Saturday, 29 December 2018

Kreasi Usaha: Cara serta Langkah Menyuburkan Tanah


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Cara serta Langkah Menyuburkan Tanah


Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik (wikipedia).

Tapi saat ini mineral dan bahan organik dalam tanah banyak yang hilang atau jumlahnya semakin sedikit. Hal ini disebabkan eksploitasi tanah yang berlebihan dan pemakaian bahan kimia yang terus menerus dan berlebihan, seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia.

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur (tanah organik), yaitu tanah yang mampu menyediakan unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.

Tanah kering ataupun tandus tentu tidak dapat digunakan sebagai media untuk bercocok tanam. Hal tersebut dikarenakan penyebab tanah tandus dan kering tidak memiliki cukup nutrisi dan air karena nutrisi dan air tidak dapat ditahan oleh tanah. Banyak faktor yang menyebabkan tanah menjadi kering dan tandus atau biasa disebut tanah sakit. Dan beberapa faktor-faktor utama yang menyababkan kondisi tanah menjadi sakit antara lain yaitu:

-Tanah tidak pernah istirahat (ditanami terus menerus).
-Cuaca dan kekeringan.
-Struktur tanah yang rendah porositasnya.
-Kurangnya materi organik tanah.
-Kurangnya mineral dan materi esensial tanah (N, P, dan K).
-Kurangnya rongga udara.
-Tidak adanya (mikro)organisme tanah.
-Residu kimia dan logam berat tinggi.

Tanah adalah rumah bagi tanaman. Apabila rumahnya sehat maka penghuninya juga akan sehat. Jadi jika Tanahnya sehat maka tanaman juga akan sehat tapi sebaliknya jika tanahnya tandus dan sakit maka tanaman juga akan menjadi sakit.

Penyebab tanah menjadi sakit diawali oleh kerusakan tanah yang diakibatkan karena residu kimia dan logam berat dalam tanah yang tinggi. Residu kimia dan logam berat diakibatkan oleh pemakaian pupuk kimia yang berlebihan (over dosis) dan pestisida kimia (insektisida, fungisida, bakterisida, moluskisida, herbisida, dll).

Hampir semua pupuk kimia membawa dampak negative bagi tanah, seperti pupuk N,P dan K yang meninggalkan residu kimia di tanah apalagi jika penggunaan melebihi dosis anjuran (over dosis). Selalu akan ada residu atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain dan keras (alias tidak gembur lagi).

Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya.

Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Termasuk juga bakteri-bakteri menguntungkan dalam tanah akan mati/hilang.

Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi. Selain pupuk kimia pestisida kimia juga membawa dampak kerusakan yang berat terutama yang langsung berkaitan dengan tanah. Pestisida jenis herbisida (racun rumput) membuat kerusakan paling besar karena aplikasinya langsung mengenai tanah.

Sehingga mikroorganisme (bakteri menguntungkan) banyak yang mati karena aplikasi herbisida tersebut. Apabila bakteri yang menguntungkan dalam tanah mati/tidak ada maka yang terjadi adalah bakteri dan jamur pathogen akan berkembang biak dengan cepat yang akhirnya tanah menjadi tidak sehat (sakit).

Dan apabila ditanami maka tanaman tersebut akan menjadi layu/kering/busuk karena serangan penyakit dan akhirnya mati.

Oleh sebab itu kesehatan tanah harus dikembalikan lagi, kesuburan tanah harus seperti sedia kala, karena kesehatan dan kesuburan tanah menjadi faktor terpenting dalam budidaya tanaman untuk mendapatkan hasil panen maksimal.

Mengikuti cara berkebun organik, menebarkan kompos atau mulsa ke permukaan tanah mungkin cukup untuk menambahkan nutrisi. Namun kesuksesan berkebun tergantung pada sehat atau tidaknya tanah dalam jangka panjang. Kondisi tanah yang lebih baik akan meningkatkan produktivitas serta kualitas tanaman, Kemudian bagaimanakah cara membuat tanah kebun lebih baik untuk jangka panjang?

Salah satu kunci penting dalam pertanian adalah menciptakan kondisi tanah yang subur untuk ditanami. Tentu akan berbeda jika sebuah tanaman ditanam dalam tanah yang kurang subur dengan tanah yang subur.

