Loading...
Tanah (bahasa Yunani: pedon;
bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik (wikipedia).
Tapi saat ini mineral dan bahan
organik dalam tanah banyak yang hilang atau jumlahnya semakin sedikit. Hal ini
disebabkan eksploitasi tanah yang berlebihan dan pemakaian bahan kimia yang
terus menerus dan berlebihan, seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida
kimia.
Tanah yang dikehendaki tanaman
adalah tanah yang subur (tanah organik), yaitu tanah yang mampu menyediakan
unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang
tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.
Tanah kering ataupun tandus
tentu tidak dapat digunakan sebagai media untuk bercocok tanam. Hal tersebut
dikarenakan penyebab tanah tandus dan kering tidak memiliki cukup nutrisi dan
air karena nutrisi dan air tidak dapat ditahan oleh tanah. Banyak faktor yang
menyebabkan tanah menjadi kering dan tandus atau biasa disebut tanah sakit. Dan
beberapa faktor-faktor utama yang menyababkan kondisi tanah menjadi sakit antara
lain yaitu:
-Tanah tidak pernah istirahat
(ditanami terus menerus).
-Cuaca dan kekeringan.
-Struktur tanah yang rendah
porositasnya.
-Kurangnya materi organik tanah.
-Kurangnya mineral dan materi
esensial tanah (N, P, dan K).
-Kurangnya rongga udara.
-Tidak adanya (mikro)organisme
tanah.
-Residu kimia dan logam berat
tinggi.
Tanah adalah rumah bagi
tanaman. Apabila rumahnya sehat maka penghuninya juga akan sehat. Jadi jika
Tanahnya sehat maka tanaman juga akan sehat tapi sebaliknya jika tanahnya tandus
dan sakit maka tanaman juga akan menjadi sakit.
Penyebab tanah menjadi sakit
diawali oleh kerusakan tanah yang diakibatkan karena residu kimia dan logam
berat dalam tanah yang tinggi. Residu kimia dan logam berat diakibatkan oleh
pemakaian pupuk kimia yang berlebihan (over dosis) dan pestisida kimia
(insektisida, fungisida, bakterisida, moluskisida, herbisida, dll).
Hampir semua pupuk kimia
membawa dampak negative bagi tanah, seperti pupuk N,P dan K yang meninggalkan
residu kimia di tanah apalagi jika penggunaan melebihi dosis anjuran (over
dosis). Selalu akan ada residu atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang
tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah
seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain dan
keras (alias tidak gembur lagi).
Selain keras, tanah juga
menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme
penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya.
Beberapa binatang yang
menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan
kehilangan unsur alamiahnya. Termasuk juga bakteri-bakteri menguntungkan dalam
tanah akan mati/hilang.
Bila ini terjadi, maka tanah
tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi. Selain pupuk kimia
pestisida kimia juga membawa dampak kerusakan yang berat terutama yang langsung
berkaitan dengan tanah. Pestisida jenis herbisida (racun rumput) membuat
kerusakan paling besar karena aplikasinya langsung mengenai tanah.
Sehingga mikroorganisme
(bakteri menguntungkan) banyak yang mati karena aplikasi herbisida tersebut.
Apabila bakteri yang menguntungkan dalam tanah mati/tidak ada maka yang terjadi
adalah bakteri dan jamur pathogen akan berkembang biak dengan cepat yang
akhirnya tanah menjadi tidak sehat (sakit).
Dan apabila ditanami maka
tanaman tersebut akan menjadi layu/kering/busuk karena serangan penyakit dan
akhirnya mati.
Oleh sebab itu kesehatan tanah
harus dikembalikan lagi, kesuburan tanah harus seperti sedia kala, karena
kesehatan dan kesuburan tanah menjadi faktor terpenting dalam budidaya tanaman
untuk mendapatkan hasil panen maksimal.
Mengikuti cara berkebun
organik, menebarkan kompos atau mulsa ke permukaan tanah mungkin cukup untuk
menambahkan nutrisi. Namun kesuksesan berkebun tergantung pada sehat atau
tidaknya tanah dalam jangka panjang. Kondisi tanah yang lebih baik akan
meningkatkan produktivitas serta kualitas tanaman, Kemudian bagaimanakah cara membuat
tanah kebun lebih baik untuk jangka panjang?
