Thursday, 21 November 2019

Kreasi Usaha : Tinjauan Tentang Budidaya Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Tinjauan Tentang Budidaya Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)

Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu tumbuhan obat asal hutan yang memiliki banyak khasiat. Tumbuhan yang banyak dijumpai di kawasan hutan Indonesia khususnya daerah Sumatera dan Kalimantan ini, sudah lama digunakan sebagai obat dan penambah stamina. Berdasarkan penelitian Pasak Bumi mengandung empat senyawa penting yaitu senyawa canthin, senyawa turunan eurycomanone, senyawa quassinoid, dan senyawa etanol. Senyawa canthin inilah yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Sedangkan senyawa turunan eurycomanone sebagai anti malaria, senyawa quassinoid berfungsi sebagai anti leukimia, dan prospektif untuk anti HIV, senyawa etanol berfungsi sebagai afrodisiak.

Pasak bumi (Eurycoma Longifolia Jack) merupakan salah satu tumbuhan obat asal hutan yang memiliki banyak khasiat, namun penelitian tentang jenis tanaman ini masih belum komprehensif. Berdasarkan kajian farmakologis diperoleh informasi bahwa senyawa canthin pada tanaman pasak bumi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker (Nurhanan et al., 2005), senyawa turunan eurycomanone sebagai anti malaria (Chan et al., 2005), senyawa quassinoid berfungsi sebagai anti leukimia, dan prospektif untuk anti HIV (Sindelar et al., 2005), senyawa etanol berfungsi sebagai afrodisiak (Nainggolan dan Simanjuntak 2005).

Industri obat-obatan selama ini hanya mengandalkan tanaman pasak bumi dari alam tanpa adanya upaya budidaya, akibatnya terjadi penurunan populasi pasak bumi di alam, bahkan Rifai (1992) menyatakan populasi pasak bumi asal Indonesia dikategorikan sebagai  tanaman langka dengan status ’terkikis’. Menurut Hussein et al., (2005), selama ini perbanyakan tanaman pasak bumi hanya mengandalkan biji di alam, padahal sebagai tanaman yang memiliki tipe benih rekalsitran, persentase kecambahnya cenderung rendah dan memerlukan waktu yang cukup lama akibat embrio zigotik yang belum matang pada saat pemencaran. Selain itu perilaku berbunga yang tidak tentu dan pertumbuhannya yang lambat mengakibatkan tanaman ini semakin jarang ditemui.

Pasak Bumi banyak diekspor ke luar negeri. untuk digunakan sebagai bahan pembuatan obat herbal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Forest Research of Malaysia, membuktikan bahwa pasak bumi mengandung bahan aktif yang dapat memperbaiki kadar testosteron pada pria dewasa serta memperlancar peredaran darah termasuk ke arah alat kelamin pria. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan untuk obat. Sudah lama tanaman ini dimanfaatkan orang terutama di Asia sebagai obat bagi bermacam-macam penyakit, di antaranya sebagai anti biotik, anti inflamasi, anti hipertensi, anti piretik, tonikum, sakit perut, malaria, dan yang paling terkenal adalah sebagai obat kuat bagi pria dewasa. Di Malaysia tanaman ini disebut Tongkat Ali dan sering digunakan sebagai penawar demam, penyembuh luka-luka di gusi atau gangguan cacing serta memulihkan stamina setelah melahirkan. Sedangkan di Kalimantan dan Sabah kulit batang digunakan untuk mengobati nyeri pada tulang. Daun pasak bumi yang masih muda dapat dimakan untuk pengobatan sakit perut. Di Vietnam bunga dan buah pasak bumi digunakan untuk obat desentri.

Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia) telah terbukti dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh, tetapi tidak terjadi hanya dengan sekali pakai saja. Efeknya dapat dilihat setelah pemakaian secara terus-menerus selama beberapa minggu. Selain dapat meningkatkan fungsi seksual pria, Pasak Bumi juga dapat menambah keaktifan pria dalam melakukan aktivitas seksual. Pria yang memiliki penis terlalu kecil karena kurangnya kadar hormon testosteron dalam tubuh, dapat mengkonsumsi Pasak Bumi untuk meningkatkan kadar testosteron sehingga ukuran penis dapat bertambah. Demikian juga bagi pria yang terbiasa mengkonsumsi tempe atau produk kedelai lainnya, dapat memgkonsumsi Pasak Bumi untuk memperoleh khasiatnya, karena tempe dan produk kedelai lainnya kaya akan phytoestrogen yang dapat menghambat fungsi seksual dan pertumbuhan penis.