Tanaman akan mampu tumbuh dengan optimal bila ditanam pada tanah yang subur. Lalu bagaimanakah jika lahan yang akan kita tanami ternyata terlihat tandus dan kurang subur. Tentu saja kita harus mengolahnya terlebih dahulu alias menyuburkan tanah tersebut.

Selama ini banyak orang yang masih belum paham akan arti tanah subur yang sebenarnya. Mereka berpikir bahwa tanah yang subur artinya adalah bahwa tanah tersebut mengandung banyak unsur hara terutama bahan organik yang akan mensuplai kebutuhan nutrisi tanaman. Padahal unsur hara yang cukup hanyalah salah satu syarat dari tanah yang subur.


Tanah yang subur adalah tanah yang kondisinya ideal untuk hidup tumbuh dan berkembang suatu tanaman. Untuk gambarannya adalah apabila suatu tanaman dapat tumbuh normal tanpa perlu perawatan pupuk kimia maka bisa dibilang tanah tersebut subur. Tanah subur sendiri memiliki berbagai syarat. Salah satu yang kita ketahui bersama adalah tersedianya kandungan unsur hara yang cukup dalam tanah tersebut. Namun bukan hanya itu saja pH tanah juga harus ideal. Beberapa tanaman tidak akan mampu hidup normal pada tanah yang masam.

Selain pH tanah, permukaan tanah juga harus cukup terpapar sinar matahari langsung karena ini akan berpengaruh pada proses fotosintesis nantinya. Sebanyak apapun pupuk yang anda tambahkan apabila tanaman kekurangan cahaya maka pertumbuhannya juga akan kurang optimal.Dan yang penting lagi adalah harus cukup mengandung air.

Tanah kering dan tandus dapat diperbaiki dan ditingkatkan kesuburannya. Secara umum, metode penaggulangan tanah kering dan tandus dapat dibagi melalui pendekatan mekanik, non-biologis, dan biologis.

Metode pendekatan mekanik
Metode penyuburan tanah berdasarkan pendekatan mekanik menitik beratkan metode pada pengolahan lahan dengan tujuan mengubah struktur tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.

Menyiram Dengan Air
Tanah yang kering tentu saja kekurangan air. Apabila cuaca dan iklim tidak mendukung memiliki manfaat curah hujan yang tinggi, maka penyiraman buatan dapat dilakukan. Air dapat disalurkan dengan pemencar (sprinkle) untuk membuat air tersebar secara merata.

Membuat Jalur Irigasi
Salah satu metode pengairan yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari jalur sungai. Pada metode ini, sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air mengalir secara otomatis ke lahan. Letak lahan harus diperhatikan yaitu di bawah aliran atau sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir. Bila letak astronomis dan geografis sungai tidak memenuhi syarat, maka pompa dapat menaikan air secara buatan. Air akan membasahi lahan dan akan terinkorporasi dengan molekul tanah.

Jalur Pengairan Limbah
Jalur irigasi biasanya berasal dari sungai dan sumber air lainnya yang mengandung sedikit materi organik (oligotrofik). Sebenarnya, materi organik ini dapat ditambahkan ke dalam tanah bersamaan dengan jalur irigasi apabila air yang digunakan kaya akan nutrisi (eutrofik). Salah satu contoh air eutrofik adalah air limbah domestik yang berasal dari pemukiman warga.

Air limbah domestik baik untuk digunakan dalam sistem ini. Hal ini karena limbah domestik mengandung materi organik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat terdeposisi di tanah sebagai topsoil. Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air limbah domestik ini. Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air menjadi tidak layak untuk digunakan.

Membajak Lahan
Pembajakan berguna untuk membalikan tanah lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20cm dari permukaan tanah). Dahulu pembajakan tanah dilakukan secara manual dengan cangkul atau bantuan hewan seperti kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak akan terangkat dan menjadi gembur.  Jenis-jenis tanah seperti tanah gembur berarti tanah memiliki rongga dalam strukturnya (tidak padat) sehingga organisme tanah seperti cacing dan mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar tanaman pun akan lebih mudah mendapatkan oksigen dengan struktur tanah yang berongga ini.

