Saturday, 23 May 2020

Penjelasan Tentang Spirulina dan Beragam Manfaatnya bagi Kesehatan


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Penjelasan Tentang Spirulina dan Beragam Manfaatnya bagi Kesehatan

Spirulina merupakan satu dari dua genus yang termasuk dalam famili Spirulinaceae. Di seluruh dunia telah dikenal 30 spesies (jenis) Spirulina, 12 jenis di antaranya dapat ditemukan di Indonesia (Budiman, 1995). Spirulina merupakan mikroorganisme autotrof berwarna hijau-kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix), sehingga disebut alga biru- hijau berfilamen (Richmond, 1987). Secara ekonomi Spirulina memiliki prospek penting karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan obat, makanan maupun makanan tambahan (food suplement) (Yunus dkk, 1989). Kecuali itu, Spirulina juga merupakan mikroalga yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat penurun kadar kolesterol dalam darah, bahan baku obat pelangsing tubuh manusia, dan dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit kanker. Spirulina memiliki kandungan protein yang relatif cukup tinggi (63%-68%), karbohidrat 18-20%, dan lemak 2-3%. Kandungan protein yang tinggi ini menyebabkan Spirulina dimanfaatkan sebagai sumber protein potensial bagi makhluk hidup baik manusia maupun hewan ternak (Hariyati, 2008).

Akhir-akhir ini Spirulina mulai banyak dikenal publik. Sebab mikroalga ini dianggap memiliki kandungan yang baik bagi kesehatan.
Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga. Diameternya antara 3-30 nanometer, baik sel tunggal maupunkoloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut yang lazim disebutfitoplankton. Di dunia mikroba, mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifatfotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), cokelat (fikosantin), dan merah (fikoeritin), (Haryoto, 2004). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya.Hal itulah yangmembedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi.
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada di sekitar kita. Sebagian besar mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yangberguna sebagai sumber energi bagi kehidupan konsumer seperti kopepoda, larvamoluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produser primer, hasil sampingan fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota sekitarnya. Pengetahuan tentang fikologi telah berkembang pesat setelah beragam jenis alga dengan karakteristiknya masing-masing berhasil dikultur. Berbagai institusi di dunia telah menyimpan koleksi kultur mikroalga yang potensial dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi (Panggabean, 2007).
Mikroalga hidup di berbagai habitat perairan dan dapat ditemukan mulai di bagian sedimen sampai area intertidal. Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang dan selama hidupnya merupakan plankton. Widyastuti (2014) menjelaskan bahwa mikroalga juga merupakan kelompok fitoplankton atau plankton jenis nabati. Oleh karenanya, mikroalga lazim disebut sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam menghasilkan bahan organik dan oksiden dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik yang masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu, fitoplankton juga menjadi nutrisi bagi larva ikan dan vertebrata, mikroba dan organisme yang lebih besar seperti udang, kepiting, kerang, ikan dan burung (Widyastuti, 2014).
Sebagai produsen, mikroalga mengandung nutrisi yang lengkap kaya protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.Selain itu alga juga mengandung pigmen astaxanthin, zeaxanthin, chlorophil, phycocyanin, phycoeritrin yang memiliki fungsi pewarnaan dan antioksidan. Mikro mineralnya bersama vitamin mampu memperbaiki metabolisme tubuh dan daya tahan. Contoh-contoh yang sudah dikenal di masyarakat adalah Chlorella dan Spirullina yang dimanfaatkan sebagai nutraceutis/suplemen kesehatan.

Berdasarkan pigmen yang dimiliki, mikroalga dikelompoka menjadi beberapa filum yakni :

-Cyanobacteria atau Alga Biru Hijau
Cyanobacteria atau Alga Biru Hijau aalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga.


Kelompok ini adalah organisme prokariotik tidak memiliki struktur-struktur sel, contohnya nukleus dan chloroplast. Hanya memiliki chlorophila, namun memiliki variasi phycobilin seperti carotenoid. Pigmen-pigmen ini beragam variasi sehingga warnanya bisa bermacam-macam. Contohnya Spirulina, Oscillatoria, Anabaena.

-Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki banyak sifat- sifat tanaman tingkat tinggi. Merupakan organisme prokaryotik dan memiliki struktur-struktur sel khusus, memiliki kloroplas, DNA–nya berada dalam sebuah nukleus, dan beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau sebagaian besar berupa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak mempunyai dinding sel. Mempunyai klorophil a dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorophil dan menjadi hijau gelap. Contoh: Tetraselmis (Air tawar, air laut) dan Pyramimonas memiliki penampakan serta sifat berenang yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang.


Contoh lainnya, Clamidomonas (Air tawar, air laut), Nannocloris (Air tawar, air laut,) yang berwarna hijau tidak motil dan tidak memiliki flagel, berukuran sangat kecil dengan diameter 1,5-2,5 mm, sel berbentuk bola, cenderung mengapung dalam budidaya, berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi usaha budidaya. Organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang. Dunaliella (Air tawar, air laut), Botryococcus dan Chlorella (Air tawar, air laut,) yang selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan. Merupakan pakan untuk rotifer dan dapnia.

-Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom adalah kelompok alga yang unik dengan dinding sel yang terbentuk dari silikon dioksida. Diatom dipenuhi banyak lubang sehingga tampak seperti ayakan (saringan) dan secara komersial dapat digunakan sebagai perlengkapan dalam beberapa peralatan filter. Tidak memiliki flagella kecuali pada beberapa spesies tertentu, hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa carotenoid seperti fucoxanthin sehingga berwarna kecoklatan.


Organisme ini biasa digunakan sebagai pakan dalam budidaya. Contoh Chaetoceros (Air laut,) yang populer sebagai pakan rotifer, kerang-kerangan, tiram, dan larva udang.

-Alga Coklat Emas (Chrysophyceae)
Alga coklat-emas dikaitkan dengan diatomae, namun mereka memiliki dinding sel silika yang sedikit selama masa hidup mereka. Alga ini memiliki sifat-sifat yang dapat ditemui pada sebagian besar alga. Beberapa anggota kelompok alga ini memiliki flagella dan motil. Semua memiliki kloroplas dan memilki DNA yang terdapat di dalam nukleusnya.


Alga ini hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa carotenoid seperti fucoxanthin yang memberikan mereka warna kecokelatan. Alga ini seringkali dibudidayakan dalam bentuk uniseluler pada usaha budidaya sebagai sumber pakan. Contoh Isochrysis (air laut), Nannochloropsis (air tawar, air laut ), Ellipsoidon (Air tawar, air laut).

-Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah merupakan makroalga yang hanya memiliki chlorophyl a di samping memiliki pigmen lainnya seperti phycocyanin (pigmen biru), dan phycoeretrin (pigmen merah), seperti juga halnya berbagai carotenoid. Phycoeretrin memberi warna merah pada alga ini. Selain itu alga ini juga terkadang berwarna hijau kebiruan hingga ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki flagel. Dapat digunakan dalam lingkungan budidaya. Contohnya Porphyridium.


