Thursday, 16 January 2020

Dosis serta Cara Aplikasi Pupuk Organik Nasa untuk Tanaman Cabai


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
Dosis serta Cara Aplikasi Pupuk Organik Nasa untuk Tanaman Cabai

Tanaman cabai bisa ditanam pada dataran rendah hingga dataran tinggi dengan pH tanah 5 - 6. Budidaya cabe sering dihadapkan dengan beragam permasalahan diantaranya yaitu tanah yang kekurangan unsur hara, hingga serbuan hama dan penyakit.

POC (Pupuk Organik Cair) NASA merupakan pupuk organik cair yang dikeluarkan oleh PT. NASA dan memiliki berbagai manfaat untuk tanaman dan hewan ternak, ikan serta udang. Selain mampu membantu meningkatkan kulitas dan kuantitas hasil produksi tanaman, POC (Pupuk Organik Cair) NASA ternyata bisa juga di gunakan untuk mendongkrak hasil peternakan, perikanan, dan udang.

PT. Natural Nusantara berusaha supayabisa membantu para petani serta masyarakat luas dengan cara menyediakan pupuk organik. Melalui budidaya tanaman cabai dengan cara organik, diharapkan bisa menghasilkan tumbuhan cabai yang lebat serta memiliki mutu yang lebih bagus.

Keunggulan dari teknik budidaya tanaman cabai dengan cara organik adalah hasil tanaman cabai yang sehat tanpa terdapat residu bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia serta lingkungan sekitar.Sehingga pencemaran lingkungan yang meliputi; pencemaran air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida dapat dikurangi.

Selain itu, penggunaan bahan organik diharapkan akan dapat mengembalikan kesuburan tanah, sehingga lahan bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian secara kontinyu. Berikut ini merupakan produk organik yang di keluarkan oleh PT. Natural Nusantara untuk budidaya cabai:
-Supernasa = pupuk penyubur tanah.
-Power Nutrition = penyubur perangsang buah.
-POC NASA = penyubur daun  atau nutrisi organik.
-Hormon Organik (Hormonik) = Zat perangsang tumbuh.
-AERO 810 = Perekat, perata, pembasah bisa berfungsi perusak telur hama.
-Natural Glio = Pemberantas penyakit.
-Natural BVR = pestisida biologi pengendali hama.
-CORRIN = pestisida biologi pengendali hama.
-Metilat Lem = Pembasmi lalat buah.


Di bawah ini merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan hasil panen dalam budidaya cabai dari segi kualitas, kuantitas serta kelestarian lingkungan, sehingga para petani bisa bersaing di pasar perdagangan bebas.

Langkah Pra Tanam
Pengolahan Lahan
-Siapkan pupuk kandang dengan takaran 0,5 – 1 ton per 1.000 M², kemudian tebarkan pada tanah sebelum dilakukan proses penanaman.
-Lahan terlebih dahulu diluku kemudian digaru serta diamkan lahan selama kurang lebih 1 minggu.
-Selanjutnya tanah diberi dolomit 0,25 ton tiap 1.000 M², tindakan ini bertujuan untuk menambah tingkat keasaman tanah.
-Buat bedengan parit dengan lebar 100 cm serta 80 cm.
-Siramkan SUPERNASA atau POC (Pupuk Organik Cair) NASA.
-Dosis SUPERNASA 1 botol dicampurkan ke dalam 3 liter air untuk dijadikan sebagai larutan induk, kemudiansetiap 50 liter air diberi 200 cc larutan induk. Anda juga dapat menggunakan cara kedua sebagai alternatif, yaitu; per 10 liter air diberi 1 sdm SUPERNASA kemudian siramkan ke bedengan untuk ukuran kurang lebih 5 - 10 meter.
-Penggunaan POC (Pupuk Organik Cair) NASA dapat dilakukan dengan menerapkan dosis; 10 liter diberi 2 - 4 tutup botol POC (Pupuk Organik Cair) NASA, kemudian siramkan ke bedengan sepanjang 5 - 10 meter.
-Campurkan Natural GLIO dengan dosis 100-200 gram (1-2 bungkus) dengan 50-100 Kg pupuk kandang, biarkan terlebih dahulu selama 1 minggu, kemudian sebarkan ke bedengan.
-Tutup bedengan dengan plastik mulsa yang dilubangi sesuai jarak tanam. Ukuran jarak tanam adalah 60 x 70 cm yang diterapkan dengan pola zig zag dan diamkan sepanjang 1 pekan.
Benih Cabe
-Untuk 1.000 M² tanah memerlukan benih kira-kira 1 - 1,25 sachet.
-Biji direndam terlebih dahulu dalam air hangat yang diberi 0,5 - 1 tutup POC (Pupuk Organik Cair) NASA per liter air, serta diperam selama semalam.