Memperkokoh Tanah
Tanah tandus seringkali tidak kokoh dan mudah sekali mengalami erosi tanah. Hal ini diperparah apabila secara topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup tinggi. Pada kondisi ini, sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah akan kokoh pada tempatnya untuk menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan pun dapat digunakan untuk mempertahankan posisi tanah.

Menaikan Porositas
Porositas tanah bergantung dari komposisi tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan partikel besar (sand) yang sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt dan clay). Porositas yang tinggi berguna untuk menahan air dan nutrisi di dalam tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada tanah dengan porositas rendah dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur.

Tumpang Sari dan Rotasi
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat beragam tanaman yang ketika ditanam berdampingan dapat saling membantu. Kecocokan ini dapat terjadi pada tingkat terkecil (molekuler). Ketika satu tumbuhan menyerap nutrisi dari tanah atau udara, kemudian melepaskannya dengan membagi-bagikan kepada tumbuhan lain. Hal tersebut bisa terjadi ketika tanaman tersebut masih hidup atau ketika daun, akar, ranting, atau keseluruhan tumbuhan tersebut rontok dan membusuk atau mati. Interaksi seperti ini termasuk dalam kategori tumpang sari, dan dengan adanya proses itu maka saripati kehidupan yang dimiliki oleh satu tanaman akan ditumpangkan ke tanaman lain.

Sistem rotasi kebun juga dapat menjaga kandungan nutrisi dalam tanah. Dengan menanami satu bedeng dengan tumbuhan beragam semisal cabe, tomat, dan bawang, sedangkan bedeng lain ditanami kacang-kacangan ataupun sawi. Bedeng pertama menyerap banyak nitrogen namun tidak memiliki tanaman yang dapat mengembalikan unsur tersebut ke tanah. Bedeng kedua memiliki kacang-kacangan yang menjaga keberadaan kandungan nitrogen. Ketika musim berganti dan bedeng harus ditanami kembali, dengan mengubah letak cabe, tomat, serta bawang ke bedeng kedua, kemudian kacang-kacangan dan sawi ke bedeng pertama maka cara tersebut dapat menjaga/memperbaiki kandungan nitrogen pada kedua bedeng.

Hampir semua jenis tanaman kacang-kacangan atau legum dapat disebut sebagai tanaman penyubur tanah.

Pasalnya tanaman kacang-kacangan mampu bersimbiosis dengan bakteri rizhobium sp untuk mengikat nitrogen dalam tanah sehingga kandungan nitrogen dalam tanah akan meningkat drastis sebagaimana jika anda melakukan pemupukan dengan urea atau ZA.

Bedanya adalah yang ini terjadi secara alami dan tidak meninggalkan residu kimia yang dapat menurunkan kadar pH tanah sebagaimana halnya pupuk kimia.

Pergantian tanaman secara periodik sudah mejadi suatu metode yang umum dilakukan. Pergantian tanaman ini dilakukan agar tanah menjadi tidak jenuh atau tandus dan untuk mengisi kembali tanah dengan nutrisi terutama nitrogen.

Membiarkan Tanah Terpapar Sinar Matahari Langsung
Agar cahaya matahari dapat menyinari tanaman dengan optimal maka sebaiknya anda menghilangkan penghalang sinar matahri disekitar lahan tanam anda. Tebangilah cabang pohon yang menaungi lahan karena nantinya dapat menghambat fotosintesis tanaman yang berimbas pada terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman.


Metode Non Biologis
Metode non-biologis secara umum memiliki pendekatan dengan mengubah kondisi kimiawi tanah. Kondisi ini dapat diubah dengan memasukkan sejumlah materi tertentu ke dalam tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.

Menambahkan Pupuk Kimia
Kurangnya materi esensial (nitrogen, fosfor, dan kalium) pada tanah dapat membuat tanah menjadi tandus. Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan pada tanah. Jenis pupuk ini dengan segera dapat menutrisi tanaman karena senyawa kimia yang tersedia dapat diserap langsung oleh tanaman. Di antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK, ZA, dan urea.

Penggunaan pupuk kimia tidak boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan. Hal ini dikarenakan senyawa yang tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam tanah akan tercuci oleh air dan masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air tanah menjadi tercemar dengan senyawa kimia yang berasal dari pupuk.