Salah satu kunci penting dalam
pertanian adalah menciptakan kondisi tanah yang subur untuk ditanami. Tentu
akan berbeda jika sebuah tanaman ditanam dalam tanah yang kurang subur dengan
tanah yang subur.
Tanaman akan mampu tumbuh
dengan optimal bila ditanam pada tanah yang subur. Lalu bagaimanakah jika lahan
yang akan kita tanami ternyata terlihat tandus dan kurang subur. Tentu saja
kita harus mengolahnya terlebih dahulu alias menyuburkan tanah tersebut.
Selama ini banyak orang yang
masih belum paham akan arti tanah subur yang sebenarnya. Mereka berpikir bahwa
tanah yang subur artinya adalah bahwa tanah tersebut mengandung banyak unsur
hara terutama bahan organik yang akan mensuplai kebutuhan nutrisi tanaman.
Padahal unsur hara yang cukup hanyalah salah satu syarat dari tanah yang subur.
Tanah yang subur adalah tanah
yang kondisinya ideal untuk hidup tumbuh dan berkembang suatu tanaman. Untuk
gambarannya adalah apabila suatu tanaman dapat tumbuh normal tanpa perlu
perawatan pupuk kimia maka bisa dibilang tanah tersebut subur. Tanah subur sendiri
memiliki berbagai syarat. Salah satu yang kita ketahui bersama adalah
tersedianya kandungan unsur hara yang cukup dalam tanah tersebut. Namun bukan
hanya itu saja pH tanah juga harus ideal. Beberapa tanaman tidak akan mampu
hidup normal pada tanah yang masam.
Selain pH tanah, permukaan
tanah juga harus cukup terpapar sinar matahari langsung karena ini akan
berpengaruh pada proses fotosintesis nantinya. Sebanyak apapun pupuk yang anda
tambahkan apabila tanaman kekurangan cahaya maka pertumbuhannya juga akan
kurang optimal.Dan yang penting lagi adalah harus cukup mengandung air.
Tanah kering dan tandus dapat
diperbaiki dan ditingkatkan kesuburannya. Secara umum, metode penaggulangan
tanah kering dan tandus dapat dibagi melalui pendekatan mekanik, non-biologis,
dan biologis.
Metode penyuburan tanah
berdasarkan pendekatan mekanik menitik beratkan metode pada pengolahan lahan
dengan tujuan mengubah struktur tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai
berikut.
Menyiram Dengan Air
Tanah yang kering tentu saja
kekurangan air. Apabila cuaca dan iklim tidak mendukung memiliki manfaat curah
hujan yang tinggi, maka penyiraman buatan dapat dilakukan. Air dapat disalurkan
dengan pemencar (sprinkle) untuk membuat air tersebar secara merata.
Membuat Jalur Irigasi
Salah satu metode pengairan
yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari jalur sungai. Pada
metode ini, sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air mengalir secara
otomatis ke lahan. Letak lahan harus diperhatikan yaitu di bawah aliran atau
sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir. Bila letak astronomis dan
geografis sungai tidak memenuhi syarat, maka pompa dapat menaikan air secara
buatan. Air akan membasahi lahan dan akan terinkorporasi dengan molekul tanah.
Jalur Pengairan Limbah
Jalur irigasi biasanya berasal
dari sungai dan sumber air lainnya yang mengandung sedikit materi organik (oligotrofik).
Sebenarnya, materi organik ini dapat ditambahkan ke dalam tanah bersamaan
dengan jalur irigasi apabila air yang digunakan kaya akan nutrisi (eutrofik).
Salah satu contoh air eutrofik adalah air limbah domestik yang berasal dari
pemukiman warga.
Air limbah domestik baik untuk
digunakan dalam sistem ini. Hal ini karena limbah domestik mengandung materi
organik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat terdeposisi di tanah
sebagai topsoil. Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air limbah
domestik ini. Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air
menjadi tidak layak untuk digunakan.
Membajak Lahan
Pembajakan berguna untuk membalikan
tanah lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20cm dari
permukaan tanah). Dahulu pembajakan tanah dilakukan secara manual dengan
cangkul atau bantuan hewan seperti kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan
dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak akan terangkat dan menjadi
gembur. Jenis-jenis tanah seperti tanah
gembur berarti tanah memiliki rongga dalam strukturnya (tidak padat) sehingga
organisme tanah seperti cacing dan mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar
tanaman pun akan lebih mudah mendapatkan oksigen dengan struktur tanah yang
berongga ini.