Alga ini digunakan pada lingkungan budidaya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.

-Euglenophyta
Euglenophyta dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli taksonomi dan dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh sebagian ahli lainnya dikarenakan organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus hewan. Organisme ini merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-struktur tubuh yang dapat dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke dalam tubuhnya. Mereka memiliki satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri mereka melalui air.


Beberapa di antaranya melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini tidak memiliki dinding sel, namun mereka memiliki lapisan luar yang keras yang tersusun dari protein yaitu pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel. Euglenophyta memiliki chlorophyl a dan b beberapa carotenoid dan biasanya mereka terlihat berwarna hijau rumput. Euglena umum ditemukan di perairan yang kaya akan nutrien.contoh Euglena.

-Cryptophyta
Cryptophyta adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki kedekatan dengan kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik, dan mereka juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok ini memiliki flagel, bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta memiliki chlorophyl a dan c, phycocyanin dan phycoeretrin serta beberapa carotenoid yang memberikan warna kecokelatan pada tubuh mereka. Memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri.


Pada umumnya tidak digunakan sebagai pakan pada lingkungan budidaya, namun demikian populasi di alam merupakan makanan bagi rotifer, kerang, tiram, dan larva udang.

-Phyrrophyta
Dalam kelompok ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu kelompok organisme uniseluler yang unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai di air tawar maupun air laut. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik.. Salah satu ciri khas kelompok organisme ini adalah keberadaan dinding sel yang terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa organisme yang tidak memiliki dinding sel ini. Organisme ini memiliki dua flagella. Banyak organisme dari golongan ini yang memiliki trichocyst, yaitu struktur protein yang dapat dikeluarkan dari permukaan sel untuk melindungi diri dari predator.


Fenomena ‘red tide’ adalah peristiwa yang dihubungkan dengan ledakan (berkumpulnya) dinoflagellata karena adanya pigmen kemerahan yang terakumulasi dalam organisme-organisme ini dan dalam jumlah yang besar yang terjadi pada kondisi lingkungan tertentu. Beberapa dinoflagellata menyebabkan peracunan pada kerang-kerangan dan menyebabkan pengakumulasian neurotoxin dalam konsentrasi tinggi. Beberapa spesies merupakan parasit bagi ikan yang menyebabkan masalah seperti ‘velvet disease’. Sebagian besar spesies bukan merupakan makanan ikan karena ukurannya terlalu besar untuk dikonsumsi. Ceratium (air tawar). Peridinium (air tawar, air laut).


Spirulina atau yang biasa disebut ganggang hijau semakin hari semakin populer sebagai salah satu bahan dasar suplemen. Kandungan nutrisi dan antioksida di dalamnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. Oleh karena itu, Sprirulina sering disebut sebagai superfood.
Spirulina adalah mikroalga biru-hijau yang biasanya tumbuh di danau air tawar, mata air alami, dan air asin di iklim subtropis dan tropis. Spirulina merupakan jenis ganggang yang memiliki fungsi untuk mencegah tubuh dari serangan penyakit. Carolyn Brown, RD, ahli gizi di Foodtrainers di New York mengatakan spirulina mampu memperkuat otot, tulang, dan jantung. Hal ini karena spirulina mengandung vitamin B12, klorofil, zat besi, dan protein tinggi.
Menurut Carolyn Brown, Spirulina sering dikonsumsi dengan berbagai cara. Spirulina biasanya dikeringkan dan dihancurkan serta dikombinasikan dengan superfood.
Spriulina juga bisa disimpan dan dibuat menjadi bubuk yang kemudian ditambahkan pada minuman atau makanan. Hal ini ditujukan untuk mempermudah tubuh dalam mendapatkan protein dari spirulina. “Selain itu (Spirulina) juga sering dikonsumsi dalam bentuk kapsul sebagai suplemen,” kata Brown.

Dilansir dari Health, Nathalie Rhone, RD, ahli nutrisi di Nutrition juga memberi penjelasan akan manfaat spirulina. Dia mengatakan, bakteri tersebut mengandung asam lemak bermanfaat seperti DHA dan GLA yang memiliki tingkat antioksidan tinggi. “Kandungan ini dapat membantu melindungi tubuh terhadap kerusakan oksidatif,” kata Nathalie Rhone.
Rhone menambahkan, spirulina juga sering dikonsumsi dengan mencampurkannya ke dalam jus atau smoothie. Ini menjadikan spirulina semakin baik dikonsumsi untuk tubuh. “Semuanya penting untuk energi kita. Magnesium juga membantu menurunkan tingkat stres,” kata Nathalie Rhone. Meskipun demikian, Dia menyarankan supaya spirulina dicampurkan ke dalam jus yang memiliki rasa kuat untuk meciptakan rasa yang semakin nikmat. “Jika menambahkan spirulina ke dalam smoothie, pastikan untuk memasukkan banyak buah atau rempah-rempah beraroma seperti mint untuk mengimbangi rasanya yang kuat,” kata Rhone.

Spirulina di Indonesia merupakan komoditas yang digunakan untuk meningkatkan kebutuhan protein dan menyukseskan program ketahanan pangan masyarakat. Khususnya untuk mereka yang hidup di pulau terluar. Misalkan saja tim dari Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB yang bekerjasama dengan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Mereka melakukan penelitian tentang diversifikasi produk pangan biskuit yang berbasis sumber karbohidrat lokal (sagu), konsentrat protein ikan dan Spirulina.

Spirulina merupakan salah satu makanan rendah kalori yang mengandung tinggi nutrisi. Ganggang ini telah banyak dimanfaatkan untuk bidang kesehatan, mulai dari mengatasi diabetes sampai berpotensi melawan kanker. Dari berbagai macam suplemen yang disebut-sebut sebagai superfood, Spirulina adalah salah satunya. Spirulina dapat ditemukan dalam bentuk padatan, seperti kapsul atau tablet, serta bisa ditemukan dalam bentuk bubuk untuk ditambahkan ke dalam makanan yang dikonsumsi.


Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi 100 % yang sangat tinggi. Bakteri ini biasa juga di sebut sebagai ganggang hijau yang hidup di air tawar, laut maupun tempat basah, dan merupakan makanan yang bersifat alkali. Menurut pendapat ahli, supaya tubuh tetap dalam keadaan sehat maka sebaiknya mengkonsumsi makanan yang seimbang dan dengan 80% berkadar alkali. Sedangkan pada tubuh yang sehat mengandung alkali yang rendah dengan pH (7.3 - 7.4).
Spirulina adalah organisme yang tumbuh di air tawar dan air asin. Spirulina ini hanya dapat dipertahankan pada medium cair, sedangkan pada media padat akan memendek secara perlahan tergantung kandungan air pada permukaan (Cifferi, 1983).
Spirulina sp merupakan mikroalga multi seluler, terdiri dari sel-sel silindris yang membentuk koloni. Koloni tersebut merupakan hasil pembelahan sel secara berulang-ulang pada bidang tunggal dan membentuk rantai yang disebut trikom.
 Trikom tersebut dapat berlekatan satu dengan yang lain, dengan penghubung berupa selubung gelatin yang mengelilinginya. Trikom dan selubung yang mengelilinginya disebut filamen (Vasishta, 1979 dalam Ariyati, 1998).
Venkarataman (1983) dalam Ariyati (1998) mengatakan bahwa struktur dinding sel Spirulina sp terdiri dari beberapa lapisan yaitu mukopolimer, komponen pektin dan dibagian luarnya terdapat lapisan lendir yang terbuat dari polisakarida.
Isi sel Spirulina sp terbagi menjadi dua bagian yaitu sentroplasma yang berada di bagian pusat dan dikelilingi oleh kromoplasma. Kromoplasma adalah daerah berpigmen di luar inti sel dan berstruktur homogen, sedangkan sentroplasma berbentuk tidak teratur, mendominasi sepertiga volume sel dan memiliki massa yang padat, yang umumnya disebut inti. Inti ini tidak memiliki membran pembatas sehingga tidak mengalami pembelahan mitosis (Cifferi, 1983). Sitoplasma Spirulina sp tersusun atas sistem organisasi tilakoid yang merupakan organel sel berbentuk kantong memanjang dan dikelilingi oleh sitoplasma yang diselubungi oleh membran plasma dan sifatnya non granuler. Dibagian tepi tilakoid terkandung pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis sehingga fungsinya sama dengan sebagai badan yang mengandung pigmen (Vasishta, 1979 dalam Ariyati, 1998).
Tanaman ini berjenis cyanobacteria, yang merupakan keluarga dari mikroba bersel tunggal yang sering disebut sebagai ganggang biru hijau. Nama “Cyanobacteria” berasal dari bahasa Yunani; kyanós artinya biru yang merupakan warna dari bakteri. Cyanobacteria selain sebagai produsen utama juga merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen di perairan laut. Namun begitu, keberadaan ganggang ini juga dapat ditemukan di lingkungan air tawar seperti danau dan kolam. Nama Cyanobacteria identik dengan nama kelas yang menjadi bagian taksanya. Subkelas Osillatoriophycideae merupakan satu dari 4 (empat) subkelas di bawah kelas Cyanobacteria. Subkelas ini memiliki 2 ordo yaitu Croococcales dan Oscillatoriales. Croococcales merupakan ordo yang mencakup kajian taksonomi sebanyak 11 famili, satu di antaranya adalah Spirulanaceae. Ciri dan karakter  yang  menjadi  kesamaan dalam keluarga ini hanya diwakili oleh dua genus, yakni Glaucospira dan Spirulina.
Cyanophyta merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan energi melalui fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan) monera. Ganggang hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas Cyanophyceae. Ganggang hijau-biru memiliki klorofil yang berbeda dari klorofil bakteri yang dapat berfotosintesis, dan diketahui bahwa oksigen dibebaskan oleh ganggang hijau-biru pada saat fotosintesis tetapi tidak terjadi pada bakteri. Ganggang hijau – biru memiliki afinitas mirip bakteri sehingga disebut juga Cyanobacteria karena organisasi seluler dan biokimianya.
Cyanobacteria/Cyanophyta atau alga hijau biru merupakan kelompok alga prokariotik. Organisme tersebut memiliki peran sebagai produsen dan penghasil senyawa nitrogen di perairan. Beberapa Cyanobacteria juga diketahui dapat memproduksi toksin (racun). Selain menghasilkan toksin, Cyanobacteria mampu menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi mahluk hidup lain, antara lain protein dan senyawa lain untuk obat-obatan. Organisme tersebut bersifat kosmopolit, tidak hanya ditemukan di habitat akuatik melainkan juga ditemukan di habitat terestrial. Cyanobacteria ada yang hidup sebagai plankton dan ada pula yang hidup sebagai bentos. Spesies-spesies yang bersifat planktonik umumnya merupakan spesies-spesies yang mengakibatkan terjadinya ledakan populasi (blooming) akibat eutrofikasi (pengayaan nutrisi). Eutrofikasi biasanya disebabkan oleh proses alamiah atau akibat pencemaran. Keadaan perairan yang kaya nutrisi tersebut menyebabkan pertumbuhan Cyanobacteria yang sangat cepat. Cyanobacteria juga diketahui diketahui mampu tumbuh di padang gurun, padang salju, dan sumber air panas. Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang selalu beriklim hangat sepanjang tahun menyebabkan sering mengalami blooming Cyanobacteria di perairan tawar.


Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar (Ciferri, 1983). Ciri-ciri morfologinya yaitu filamen yang tersusun dari trikoma multiseluler berbentuk spiral yang bergabung menjadi satu, memiliki sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral, tidak bercabang, autotrof, dan berwarna biru kehijauan.
Spirulina memiliki kemampuan unik yaitu dapat menetralisir mineral beracun (Maeda dan Sakaguchi, 1990; Okamura dan Aoyama, 1994). Spirulina dapat digunakan sebagai agen penetral arsenik untuk air atau air limbah, dan bahan beracun serta logam berat lainnya (Liu, et al., 1991).
Spirulina termasuk cyanobacteria atau yang lebih dikenal dengan alga hijau biru, ada di bumi sejak 3500 juta tahun lalu. Mikro-organisme ini berukuran 3,5-10 mikron dan memiliki filamen berbentuk spiral dengan diameter 20-100 mikron. Spirulina mengandung 60% protein dengan asam-asam amino esensial, sepuluh vitamin, juga berkhasiat sebagai obat (therapeutic). Selain itu pula, Spirulina memiliki pigmen fikosianin yang merupakan antioksidan dan anti-inflamatori (Romay et al 1998 diacu dalam Desmorieux 2006), polisakarida yang memiliki efek antitumor dan antiviral (Gao dan Wu 2000; Mishima et al 1998 diacu dalam Desmorieux 2006), γ-asam linoleat (GLA) dari Spirulina dapat berfungsi dalam penurun kolesterol (Samuels et al. 2002 diacu dalam Desmorieux 2006).
Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 µm. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Tomaselli, 1997). Spirulina sp. berwarna hijau tua di dalam koloni besar yang berasal dari klorofil dalam jumlah tinggi. Spirulina sp. memiliki struktur trichoma spiral dengan filamen–filamen bersifat mortal dan tidak memiliki heterosit. Sel Spirulina sp. berukuran relatif besar yaitu 110 µm, sehingga dalam proses pemanenan dengan menggunakan kertas saring lebih mudah (Borowitzka M.A., 1988).
Tanaman ini juga dapat melakukan fotosintesis dan tanaman ini menjadi semakin populer ketika NASA mengusulkan bahwa mikroba tersebut dapat ditanam di ruang angkasa untuk digunakan oleh para astronot.
Ganggang ini tumbuh baik dan subur di perairan tawar seperti kolam air tawar dan danau air tawar terutama pada kisaran pH 8-11 (alkali). Namun begitu, Spirulina juga mampu tumbuh subur di perairan hangat yang memiliki temperatur 320C-450C (850F- 1120F). Nama “Spirulina” berasal dari bahasa Latin “helix” atau “spiral” yang lebih mengarah kepada makna konfigurasi fisik organisme tersebut ketika bentuknya berputar-putar dan untai secara mikroskopis. Meskipun Spirulina termasuk organisme bersel tunggal, namun memiliki ukuran tubuh yang relatif panjang yakni 0,5 milimeter. Besaran ini identik dengan 100 kali ukuran ganggang pada umumnya sehingga secara tidak langsung organisme ini dapat dilihat dengan kasat mata.