Sejak beberapa tahun silam pasak bumi dikenal sebagai afrodisiak. Bahkan menurut Ir Nurliani Bermawie, Ph.D, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik ( Balittro ), Cimanggu, Bogor, sejak zaman dulu masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan menggunakan pasak bumi sebagai obat kuat. Menurut Nurliani, khasiat pasak bumi yang paling dipercaya adalah pasak bumi dari pedalaman Kalimantan Barat khasiat itu telah dibuktikan oleh Prof Madya Dr Johari Mohd. Saad, Ph.D yang melakukan penelitian pada beberapa tikus jantan dan betina. Menurut penelitian tersebut, tikus jantan yang diberi ektrak pasak bumi menunjukan perilaku lebih agresif terhadap tikus betina. Hal itu diperkuat penelitian Dr H. H Ang dari School of Pharmaceutical Sciences, University Science Malaysia. Akar pasak bumi selain sebagai afrodisiak juga manjur untuk malaria. Penyakit yang menghancurkan sel-sel darah merah ini disebabkan plasmodium yang hidup dalam nyamuk anopeles betina. Kandungan senyawa kuasinoid pada akar pasak bumi dapat melumpuhkan plasmodium falcifarum. Selain kuasinoid akar pasak bumi juga mengandung senyawa erikomanon yang ampuh mengobati malaria. Selain sebagai afrodisiak dan antimalaria, pasak bumi mencegah serangan kanker. Senyawa kuasinoid dan alkaloid yang terkandung dalam pasak bumi terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain kegunaan yang disebutkan di atas tanaman pasak bumi juga dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang mampu mengusir lalat buah yang menyerang tanaman.

Penelitian mengenai tanaman pasak bumi di Indonesia masih sedikit yang dilaporkan. Beberapa penelitian tersebut antara lain: manfaat ekstrak etanol pasak bumi untuk afrodisiak (Nainggolan dan Simanjuntak 2005), produksi alkaloid pasak bumi dengan kultur in vitro dan kultur suspensi (Siregar et al., 2005), kajian potensi dan ekologi pasak bumi di Bengkulu (Heriyanto et al., 2006) dan kajian potensi pasak bumi di TNGL (Setyowati 2007). Namun informasi mengenai teknik perbanyakan tanaman masih belum diperoleh.

Dilihat dari sektor pertanian tanaman pasak bumi belum banyak di kembangkan, padahal tanaman ini banyak dicari karena khasiatnya yang terbukti manjur. Mulai sebagai obat kuat hingga sebagai obat beberapa penyakit yang mematikan. Selain itu obat yang berasal dari tanaman herbal pada umumnya tidak menimbulkan efek samping pada tubuh, hal ini lain halnya dengan penggunakan obat esensial.

Kurangnya ilmu pengatahuan tentang budidaya tanaman pasak bumi ini, menyebabkan pasokan kebutuhan pasar harus disediakan dari pengambilan akar pasak bumi di hutan dan kebanyakan pengampilan tanaman ini menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi apa bila terdapat teknologi yang dapat mengembangkan tanaman ini. Selain itu peluang ini diperkuat dengan cukup adaptifnya tanaman pasak bumi pada beberapa cuaca dan jenis tanah yang ada di indonesia.

Pasak bumi berdaun majemuk dan menyirip panjangnya antara 60-70cm. Masing-masing daun terdiri atas 11-35 anak daun yang berkumpul di ujung cabang membentuk tajuk seperti payung. Pertumbuhan pasak bumi tergolong lambat, dalam 9 tahun tingginya tak lebih dari 2 jengkal orang dewasa. Pasak bumi hidup berkelompok, disebabkan buah yang jatuh di sekitar pohon induk. Pasak bumi sebenarnya merupakan tanaman adaptif, ia dapat ditemukan di dataran rendah maupun dtaaran tinggi. Pada daerah sekitar pantai maupun di ketinggian 1200 m dpl. Pasak bumi juga mampu bertahan di tanah miskin unsur hara karena kemampuan akarnya yang mampu menghujam tanah hingga kedalaman 2 m sehingga jangkauan terhadap unsur hara lebih optimal. Bentuk akar pasak bumi sangat unik, berupa dominasi akar tunggang yang menghujam dalam ke perut bumi. Dengan bentuk akar seperti ini, proses pencabutan pasak bumi bisa mencapai berjam-jam tanpa bantuan alat seperti misalnya alat pengungkit. Keunikan bentuk akar pasak bumi bisa dijelaskan dari dua pendekatan, pendekatan ekologis dan pendekatan fisiologis.