Memperkokoh Tanah
Tanah tandus seringkali tidak
kokoh dan mudah sekali mengalami erosi tanah. Hal ini diperparah apabila secara
topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup tinggi. Pada kondisi ini,
sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah akan kokoh pada tempatnya
untuk menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan pun dapat digunakan untuk
mempertahankan posisi tanah.
Menaikan Porositas
Porositas tanah bergantung dari
komposisi tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan
partikel besar (sand) yang sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt
dan clay). Porositas yang tinggi berguna untuk menahan air dan nutrisi di dalam
tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada tanah dengan porositas rendah
dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur.
Tumpang Sari dan Rotasi
Seperti sudah dijelaskan
sebelumnya, terdapat beragam tanaman yang ketika ditanam berdampingan dapat
saling membantu. Kecocokan ini dapat terjadi pada tingkat terkecil (molekuler).
Ketika satu tumbuhan menyerap nutrisi dari tanah atau udara, kemudian melepaskannya
dengan membagi-bagikan kepada tumbuhan lain. Hal tersebut bisa terjadi ketika
tanaman tersebut masih hidup atau ketika daun, akar, ranting, atau keseluruhan
tumbuhan tersebut rontok dan membusuk atau mati. Interaksi seperti ini termasuk
dalam kategori tumpang sari, dan dengan adanya proses itu maka saripati
kehidupan yang dimiliki oleh satu tanaman akan ditumpangkan ke tanaman lain.
Sistem rotasi kebun juga dapat
menjaga kandungan nutrisi dalam tanah. Dengan menanami satu bedeng dengan
tumbuhan beragam semisal cabe, tomat, dan bawang, sedangkan bedeng lain
ditanami kacang-kacangan ataupun sawi. Bedeng pertama menyerap banyak nitrogen
namun tidak memiliki tanaman yang dapat mengembalikan unsur tersebut ke tanah.
Bedeng kedua memiliki kacang-kacangan yang menjaga keberadaan kandungan
nitrogen. Ketika musim berganti dan bedeng harus ditanami kembali, dengan mengubah
letak cabe, tomat, serta bawang ke bedeng kedua, kemudian kacang-kacangan dan
sawi ke bedeng pertama maka cara tersebut dapat menjaga/memperbaiki kandungan
nitrogen pada kedua bedeng.
Hampir semua jenis tanaman
kacang-kacangan atau legum dapat disebut sebagai tanaman penyubur tanah.
Pasalnya tanaman
kacang-kacangan mampu bersimbiosis dengan bakteri rizhobium sp untuk mengikat
nitrogen dalam tanah sehingga kandungan nitrogen dalam tanah akan meningkat
drastis sebagaimana jika anda melakukan pemupukan dengan urea atau ZA.
Bedanya adalah yang ini terjadi
secara alami dan tidak meninggalkan residu kimia yang dapat menurunkan kadar pH
tanah sebagaimana halnya pupuk kimia.
Pergantian tanaman secara
periodik sudah mejadi suatu metode yang umum dilakukan. Pergantian tanaman ini
dilakukan agar tanah menjadi tidak jenuh atau tandus dan untuk mengisi kembali
tanah dengan nutrisi terutama nitrogen.
Membiarkan Tanah Terpapar Sinar Matahari Langsung
Agar cahaya matahari dapat
menyinari tanaman dengan optimal maka sebaiknya anda menghilangkan penghalang
sinar matahri disekitar lahan tanam anda. Tebangilah cabang pohon yang menaungi
lahan karena nantinya dapat menghambat fotosintesis tanaman yang berimbas pada
terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman.
Metode non-biologis secara umum
memiliki pendekatan dengan mengubah kondisi kimiawi tanah. Kondisi ini dapat
diubah dengan memasukkan sejumlah materi tertentu ke dalam tanah. Contoh dari
metode ini adalah sebagai berikut.
Menambahkan Pupuk Kimia
Kurangnya materi esensial
(nitrogen, fosfor, dan kalium) pada tanah dapat membuat tanah menjadi tandus.
Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan pada tanah. Jenis pupuk ini dengan
segera dapat menutrisi tanaman karena senyawa kimia yang tersedia dapat diserap
langsung oleh tanaman. Di antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK,
ZA, dan urea.
Penggunaan pupuk kimia tidak
boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan. Hal ini dikarenakan senyawa yang
tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam tanah akan tercuci oleh air dan
masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air tanah menjadi tercemar dengan
senyawa kimia yang berasal dari pupuk.