Spirulina termasuk jenis tanaman yang berbentuk menyerupai spiral dan sudah ada sejak berabad-abad lalu, serta telah lama dimanfaatkan kandungan nutrisinya oleh suku Aztec yang ada di Amerika Tengah, tepatnya di Meksiko, sebagai bahan makanan mereka.
Struktur sel Spirulina sp. hampir sama dengan tipe sel alga lainnya dari golongan cyanobacteria. Dinding sel merupakan dinding sel gram-negatif yang terdiri dari 4 lapisan, dengan lapisan utamanya tersusun dari peptidoglikan yang membentuk lapisan koheren. Peptidoglikan berfungsi sebagai pembentukan pergerakan pada Spirulina sp. yang membentuk spiral teratur dengan lebar belokan 26-28 µm, sedangkan sel-sel pada trichoma memiliki lebar 6-8 µm (Eykelenburg, 1977). Bagian tengah dari nukleoplasma mengandung beberapa karboksisom, ribosom, badan silindris, dan lemak. Membran tilakoid berasosiasi dengan pikobilisom yang tersebar disekeliling sitoplasma. Spirulina sp. mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat (Mohanty et al., 1997).

Siklus hidup Spirulina sp. yaitu proses reproduksinya disempurnakan dengan fragmentasi dari trikoma yang telah dewasa. Reproduksi Spirulina sp. terjadi secara aseksual (pembelahan sel) yatiu dengan memutus filamen menjadi satuan- satuan sel yang membentuk filamen baru. Ada tiga tahap dasar pada reproduksi Spirulina sp. yaitu proses fragmentasi trikoma, pembesaran dan pematangan sel hormogonia, serta perpanjangan trikoma. Selanjutnya trikoma dewasa dapat dibagi menjadi filamen atau hormogonia, dan sel-sel di hormogonia akan meningkat melalui pembelahan biner, tumbuh memanjang dan membentuk spiral (Hongmei Gong et al.,  2008).
Siklus reproduksi mikroalga tersebut berlangsung melalui pembentukan hormogonium yang dimulai ketika salah satu atau beberapa sel yang terdapat di tengah-tengah trikoma yang mengalami kematian dan membentuk badan yang disebut cakram pemisah berbentuk bikonkaf. Sel-sel mati yang disebut nekrida tersebut akan putus dengan segera, kemudian trikoma terfragmentasi menjadi koloni sel yang terdiri atas 2-4 sel yang disebut hormogonia dan memisahkan diri dari filamen induk untuk menjadi trichoma baru. Hormogonia memperbanyak sel dengan pembelahan pada sel terminal. Tahap akhir proses pendewasaan sel ditandai terbentuknya granula pada sitoplasma dan perubahan warna sel menjadi hijau kebiruan (Cifferi, 1983).

Spirulina disebut juga sebagai Arthospira, memiliki berbagai banyak jenis. Terdapat lebih dari 58 spesies Spirulina telah tercatat, tetapi hanya beberapa jenis yang telah digunakan untuk sumber makanan. Dua jenis Spirulina yang terkenal di pasaran adalah Spirulina platensis (Arthrospira platensis) dan Spirulina maxima (Arthrospira maxima). Dua jenis Spirulina ini berbeda dalam bentuk serta ukurannya. Spirulina maxima memiliki ukuran yang lebih besar, meskipun bentuknya tidak terlalu spiral sebagai Spirulina platensis.


Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, beberapa spesies mikroalga sudah diteliti dan dikembangkan sebagai bahan makanan dalam skala industri besar. Mikroalga tersebut antara lain Chlorella pyrenoidosa, Scenedesmus acutus, dan Spirulina platensis (Devi dkk, 1981). Bila dibandingkan dengan mikroalga lainnya, ternyata S platensis memiliki  kandungan protein tertinggi yaitu 60%-70% dari berat  kering tubuhnya (Cifferi, 1983), sedangkan S acutus 55% (Litchfield, 1983), dan C pyrenoidosa hanya 49,8% (Mutia, 1982). Begitu pula apabila kandungan protein Spirulina disetarakan dengan jenis sajian makanan berkalori tinggi maka kandungan protein Spirulina lebih tinggi daripada kandungan protein telur, susu, keju, ikan, ayam, atau kacang tanah. Menurut Hansen (1982) Spirulina mengandung 8 macam asam amino esensial yang jumlahnya seimbang dengan yang terdapat pada telur, hanya saja kandungan kolesterol Spirulina lebih rendah. Bahkan ditegaskan oleh hasil riset Sasson (1988), dalam 10 gram tepung Spirulina hanya terdapat 1,3 mg kolesterol, sedangkan dalam 10 gram telur terdapat 300 mg kolesterol.

Spirulina platensis adalah salah satu jenis mikroalga golongan Cyanophyta atau alga hijau kebiruan (blue green algae). Bentuk Spirulina platensis menyerupai benang yang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis. Filamen Spirulina platensis hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Hariyati, 2008). Sanchez et al., (2008) menambahkan, panjang filamen (trichome) 500 µm dengan lebar 6-12 µm. Phang (2006) menyatakan bahwa Spirulina platensis tidak memiliki inti sel. Menurut Ali dan Saleh (2012), trichome Spirulina platensis dewasa putus menjadi beberapa bagian kecil yang disebut necridia. Kemudian necridia tersebut selanjutnya berfragmentasi membentuk rantai-rantai pendek yang terdiri dari beberapa sel yang dikenal sebagai  hormogonia. Sel-sel hormogonia akan meningkat melalui pembelahan biner, kemudian bertambah panjang dan menjadi bentuk heliks.
Spirulina platensis dapat bergerak sepanjang garis tengahnya dengan cara menggelinding (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Bentuk tubuh Spirulina platensis yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina platensis hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Hariyati, 2008).