Tahap Persemaian (0 – 30 Hari)
Persiapan Persemaian
-Persemaian diberi naungan atap plastik dan harus menghadap ke arah timur.
-Media pesemaian terbuat dari campuran tanah dan kompos halus dengan perbandingan 3 : 1. Sebelum digunakan, lakukan langkah pencampuran 25 - 50 Kg pupuk kandang dengan Natural GLIO 100 gram dan diamkan semasa 1 minggu. Lalu masukkan ke dalam polibag bibit ukuran 4 x 6.
Penyemaian
-Masukkan biji cabai ke dalam polibag, kemudian tutup menggunakan lapisan tanah dan kompos halus yang sudah diayak.
-Semprotkan POC (Pupuk Organik Cair) NASA dengan dosis 1 - 2 tutup botol per tangki ketika benih berumur 10 dan 17 HSS (hari sesudah semai)
-Penyiraman dikerjakan satu kali sehari yaitu pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.
Pengamatan Hama dan Penyakit
Jenis penyakit yang perlu diperhatikan yaitu:
-Embun bulu
Tanda penyakit embun bulu adalah adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil. Penyakit ini diakibatkan oleh cendawan. Trik menaggulanginya yaitu dengan cara menyiramkan Natural GLIO dengan dosis 1 sdm per 10 liter air.
Jenis hama yang perlu diperhatikan yaitu:
-Kutu daun persik
Hama ini biasanya bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yang ditemukan, kemudian semprot memakai Natural BVR atau PESTONA.
-Hama tungau
Ciri tumbuhan yang terserang hama ini akan memiliki kondisi daun yang berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah dan cabang. Metode menaggulanginya yaitu dengan melakukan penyemprotan menggunakan Natural BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

Tahap Tanam
Pemilihan bibit
-Bibit yang akan dipindahkan ke area lahan tanam haruslah telah dipilih bibit yang seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.
-Benih telah memiliki 5 - 6 helai daun (pada waktu usia 21 - 30 hari).
Metode Tanam
-Waktu tanam yang bagus yaitu di pagi atau sore hari, jika cuaca sedang panas terik, lebih baik ditunda.
-Lepas plastik polibag dan keluarkan benih dengan hati-hati, tidak boleh sampai bola tanah terpecah karena bisa merusak perakaran.
-Sesudah selesai tanam, langsung disiram atau disemprot menggunakan POC (Pupuk Organik Cair) NASA dengan dosis 3 - 4 tutup botol per tong air.
Pengawasan Hama
-Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon)
Ulat tanah umumnya aktif di malam hari, ulat ini akan memakan tanaman muda dengan cara memotong batang atau tangkai daun. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan membunuh setiap ulat yang ditemukan, jika terjadi gangguan berat lakukan penyemprotan memakai PESTONA atau VIREXI.
-Ulat Grayak (Spodoptera litura dan S. Exigua)
Larva memakan permukaan bawah daun serta daging cabe dengan kerusakan berupa lobang besar ataupun bintil-bintil. Trik menaggulanginya, dengan cara melakukan penyemprotan memakai VIREXI, VITURA atau PESTONA .