Menambahkan Mineral
Selain materi esensial, tanah
tandus pun dikenali dengan kurangnya mineral yang terkandung di dalamnya.
Mineral ini terdiri dari Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt, Besi, Mangan,
Magnesium, Molibdenum, Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya berasal dari
batuan yang mengalami pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan
menambahkan beberapa batuan ke lapisan atmosfer tanah.
Menambahkan Batuan Halus
Beberapa senyawa dapat
ditambahkan ke dalam tanah melalui penambahan batuan halus, contohnya adalah batuan
fosfat. Batuan fosfat tidak hanya mengandung fosfor namun juga karbon, kalsium,
dan materi mineral tambahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun
sayangnya, batuan fosfat juga memilki kandungan logam berat yang signifikan.
Untuk menggunakan batuan secara
efektif, batuan dihaluskan hingga ukurannya cukup kecil kemudian ditambahkan
bersamaan dengan pupuk kandang. Asam dari pupuk kandang akan melarutkan fosfat.
Di lain pihak, fosfat akan menstabilkan nitrogen yang berasal dari pupuk
kandang.
Menambahkan Debu Granit
Debu granit dan mineral
glaukonit dapat digunakan untuk menambah kandungan kalium tanah. Debu granit
mengandung sekitar 1-5% kalium sedangkan sisanya merupakan mineral tambahan.
Sayangnya debu granit kurang dapat larut dalam air sehingga tidak banyak kalium
yang dapat larut dalam waktu cepat. Namun demikian, dampak positifnya adalah
debu granit merupakan slow release fertiliser yang membuat penambahan debu
granit tidak perlu sesering senyawa non-organik lainnya. Hal yang sama juga
berlaku untuk glaukonit (greensand).
Menambahkan Batuan Kapur
Batuan kapur dapat menambahkan
kandungan kalsium dalam tanah. Selain itu, batuan kapur dapat memperbaiki
kondisi pH tanah yang terlalu rendah yang akan membuat tanah menjadi subur dan
tidak tandus seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Menambahkan Debu Basal
Salah satu sumber mikronutrien
lainnya yang banyak digunakan adalah debu basal. Debu ini berasal dari
pelapukan batuan basal dan mengandung mineral-mineral penting yang berguna
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Debu ini secara alami ada di daerah
dengan gunung berapi yang aktif, sedangkan pada daerah yang tidak memiliki
gunung berapi aktif, debu basal didapatkan dengan penambahan secara buatan.
Untungnya dengan sifat low release dan harga yang tidak terlalu mahal,
penggunaan debu basal merupakan pilihan yang tepat dalam meningkatkan kandungan
mineral tanah.
Serabut dan abu gergaji
Bahan ini mengandung sekitar 3%
nitrogen dan cocok untuk menambah nitrogen tanah dengan lebih efisien
dibandingkan materi hewani. Selain itu abu gergaji dapat digunakan untuk mengoreksi
pH, yaitu menaikan pH pada tanah yang pH-nya termasuk asam.
Mengatur pH
pH tanah harus seimbang dan
ideal untuk tumbuh tanaman. Kebanyakan tanaman budidaya tumbuh dengan baik pada
kisaran pH tanah 5,5-7. Untuk mengetahui kadar pH tanah paling akurat adalah
dengan menggunakan pH meter.
Pengukuran pada lahan tidak
dilakukan disatu titik saja. Pada satu larik calon bedengan maka lakukan tiga
pengukuran di tiga titik berbeda dan kemudian hasilnya dirata-rata.
Jika anda mendapati tanah
mengandung pH rendah (dibawah 5) maka artinya tanah tersebut cenderung asam.
Hal ini seringnya diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia berlebihan pada masa
tanam sebelumnya. Untuk menormalkannya kembali maka gunakanlah kapur dolomit.
Taburkan kapur dolomit diseluruh permukaan tanah yang sudah dibajak lalu
diamkan minimal 1 minggu agar pH tanah kembali naik.
Untuk diingat bahwa penaburan
dolomit sebaiknya hanya dilakukan sekali dalam setahun. Dolomit juga berguna
untuk menekan perkembangan jamur patogen dalam tanah selain itu juga akan meningkatkan
unsur hara Ca dan Mg.