Dosis spirulina setiap hari standar mulai dari 1-3 gram, tetapi dosis ini juga bisa bertambah hingga 10 gram per hari jika digunakan secara efektif.
Zat gizi yang terkandung dalam spirulina sudah tidak perlu diragukan lagi. Organisme ini kaya akan bermacam-macam nutrisi yang penting bagi tubuh Anda. Di antaranya mengandung asam amino, vitamin A, vitamin B12, B1, B2, B3, B6 dan vitamin E. Analisis kimia dari Spirulina sp. dimulai pada tahun 1970 yang menunjukkan Spirulina sp. sebagai sumber yang sangat kaya protein, vitamin dan mineral. Kandungan protein pada Spirulina sp. bekisar antara 60% -70% dari berat kering, mengandung provitamin A tinggi, sumber β-karoten yang kaya vitamin B12 dan digunakan dalam pengobatan anemia, kandungan lipid sekitar 4-7%, serta karbohidrat sekitar 13,6% (Carrieri et al., 2010). Spirulina sp. juga mengandung kalium, protein dengan kandungan Gamma Linolenic Acid (GLA) yang tinggi (Tokusoglu dan Uunal, 2006) serta vitamin B1, B2, B12 dan C (Brown et al., 1997), sehingga sangat baik apabila dijadikan pakan ataupun bahan untuk makanan dan obat-obatan.
Ganggang kecil ini juga mengandung magnesium, potasium dan mangan dalam jumlah yang layak dan hampir semua nutrisi lain yang Anda butuhkan. Kualitas protein dalam Spirulina menyediakan sejumlah lemak kecil sekitar 1 gram termasuk asam lemak omega 6 dan omega 3 dalam rasio sekitar 1,5-1,0.
Komposisi pigmen pada Spirulina sp. merupakan komposisi pigmen yang kompleks dan umum ditemukan pada alga biru hijau. Komposisi tersebut diantaranya adalah klorofil- a, xanthophyll, fikosianin dan karotenoid yang terdiri dari myxoxanthophyll, beta karoten, dan zeaxanthin (Christwardana dan Hadiyanto, 2012). Fikosianin merupakan salah satu dari tiga pigmen (klorofil dan karotenoid) yang mampu menangkap radiasi sinar matahari paling efisien (Hall and Rao, 1999). Fikosianin adalah pigmen yang paling dominan pada Spirulina sp. dan jumlahnya lebih dari 20% berat kering (Borowitzka M.A., 1988). Fikosianin sebagai biliprotein diketahui mampu menghambat pembentukan koloni kanker (Adams, 2005).
Spirulina kini telah banyak tersedia dalam bentuk pil dan bubuk. Didalam Spirulina terkandung zat besi 58 kali lebih banyak dari sayur bayam, ganggang ini juga memiliki beta karoten 25 kali lebih banyak dari sayuran wortel yang bagus untuk kesehatan. Disamping itu Spirulina juga memiliki kandungan karbohidrat.
Spirulina mengandung 1,5%-15% lemak dan 10%-20% karbohidrat. Secara spesifik ditegaskan pula bahwa kandungan lemak S platensis lebih rendah daripada C pyrenoidosa. Hasil riset menunjukkan bahwa di dalam komposisi lemak Spirulina terdapat 0,8%-1% Gamma Linolenic Acid (GLA) yaitu sejenis asam lemak tak jenuh rantai panjang yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam darah. GLA sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan, tetapi tidak dapat disintesis di dalam tubuh manusia. Jenis asam lemak lainnya yang terdapat dalam Spirulina adalah Eicose Pentanic Acid (EPA) yang juga diduga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Klausner, 1986; Nakaya dkk, 1988). Menurut Sasson (1988), Spirulina memiliki kandungan vitamin E yang jumlahnya 12 kali lebih banyak daripada kandungan vitamin E pada Chlorella, sedangkan kandungan provitamin A-nya berjumlah 2 kali lebih banyak daripada kandungan provitamin yang sama pada Scenedesmus, adapun kandungan vitamin B12 yang terdapat pada Spirulina diprediksi 3 kali lebih banyak daripada kandungan vitamin B12 pada Scenedesmus (Sasson, 1988). Berdasarkan kajian Hanssen (1982) ditegaskan pula, bahwa kandungan Fe pada Spirulina 10 kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan Fe pada bayam yang telah dimasak.

Kandungan mineral dalam Spirulina berbeda satu sama lain tergantung pada jenis media pertumbuhannya. Secara umum, kultivasi Spirulina bisa menggunakan air tawar, air laut, atau air payau.
-Spirulina air laut
Spirulina yang dibudidayakan di air laut mengandung mineral lebih tinggi daripada media air tawar atau payau. Air laut mengandung garam yang tinggi seperti NaCl, KCl, MgCl. Spirulina ini juga mengandung fikosianin, polisakarida, inositol yang lebih tinggi. Meskipun mengandung garam tinggi, kandungan natrium yang terlalu tinggi dinilai tidak baik untuk kesehatan manusia. Untuk menurunkan mineral ini, dapat digunakan NaHCO3 dan Na2CO3 melalui metode Trigger (Faucher, et al., 1975). Spirulina air laut memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada spirulina air tawar. Spirulina air laut memiliki bau amis seperti rumput laut atau cumi-cumi sehingga beberapa konsumen tidak nyaman dengan bau tersebut. Bau amis ini dihasilkan dari kandungan mineral di dalam Spirulina.
-Spirulina air tawar
Spirulina ini biasanya digunakan sebagai bahan makanan manusia dan farmasi. Dalam media air tawar, NaHCO3, fosfat, dan urea ditambahkan untuk mempengaruhi laju pertumbuhan mikroalga. Spirulina air tawar memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi di sekitar 0.16/hari dan menghasilkan 1,23-­1,34 g/L biomassa kering. Sementara itu Spirulina air laut memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dan menghasilkan biomassa di sekitar 10.3 g/m2/hari (Costa, et al, 2003; Wu, et al, 1993). Karena kandungan natrium dalam Spirulina air tawar lebih rendah dari air laut, maka aman untuk digunakan sebagai makanan manusia dan farmasi. Kandungan protein yang dihasilkan dari Spirulina media air tawar adalah sekitar 60-­70%. Spirulina air tawar tidak memiliki bau amis karena memiliki kandungan mineral yang lebih rendah daripada Spirulina air laut.

Spirulina sp. banyak digunakan sebagai makanan fungsional dan penghasil berbagai bahan aktif penting bagi kesehatan, antara lain asam lemak tak jenuh majemuk (Polyunsaturated Fatty Acids) yaitu asam linoleat (LA) dan a-linolenat (GLA) (Cohen et al., 1987). LA dan GLA berguna untuk pengobatan hiperkolesterolemia, sindroma prahaid, eksema atopik dan antitrombotik.
Spirulina lebih banyak digunakan sebagai bahan pangan dari pada jenis mikroalga lain karena memiliki beberapa keunggulan. Ganggang ini relatif cepat bereproduksi dan mudah dalam sistem pemanenannya. Biomassa sel Spirulina jauh lebih mudah larut dalam pelarut air dan buffer fosfat. Mikroalga ini telah teruji aman untuk dikonsumsi. Selama bertahun-tahun berrbagai badan pangan internasional telah melaporkan efek toksisitas yang negatif dari produk-produk Spirulina (Angka dan Suhartono 2000). Pemanfaatan Spirulina lebih tinggi daripada mikroalga lainnya karena Spirulina memiliki kualitas tinggi terutama dalam bentuk kering.
Sebagai bahan pangan yang memiliki tingkat protein dan mikronutrien yang tinggi, Spirulina tidak hanya bisa bertindak sebagai protein sel tunggal saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai  makanan fungsional. FAO mencatat bahwa Spirulina dapat digunakan sebagai makanan sehat bagi manusia (Becker, 1994). Secara umum, Spirulina diproduksi dalam kapsul, jus, atau tablet (Gambar 2). Spirulina juga bisa berfungsi sebagai sumber makanan untuk kekebalan tubuh, dan Super Oxyde Dismutase (SOD). Beberapa rumah sakit di negara modern menggunakan Spirulina untuk mendapatkan immunoglobin A (LGA) dan immunoglobin B (lgM) yang lebih tinggi. Sementara kandungan fikosianin dalam Spirulina berpotensi untuk menghambat pertumbuhan sel leukimia pada manusia (Liu, et al., 2000).
Spirulina kering dapat digunakan sebagai sumber pasta campuran, saus, sup, minuman instan, dan makanan suplemen. Spirulina bisa dicampur dalam mie, roti, biskuit. Hal ini digunakan untuk tujuan menambahkan gizi yang lebih tinggi untuk makanan. Hal ini menunjukkan bahwa Spirulina dapat dikonsumsi 10 g/hari untuk menjaga kesehatan tubuh, tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa (Henrikson, 1989).