Langkah Pengelolaan Tumbuhan (7 – 70 Hari Setelah Tanam)
-Penyiraman bisa dilaksanakan dengan sistem pengocoran tiap tanaman. Bisa juga dikerjakan penggenangan jika lahan dirasa kering.
-Pemupukan sistem pengocoran dikerjakan sepekan sekali setiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan dari beberapa campuran penyubur makro yakni Urea : SP 36 : KCL = (250 : 250 : 250) gr ke dalam 50 liter air, diberikan pada waktu usia 1 - 4 minggu dengan dosis 250 cc per lubang. Setelah umur 5 - 12 minggu dilakukan pemupukan dengan perbandingan pupuk makro Urea : SP-36 : KCL = ( 500 : 250 : 250 ) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.


Tabel Perkiraan Kebutuhan Total Pupuk Makro (per Ha)


Catatan :
Umur 1-4 minggu, 4 kali aplikasi (kurang lebih 7 tong/aplikasi)
Umur 5-12 minggu, 8 kali aplikasi (kurang lebih 14 tong/aplikasi)
-Selain pengocoran, penyemprotan juga perlu dikerjakan. Penyemprotan POC (Pupuk Organik Cair) NASA dengan dosis 3 - 5 tutup botol setiap tong air (50 liter) pada umur 10, 20, kemudian lakukan penyemprotan POC (Pupuk Organik Cair) NASA ditambah HORMONIK dengan dosis 1 - 2 tutup setiap tong air (50 liter) di umur 30, 40, dan 50 HST.
-Lakukan perempelan dengan menyisakan 2 - 3 cabang utama per tanaman. Perempelan dikerjakan mulai tanaman umur 15 - 30 hari.
Pengamatan Hama serta Penyakit
-Penyakit layu
Penyakit ini disebabkan oleh jamur diantaranya; fusarium, phytium serta rhizoctonia. Tumbuhan yang mengalami penyakit ini akan kering secara tiba-tiba, menyebabkan tanaman layu dan gugur daun. Tumbuhan layu dapat dikendalikan dengan menyebarkan Natural GLIO.
-Penyakit busuk cabai antraknosa
Ciri yang terlihat yaitu adanya garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Gangguan hebat dapat menyebabkan seluruh bagian cabai mengering. Langkah penanggulangannya dengan melakukan pengumpulan serta pemisahan cabai yang terserang penyakit pada waktu panen. Cara menaggulanginya dapat dengan metode penaburan Natural GLIO di bawah tanaman.

Tahap Panen dan Pasca Panen
Pemanenan
-Panen pertama dikerjakan ketika tanaman berusia kira-kira 60 - 75 hari.
-Panen kedua dan seterusnya dilakukan 2 - 3 hari sekali dengan frekuensi panen dapat mencapai 30 -40 kali atau bahkan lebih tergantung ketinggian tempat budidaya cabai serta metode budidayanya.
-Sesudah pemetikan ke 3, tanaman cabai dipupuk memakai takaran 500 cc per pohon dan dilakukan penyemprotan menggunakan POC (Pupuk Organik Cair) NASA ditambah HORMONIK.
Metode Panen
-Jangan memanen buah cabai yang telah ketuaan, lakukan pemanenan ketika buah cabai memiliki tingkat kematangan sekitar 80 - 90%.
-Pemanenan yang baik dilakukan pada pagi hari sesudah embun kering.
-Penyortiran cabai dikerjakan sejak di lahan.
-Simpan hasil panen di tempat yang teduh.


Demikian panduan aplikasi pupuk organik nasa untuk budidaya tanaman cabai yang di harapkan mampu meningkatkan kuantitas serta kualitas produksi tanaman cabai yang lebih baik dan maksimal.

PT. Natural Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Agrokompleks, Kesehatan, Kosmetika dan lain-lain dan sedang berkembang pesat di Indonesia.
gardaremaja.blogspot.com merupakan salah satu pusat informasi produk NASA, tempat belanja online baik untuk para Mitra NASA maupun untuk umum.



pasang iklan disini




loading...