Tanda-tanda tanah yang bersifat
asam bila di sawah warna air kuning berkarat, bila di darat suka ditumbuhi
alang-alang, haredong (sunda)/ sedudu, bila ditanami jagung buah jagungnya
menguning dan jika ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila
menemukan tanah seperti ini keasamannya (pH) berkisar antara 3 – 5. Dengan
demikian pH-nya harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman.
pH tanah yang subur berada di
kisaran 6.0 hingga 6.8 dengan batas toleransi. Bila tanah terlalu alkalis, maka
batuan gipsum dapat ditambahkan. Ion sulfat dalam gipsum akan berikatan dengan
ion hidronium sehingga menurunkan pH. Baik kapur dan gipsum yang akan digunakan
harus melalui proses pabrikasi yang baik sehingga tidak mengandung kontaminan
yang akan mengganggu kesuburan tanah.
Menghambat Laju Buang Nitrogen
Nitrogen dapat lepas dari tanah
melalui siklus nitrogen ke udara. Lepasnya nitrogen dari dalam tanah ini dapat
dihambat dengan menambahkan suatu senyawa inhibitor yang dapat membuat nitrogen
bertahan lebih lama di dalam tanah. Nitrogen yang berada di dalam tanah lebih
lama akan membuat tanah menjadi subur dan jauh dari kondisi tandus.
Penanggulangan tanah kering dan
tandus dengan metode biologis memiliki arti memanipulasi tanaman, makhluk hidup
tanah, dan menggunakan produk yang berasal dari makhluk hidup untuk
diaplikasikan pada tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut.
Menambahkan materi dan pupuk organik.
Faktor utama yang menentukan
bahwa tanah termasuk tanah tandus adalah tidak tersedianya materi organik tanah
yang tidak mencukupi. Materi organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang
sangat tinggi sehingga dapat mengikat air dengan kuat. Hal ini yang membuat tanah
kering berarti kekurangan materi organik tanah.
Penambahan materi organik
berbeda dengan pupuk kimia karena materi organik tidak dapat secara langsung
diserap tanaman dan tersedia di tanah. Materi organik akan mengaktifkan mikro-organisme
untuk mendegradasi materi organik itu sendiri. Sama dengan batuan basal, materi
organik merupakan slow release fertiliser. Namun demikian materi organik ini
tidak terlalu kaya dengan nutrisi sehingga penambahannya harus dibarengi dengan
pupuk seperti kompos.
Bahan organik umumnya tidak
akan mengubah pH tanah meski ditambahkan dalam jumlah banyak. Berbeda halnya
dengan pupuk kimia yang bisa menurunkan pH tanah sehingga tanah menjadi masam
apabila diberikan dalam jumlah berlebih.
Pupuk organik sendiri bisa anda
peroleh dari pupuk kandang maupun kompos. Dan dalam era yang modern ini sudah
ada pupuk butiran organik yang dijual dalam karung untuk mempermudah aplikasi.
Pemberian pupuk pada sawah bisa
dilakukan setelah dibajak dengan jalan ditebar atau jika pada lahan kering
adalah sebagai pupuk dasar ketika membuat bedengan. Pupuk organik paling baik
adalah yang sudah difermentasikan terlebih dahulu menjadi pupuk bokashi.
Penambahan Kotoran Binatang
Untuk mempercepat proses
penguraian bahan-bahan organik oleh suhu tinggi dan mikroorganisme, sekaligus
untuk menambahkan unsur-unsur hara berkadar tinggi khususnya nitrogen, tambahkan
kotoran binatang (manure) pada permukaan tanah atau dalam proses layering.
Utamakan kotoran dari binatang pemakan rumput seperti sapi, kambing, kuda, atau
kelinci.
Untuk meminimalisir kontaminasi
bibit-bibit penyakit, gunakan manure dari peternak rumahan atau peternakan
kecil. Disarankan pula untuk menggunakan kotoran yang sudah dibiarkan selama
tiga bulan (sudah dibiarkan di kandang selama tiga bulan atau berada dalam
kompos selama tiga bulan sebelum ditabur, bisa juga dengan memberi jeda tiga
bulan antara penaburan kotoran dan pemanenan tanaman khususnya yang diambil
umbi atau daunnya).
Harap perhatikan agar manure
yang sudah ditabur tidak mengalir atau meresap ke dalam aliran air bawah tanah,
sumur, sungai, atau kolam, sebab nitrogen dalam kadar tinggi dapat merusak
ekosistem air.
Pupuk kandang kaya akan
nitrogen, fosfor, dan kalium setelah melalui proses pematangan dan fermentasi.
