3 ekor betina pada metode ini, tergantung kualitas kantong sperma (sperma yang bagus, putih dan besar).
Jantan dibedah saat proses pengurutan telur (striping).
Hitung dosis OVAPRIM yang digunakan untuk betina (dosis 0,3 ml/kg).
Induk betina disuntik OVAPRIM yang telah diencerkan dengan aquabides.
Jeda tunggu dari penyuntikan hingga ke pengeluaran telur ±8 jam.
Jika induk betina akan distriping jam 06.00 pagi, maka betina disuntik pukul 22.00 (jam sepuluh malam).
Setelah induk disuntik, induk betina disimpan di dalam drum yang berisi air dan di pisahkan dengan lele jantan.
Setelah jeda waktu 8 jam, kemudian induk betina diurut/striping untuk dikelurakan telurnya.
Tampung telur ke mangkok plastik kering dan bersih.


Bedah induk lele jantan, dengan memotong kepala terlebih dahulu hingga memutus sambungan pangkal tulang belakang. Setelah itu ambil gunting dan bedah kulit perut dari lubang kencing ke arah dada. Buka dan potong kantong sperma dengan hati-hati.
Lap kantong sperma dengan tisu, supaya bersih dari darah.
Sperma di ektrak dengan mengunting/memeras ke dalam wadah.
Encerkan sperma dengan larutan infus jenis NaCl 0,9% biasanya untuk 1 ekor betina larutan infus yang digunakan setengah botol/labu.


Tuangkan sperma ke mangkok tempat telur dari induk lele betina yang sudah distriping tadi.
Aduk menggunakan bulu ekor ayam dengan hati-hati selama kurang lebih 1 menit.


Tebarkan telur di waring penetasan (lakukan pada pukul 07.00 pagi). Beri gelembung oksigen atau sirkulasi air lemah.
Setelah menetas dan larva menghitam, larva siap dipindah ke bak pemeliharaan dan diberi pakan telur rebus bagian kuningnya.


Penetasan Telur Ikan Lele
Penetasan telur umumnya bisa terjadi pada kurun waktu 24-36 jam. Setelah 48 jam sejak proses pemijahan, kakaban dapat Anda angkat untuk dipindahkan. Namun Anda harus melihat lagi apakah sudah banyak telur yang menetas, jika belum tunggu sampai beberapa saat lagi untuk memberi kesempatan telur menetas.

Pemindahan kakaban yang ada didalam kolam bertujuan supaya telur yang tidak menetas tidak membusuk dan mengotori air dalam kolam penetasan.

Telur akan berubah menjadi larva dengan warna trasnparan seperti kaca dan membawa kuning telur (yolk sack) sebagai cadangan makanan. Selama fase ini larva lele tidak perlu diberi makan, larva akan memakan kandungan kuning telur yang ada disekitarnya. Kuning telur tersebut akan habis kurang lebih selama 7 hari.

Jika warna larva sudah menghitam dan berenang mengitari kolam, tandanya anakan lele sudah harus diberi makanan pertama mereka.


Perawatan Larva Lele
Larva adalah fase dimana ikan baru menetas dan belum memiliki bentuk sempurna, pada fase ini larva tidak diberi makan hanya dipastikan air dalam keadaan baik terlindung dari hujan jika memungkinkan. Dari pertama induk bertelur hingga kurang lebih 3-4 hari hingga larva belum berubah menjadi hitam tidak perlu diberi makan.

Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam juga harus dipertahankan pada kisaran 28-29 ˚C. Pada suhu dibawah 25 ˚C, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.

Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim. Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1˚C. Banyak larva yang tidak mampu mentolerir suhu yang berubah-ubah.

Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.


Pendederan Lele Fase I
Menurut SNI 01.6484.2-2000 tentang produksi benih lele dumbo, fase pendederan I (selanjutnya disingkat P1) adalah fase pendederan benih dari 0,75 – 1,00 cm (larva baru menghitam) hingga benih lele ukuran 1 – 3 cm panennya. Fase ini dilakukan sekitar 14-20 hari.