Spirulina dikenal juga mengandung bahan alami yang berguna untuk perawatan kulit dengan sifat melembabkan dan mengencangkan. Konsumen dari ganggang ini tidak mengenal usia, segala usia dapat mengonsumsinya, mulai dari usia anak - anak sampai dewasa dan tentunya bagi mereka yang membutuhkan kondisi tubuh yang sehat.
Pemanfaatan mikroalga Spirulina sp. sebagai makanan kesehatan sudah banyak dilakukan. Selain mudah dicerna, mikroalga ini mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan oleh tubuh. Pada beberapa negara tertentu seperti Spanyol, Switzerland, Australia, Jepang, dan Amerika, mikroalga telah dimanfaatkan sebagai obat- obatan dan bubuk keringnya dijadikan sebagai makanan kesehatan yang dipasarkan (Henricson, 2009).
Zat warna alami yang dikandung Spirulina terdiri atas pigmen hijau, merah, kuning, dan biru. Berdasarkan kajian hasil riset dikatakan bahwa pigmen-pigmen tersebut dapat digunakan sebagai zat pewarna dalam makanan, selain itu juga dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit kanker (Klausner, 1986; Richmond, 1988). Bahkan disebutkan pula di negara Jepang pigmen biru/fikosianin yang merupakan pigmen dominan pada Spirulina telah dipasarkan sebagai zat pewarna alami untuk makanan. Selain itu fikosianin juga telah dimanfaatkan sebagai zat pewarna pada berbagai macam produk kosmetik, karena pigmen tersebut tidak larut dalam air (Tel-Or dkk, 1980; Sasson, 1988).
Pemanfaatan Spirulina selain sebagai bahan dasar pembuatan makanan maupun makanan tambahan (food suplement), juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan ikan dan udang (Yunus dkk, 1989). Di Thailand, 70% produk Spirulina platensis cenderung digunakan untuk pembuatan bahan makanan sedangkan sisanya (30%) diperuntukkan sebagai bahan dasar pembuatan makanan ikan, dan udang (Richmond, 1988). Bahkan di negara India S platensis telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan ternak ayam dan sapi (Devi dkk, 1981).

Sebagai salah satu dari jenis superfood, Spirulina sangat aman dikonsumsi oleh para penganut diet vegan dan vegetarian. Anda dapat merasakan berbagai macam manfaat spirulina untuk kesehatan, hanya dengan menambahkannya ke dalam pola makan Anda. Dan, dibawah ini merupakan ragam manfaat Spirulina dalam bidang kesehatan, antara lain :

Meningkatkan kesehatan usus
Spirulina dapat dicerna dengan mudah karena strukturnya di mana sel-sel tidak memiliki dinding berserat yang keras.
Lebih banyak penelitian pada manusia diperlukan, tetapi penelitian pada hewan menunjukkan manfaat spirulina dapat mendukung kesehatan usus seiring bertambahnya usia. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2017 pada tikus yang lebih tua menunjukkan bahwa manfaat spirulina dapat mempertahankan bakteri usus yang sehat selama proses penuaan. Spirulina tidak mengandung banyak serat, sehingga sangat penting untuk menambahkan makanan sehat kaya serat lainnya dalam makanan.

Mengatasi diabetes
Diabetes biasanya menunjukkan konsentrasi glukosa abnormal yang tinggi dalam darah, kondisi ini disebut hiperglikemia (Lechninger 1982). Kadar gula darah normal berkisar antara 60 mg/dl sampai 145 mg/dl. Tanda-tanda lain dari diabetes melitus meliputi poliuria (banyak kemih), polidipsia (banyak minum), ifagia (banyak makan), lemas, berat badan turun, dan kenaikan gula darah ≥140 mg/dl (Gibney et al. 2008).
Gangguan toleransi glukosa pada penderita diabetes antara lain disebabkan menurunnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel jaringan perifer dan gangguan fungsi glukostatik dalam hati. Pada keadaan defisiensi insulin, jumlah glukosa yang masuk ke dalam otot rangka, otot jantung, otot polos, dan jaringan lain berkurang.
Hormon insulin dalam kondisi normal berfungsi untuk membantu sintesis kogen dan menghambat output glukosa dari hati. Bila kadar gula dalam darah meningkat, dalam keadaan normal sekresi insulin juga meningkat dan koneogenesis akan menurun. Pada keadaan diabetes, fungsi ini tidak terdapat sehingga terjadi gangguan toleransi glukosa (Pranadji et al. 1999).
Glukosa pada penderita diabetes menumpuk di dalam darah, terutama pada keadaan setelah makan.  Apabila pada penderita diabetes diberikan glukosa secara oral dengan dosis tertentu (75 g glukosa) maka gula darahnya akan meningkat lebih tinggi dari orang normal dan turunnya pun juga lebih lambat. Tes ini disebut sebagai “tes toleransi glukosa oral” (Pranadji et al. 1999).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol.  Pengendalian DM dapat dilakukan dengan perencanaan diet, latihan jasmani, penyuluhan atau pendidikan kesehatan, serta pemberian obat oglikemik. Obat antidiabetes oral maupun suntikan, khususnya untuk diabetes fase 2, karena obat diperlukan jika perencanaan diet dan olahraga jasmani tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
Penderita diabetes selalu berkutat dengan kadar gula darah yang tinggi. Salah satu manfaat Spirulina adalah menurunkan kadar gula darah.
Penelitian yang dilakukan pada tikus yang mengalami diabetes tipe 1 mengungkap bahwa Spirulina mampu menurunkan kadar gula darah serta meningkatkan insulin dan enzim pada organ hati. Meskipun demikian, manfaat spirulina dalam mengatasi diabetes masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Sebagai anti-racun
Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai agen anti-racun yang mampu mengatasi keracunan merkuri, besi, timah, fluoride, dan arsenik. Karena itulah, Spirulina dimungkinkan dapat dijadikan alternatif dalam mengatasi keracunan.
Meskipun demikian, masih diperlukan riset lebih lanjut untuk melihat efektivitas Spirulina sebagai anti-racun.