Pupuk kandang mudah diserap tanah dan tanaman serta mengandung mikroba aktif
yang memperbaiki kondisi tanah (seperti pupuk hayati). Namun demikian, ada
kemungkinan pupuk kandang mengandung bakteri patogen seperti Escherichia coli
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.
Pelapisan (Layering)
Layering bisa diartikan membuat
kompos langsung pada tanah, sehingga ketika bahan-bahan organik terurai,
nutrisi langsung diserap oleh tanaman. Banyak sekali bahan organik yang dapat
dijadikan lapisan-lapisan penyubur tanah. Daun-daun hijau, daun-daun kering,
jerami, batang tanaman, ranting tanaman, kertas biasa, kertas koran, kertas
kardus, kulit buah, kulit kacang-kacangan, dan bahan-bahan yang cepat terurai
lain bisa dimanfaatkan. Semakin kecil potongan-potongannya, semakin cepat bahan-bahan
organik terurai oleh perubahan suhu dan mikroorganisme.
Tanah pada bedeng dapat diberi
lapisan-lapisan lewat dua teknik yaitu: gali (dig) atau tanpa gali (no dig).
Pada teknik pertama, tanah digali secukupnya, kemudian diberi lapis demi lapis
bahan-bahan organik serta tanah. Pada teknik tanpa gali, lapisan-lapisan bahan
organik dan tanah cukup ditumpuk-tumpuk di atas permukaan tanah hingga
ketinggian tertentu.
Teknik pelapisan bahan-bahan
organik juga bermacam-macam. Ada yang asal mencampurkan, ada pula yang
menatanya, yaitu dengan cara; letakkan ranting dulu, kemudian daun hijau, lalu
daun kering atau kertas, kemudian kotoran binatang, dan terakhir tanah. Ulangi
langkah pelapisan tersebut dari daun hijau sampai ketinggian bedeng dirasa
cukup. Ada juga teknik yang mengutamakan penggunaan batang dan ranting kayu,
cara tersebut dinamakan hugelkultur, dengan tujuan agar tanah tetap basah oleh
kelembaban yang diserap kayu.
Kompos
Kompos adalah hasil fermentasi
aerobik dari bahan-bahan hijau (daun, ilalang) dan bahan-bahan coklat (sisa
dapur). Kompos sangat baik untuk digunakan di tanah karena mengandung rasio C/N
yang sesuai untuk menyuburkan tanah. Kompos memiliki kelebihan dibandingkan
pupuk kandang yaitu dapat dibuat dalam skala rumahan dan steril dari bakteri
patogen.
Memanfaatkan Rumput
Banyak pencinta tanaman yang
benci dengan rumput, dengan alasan mereka mengganggu pertumbuhan tanaman lain.
Menggunakan bahan kimia pembunuh rumput bukan solusi yang tepat. Cara paling baik
untuk mencegah pertumbuhan rumput adalah dengan mulsa.
Akan tetapi, bukan berarti
rumput tidak bermanfaat sama sekali. Beberapa rumput memiliki sistem akar yang
sangat panjang sehingga mampu menghunjam ratusan sentimeter ke dalam tanah.
Tanaman-tanaman yang memiliki kemampuan ini dapat menyerap beragam mineral yang
berasal dari lapisan bebatuan bumi. Mineral-mineral tersebut kemudian disimpan oleh
daun. Dengan memotong rumput-rumput tersebut untuk dijadikan kompos atau mulsa
organik, maka mineral-mineral tadi pada akhirnya akan diserap oleh tanaman
pangan kebun.
Tebarkan Mulsa Organik
Mulsa (mulch) adalah apapun
yang menutupi permukaan tanah dengan tujuan menjaga kelembaban tanah,
menghalangi sinar matahari supaya gulma tidak dapat tumbuh, serta menyediakan
nutrisi tambahan.
Bahan-bahan non-organik seperti
batu atau plastik bisa digunakan, tetapi tujuan memberi nutrisi tambahan tidak
akan tercapai. Karena itulah, disarankan untuk menggunakan bahan-bahan organik
seperti potongan rumput, jerami, kulit-kulit buah atau kacang, kertas, dll, sebagai
bahan dasar pembuat mulsa. Bahan tersebut lama-kelamaan, akan terurai dan turut
memberi nutrisi bagi tanaman. Dan setelah beberapa bulan, jangan lupa tambahkan
lapisan mulsa organik baru.