Perlu Anda ketahui, pada kolam pendederan disarankan menggunakan penutup pada permukaan kolam. Penutupan permukaan kolam dapat menggunakan eceng gondok. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu di dalam kolam supaya lele Anda tidak mudah stres.

Pakan pertama mereka biasanya diberikan kuning telur (sudah direbus). 1 Induk betina, larvanya sekali di beri makan bisa sebanyak 4-5 butir. Caranya blender dengan air bersih 3 liter, lalu jus kuning telur di kucurkan di pinggir kolam/terpal. Larva akan terlihat menangkap butiran-butiran kuning telur tadi. Untuk cek serok anakan lele masukan ke gelas berisi air jernih. Anda dapat mengontrolnya, jika dimakan perut akan buncit berwarna kuning telur tadi. Di 1 hari pertama pemberian pakan, bisa 3 kali pemberian jus kuning telur tadi : pagi, siang, dan malam sekitar pukul 18.00 WIB.

Pemberian pakan setelah hari pertama, anakan lele selanjutnya diberi makan cingcangan cacing sutra yang telah dibersihkan. Anakan 1 indukan betina bisa diberikan 1 liter cacing terlebih dahulu. Dicacah dengan pisau hingga halus. Lalu di encerkan dengan air 5 liter dalam ember. Aduk menggunakan cangkir dan kocorkan disetiap pinggir kolam.

Pemberian pakan pada hari ketiga, lakukan cara yang sama, berikan cacing sebanyak 1 liter. Pemberian pakan dilakukan pagi, siang dan malam hari. Pemberian pakan harus teratur dan secukupnya sehingga habis dimakan oleh benih lele, sisa makanan akan dapat membuat air menjadi kotor dan merusak pH air yang jernih untuk benih ikan lele.

Pada hari keempat setelah hari pertama makan, berikan cacing sutra bersih tanpa dicincang. Berikan cacing hidup-hidup di setiap sudut kolam dan tengah antara sudut dengan sudut. Cacing sutera (Tubifex sp.) memiliki nilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini akan meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.

Setiap hari Anda harus sering mengecek kondisi pakan benih lele, apakah gumpalan cacing tersebut masih ada atau habis. Ketika habis tambahkan lagi gumpalan cacing, oleh karena itu perlu ada stok cacing yang stabil. Anda perlu memiliki tampungan cacing yang diberi resirkulasi yang baik.

Cara ini disebut metode pemberian pakan ad-libithum (pakan selalu standby di kolam, selalu ada). Setiap harinya Anda perlu cek keberadaan cacing gumpalan 3 kali sehari. Jika cacing dibiarkan kosong terlalu lama maka dikhawatirkan anakan lele akan kanibal.

Pemberian full cacing sutra dilakukan selama 1 minggu pertama. Minggu kedua, benih ikan lele di beri pakan cacing sutra dan malam hari mulai dilatih pakan pelet serbuk, gunakan tepung pelet yang memiliki kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A, pemberian pakan jenis ini harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih ikan. Pada malam hari taburkan pelet bubuk sedikit demi sedikit hingga anakan lele tidak terlihat mau makan lagi. Saat menebar pelet serbuk, lakukan perlahan. Anakan lele akan muncul ke permukaan. Lakukan kombinasi cacing sutra dan pelet ini hingga usia lele 14 hari (atau hingga akhir minggu kedua) maksimal hingga hari ke 20.

Perawatan benih ikan lele kurang lebih 2 minggu, sekiranya benih-benih ini layak disebut dengan bibit ikan lele, setelah ukuran benih mencapai 1-3 cm, benih dipanen untuk dilakukan perawatan pendederan II (P2). 3 hari sebelum penebaran di P2 persiapkan air terlebih dahulu, ciri air yang telah siap adalah air berwarna hijau bening. Lele dipanen dengan hati-hati lalu di tebar ke kolam pendederan II. Atau bisa dijual ke pelaku usaha pendederan II. Tergantung Anda.