Mengendalikan kadar gula darah
Salah satu manfaat spirulina bagi kesehatan tubuh yaitu mampu mengontrol kadar gula darah. Tentu hal ini sangat bermanfaat, terutama bagi Anda yang mengalami penyakit diabetes.
Memang bukan tugas yang mudah untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal, karena ada berbagai hal yang bisa mempengaruhi perubahan kadar gula darah dalam tubuh. Akan tetapi, mengonsumsi olahan spirulina bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah lonjakan kadar gula darah.
Penelitian dari School of Pharmaceutical Sciences di Tiongkok mengatakan bahwa kandungan serat dan asam linoleat gamma selain mampu menurunkan kadar kolesterol juga bisa menurunkan kadar glukosa darah.
Kemampuan Spirulina untuk menurunkan kadar glukosa darah dimungkinkan melalui beberapa mekanisme. Penelitian Layam et al. (2007) menunjukkan kemampuan Spirulina platensis menurunkan kadar glukosa darah, kemudian menaikkan plasma insulin, C-peptida, dan hemoglobin darah tikus dengan kondisi diabetes. Perlakuan pemberian oral Spirulina terhadap tikus juga meningkatkan aktivitas enzim heksokinase dan menurunkan aktivitas enzim glukosa-6-fosfat 6P).
Hasil penelitian dari Layam et al. (2007) dengan perlakuan pemberian oral Spirulina platensis 15 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah dari tikus yang diinduksi streptozotocin yaitu, dari 232,33 mg/dl menjadi 114,00 mg/dl a mampu mengontrol kestabilan bobot badan selama percobaan, yaitu berkisar ara 202,67 g – 213,50 g. Hasil penelitian Mridha et al. (2010) juga nunjukkan bahwa mikroalga Spirulina platensis dengan dosis 150 mg/kg BB mpu menurunkan kadar glukosa darah hingga 33% dari kondisi kontrol, yaitu ri 166,9±44,95 mg/dl menjadi 111,81±15,46 mg/dl.

Mencegah penyakit jantung
Spirulina diklaim mampu mencegah penyakit jantung.
Manfaat Spirulina dalam mencegah penyakit jantung dikarenakan kemampuannya dalam menurunkan kadar kolesterol, menangkal radikal bebas, dan berperan sebagai anti-radang.

Menurunkan kolesterol
Kolesterol yang tinggi dapat membahayakan kesehatan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi Spirulina, karena ganggang tersebut mampu menurunkan kolesterol jahat LDL dan menaikkan kolesterol baik HDL.
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di dunia. Banyak faktor risiko yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Spirulina berdampak positif pada banyak faktor ini. Seperti dapat menurunkan kolestrol total, kolestrol LDL “jahat” dan trigliserida sambil meningkatkan kolestrol HDL “baik”.
Konsumsi satu gram spirulina tiap harinya mampu menurunkan kolesterol dalam jangka waktu tiga bulan.
Dilansir dari Very Well, ada beberapa penelitian yang menunjukkan hasil bahwa spirulina mampu menjaga kadar kolesterol dan trigliserida Anda dalam ambang normal. Sebab, Spirulina mengandung zat gizi C-phycocyanin. Zat ini berperan dalam mencerna lemak. Selain itu, kandungan gamma-linoleat dalam spirulina mampu memengaruhi produksi lemak dalam tubuh.
Dalam sebuah penelitian pada 25 orang dengan diabetes tipe 2, 2 gram spirulina per hari secara signifikan meningkatkan penanda ini. Selain itu, beberapa penelitian juga telah menemukan efek yang menguntungkan walaupun dengan dosis yang lebih tinggi 4,5-8 gram per hari.
Struktur lemak dalam tubuh Anda rentan terhadap kerusakan oksidatif. Ini biasa dikenal sebagai peroksidasi lipid, pendorong utama banyak penyakit serius. Misalnya, salah satu langkah dalam pengembangan penyakit jantung adalah oksidasi kolestrol LDL “jahat”. Menariknya, antioksidasi dalam spirulina tampaknya sangat efektif dalam mengurangi peroksidasi lipid pada manusia dan hewan.
Dalam sebuah penelitian terhadap 37 orang dengan diabetes tipe 2, 8 gram spirulina per hari secara signifikan mengurangi tanda kerusakan oksidatif. Ini juga meningkatkan kadar enzim antioksidan dalam darah.

Menjaga kesehatan mental
Mengatasi stres adalah salah satu cara menjaga kesehatan mental. Mengonsumsi Spirulina adalah sebuah cara yang bisa dipertimbangkan dalam mengelola kesehatan mental Anda.
Manfaat Spirulina dalam menjaga kesehatan mental terletak pada kandungan triptofan di dalamnya. Triptofan merupakan asam amino yang memicu produksi serotonin dalam tubuh yang sangat berperan dalam kesehatan mental.
Penderita gangguan kecemasan dan depresi ditemukan memiliki kadar serotonin yang rendah, karenanya Spirulina dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh untuk memelihara kesehatan mental.

Mendukung penurunan berat badan
Spirulina bukanlah suplemen yang dapat dengan segera menurunkan berat badan, tetapi Spirulina adalah salah satu hal yang bisa dikonsumsi untuk membantu proses penurunan berat badan.
Menambahkan spirulina pada menu program diet dapat membantu orang menurunkan berat badan tanpa kehilangan nutrisi. Hal ini karena Spirulina adalah makanan bernutrisi tinggi yang rendah kalori serta dapat membantu memenuhi asupan nutrisi tanpa memerlukan konsumsi kalori yang berlebih.
Satu sendok makan Spirulina hanya mengandung 20 kalori dan memiliki kandungan kalsium, zat besi, magnesium, potasium, protein, dan fosfor yang tinggi.
Manfaat Spirulina dalam menurunkan berat badan terbukti dari studi yang menemukan bahwa konsumsi Spirulina selama tiga bulan dapat menurunkan indeks massa tubuh.

Mengurangi gejala alergi
Mengonsumsi Spirulina diklaim dapat mengatasi gejala alergi, seperti; bersin, gatal, hidung yang berair, dan hidung yang tersumbat.
Rhinitis juga merupakan sebuah bentuk alergi yang ditandai oleh peradangan pada saluran hidung. Ini dipicu oleh alergi lingkungan seperti serbuk sari, bulu hewan atau bahkan debu gandum. Spirulina adalah pengobatan alternatif terbaik untuk gejala alergi rhinitis dan telah terbukti efektif untuk pengobatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 127 orang dengan alergi rhinitis, mengonsumsi 2 gram Spirulina setiap hari secara efektif dapat mengurangi gejala seperti keluarnya cairan pada hidung, bersin, hidung tersumbat dan gatal-gatal.
Namun, studi lebih lanjut tetap masih diperlukan untuk menilik manfaat spirulina dalam meringankan gejala alergi.