Menanam Mulsa Hidup
Semanggi termasuk tanaman
penutup permukaan tanah, sekaligus dapat mengikat nitrogen pada akarnya. Karena
cepat berkembang biak, dan semakin lebar permukaan tanah yang ditutupi semanggi,
semakin terjaga pula kelembapannya. Tidak hanya itu, setiap kali daun semanggi
rontok, akan terdapat dua manfaat yang timbul. Pertama, daun yang membusuk akan
menjadi kompos, dan nitrogen pada akarnya akan terlepas ke dalam tanah untuk
diserap tanaman lain.
Semanggi, kacang-kacangan, dan
polong-polongan dapat memberikan manfaat tersebut. Akan tetapi, tidak semua
tanaman menyukai nitrogen dalam kadar tinggi, misalnya cabai, tomat, dan
terong. Untuk jenis tanaman tersebut, coba manfaatkan tanaman lain untuk menutupi
dan menjaga kelembaban tanah, misalnya krokot, mint, atau ubi jalar.
Materi Hewani
Darah, tulang, dan bulu hewan
dapat digunakan sebagai pupuk organik. Darah mengandung sekitar 12-13% nitrogen
sedangkan bulu mengandung 7-10% nitrogen. Namun yang harus diperhatikan adalah
bahwa kandungan nitrogen yang sangat tinggi dapat membuat tanaman keracunan
ammonia dan mengundang munculnya patogen.
Meski mengandung nitrogen yang
tinggi namun bulu hewan tidak efisien untuk dijadikan pupuk organik karena
pelepasan nutrisinya sangatlah lama. Tulang hewan dapat meningkatkan kadar
fosfor tanah lebih cepat dibandingkan batuan. Ketiga bahan tersebut sangat baik
untuk menanggulangi tanah tandus dan cara mencegah tanah longsor, namun untuk
lahan yang besar, penggunaanya tidak tepat mengingat harganya yang relatif
mahal.
Memanfaatkan Ayam
Apabila ukuran kebun mencukupi,
mengurung ayam dengan posisi yang berpindah-pindah dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah. Hal ini tentunya tidak dilakukan di atas bedeng-bedeng yang
sudah jadi.
Saat ayam dikurung, masukkan
berbagai macam bahan organik bersama mereka. Ayam akan mengorek dan mematuk
bahan organik untuk mencari makan, sehingga rumput, daun, ranting, kertas, dll.
Langsung menjadi potongan yang lebih kecil pada permukaan tanah. Dan semakin
kecil serpihan bahan organik, semakin cepat pula mereka diurai oleh mikro-organisme,
apalagi dengan adanya kotoran ayam yang tercampur.
Tips tambahan:
Mengurung ayam di bawah pohon buah berarti membiarkan mereka memakan larva
lalat buah yang hidup di dalam buah busuk yang berjatuhan.
Mengintegrasikan Ternak
Ternak yang dipelihara di dekat
lahan pertanian dapat memberikan keuntungan untuk kesuburan lahan. Hal ini
dikarenakan buangan dari peternakan dapat langsung digunakan di lahan pertanian
sebagai pupuk kandang ataupun materi organik seperti yang dijelaskan
sebelumnya.
Pelestarian Organisme Mikro Bermanfaat
Tanah adalah rumah bagi
makhluk-makluk kecil. Di dalam tanah yang sehat, milyaran organisme mikro,
mulai dari yang kasat mata seperti cacing hingga yang tidak kasat mata seperti
bakteri melakukan proses penguraian bahan-bahan organik agar menjadi nutrisi
bagi tanaman. Organisme mikro tersebut juga membuat rongga-rongga kecil
sehingga udara bisa masuk ke tanah.
Akhir-akhir ini petani mulai
diajarkan untuk memanfaatkan beberapa jenis mikro-organisme bermanfaat yang
dapat membantu menyuburkan tanah sekaligus memacu pertumbuhan tanaman agar
tetap sehat dan tahan penyakit. Aplikasi agen hayati ini bisa dilakukan bersama
pemberian pupuk organik dasar pada bedengan namun sebaiknya dilakukan pagi atau
sore hari pada saat radiasi matahari belum terlalu kuat.