Menambahkan Mineral
Selain materi esensial, tanah tandus pun dikenali dengan kurangnya mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral ini terdiri dari Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt, Besi, Mangan, Magnesium, Molibdenum, Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya berasal dari batuan yang mengalami pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan menambahkan beberapa batuan ke lapisan atmosfer tanah.

Menambahkan Batuan Halus
Beberapa senyawa dapat ditambahkan ke dalam tanah melalui penambahan batuan halus, contohnya adalah batuan fosfat. Batuan fosfat tidak hanya mengandung fosfor namun juga karbon, kalsium, dan materi mineral tambahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun sayangnya, batuan fosfat juga memilki kandungan logam berat yang signifikan.

Untuk menggunakan batuan secara efektif, batuan dihaluskan hingga ukurannya cukup kecil kemudian ditambahkan bersamaan dengan pupuk kandang. Asam dari pupuk kandang akan melarutkan fosfat. Di lain pihak, fosfat akan menstabilkan nitrogen yang berasal dari pupuk kandang.

Menambahkan Debu Granit
Debu granit dan mineral glaukonit dapat digunakan untuk menambah kandungan kalium tanah. Debu granit mengandung sekitar 1-5% kalium sedangkan sisanya merupakan mineral tambahan. Sayangnya debu granit kurang dapat larut dalam air sehingga tidak banyak kalium yang dapat larut dalam waktu cepat. Namun demikian, dampak positifnya adalah debu granit merupakan slow release fertiliser yang membuat penambahan debu granit tidak perlu sesering senyawa non-organik lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk glaukonit (greensand).

Menambahkan Batuan Kapur
Batuan kapur dapat menambahkan kandungan kalsium dalam tanah. Selain itu, batuan kapur dapat memperbaiki kondisi pH tanah yang terlalu rendah yang akan membuat tanah menjadi subur dan tidak tandus seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

Menambahkan Debu Basal
Salah satu sumber mikronutrien lainnya yang banyak digunakan adalah debu basal. Debu ini berasal dari pelapukan batuan basal dan mengandung mineral-mineral penting yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Debu ini secara alami ada di daerah dengan gunung berapi yang aktif, sedangkan pada daerah yang tidak memiliki gunung berapi aktif, debu basal didapatkan dengan penambahan secara buatan. Untungnya dengan sifat low release dan harga yang tidak terlalu mahal, penggunaan debu basal merupakan pilihan yang tepat dalam meningkatkan kandungan mineral tanah.

Serabut dan abu gergaji
Bahan ini mengandung sekitar 3% nitrogen dan cocok untuk menambah nitrogen tanah dengan lebih efisien dibandingkan materi hewani. Selain itu abu gergaji dapat digunakan untuk mengoreksi pH, yaitu menaikan pH pada tanah yang pH-nya termasuk asam.

Mengatur pH
pH tanah harus seimbang dan ideal untuk tumbuh tanaman. Kebanyakan tanaman budidaya tumbuh dengan baik pada kisaran pH tanah 5,5-7. Untuk mengetahui kadar pH tanah paling akurat adalah dengan menggunakan pH meter.

Pengukuran pada lahan tidak dilakukan disatu titik saja. Pada satu larik calon bedengan maka lakukan tiga pengukuran di tiga titik berbeda dan kemudian hasilnya dirata-rata.

Jika anda mendapati tanah mengandung pH rendah (dibawah 5) maka artinya tanah tersebut cenderung asam. Hal ini seringnya diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia berlebihan pada masa tanam sebelumnya. Untuk menormalkannya kembali maka gunakanlah kapur dolomit. Taburkan kapur dolomit diseluruh permukaan tanah yang sudah dibajak lalu diamkan minimal 1 minggu agar pH tanah kembali naik.

Untuk diingat bahwa penaburan dolomit sebaiknya hanya dilakukan sekali dalam setahun. Dolomit juga berguna untuk menekan perkembangan jamur patogen dalam tanah selain itu juga akan meningkatkan unsur hara Ca dan Mg.