Perawatan Benih Lele Fase Pendederan II
Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira berukuran panjang 1-2 cm, dengan kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per m2. Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan air dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan dengan menggunakan jaring yang halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi.

Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke kolam pendederan. Miringkan wadah saat memasukkan benih ke kolam pendederan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari dalam wadah.

Menurut SNI 01.6484.2-2000, Pendederan II (P2) dimulai dengan menebar benih ukuran 1-3 cm dan dipelihara maksimal selama 20 hari lagi menjadi ukuran 3-5 cm. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari. Bobot pakan sebanyak 10% dari total bobot anak lele jika ingin ditimbang, atau menggunakan metode pemberian pakan sekenyangnya. Artinya pakan diberikan sedikit demi sedikit dengan melihat nafsu makan ikan, jika sudah tidak ada yang mau melahap pakan, pemberian dihentikan. Jangan memberi makan berlebihan karena dapat menjadi racun bagi benih ikan lele.

Pada fase P2, pakan yang umum digunakan adalah kode pakan PF500, PF800 dan PF1000. Sesuaikan dengan ukuran bukaan mulut lele. Anda bisa menggunakan acuan sebagai berikut :
PF500 : 6 hari pertama.
PF800 : 6 hari kedua.
PF1000 : 8 hari berikutnya hingga panen ukuran 3-5 cm..
Pakan diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena ikan lele merupakan jenis binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya porsi pemberian makan pada malam hari lebih besar.

Panen dilakukan jika benih sudah mencapai ukuran 3-5 cm. Ukuran 3-5 cm ini bisa dijual atau dilanjutkan ditebar di kolam selanjutnya fase selanjutnya yaitu pendederan III (P3).

Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas.

Kolam pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah, kolam semen atau kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang disarankan untuk kolam pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas, sehingga benih-benih ikan lele lebih mudah dikontrol, misalnya; ukuran 2×3 atau 3×4 m dengan kedalaman kolam 0,75-1 meter. Kolam tersebut juga harus memungkinkan untuk di pasangi peneduh seperti paranet, untuk menghindari kematian benih akibat terik matahari saat musim kemarau.

Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam. Anda juga harus melakukan pengeringan kolam sebelum digunakan untuk pendederan benih. Sangat dianjurkan melakukan penjemuran kolam untuk menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya. Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele, lakukan terlebih dahulu pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam.

Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap, sesuaikan dengan ukuran benih ikan.


Perawatan Benih Lele Fase Pendederan III
Menurut SNI pendederan III (P3) adalah tahap dilakukan penebaran dari benih ukuran 3-5 cm dibesarkan hingga ukuran panen ±5-8 cm. Maksimal selama 14 hari pemeliharaan benih lele harus sudah bisa dipanen ukuran tersebut. Pakan yang digunakan adalah PF1000. Dilakukan pemberian pakan 3 kali sehari. Metode pemberian pakan dilakukan secara sekenyangnya. Benih bisa dijual pada ukuran 5-8 cm atau dilanjut ke fase pendederan akhir yaitu Pendederan IV (P4). Di Indonesia dari ukuran ini sudah banyak dibutuhkan untuk pembesaran ikan konsumsi.

Pembenihan ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih menetas hingga mencapai ukuran benih lele siap panen berkisar 5-7 cm. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam atau saluran kemalir. Kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus. Lakukan pengambilan ikan dengan hati-hati, karena benih masih rentan apabila mengalami luka pada permukaan tubuhnya. Tampung benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.


Perawatan Benih lele Fase Pendederan IV
Pada intinya P4 mendederkan ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 8-12 cm selama maks 21 hari (menurut SNI) pakan yang digunakan bisa 781-1 hi-pro-vit. Pemberian pakan 3 kali/hari secara sekenyangnya.


