Loading...
Etil Asetat merupakan senyawa organik berumus molekul
CH3COOCH2CH3 adalah zat sintesis dari ethanol dan asam asetat dengan katalis
asam sulfat melalui proses esterifikasi. Etil asetat atau juga sering disebut
sebagai EtOAc mempunyai massa molar 88,12g/mol. Senyawa ini berwujud cairan
tidak berwarna dan memiliki aroma yang khas (Dutia, 2004).
Sifat etil asetat adalah pelarut volatil, serta telah umum
dimanfaatkan sebagai pelarut organik, pelarut dalam makanan dan ekstraksi
produk farmasi. Dalam industri, etil asetat digunakan sebagai pelarut untuk
memproduksi resin, tinta dll (Chien et al., 2005). Etil asetat adalah pelarut
polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan tidak
higroskopis.
Etil asetat merupakan cairan jernih, tidak berwarna, serta
memiliki bau khas, zat ini juga biasa digunakan sebagai penambah cita rasa
selain dimanfaatkan sebagai pelarut tinta, perekat dan resin. Etil asetat
memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol. Dibandingkan
dengan etanol, etil asetat memiliki koefisien distribusi yang lebih tinggi
dibanding termasuk kelarutannya dalam gasoline. Selain manfaat umum
penggunaannya sebagai pelarut, etil asetat dapat berfungsi sebagai bahan aditif
untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin serta dapat berguna sebagai bahan
baku kimia serba guna.
Ethyl acetate adalah cairan yang mudah terbakar, mudah
menguap dengan aroma buah. Cairan ini telah umum digunakan sebagai pelarut
untuk pembersihan, pelepasan cat dan pelapis. Etil asetat adalah cairan tak
berwarna dengan aroma karakteristik buah yang umum dikenal pada perekat dan
penghapus cat kuku. Cairan ini juga digunakan dalam formulasi pelapis untuk perabotan
kayu, pertanian, peralatan konstruksi, peralatan pertambangan dan kelautan. Pengguna
utama dari produk ini juga telah menjangkau bidang industri elektronik,
kosmetik, percetakan, makanan dan pelapis.
Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam
air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang
lebih tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa
atau asam. Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa yang
menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
Kebutuhan etil asetat di Indonesia semakin mengalami
peningkatan yang cukup signifikan di iringi dengan perkembangan pasarnya. Bahkan,
rencana kedepannya akan didirikan pabrik etil asetat dengan kapasitas 50.000
ton per tahun. Kapasitas tersebut diperoleh dari referensi kapasitas minimum
pabrik yang sudah ada, serta kebutuhan etil asetat di Indonesia ditarik dari
data Badan Pusat Statistik. Pendirian pabrik etil asetat ini merupakan sebuah peluang
untuk menumbuh kembangkan industri di Indonesia guna memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan kebutuhan ekspor.
Di industri dan di laboratorium etil asetat dibuat dengan
memanaskan etanol dengan asam asetat glasial dengan penambahan asam sulfat.
Reaksi antara asam asetat dan etanol dengan katalis asam sulfat akan
menghasilkan etil ester dan air. Pembuatan etil asetat biasanya dilakukan
dengan metode esterifikasi yang terbagi menjadi dua, yaitu proses esterifikasi
batch dan proses esterifikasi kontinyu.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester
dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol
(Fessenden, 1982). Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut
etil asam cuka ester (asam cuka etil) (Anshory, 2003). Suatu ester asam
karboksilat mengandung gugus –CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun anil
(Poedjiadi, 1994). Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukkan ester (Fessenden,
1982).
Proses
esterifikasi kontinyu
Proses esterifikasi kontinyu biasanya digunakan pada
kapasitas yang relatif besar. Karena produk yang diperoleh harus maksimal,
sehingga menggunakan prinsip azeotrop yang direaksikan pada reaktor
berpengaduk. Ketika komponen sudah mengalami kesetimbangan, maka dialirkan ke
plate coloumn pada menara destilasi dengan preheater yang diatur dengan
temperatur 80˚C dan menghasilkan uap yang akan dikondensasikan.
Setelah kesetimbangan reaksi tercapai, campuran dipompa menuju
tangki penampungan sementara dan campuran dialirkan menuju bubblecap plate
column melewati preheater. Temperatur atas kolom diatur 80˚C dan uap yang
terbentuk dikondensasikan. Recovery column yang pertama dioperasikan dengan
temperatur top 70˚C untuk menghasilkan 83% ester, 9% alkohol, dan 8% air.