Tanda-tanda tanah yang bersifat asam bila di sawah warna air kuning berkarat, bila di darat suka ditumbuhi alang-alang, haredong (sunda)/ sedudu, bila ditanami jagung buah jagungnya menguning dan jika ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila menemukan tanah seperti ini keasamannya (pH) berkisar antara 3 – 5. Dengan demikian pH-nya harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman.

pH tanah yang subur berada di kisaran 6.0 hingga 6.8 dengan batas toleransi. Bila tanah terlalu alkalis, maka batuan gipsum dapat ditambahkan. Ion sulfat dalam gipsum akan berikatan dengan ion hidronium sehingga menurunkan pH. Baik kapur dan gipsum yang akan digunakan harus melalui proses pabrikasi yang baik sehingga tidak mengandung kontaminan yang akan mengganggu kesuburan tanah.

Menghambat Laju Buang Nitrogen
Nitrogen dapat lepas dari tanah melalui siklus nitrogen ke udara. Lepasnya nitrogen dari dalam tanah ini dapat dihambat dengan menambahkan suatu senyawa inhibitor yang dapat membuat nitrogen bertahan lebih lama di dalam tanah. Nitrogen yang berada di dalam tanah lebih lama akan membuat tanah menjadi subur dan jauh dari kondisi tandus.


Metode Biologis
Penanggulangan tanah kering dan tandus dengan metode biologis memiliki arti memanipulasi tanaman, makhluk hidup tanah, dan menggunakan produk yang berasal dari makhluk hidup untuk diaplikasikan pada tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.

Menambahkan materi dan pupuk organik.
Faktor utama yang menentukan bahwa tanah termasuk tanah tandus adalah tidak tersedianya materi organik tanah yang tidak mencukupi. Materi organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang sangat tinggi sehingga dapat mengikat air dengan kuat. Hal ini yang membuat tanah kering berarti kekurangan materi organik tanah.

Penambahan materi organik berbeda dengan pupuk kimia karena materi organik tidak dapat secara langsung diserap tanaman dan tersedia di tanah. Materi organik akan mengaktifkan mikro-organisme untuk mendegradasi materi organik itu sendiri. Sama dengan batuan basal, materi organik merupakan slow release fertiliser. Namun demikian materi organik ini tidak terlalu kaya dengan nutrisi sehingga penambahannya harus dibarengi dengan pupuk seperti kompos.

Bahan organik umumnya tidak akan mengubah pH tanah meski ditambahkan dalam jumlah banyak. Berbeda halnya dengan pupuk kimia yang bisa menurunkan pH tanah sehingga tanah menjadi masam apabila diberikan dalam jumlah berlebih.

Pupuk organik sendiri bisa anda peroleh dari pupuk kandang maupun kompos. Dan dalam era yang modern ini sudah ada pupuk butiran organik yang dijual dalam karung untuk mempermudah aplikasi.

Pemberian pupuk pada sawah bisa dilakukan setelah dibajak dengan jalan ditebar atau jika pada lahan kering adalah sebagai pupuk dasar ketika membuat bedengan. Pupuk organik paling baik adalah yang sudah difermentasikan terlebih dahulu menjadi pupuk bokashi.

Penambahan Kotoran Binatang
Untuk mempercepat proses penguraian bahan-bahan organik oleh suhu tinggi dan mikroorganisme, sekaligus untuk menambahkan unsur-unsur hara berkadar tinggi khususnya nitrogen, tambahkan kotoran binatang (manure) pada permukaan tanah atau dalam proses layering. Utamakan kotoran dari binatang pemakan rumput seperti sapi, kambing, kuda, atau kelinci.

Untuk meminimalisir kontaminasi bibit-bibit penyakit, gunakan manure dari peternak rumahan atau peternakan kecil. Disarankan pula untuk menggunakan kotoran yang sudah dibiarkan selama tiga bulan (sudah dibiarkan di kandang selama tiga bulan atau berada dalam kompos selama tiga bulan sebelum ditabur, bisa juga dengan memberi jeda tiga bulan antara penaburan kotoran dan pemanenan tanaman khususnya yang diambil umbi atau daunnya).

Harap perhatikan agar manure yang sudah ditabur tidak mengalir atau meresap ke dalam aliran air bawah tanah, sumur, sungai, atau kolam, sebab nitrogen dalam kadar tinggi dapat merusak ekosistem air.