Menjaga Kualitas Air Lele
Air merupakan faktor terpenting didunia perikanan, dalam pepatah budidaya perikanan “tidak ada air tidak ada ikan”. Keberadaan air tentunya juga harus memiliki kriteria air yang bagus. Kenapa, karena meski sama-sama jernih air memiliki kandungan kimia yang berbeda-beda. Untuk ikan lele, menurut SNI kriteria yang baik adalah sebagai berikut :
Suhu                          : 25 ˚C – 30 ˚C
Nilai pH                      : 6,5 – 8,6 (upayakan di angka 7-7,5)
Laju pergantian air  : (10-15) % per hari
Ketinggian air          : 50 cm-70 cm
Kecerahan                : 25 cm-35 cm
Suhu dapat diukur dengan termometer yang dapat Anda beli di toko aquarium. pH dapat diukur dengan menggunakan  pH meter digital. Pergantian air 10% dihitung dari total ketinggian air mula, misal ketinggian 70 cm maka pergantian air 7 cm/hari (dengan air yang sudah ada di tandon). Suhu, pH dan laju pergantian air merupakan faktor penting yang harus Anda kontrol.

Sebelum digunakan untuk budidaya pembenihan ikan lele, wadah (kolam bak, terpal, bak tembok) perlu dicuci dengan detergen. Larutkan detergen ke dalam air dalam ember. Cuci dengan menggunakan spon ke setiap permukaan kolam/bak. Setelah selesai bilas menggunakan air bersih hingga detergen terbilas air dengan sempurna. Keringkan 3-5 jam baru diisi dengan air.

Setelah diisi dengan air, langkah selanjutnya adalah dengan sterilisasi air supaya bersih dari penyakit. Air yang sudah terisi penuh disterilisasi dengan desifeksi air khusus produk ikan. Banyak produk yang telah berkembang seperti produk boster (blue copper) atau sanbe (fumisid aquatik), pemakaian dan dosis silahkan dibaca dikemasan masing-masing.

Dua hari setelah sterilisasi, dilakukan proses pemupukan dan penebaran probiotik.


Pemupukan Air untuk Lele
Pupuk diperlukan untuk kesuburan air. Kondisi air yang subur umumnya ditandai dengan air yang berwarna bening kehijauan dan sudah tumbuh cacing air atau jasad renik seperti daphnia.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk postal dan pupuk NPK. Pupuk postal (kotoran ayam kering) dosisnya adalah 250 gram s.d 500 gram/m2. Sedangkan NPK sebanyak 15 gram/m2. Caranya adalah untuk pupuk organik dibungkus dengan karung, diikat, dan digantung di sudut seperti teh celup. Sedangkan NPK ditebar secara merata. Anda juga dapat menggunakan pupuk cair produk lainnnya.


Pemberian Probiotik Air
Probiotik merupakan sedian mahluk hidup mikro (mikroba), mikroba tersebut telah diseleksi dan dipilih oleh ahli mikrobiologi dan dibiakan jenis menguntungkan. Artinya mikroba ini nantinya menjadi pasukan pengurai limbah-limbah organik (kotoran lele/sisa pakan). Terutama amoniak yang beracun bagi ikan. Dipasaran probiotik banyak sekali seperti EM4 perikanan, dan banyak lagi. Dosis penggunaan dapat Anda baca dikemasan (tergantung produknya).


Flushing Kotoran dan Penambahan Air Baru
Flushing kotoran adalah tahapan membuang kotoran yang mengendap didasar kolam dengan membuka inlet dari luar dimana didalam kolam sudah dipasang saringan. Sketsa seperti berikut. Saat kontrol air dibuka kotoran dasar terbuang. 10% dibuang, kemudian di isi air kembali. Tindakan ini dilakukan 1-2 hari sekali, sebelum ikan diberi makan.


Perawatan Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m³ setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.