Menurunkan tekanan darah
Spirulina memiliki khasiat dalam menurunkan tekanan darah. Sebuah riset menemukan bahwa mengonsumsi Spirulina selama tiga bulan dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi yang memiliki berat badan berlebih.
Tekanan darah tinggi adalah pendorong utama banyak penyakit serius termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronis.
Penelitian dari National Autonomous University of Mexico menyatakan bahwa ada manfaat spirulina lainnya yang berguna bagi Anda yang mungkin memiliki tekanan darah tinggi. Sebab, jenis tumbuhan ini mampu menurunkan kadar tekanan darah, dosis 4,5 gram Spirulina per hari telah terbukti mengurangi tekanan darah pada individu dengan kadar normal. Pengurangan ini diduga didorong oleh peningkatan produksi oksida nitrat, molekul pensilnya yang membantu pembuluh darah Anda rileks dan melebar.

Menaikkan metabolisme
Spirulina diyakini mampu meningkatkan metabolisme dan menaikkan tingkat energi serta menurunkan berat badan. Konsumsi enam gram spirulina tiap harinya dapat membantu metabolisme dan menurunkan berat badan.
Namun, penelitian lebih dalam mengenai manfaat Spirulina dalam menaikkan metabolisme tubuh masih diperlukan.

Tinggi antioksidan dan antiinflamasi
Spirulina juga diklaim sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas melalui kandungan phycocyanin, senyawa ini juga mampu memberikan efek antiradang.
Kerusakan oksidatif dapat merusak DNA dan sel Anda. Kerusakan ini dapat mendorong peradangan kronis, yang berkontribusi terhadap kanker dan penyakit lainnya. Spirulina adalah sumber antioksidan yang dapat melindungi dari kerusakan oksidatif. Komponen utama disebut phycocyanin. Zat antioksidan ini juga memberi spirulina warna biru hijau. Phycocoyanin dapat melawan dan menghambat produksi molekul pemberi sinyal inflamasi, memberikan efek antioksidan dan anti inflamasi yang baik.

Sebagai antikanker
Meskipun penelitian masih dilakukan pada hewan, tetapi Spirulina adalah salah satu makanan yang berpotensi untuk melawan kanker.
Penelitian pada hewan mendapati bahwa Spirulina dapat menurunkan kemunculan kanker dan tumor. Spirulina diyakini berpotensi mengatasi kanker mulut.
Mereka yang mengonsumsi 1 gram spirulina per hari 45 persen melihat lesi mereka hilang dibandingkan dengan 7 persen pada kelompok yang kontrol. Namun, ketika orang-orang ini berhenti minum spirulina hampir setengah dari mereka mengembangkan lesi pada tahun berikutnya. Dalam studi lain dari 40 orang dengan lesi OSMF. 1 gram spirulina per hari menyebabkan peningkatan yang lebih besar dalam gejala OSMF daripada obat Pentoxyfilline.

Mengatasi anemia
Manfaat spirulina dalam mengatasi anemia dikarenakan efek Spirulina dalam meningkatkan kadar hemoglobin dalam sel darah merah dan perannya dalam meningkatkan sistem imun tubuh.
Terdapat berbagai bentuk anemia, yang paling umum ditandai dengan pengurangan hemoglobin atau sel darah merah dalam darah. Anemia cukup umum terjadi pada orang dewasa atau orang tua, yang mengarah ke perasaan lemas dan kelelahan yang berkepanjangan. Dalam sebuah studi pada 40 orang tua dengan riwayat anemia, mengonsumsi suplemen spirulina dapat meningkatkan kadar hemoglobin sel darah merah dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Akan tetapi, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan mengenai manfaat Spirulina dalam menangani anemia.

Meningkatkan ketahanan otot
Spirulina dapat menjadi bahan makanan yang membantu kinerja otot dan mengurangi keletihan pada otot. Spirulina diketahui dapat memperlambat waktu seseorang untuk merasakan kelelahan pada otot.
Kerusakan oksidatif yang di induksi oleh olahraga merupakan kontributor utama kelelahan otot. Sprirulina bermanfaat karena beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kekuatan dan daya tahan oto. Dalam dua penelitian mengatakan bahwa spirulina meningkatkan daya tahan, secara signifikan meningkatkan waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjadi lelah.


Spirulina sebenarnya secara umum aman untuk dikonsumsi. Namun, terdapat beberapa efek samping yang dapat dirasakan ketika mengonsumsi spirulina, efek samping spirulina menimbulkan sakit kepala, nyeri otot, demam dan masalah pencernan seperti diare, sakit perut, dan sembelit dalam beberapa kasus. Selain itu, spirulina juga menyebabkan alergi dengan ditandai munculnya ruam kulit dan gatal-gatal. Untuk lebih jelasnya silahkan simak efek samping dari mengonsumsi Spirulina dibawah ini :
Berpotensi menghambat pembekuan darah
Manfaat spirulina dalam mencegah penggumpalan darah dapat menjadi bumerang ketika Anda mengonsumsi obat pengencer darah atau menderita penyakit pendarahan. Konsumsi spirulina dapat meningkatkan peluang untuk mengalami pendarahan dan lebam.

Dapat terkontaminasi racun
Spirulina yang didapatkan dari alam liar berisiko tinggi untuk terkontaminasi dengan racun, terutama jika air tempat ganggang bertumbuh terkontaminasi dengan bakteri, logam berat, atau partikel microcystin.
Sebenarnya ganggang penghasil spirulina menghasilkan partikel microcystin sebagai bentuk pertahanan dari predator. Partikel microcystin berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam kadar yang tinggi karena dapat memicu keracunan pada organ hati.

Meningkatkan risiko keparahan penyakit autoimun
Manfaat spirulina lain yang dapat menjadi bumerang lainnya adalah khasiatnya dalam meningkatkan sistem imun tubuh.
Peningkatan sistem imun tubuh justru dapat berpotensi memperparah kondisi penderita penyakit autoimun atau kondisi saat sistem imun menyerang bagian dari tubuh.


Selalu konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi Spirulina, bila Anda mengonsumsi obat pengencer darah, mengalami masalah pendarahan, atau menderita penyakit autoimun. Dan, jangan mengonsumsi Spirulina jika Anda alergi terhadap Spirulina. Orang dengan alergi terhadap makanan laut, rumput laut, dan sayuran laut lainnya harus menghindari Spirulina.
Jika Anda memiliki kondisi tiroid, gangguan autoimun, asam urat, batu ginjal, fenilketonuria (PKU), atau sedang hamil atau menyusui, Spirulina mungkin tidak sesuai untuk Anda. Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan spirulina.
Seperti halnya semua suplemen, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakan Spirulina, apakah Spirulina sesuai untuk Anda dan apakah dapat dikombinasikan dengan obat lain atau suplemen lain. Spirulina dapat berinteraksi dengan obat-obat tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, diabetes, dan obat immunosuppressant.



pasang iklan disini




loading...