Pupuk kandang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium setelah melalui proses pematangan dan fermentasi. Pupuk kandang mudah diserap tanah dan tanaman serta mengandung mikroba aktif yang memperbaiki kondisi tanah (seperti pupuk hayati). Namun demikian, ada kemungkinan pupuk kandang mengandung bakteri patogen seperti Escherichia coli yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.

Pelapisan (Layering)
Layering bisa diartikan membuat kompos langsung pada tanah, sehingga ketika bahan-bahan organik terurai, nutrisi langsung diserap oleh tanaman. Banyak sekali bahan organik yang dapat dijadikan lapisan-lapisan penyubur tanah. Daun-daun hijau, daun-daun kering, jerami, batang tanaman, ranting tanaman, kertas biasa, kertas koran, kertas kardus, kulit buah, kulit kacang-kacangan, dan bahan-bahan yang cepat terurai lain bisa dimanfaatkan. Semakin kecil potongan-potongannya, semakin cepat bahan-bahan organik terurai oleh perubahan suhu dan mikroorganisme.

Tanah pada bedeng dapat diberi lapisan-lapisan lewat dua teknik yaitu: gali (dig) atau tanpa gali (no dig). Pada teknik pertama, tanah digali secukupnya, kemudian diberi lapis demi lapis bahan-bahan organik serta tanah. Pada teknik tanpa gali, lapisan-lapisan bahan organik dan tanah cukup ditumpuk-tumpuk di atas permukaan tanah hingga ketinggian tertentu.

Teknik pelapisan bahan-bahan organik juga bermacam-macam. Ada yang asal mencampurkan, ada pula yang menatanya, yaitu dengan cara; letakkan ranting dulu, kemudian daun hijau, lalu daun kering atau kertas, kemudian kotoran binatang, dan terakhir tanah. Ulangi langkah pelapisan tersebut dari daun hijau sampai ketinggian bedeng dirasa cukup. Ada juga teknik yang mengutamakan penggunaan batang dan ranting kayu, cara tersebut dinamakan hugelkultur, dengan tujuan agar tanah tetap basah oleh kelembaban yang diserap kayu.

Kompos
Kompos adalah hasil fermentasi aerobik dari bahan-bahan hijau (daun, ilalang) dan bahan-bahan coklat (sisa dapur). Kompos sangat baik untuk digunakan di tanah karena mengandung rasio C/N yang sesuai untuk menyuburkan tanah. Kompos memiliki kelebihan dibandingkan pupuk kandang yaitu dapat dibuat dalam skala rumahan dan steril dari bakteri patogen.

Memanfaatkan Rumput
Banyak pencinta tanaman yang benci dengan rumput, dengan alasan mereka mengganggu pertumbuhan tanaman lain. Menggunakan bahan kimia pembunuh rumput bukan solusi yang tepat. Cara paling baik untuk mencegah pertumbuhan rumput adalah dengan mulsa.

Akan tetapi, bukan berarti rumput tidak bermanfaat sama sekali. Beberapa rumput memiliki sistem akar yang sangat panjang sehingga mampu menghunjam ratusan sentimeter ke dalam tanah. Tanaman-tanaman yang memiliki kemampuan ini dapat menyerap beragam mineral yang berasal dari lapisan bebatuan bumi. Mineral-mineral tersebut kemudian disimpan oleh daun. Dengan memotong rumput-rumput tersebut untuk dijadikan kompos atau mulsa organik, maka mineral-mineral tadi pada akhirnya akan diserap oleh tanaman pangan kebun.

Tebarkan Mulsa Organik
Mulsa (mulch) adalah apapun yang menutupi permukaan tanah dengan tujuan menjaga kelembaban tanah, menghalangi sinar matahari supaya gulma tidak dapat tumbuh, serta menyediakan nutrisi tambahan.

Bahan-bahan non-organik seperti batu atau plastik bisa digunakan, tetapi tujuan memberi nutrisi tambahan tidak akan tercapai. Karena itulah, disarankan untuk menggunakan bahan-bahan organik seperti potongan rumput, jerami, kulit-kulit buah atau kacang, kertas, dll, sebagai bahan dasar pembuat mulsa. Bahan tersebut lama-kelamaan, akan terurai dan turut memberi nutrisi bagi tanaman. Dan setelah beberapa bulan, jangan lupa tambahkan lapisan mulsa organik baru.