Pemanenan Benih Ikan Lele
-Peralatan panen yang sering digunakan yaitu :
Ember, Gayung, Serokan (seser halus), Waring tampungan panen, Ayakan, Timbangan digital untuk menghitung jumlah benih.
-Tata cara pemanenan benih lele
Lakukan panen benih lele pada pagi atau sore hari (sangat disarankan melakukan pemanenan benih ikan lele pada pagi hari) jangan sampai lele kepanasan saat proses panen atau grading karena dapat menyebabkan lendir ikan lele menjadi rusak.
Pasang saringan dengan ukuran lubang saringan lebih kecil dari pada ukuran benih agar benih tidak hanyut.
Surutkan air hingga tersisa kurang lebih 15 cm.
Tangkap benih dengan cara dijaring menggunakan waring (untuk mengurangi kepadatan).
Sisanya surutkan air hingga habis sambil sedikit demi sedikit benih ikan lele di tangkap dengan serokan halus.
Ember digunakan untuk menampung benih sementara, jika sudah padat diangkut dengan ember ke dalam waring tampungan. Tindakan ini dilakukan hingga benih habis.
Setelah benih terkumpul di dalam waring penampungan, biarkan sekitar ±30 menit agar benih kembali segar dan pulih.
Bersihkan waring penampungan dari benih mati/sakit dan sampah yang terbawa.
Selanjutnya lele dapat dihitung/grading atau pengemasan.


Grading Ukuran Ikan Lele
Grading adalah kegiatan pemilihan benih lele berdasarkan ukuran tertentu. Misalnya; Anda memanen benih umur 21 hari pasti terdapat tiga ukuran benih yaitu 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Sebaiknya pendederan dan pembesaran benihnya harus seragam oleh karena itulah perlu dilakukan grading. Alat grading disebut baskom sortir.
Langkah-langkah grading ikan lele:
Lakukan grading ketika cuaca sedang sejuk (jangan panas).
Siapkan alat sortir/grading.
Masukan lele yang telah dipanen sedikit demi sedikit ke alat sortir yang ada di dalam air (biarkan lele keluar sendiri).
Hasil grading di pisahkan berdasarkan katagori ukuran tertentu.
Lakukan penghitungan.

Seleksi penyeragaman ukuran (grading) dilakukan dengan tujuan mengurangi kanibal, memberi kesempatan ikan yang kalah dalam bersaing mencari pakan, meningkatkan SR (kelangsungan hidup). Grading pertama dilakukan pada umur 14-16 hari, setelah itu dilakukan dengan selang waktu 10 hari. Pada saat grading, kondisi ikan dalam keadaan sehat.


Cara Pengiriman Benih Ikan Lele
Sebuah hal yang penting dalam pembenihan ikan lele, adalah menyiapkan pembeli bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen terlambat karena benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung biaya pemeliharaan ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan semakin tipis marjin untung yang akan diterima peternak.

Pengiriman/transportasi benih ikan lele bisa dilakukan dengan dua sitem yaitu terbuka dan tertutup :
-Transportasi benih lele secara terbuka
Umumnya dilakukan untuk pengiriman jarak dekat (1-3 jam).
Tidak menggunakan oksigen.
Menggunakan bak terbuka (terpal/tangk dengan bagian atas terbuka).
Bisa menggunakan jerigen.
Pengiriman benih ikan lele sangat dianjurkan dilakukan pada malam hari baik terbuka atau tertutup

-Transportasi benih lele secara tertutup
Pada transportasi ini, ikan dimasukan ke dalam air bersih dalam kantong plastik yang terdiri dari 2 (dua) rangkap berukuran 75 cm x 30 cm. Dengan perbandingan air 1/3 dan oksigen 2/3 nya. Kantong plastik kemudian dimasukan ke dalam box stereofoam jika benih ikan lele dikirim via bandara.


Demikian tips cara budidaya benih ikan lele, langkah- langkah mudah dalam cara budidaya pembenihan ikan lele bagi pemula, pastikan Anda mengikutinya dengan tepat untuk mendapatkan hasil panen melimpah. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Selamat mencoba.


pasang iklan disini




loading...