Campuran tersebut dimasukkan ke static mixer dilanjutkan pemisahan di dekanter.
Kemudian dimasukkan ke distillation column. Hasil atas dari kolom tersebut
berupa 95- 100% etil asetat yang nantinya dialirkan ke cooler kemudian
dialirkan ke tangki penyimpanan (Kirk and Othmer, 1982).
Proses
esterifikasi kontinyu memiliki beberapa
kelebihan sebagai berikut :
-Bisa digunakan untuk proses skala besar.
-Proses lebih mudah dan sederhana dibanding dengan proses
lain.
-Produk yang dihasilkan kemurniannya lebih tinggi.
-Prosesnya lebih cepat.
Meskipun demikian proses kontinyu memiliki kelemahan yaitu:
-Sulit untuk mencapai konversi maksimum.
-Waktu tinggalnya tidak lama.
-Tidak dapat digunakan untuk waktu proses yang lama.
Proses
esterifikasi batch
Proses produksi etil asetat secara batch pada prinsipnya
adalah dengan memanaskan 30 bagian asam asetat 80%, 30 bagian etanol 95% dan 1
bagian asam sulfat dalam sebuah tangki silinder. Pemanasan dengan menggunakan
steam yang dialirkan ke kolom fraksinasi (Faith and Keyes, 1957).
Proses produksi etil asetat secara batch terjadi di dalam
reaktor berbentuk silinder dan dipanaskan menggunakan closed coil steam pipe.
Umpan terdiri dari asam asetat, etanol 95%, dan asam sulfat dengan konsentrasi
tertentu. Temperatur atas kolom fraksinasi diatur 70˚C agar diperoleh komposisi
83% etil asetat, 9% etanol dan 8% air. Uap yang terbentuk dikondensasikan,
sebagian dikembalikan ke atas plate column sebagai refluk dan sisanya ditampung
di tangki penyimpanan. Untuk membebaskan etil asetat dari air dan alkohol perlu
dilakukan purifikasi (Kirk and Ortmer, 1982).
Menurut Owens (2009) untuk setiap rasio campuran etanol dan
air, hanya ada satu titik didih yang tepat untuk proses destilasinya. Semakin
kecil rasio dari etanol dalam campuran maka titik didih proses akan semakin
tinggi. Dan selama proses distilasi berlangsung zat pengotor (air) akan ikut
menguap. Oleh karena itu pada kondisi ini volume hasil esterifikasi yang
diperoleh menjadi lebih tinggi karena banyaknya kandungan air pada distilat
etanol tetapi banyaknya volume air ini mengakibatkan kadar etil asetat menjadi
rendah. Jadi dapat disimpulkan semakin besar rasio perbandingan bahan baku dan
air akan menurunkan kadar dari etil asetat yang diperoleh.
Proses pembuatan etil asetat juga dapat dilakukan dengan metode
reaksi Tischenco, untuk menghasilkan yield 60% ester dengan penambahan aluminum
etoksit dalam asetaldehid pada suhu -20oC. Pengembangan produk pada skala
industri berada di Eropa selama awal pertengahan abad, lalu asetaldehid menjadi
produk intermediet penting dalam bahan dasar pembuatan asetilen.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa
menghasilkan asam asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat
dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis
yaitu esterifikasi Fischer.
Etil asetat juga umum dimanfaatkan dalam bidang industri sebagai
bahan pelarut cat dan bahan baku pembuatan plastik, untuk kebutuhan industri
farmasi, sebagai bahan baku bagi industri tinta cetak, sebagai bahan baku bagi
pabrik parfum, flavor, kosmetik, dan minyak atsiri (McKetta and Cuningham,
1994). Cairan tak berwarna yang memiliki aroma yang khas ini juga telah
berkembang pemanfaatannya dan digunakan dalam produk lem, penghapus cat kuku ,
hingga teh dan kopi tanpa kafein. Serta telah diproduksi dalam skala besar
untuk digunakan sebagai pelarut. Produksi tahunan gabungan pada tahun 1985 di
Jepang, Amerika Utara, dan Eropa adalah sekitar 400.000 ton. Pada tahun 2004,
diperkirakan 1,3 juta ton etil asetat diproduksi di seluruh dunia.