Menanam Mulsa Hidup
Semanggi termasuk tanaman penutup permukaan tanah, sekaligus dapat mengikat nitrogen pada akarnya. Karena cepat berkembang biak, dan semakin lebar permukaan tanah yang ditutupi semanggi, semakin terjaga pula kelembapannya. Tidak hanya itu, setiap kali daun semanggi rontok, akan terdapat dua manfaat yang timbul. Pertama, daun yang membusuk akan menjadi kompos, dan nitrogen pada akarnya akan terlepas ke dalam tanah untuk diserap tanaman lain.

Semanggi, kacang-kacangan, dan polong-polongan dapat memberikan manfaat tersebut. Akan tetapi, tidak semua tanaman menyukai nitrogen dalam kadar tinggi, misalnya cabai, tomat, dan terong. Untuk jenis tanaman tersebut, coba manfaatkan tanaman lain untuk menutupi dan menjaga kelembaban tanah, misalnya krokot, mint, atau ubi jalar.

Materi Hewani
Darah, tulang, dan bulu hewan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Darah mengandung sekitar 12-13% nitrogen sedangkan bulu mengandung 7-10% nitrogen. Namun yang harus diperhatikan adalah bahwa kandungan nitrogen yang sangat tinggi dapat membuat tanaman keracunan ammonia dan mengundang munculnya patogen.

Meski mengandung nitrogen yang tinggi namun bulu hewan tidak efisien untuk dijadikan pupuk organik karena pelepasan nutrisinya sangatlah lama. Tulang hewan dapat meningkatkan kadar fosfor tanah lebih cepat dibandingkan batuan. Ketiga bahan tersebut sangat baik untuk menanggulangi tanah tandus dan cara mencegah tanah longsor, namun untuk lahan yang besar, penggunaanya tidak tepat mengingat harganya yang relatif mahal.

Memanfaatkan Ayam
Apabila ukuran kebun mencukupi, mengurung ayam dengan posisi yang berpindah-pindah dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini tentunya tidak dilakukan di atas bedeng-bedeng yang sudah jadi.

Saat ayam dikurung, masukkan berbagai macam bahan organik bersama mereka. Ayam akan mengorek dan mematuk bahan organik untuk mencari makan, sehingga rumput, daun, ranting, kertas, dll. Langsung menjadi potongan yang lebih kecil pada permukaan tanah. Dan semakin kecil serpihan bahan organik, semakin cepat pula mereka diurai oleh mikro-organisme, apalagi dengan adanya kotoran ayam yang tercampur.

Tips tambahan: Mengurung ayam di bawah pohon buah berarti membiarkan mereka memakan larva lalat buah yang hidup di dalam buah busuk yang berjatuhan.

Mengintegrasikan Ternak
Ternak yang dipelihara di dekat lahan pertanian dapat memberikan keuntungan untuk kesuburan lahan. Hal ini dikarenakan buangan dari peternakan dapat langsung digunakan di lahan pertanian sebagai pupuk kandang ataupun materi organik seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Pelestarian Organisme Mikro Bermanfaat
Tanah adalah rumah bagi makhluk-makluk kecil. Di dalam tanah yang sehat, milyaran organisme mikro, mulai dari yang kasat mata seperti cacing hingga yang tidak kasat mata seperti bakteri melakukan proses penguraian bahan-bahan organik agar menjadi nutrisi bagi tanaman. Organisme mikro tersebut juga membuat rongga-rongga kecil sehingga udara bisa masuk ke tanah.

Akhir-akhir ini petani mulai diajarkan untuk memanfaatkan beberapa jenis mikro-organisme bermanfaat yang dapat membantu menyuburkan tanah sekaligus memacu pertumbuhan tanaman agar tetap sehat dan tahan penyakit. Aplikasi agen hayati ini bisa dilakukan bersama pemberian pupuk organik dasar pada bedengan namun sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari pada saat radiasi matahari belum terlalu kuat.

Aplikasi mikroorganisme bermanfaat tersebut juga bisa dilakukan dengan jalan menyemprotkan atau menyiramkan pada lahan pertanian. Namun aplikasi yang paling tepat adalah dilakukan setelah tanah dibajak dan pada saat musim penghujan agar mikroorganisme tersebut cepat berkembang. Beberapa jenis mikroorganisme bermanfaat yang sudah banyak dimanfaatkan adalah Trichoderma, Mikoriza, Gliocladium, Rizobium, EM4, PGPR dan lain-lain.