Secara ekologis pasak bumi termasuk pohon kecil yang membutuhkan naungan tapi harus cukup cahaya. Karena itulah pasak bumi sering hidup berdampingan dengan pohon bengkirai yang merupakan pohon terbesar di hutan Kalimantan, di bawah bengkirai kerap ditemukan semak setinggi 1 m dan belukar setinggi 3 m, karenanya pasak bumi tumbuh menjulang 3-20 m untuk mendapatkan sinar dan akarnya menghhujam dalam ke perut bumi agar dapat menyerap cukup unsur hara karena meskipun kandungan hara paling kaya terdapat di lapisan atas tanah, tapi akar pohon besar, semak, dan belukar berkumpul pada lapisan atas tanah. Sedangkan secara fisiologis, akar pasak bumi berupa akar tunggang dan sedikit memunculkan cabang akar dikarenakan sitokinin yang berguna untuk memunculkan percabangan pada bagian atas tanaman, yang mengalir dari ujung akar ke bagian atas tumbuhan sangat deras sehingga menutupi tunas akar untuk tumbuh. Pertumbuhan bagian atas pasak bumi pun cenderung sama seperti pada akarnya, yaitu dominasi apical. Hal ini dikarenakan aliran auksin yang diproduksi dari bagian atas tanaman untuk memunculkan percabangan akar, terlalu deras sehingga tunas cabang dan ranting sulit tumbuh.

Hussen et al. (2005) menjelaskan bahwa masyarakat selama ini hanya mengandalkan dan memanfaatkan tumbuhan Pasak bumi dari alam saja dan perbanyakannyapun hanya mengandalkan dari biji alam padahal biji pasak bumi termasuk jenis rekalsitran dan memiliki fenologi yang tidak menentu, selain itu pasak bumi termasuk tanaman jenis monopodial.

Pembudidaya tanaman pasak bumi dapat menerapkan metode generatif ataupun vegetatif dalam perbanyakan tanaman pasak bumi, dalam metode perbanyakan secara generatif (biji), Cahyono et al. (2010) menjelaskan bahwa kualitas benih mempengaruhi perkecambahan biji pasak bumi. Benih pasak bumi yang langsung dikecambahkan menghasilkan persen kecambah yang lebih baik dibandingkan dengan benih yang disimpan terlebih dahulu. Semakin lama penundaan perkecambahan maka daya kecambah akan semakin kecil, dan ini merupakan sifat biji rekalsitran.

Perkecambahan diawali dengan pembelahan kulit biji dan perubahan struktur embrio biji menjadi tumbuhan kecil berupa daun kecil, calon batang, dan calon akar. Pasak bumi akan mudah berkecambah pada media tanam yang memiliki tingkat kelembapan tinggi. Dan laju pertumbuhan jumlah daun tanaman pasak bumi akan mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan ke-4 dengan selisih pertambahan daun sebanyak 35,29 %, dikarenakan pada bulan tersebut semua semai mulai mengeluarkan daun, Susilowati (2008) menyatakan bahwa media semai mempengaruhi pembentukkan daun pasak bumi.

Pembudidaya pasak bumi juga dapat menerapkan perbanyakan tanaman menggunakan cara generatif (cabutan alam), namun keterbatasan sumber daya metode generatif (cabutan alam) merupakan hambatan terbesar yang akan dihadapi oleh pembudidaya.

Metode generatif (cabutan alam) mampu bertahan hidup yaitu sebesar 84,5%. Terdapatnya faktor internal berupa gen dan hormon dan faktor eksternal berupa nutrisi makanan, suhu, cahaya, air, kelembaban dan tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keadaan lingkungan yang baik mampu menyediakan asupan makanan bagi tanaman, sehingga tanaman akan mampu mengeluarkan tunas satu bulan setelah tanam.

Metode cabutan alam memiliki daya bertahan hidup tinggi karena sudah memiliki jaringan-jaringan yang lengkap sehingga dapat mempermudah memenuhi kebutuhan hidupnya seperti akar yang berguna untuk menyerap unsur hara yang terdapat pada media yang digunakan dan daun yang berguna sebagai tempat berfotosintesis yang digunakan sebagai cadangan makanan.

Persen hidup merupakan gejala kemampuan tumbuhan dan adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungan tempat mereka tumbuh serta merupakan salah satu kriteria seleksi, terutama pada waktu introduksi jenis dan provenan pada lingkungan yang memiliki perbedaan dengan lingkungan aslinya (Prastyono 2014).

Tunas yang muncul sangat bervariasi yaitu terdiri dari 1-4 tunas dalam satu tanaman. Tunas pada metode cabutan dapat terdiri dari tunas apikal dan tunas lateral. Tunas apikal adalah tunas yang keluar di pucuk (puncak) batang sedangkan tunas lateral adalah tunas yang keluar diketiak daun atau samping batang. Dahlia (2001) menjelaskan selama tunas apikal masih ada, maka pembentukkan dan pertumbuhan tunas lateral akan terhambat karena pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin.