Aplikasi mikroorganisme
bermanfaat tersebut juga bisa dilakukan dengan jalan menyemprotkan atau
menyiramkan pada lahan pertanian. Namun aplikasi yang paling tepat adalah
dilakukan setelah tanah dibajak dan pada saat musim penghujan agar
mikroorganisme tersebut cepat berkembang. Beberapa jenis mikroorganisme
bermanfaat yang sudah banyak dimanfaatkan adalah Trichoderma, Mikoriza,
Gliocladium, Rizobium, EM4, PGPR dan lain-lain.
Kascing atau kotoran cacing
merupakan materi organik yang cepat diserap sangat baik bagi kegemburan tanah.
Hal ini karena selain memberikan materi organik tanah berupa kascing, cacing juga
turut membentuk struktur tanah secara mekanik serta mempercepat penyerapan
nutrisi ke dalam tanah dan pada tanaman dengan mengubah bahan organik menjadi
kascing.
Melakukan pelapisan tanah serta
pemberian kotoran binatang, termasuk cara untuk menyayangi dan
mengembangbiakkan organisme mikro tersebut. Cara lainnya adalah dengan tidak
menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, seperti: pestisida, herbisida, maupun
pupuk non-organik. Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, bahan-bahan tidak
alami tersebut juga dapat memusnahkan mikro-organisme bermanfaat yang
sesungguhnya merupakan modal utama terjaganya kesuburan tanah.
Contoh lain adalah dengan tidak
menginjak dan tidak menggemburkan tanah bedeng yang sudah jadi. Bayangkan,
setelah bedeng anda terbentuk dan makhluk-makhluk kecil tadi mulai beraktivitas
untuk membuatnya subur, tiba-tiba mereka terinjak kaki Anda, atau
tercerai-berai oleh cangkul. Apalagi jika yang digunakan adalah alat-alat berat
seperti traktor. Untuk menjaga kesuburan tanah, seperti sudah disebutkan di
atas, tambahkan saja bahan-bahan organik termasuk kotoran binatang ke permukaan
bedeng, sehingga proses penggemburan tanah secara alami terus berlanjut,
nutrisi bagi tanaman terus tersedia, dan mikro-organisme yang bermanfaat dapat
berkembang biak.
Lamun
Lamun mengandung mineral yang
merupakan unsur hara penting bagi tanah, terutama kalium. Lamun dapat membantu
lepasnya mineral tanah bagi tanaman dan dapat menambah laju pertumbuhan tanaman
serta membuatnya tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.
Materi Ikan
Materi organik yang berasal
dari ikan dan lebih cepat menutrisi tanah yang akan memnbuat tanah menjadi
lebih subur dan tidak tandus sehingga akan mudah untuk di tanami oleh tumbuhan
atau tanaman pada tanah tersebut yang dibandingkan materi hewani dan nabati.
Menambahkan Pupuk Hayati
Pupuk hayati berbeda dari pupuk
organik maupun pupuk non-organik. Hal ini dikarenakan pada pupuk hayati tidak
hanya terdapat senyawa yang mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga
tergantung suatu konsorsium mikroba tertentu. Konsorsium mikroba ini akan
tinggal di tanah dan memproses bahan-bahan organik menjadi materi organik
tanah.
Selain itu beberapa mikroba
dapat bersimbiosis dengan tanaman. Mikroba jenis Rhizobium dapat berikatan
dengan akar tanaman dan membentuk struktur nodul akar yang dapat berfungsi
sebagai tempat pembentukan dan penyimpanan nitrogen. Bakteri lainnya, semisal
bakteri endofit, diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Namun demikian, penggunaan
pupuk serta perekayasaan lahan yang berlebihan justru akan merusak kondisi
lahan. Nutrisi tanah akan menjadi tidak seimbang dan berimbas misalnya pada pH.
Zat hara inorganik akan menggantikan materi organik pada topsoil sehingga
membuat materi esensial untuk jalannya ekosistem tanah terganggu. Perlu
diperhatikan juga tanah yang terlalu banyak materi organiknya tidak sesuai
untuk semua tanaman untuk berkembang.
Demikianlah beberapa cara
menyuburkan tanah pertanian. Hal tersebut bisa langsung Anda praktekkan jika
anda merasa selama ini tanah yang anda tanami terasa tidak subur untuk tanaman
anda. Jadi mulai sekarang jika melihat tanaman kurang subur jangan asal
menambah pupuk kimia sebanyak mungkin tapi coba analisa terlebih dahulu. Anda tidak
perlu ragu untuk bereksperimen, selama langkah-langkah yang Anda ambil
bertanggung jawab. Selamat menjaga kesuburan tanah.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...