Kascing atau kotoran cacing merupakan materi organik yang cepat diserap sangat baik bagi kegemburan tanah. Hal ini karena selain memberikan materi organik tanah berupa kascing, cacing juga turut membentuk struktur tanah secara mekanik serta mempercepat penyerapan nutrisi ke dalam tanah dan pada tanaman dengan mengubah bahan organik menjadi kascing.

Melakukan pelapisan tanah serta pemberian kotoran binatang, termasuk cara untuk menyayangi dan mengembangbiakkan organisme mikro tersebut. Cara lainnya adalah dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, seperti: pestisida, herbisida, maupun pupuk non-organik. Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, bahan-bahan tidak alami tersebut juga dapat memusnahkan mikro-organisme bermanfaat yang sesungguhnya merupakan modal utama terjaganya kesuburan tanah.

Contoh lain adalah dengan tidak menginjak dan tidak menggemburkan tanah bedeng yang sudah jadi. Bayangkan, setelah bedeng anda terbentuk dan makhluk-makhluk kecil tadi mulai beraktivitas untuk membuatnya subur, tiba-tiba mereka terinjak kaki Anda, atau tercerai-berai oleh cangkul. Apalagi jika yang digunakan adalah alat-alat berat seperti traktor. Untuk menjaga kesuburan tanah, seperti sudah disebutkan di atas, tambahkan saja bahan-bahan organik termasuk kotoran binatang ke permukaan bedeng, sehingga proses penggemburan tanah secara alami terus berlanjut, nutrisi bagi tanaman terus tersedia, dan mikro-organisme yang bermanfaat dapat berkembang biak.

Lamun
Lamun mengandung mineral yang merupakan unsur hara penting bagi tanah, terutama kalium. Lamun dapat membantu lepasnya mineral tanah bagi tanaman dan dapat menambah laju pertumbuhan tanaman serta membuatnya tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.

Materi Ikan
Materi organik yang berasal dari ikan dan lebih cepat menutrisi tanah yang akan memnbuat tanah menjadi lebih subur dan tidak tandus sehingga akan mudah untuk di tanami oleh tumbuhan atau tanaman pada tanah tersebut yang dibandingkan materi hewani dan nabati.

Menambahkan Pupuk Hayati
Pupuk hayati berbeda dari pupuk organik maupun pupuk non-organik. Hal ini dikarenakan pada pupuk hayati tidak hanya terdapat senyawa yang mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga tergantung suatu konsorsium mikroba tertentu. Konsorsium mikroba ini akan tinggal di tanah dan memproses bahan-bahan organik menjadi materi organik tanah.

Selain itu beberapa mikroba dapat bersimbiosis dengan tanaman. Mikroba jenis Rhizobium dapat berikatan dengan akar tanaman dan membentuk struktur nodul akar yang dapat berfungsi sebagai tempat pembentukan dan penyimpanan nitrogen. Bakteri lainnya, semisal bakteri endofit, diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Namun demikian, penggunaan pupuk serta perekayasaan lahan yang berlebihan justru akan merusak kondisi lahan. Nutrisi tanah akan menjadi tidak seimbang dan berimbas misalnya pada pH. Zat hara inorganik akan menggantikan materi organik pada topsoil sehingga membuat materi esensial untuk jalannya ekosistem tanah terganggu. Perlu diperhatikan juga tanah yang terlalu banyak materi organiknya tidak sesuai untuk semua tanaman untuk berkembang.

Demikianlah beberapa cara menyuburkan tanah pertanian. Hal tersebut bisa langsung Anda praktekkan jika anda merasa selama ini tanah yang anda tanami terasa tidak subur untuk tanaman anda. Jadi mulai sekarang jika melihat tanaman kurang subur jangan asal menambah pupuk kimia sebanyak mungkin tapi coba analisa terlebih dahulu. Anda tidak perlu ragu untuk bereksperimen, selama langkah-langkah yang Anda ambil bertanggung jawab. Selamat menjaga kesuburan tanah.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...