Loading...
Seiring sadarnya masyarakat
akan pentingnya gaya hidup sehat mendorong masyarakat melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatannya termasuk dalam masalah konsumsi
makanan atau bahan pokok yang sehat bagi kebutuhan hidupnya.
Salah satu makanan pokok yang
mendukung gaya hidup sehata adalah makanan yang berbahan organik. sumber
makanan yang organik tidak lepas dari teknik dalam budidayanya, termasuk sistem
pola tanam, pemberian pupuk maupun dalam teknik pengendalian hama dan penyakit.
teknik pengendalian hama dan penyakit tentunya tidak lepas dari peran
penggunaan racun.
Penggunaan insektisida kimia
sintetik dengan frekuensi tinggi secara terus menerus di masa lalu telah
menimbulkan dampak negatif berupa munculnya resistensi dan resurgensi.
Penggunaan pestisida kimia
sintetis sangat berbahaya bagi organisme lainnya yang bukan target sasaran,
selain itu juga berbahaya bagi manusia dan dapat mencemari lingkungan.
Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tanaman yang mempunyai peranan penting
sebagai bahan pestisida nabati yang khasiatnya tidak kalah bersaing dengan
pestisida kimia.
Buah maja (Aegle marmelos)
merupakan salah satu contoh tanaman yang keberadaannya kurang diperdulikan,
padahal buah ini memiliki kandungan saponin dan tannin yang tidak disukai oleh
hama tanaman perkebunan termasuk hama penggerek buah kakao (Conopomorpha
cramella).
Insektisida nabati merupakan
salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman karena insektisida jenis
ini mudah terurai dan tidak merusak lingkungan.
Buah maja termasuk dalam
farnili Rutaceae, genus Aegle, dan
spesies A. marmelos. Maja merupakan tanaman perdu, dengan kulit buah berwarna
hijau sebesar bola voli dan memiliki kulit tempurung yang sangat keras, bahkan
dua kali lebih keras dari tempurung kelapa sehingga tempurung buah maja banyak
digunakan sebagai bahan perkakas rumah tangga, mula dari gayung air, takaran
beras, serta tempat penyimpanan aneka biji bijian. Pohon maja dapat tumbuh
sampai 20 meter dengan tajuk yang tumbuh menjulang ke atas dan kayunya sangat
keras. Tajuknya mirip dengan tanaman kawista, dan asam keranji hanya saja daun
maja agak sedikit lebih lebar, batang berkayu (lignosus), berbentuk silindris,
batang tua kadang melintir satu sarna lain, berwarna cokelat kotor, permukaan
kasar. Bunga maja sangat harum, hingga ketika tanaman maja berbunga, aroma
wanginya bisa tercium dari jarak yang cukup jauh. Perbanyakan bias secara
generatif (biji) maupun vegetatif (cangkok). Mulai berbuah pada umur 5 tahun dan
produksi maksimal dicapai setelah umur 15 tahun. Satu pohon bisa menghasilkan
200 - 400 butir buah. Buah maja biasanya masak pada musim kemarau bersamaan
dengan daun•daunnya yang meluruh.
Buah Maja/ Mojo/ Bilah atau
buah Gayung yang sering kita jumpai dipekarangan ternyata dapat digunakan
sebagai bahan baku pestisida nabati. Dan ternyata nenek moyang kita atau orang
tua jaman dahulu sudah memanfaatkan buah mojo ini sebagai pestisida atau
pengusir hama, namun semakin berkembangnya teknologi pestisida buatan atau
kimia, dan lebih efektifnya pestisida kimia dalam pengendalian hama, penggunaan
buah mojo mulai ditingalkan bahkan sekarang ini petani sudah banyak yang tidak mengetahui manfaat buah mojo ini, petani
pada jaman dahulu sebelum mereka menanam padi, akan membuat cincangan halus dari
buah mojo untuk kemudian disebar kesawah pada saat kondisi air disawah
macak-macak ( air disawah tidak terlalu dalam) dan itu dilakukan terus menerus
sampai padi ditanam, hal ini dilakukan untuk mengusir hama yang dapat merusak
tumbuhan dan perakaran tanaman padi, antara lain seperti kumbang, belalang,
ulat grayak, kepik dll.