Metode perbanyakan tanaman pasak bumi secara vegetatif (stek) juga merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh pembudidaya, bahan untuk setek diambil dan dipotong-potong terdiri dari setek pucuk, setek batang dan akar tunggul (stump). Metode perbanyakan dengan teknik stek mampu memberikan daya tahan hidup sebesar 20,8%. Sakai et al (2002) menyebutkan  bahwa keberhasilan setek ditentukan oleh kondisi lingkungan yang baik bagi keberhasilan proses fotosintesis yang maksimal dan respirasi yang seimbang. Kedua proses fisiologis tersebut sangat berperan terhadap pertumbuhan setek berakar.

Perbanyakan pasak bumi melalui teknik stek pucuk, bahan tanaman untuk stek dapat diambil dari tanaman hasil perbanyakan secara generatif yang berumur 7 bulan, dan memenuhi beberapa kriteria antara lain kesehatan batang dan daun, tunas vertikal dan tunas muda (juvenil). Gunakan gunting pemotong untuk pengambilan bahan stek dengan ukuran minimal dua ruas daun (3 nodul) atau berukuran 5-10 cm. Selanjutnya bahan stek ditanam.

Pemberian Rootone F juga berpengaruh terhadap persentase stek berakar, panjang akar primer serta jumlah akar primer dan sekunder stek pasak bumi. Penambahan Rootone F mampu merangsang proses morfologis yaitu pembentukan kucup lateral dan pertumbuhan akar baru pada jaringan kalus yang terbentuk pada stek. Jaringan kalus yang terbentuk pada stek sebagai akibat respons tumbuhan terhadap penambahan ZPT berfungsi untuk memacu proses diferensiasi sel pada jaringan merismatik, dimana jaringan merismatik pada batang mengandung meristem yang memiliki jumlah sel sedikit dan aktifitas selnya rendah sehingga dibutuhkan hormon eksternal dalam hal ini Rootone-F untuk pertumbuhannya. Sebuah penelitian membuktikan stek pasak bumi tanpa pemberian Rootone F juga menunjukkan adanya perakaran namun berdasarkan hasil pengamatan, stek tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakar dan akar yang terbetuk relatif lebih pendek dengan jumlah akar primer serta sekunder yang lebih sedikit.

Pemeliharaan stek meliputi penyiraman, pembersihan kotoran dan membuang guguran daun dilakukan secara periodik. Pengecekan akar dilakukan pada saat stek berumur 11 minggu, selanjutnya pada minggu ke-24 dilakukan penyapihan stek.


Media tanam sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembentukan akar. Pemilihan media harus memperhatikan 3 karakteristik media yaitu:
-Kandungan kimia, dimana media yang baik harus memiliki kandungan kimia yang minimal agar tidak mengganggun proses penyerapan air oleh stek dari media.
-Sifat fisik, berkaitan erat dengan kemampuan mengikat air dan porositas media. Media stek yang ideal adalah yang memiliki aerasi cukup namun dapat mengikat air.
-Kandungan mikrobiologi, dimana media yang baik adalah media yang higienis atau populasi mikrobanya rendah.

Pertumbuhan tanaman pasak bumi dengan menggunakan metode stek membuktikan bahwa sebenarnya stek pasak bumi memiliki kandungan auksin endogen yang cukup untuk menghasilkan perakaran namun memerlukan tambahan hormon eksogen untuk mempercepat dan memperbanyak perakarannya. Proses pembentukan akar stek pasak bumi dimulai dari sel-sel meristem pada kambium atau yang berada di antara atau di luar jaringan pembuluh dan aktif membelah setelah auksin dari tunas, rooting cofactor dan  karbohidrat bergerak ke bagian dasar stek. Sel-sel tersebut kemudian berkumpul membentuk calon akar, jika terdapat luka akibat pemotongan maka sel-sel membentuk agregat massa sel yang disebut kalus. Massa kalus tersebut kemudian membelah kembali membentuk banyak kumpulan sel-sel meristem yang disebut primordia akar. Pembelahan sel terus berlangsung dari kumpulan sel membentuk ujung akar atau root tip (Rochiman dan Harjadi 1973). Sistem  pembuluh dibentuk dalam primordia akar dan membentuk hubungan dengan jaringan pembuluh didekatnya, ujung akar tersebut akan  terus tumbuh menembus lapisan korteks dan epidermis membentuk akar adventif.

Secara umum akar adventif pada stek dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu, preformed root yang berkembang secara alami pada bagian batang ketika masih berada pada tanaman induk dan wound root yang berkembang hanya setelah pemotongan stek dari tanaman induk sebagai respon terhadap perlukaan pada batang. Primordia akar umumnya berasal dari sel kambium yang bersifat meristematik. Stek pasak bumi umumnya telah menunjukkan adanya perakaran pada umur 11 minggu.



pasang iklan disini




loading...