Etil asetat banyak dimanfaatkan terutama sebagai pelarut dan
pengencer, senyawa ini disukai karena harganya yang murah, memiliki tingkat toksisitas
rendah, dan bau yang menyenangkan. Etil asetat dimanfaatkan juga untuk membersihkan
papan sirkuit dan di beberapa penghilang pernis kuku (aseton dan asetonitril
juga digunakan), juga digunakan dalam cat sebagai aktivator atau pengeras. Etil
asetat dihadirkan juga dalam produk gula-gula , dan buah-buahan. Dalam produk parfum,
senyawa ini akan mampu menguap dengan cepat, hanya menyisakan aroma parfum di
kulit. Namun, etil asetat jarang dipilih sebagai pelarut reaksi karena rentan
terhadap hidrolisis dan transesterifikasi. Cairan ini cukup mudah menguap pada
suhu kamar dan memiliki titik didih 77 °C (171 ° F). Karena sifat-sifatnya
tersebut, etil asetat dapat dihapus dari sampel dengan memanaskan dalam bak air
panas dan memberikan ventilasi dengan udara terkompresi.
Etil asetat adalah ester yang paling umum dalam anggur,
menjadi produk dari asam organik volatil yang paling umum yaitu asam asetat,
dan etil alkohol yang dihasilkan selama fermentasi. Aroma etil asetat paling
jelas pada anggur yang lebih muda dan berkontribusi terhadap persepsi umum
tentang "kesuburan" dalam anggur. Sensitivitasnya pun bervariasi,
dengan kebanyakan orang memiliki ambang persepsi sekitar 120 mg / L. Jumlah
etil asetat yang berlebihan dianggap sebagai kesalahan anggur.
Di bidang entomologi, etil asetat adalah asfiksia yang
efektif untuk digunakan dalam pengumpulan dan penelitian serangga. Dalam toples
pembunuhan yang diisi dengan etil asetat, uap akan membunuh serangga yang
terkumpul dengan cepat tanpa merusaknya. Karena tidak higroskopis , etil asetat
juga membuat serangga cukup lembut untuk memungkinkan pemasangan yang tepat
sesuai untuk koleksi
Etil asetat merupakan senyawa ester dari etanol dan asam
asetat, hipersensitivitas pada ethyl acetate adalah sebuah kontraindikasi. Produk
turunan dari asam asetat ini memiliki pasar yang cukup luas seperti pengaroma
buah dan pemberi rasa seperti untuk es krim, kue, kopi, teh, juga digunakan
pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair dalam
industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri
farmasi, dan sebagainya (Mc Ketta and Cunningham, 1992). Ethyl acetate tidak
boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut hipersensitivitas.
Paparan etil asetat yang berlebihan dapat menyebabkan
iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Eksposur yang parah dapat menyebabkan
kelemahan, kantuk, dan tidak sadar. Manusia yang terpapar dengan konsentrasi
400 ppm dalam 1,4 mg / L etil asetat untuk waktu singkat dipengaruhi oleh
iritasi hidung dan tenggorokan. Etil asetat adalah iritan konjungtiva dan membran
mukosa saluran pernapasan. Percobaan pada hewan telah menunjukkan bahwa, pada
konsentrasi yang sangat tinggi, ester memiliki efek depresan sistem saraf pusat
dan efek mematikan; pada konsentrasi 20.000 hingga 43.000 ppm (2,0-4,3%),
mungkin ada edema paru dengan perdarahan, gejala depresi sistem saraf pusat,
anemia sekunder, dan kerusakan hati. Pada manusia, konsentrasi 400 ppm
menyebabkan iritasi pada hidung dan faring ; kasus-kasus juga telah diketahui
mengenai iritasi konjungtiva dengan opacity kornea sementara. Dalam kasus yang
jarang terjadi, paparan dapat menyebabkan sensitisasi pada selaput lendir dan
erupsi kulit . Namun, efek iritan etil asetat lebih lemah daripada propil
asetat atau butil asetat.
Etil asetat dianjurkan untuk disimpan dalam fasilitas yang
sejuk, kering dan berventilasi baik dari bahan pengoksidasi. Etil asetat harus
dijauhkan dari sinar matahari langsung, panas dan nyala api terbuka. Jauhkan
dari anak-anak dan hewan peliharaan.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...