Dari penelitian-penelitian yang
telah ada diketahui bahwa buah tanaman maja terdiri dari zat lemak Senyawa
tannin merupakan salah satu senyawa yang rasanya pahit yang bereaksi dengan
protein, asam amino dan alkaloid yang mengandung banyak gugus hidroksil dan
karboksil untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan
makromolekul yang lain sehingga rasanya yang sangat pahit ini tidak disukai
oleh serangga yang menjadi hama pada tanaman. Adanya senyawa saponin dan tannin
pada buah maja, sehingga merupakan salah satu alasan mengapa buah maja sangat
direkomendasikan sebagai salah satu bahan pestisida nabati.
Cara pembuatan pestisida nabati dari buah mojo
Cara pembuatan petisida buah
mojo sama dengan pembuatan pestisida alami yaitu dengan tambahan deterjen,
sebagai zat pelarut pembawa racun. Dengan adanya deterjen ini sekarang
pestisida buah mojo ini sudah dapat dugunakan sebagai pengendali hama.
-Petiklah buah mojo dan ambil
semua baik itu masih mentah ataupun sudah masak, untuk yang masih mentah
cincang kecil-kecil, kemudian dihaluskan atau ditumbuk, dan untuk buah mojo
yang sudah masak ambil dalamnya kemudian diremas-remas sampai hancur.
-Persiapkan ember atau wadah,
kemudian masukan kedalam wadah ditambah air kurang lebih 1 liter untuk satu
buah mojo, aduk sampai benar-benar merata atau tercampur.
-Diamkan samapai kira-kira
setengah hari atau 12 jam dalam istilah kimianya Fermentasi, dalam kondisi
wadah tertutup rapat.
-Karena pengunaan pestisida ini
dengan cara disemprotkan maka terlebih dahulu harus disaring, Anda bisa
menggunakan kain yang agak halus.
-Untuk memperkuat racun untuk
hama maka tambahkan 1-3 sendok makan detergent.
- Pestida siap digunakan.
Cara penggunaan
Dengan cara disemprotkan, waktu
penyemprotan yaitu pada saat sebelum atau menjelang datangnya hama atau pun
disemprotkan pada bagian tanaman yang sudah terkena/terserang. Penyemprotan
sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara jam 6 sampai jam 7 dan sekitar jam 4
sore.
Cara kerja pestisida ini yaitu
mengusir hama dengan bau menyengat yang tidak disukai hama, dan dengan rasanya
yang pahit yang akan menganggu fungsi pencernaan hama tersebut.
Untuk hasil yang maksimal maka
dilaksanakan pengendalian hama pada stadia awal atau sebelum hama datang.
Pestisida nabati dari buah maja
mempunyai bau yang menyengat dan rasa yang pahit sehingga mampu mengusir hama
penggerek buah kakao (c. cramerella), selain itu juga akan mengganggu fungsi
pencemaan dari serangga apabila termakan. Pengaplikasian pestisida nabati ini
disarankan untuk dilakukan secara terpadu, yaitu dengan memperhatikan dosis,
waktu aplikasi, stadia dari serangga atau sebelum hama datang menyerang tanaman,
dan disertai dengan teknik budidaya anjuran lainnya sehingga pengendalian yang
dilakukan tidak mencemari lingkungan serta ekonomis.
Tanaman maja sebarannya luas di
Indonesia. Buah maja mengandung saponin dan tannin yang mempunyai manfaat dalam
pengendalian, pengembangan tanaman ini harus dilakukan dengan sistematis,
sehingga keberadaan tanaman maja di Indonesia dapat rnengurangi penggunaan
pestisida kimia.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...