Loading...
Penyakit
Jantung
“Gejala, Penyebab, Penanganan, serta Pencegahannya”
Jantung
merupakan organ utama penyokong hidup manusia. Bila jantung terganggu, maka
kelangsungan hidup manusia pun juga akan terpengaruh. Untuk itu, serangan
jantung ini merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia.
Manusia mungkin bisa hidup dengan satu ginjal saja, namun
tidak ada satupun manusia yang bisa hidup tanpa jantung. Organ yang terletak di
dada ini merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam tubuh. Berukuran
sebesar kepalan tangan, jantung berfungsi untuk memompa dan menyebarkan darah yang
mengandung oksigen ke seluruh tubuh.
Sebagai salah satu organ tubuh yang paling vital, sudah
seharusnya untuk menjaga kesehatan jantung. Untuk itu, Anda harus mewaspadai
setiap tanda yang menunjukkan gejala awal sakit jantung.
Penyakit jantung atau dalam istilah medis disebut penyakit
jantung koroner adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang
menyuplai darah ke jantung (pembuluh darah koroner) mengalami kerusakan.
Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan diduga menjadi
penyebab penyakit ini.
Gangguan yang paling umum terjadi adalah akibat penumpukan
kolerterol pada pembuluh darah, sehingga terjadi proses peradangan yang
menyumbat aliran darah, dan fungsi jantung menjadi terganggu.
Ketika terjadi penumpukan kolesterol (plak), pembuluh darah
koroner akan menyempit sehingga aliran darah dan suplai oksigen menuju jantung
pun akan terhambat. Kurangnya aliran darah ini akan menyebabkan rasa nyeri pada
dada (angina) dan sesak napas, hingga suatu saat terjadi hambatan total pada
aliran darah menuju jantung atau yang disebut juga dengan serangan jantung. Hampir semua kematian mendadak disebabkan oleh serangan
jantung yang tidak disadari penderita. Bahkan gejala yang dialami sebelumnya
pun terabaikan.
Ada beberapa jenis penyakit jantung, namun yang paling
dominan adalah penyakit jantung koroner. Koroner sendiri merupakan pembuluh
darah utama yang mengalirkan darah ke jantung. Pembuluh koroner ini sering
mendapatkan gangguan dan bisa mengalami kerusakan.
Penyakit jantung koroner termasuk salah satu penyebab
kematian tertinggi di dunia. Federasi Jantung Dunia memperkirakan angka
kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta
kasus pada tahun 2014. Di Indonesia sendiri pada tahun 2013 tercatat ada setidaknya
883.447 orang yang terdiagnosis penyakit jantung koroner di Indonesia dengan
mayoritas penderita berusia 55-64 tahun. Angka kematian akibat penyakit jantung
pun cukup tinggi, yakni sekitar 45 persen dari seluruh angka kematian di
Indonesia.
Penyakit jantung koroner terjadi jika suplai darah ke
jantung melalui pembuluh darah koroner terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak
di dalam pembuluh darah ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan
penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung,
aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya penggumpalan darah. Jika ini
terjadi, aliran darah ke jantung terblokir total dan serangan jantung pun
terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok,
diabetes, serta tekanan darah tinggi (hipertensi).
Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang
dikategorikan berdasarkan tingkat penghambatan aliran darah, yaitu angina
(angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan mengakibatkan
komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah yang cukup hingga
terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi
seperti ini bisa membuat cairan menumpuk di dalam paru-paru sehingga penderita
akan mengalami kesulitan bernapas. Kasus ini dikenal sebagai gagal jantung.
Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.
Lalu, bagaimana penyakit jantung ini terjadi dan apa saja
gejalanya? Simak ulasan berikut agar Anda bisa mengantisipasinya sejak dini dan
bisa melakukan penanganan yang tepat kepada penderita.
Waspadai serangan jantung
Jantung
berfungsi
normal manakala aliran darah menuju dan keluar dari jantung berjalan dengan
lancar. Biasanya, hal ini ditandai dengan detak jantung atau nadi yang terlalu
cepat dibanding biasanya.
Detak jantung/nadi normal adalah 60-100 denyut per menit.
Namun banyak dokter belakangan ini yang menyarankan denyut normal jantung
sekitar 50-70 denyut per menit.
Lalu, bagaimana terjadinya penyakit jantung? Karena suatu
hal, biasanya akibat terjadi penumpukan kolesterol, maka menimbulkan plak. Hal
inilah yang memicu pembuluh darah koroner terganggu dan aliran darah menjadi
tidak lancar.
Selain denyut menjadi lebih cepat, tekanan darah juga bisa
naik saat kondisi seperti itu. Dan dampak lanjutannya adalah suplai oksigen
menuju jantung akan terhambat, sehingga fungsi jantung menjadi tidak optimal.
Penderita gangguan jantung ini biasanya akan merasakan nyeri
pada dada dan sesak napas. Jika berlangsung lama dan terlambat mendapatkan
penanganan, jantung bisa berhenti total, dan inilah yang disebut serangan
jantung koroner yang berisiko menimbulkan kematian mendadak.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah penimbunan
lemak dalam arteri (arteroma) dalam arteri atau istilah medisnya disebut dengan
aterosklerosis. Arteroma terdiri dari kolesterol dan bahan buangan lain. Selain
dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu
terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah.
Penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), selain
menghambat aliran darah ke jantung, juga bisa memicu penggumpalan darah yang
membuat jantung tersumbat total dan berhenti berdenyut. Kondisi darurat ini
disebut serangan jantung yang berisiko kematian mendadak.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung, yaitu:
Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit
jantung. Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok
dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah serta memacu jantung untuk
bekerja lebih cepat sehingga membebani jantung. Senyawa kimia lain dari asap
rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang akan memicu terjadinya
penyempitan. Perokok mempunyai risiko 24 persen lebih tinggi untuk menderita
penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok sama sekali.
Kelebihan Berat Badan
Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas
berpotensi mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol
yang lebih tinggi, serta lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Karena itu,
mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Risiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat pola
hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang berolahraga, sering mengonsumsi makanan
berlemak, dan jarang mengonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.
Kebiasaan buruk lainnya yang memicu penyakit jantung ini
adalah kebiasaan makan makanan yang asin. Sebab, garam memiliki kandungan
natrium klorida yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke,
tekanan darah tinggi, hingga gagal ginjal.
Bahkan, malas menggosok gigi pun bisa membuat bakteri yang
berada di gigi itu berkembang bia dan berisiko masuk ke dalam organ tubuh, yang
salah satunya bisa mengganggu fungsi jantung.
Kadar Kolesterol yang Tinggi
Kolesterol terbagi dalam dua jenis, yaitu kolesterol baik
(HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat mudah menggumpal dan
menempel pada dinding pembuluh darah. Karena itu, kadar LDL yang tinggi dapat
membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL yang normal dalam
darah adalah di bawah 3 mmol/L atau 115 mg/dl untuk orang dewasa serta 2 mmol/L
atau 77mg/dl untuk orang yang memiliki risiko tinggi.
Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah
tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah
rata-rata yang normal adalah 120/80 mm Hg. Tekanan darah yang tinggi berarti
jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan lebih
terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan
kadar garam yang tinggi.
Penyakit Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh
darah sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita
diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Faktor Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk
mengidap penyakit jantung. Hal ini dikarenakan pembuluh darah, terutama arteri
akan cenderung lebih kaku dan kehilangan daya elastisnya seiring bertambahnya
usia.
Jenis Kelamin
Secara umum, penyakit jantung koroner lebih banyak menyerang
pria dibandingkan wanita. Namun, di atas usia 50 tahun, pria maupun wanita
memiliki risiko yang sama untuk terkena penyakit ini.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau
kakak yang mengidap penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit
jantung akan lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung dalam keluarganya.
Banyak orang terlambat sadar akan bahaya dan risiko penyakit
jantung koroner ini. Sehingga terlambat dalam penanganannya. Beberapa kondisi
orang yang berisiko terkena penyakit jantung koroner adalah malas berolahraga,
menu makanan tidak sehat seperti banyak lemak, kebiasaan merokok, diabetes,
hipertensi/darah tinggi, obesitas dan lainnya, yang jarang disadari.
Gejala Awal Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyakit
yang mematikan, maka sudah seharusnya setiap orang memahami beberapa gejala
yang sering diabaikan penderita berikut ini:
Rasa nyeri di dada yang tidak biasa
Tidak semua nyeri di dada adalah gejala penyakit jantung,
namun sudah sewajarnya setiap nyeri di dada harus ditangani secara serius. Rasa
nyeri akibat serangan jantung ini cukup khas, yakni seolah dada mendapatkan
tekanan beban yang berat dan biasanya nyeri menghilang saat istirahat. Jika
kondisi sudah berat atau parah, rasa nyeri tersebut biasanya tidak akan
berkurang atau hilang meski sudah beristirahat.
Gejala awal penyakit jantung yang umum dirasakan oleh
pengidapnya yakni nyeri dada. Efek yang ditimbulkan oleh nyeri dada ini adalah
sesak napas yang diikuti keluarnya keringat, mual, serta denyut jantung
berdegup lebih kencang dari biasanya. Nyeri dada tersebut muncul karena adanya
penyumbatan arteri yang mengakibatkan darah tidak dapat mengalir lancar ke
seluruh tubuh.
Denyut jantung tak beraturan
Jika Anda mengalami denyut jantung tak teratur, ini patut
diwaspadai karena dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Denyut jantung tak
teratur umumnya terjadi karena adanya penebalan otot pada katup jantung. Hal
ini menyebabkan terjadi penyempitan pada katup sehingga menyebabkan kebocoran.
Pembengkakan
Gejala awal penyakit jantung pun menyebabkan terjadinya
pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti perut. Hal ini dikarenakan
menurunnya fungsi jantung yang berdampak pada proses pembuangan cairan dari
ginjal. Oleh karenanya, pembengkakan tersebut muncul.
Mual
Pembengkakan pada bagian perut menyebabkan pengidap secara
otomatis kehilangan nafsu makan dan merasakan mual berlebih. Tak heran, para
pengidap sakit jantung biasanya juga mengalami hal ini di awal.
Sering pusing dan mudah lelah
Pusing bisa jadi adalah efek dari fungsi jantung yang tidak
normal. Biasanya pusing akibat jantung ini biasanya terasa berbeda dibanding
rasa pusing pada umumnya. Sebab seringkali diikuti dengan perasaan mudah lelah
akibat sirkulasi darah terganggu.
Tubuh lebih rentan lelah dari biasanya, padahal Anda mungkin
sama sekali tidak melakukan aktivitas fisik yang begitu berat. Perasaan mudah
lelah ini juga menjadi salah satu gejala awal penyakit jantung yang patut
diwaspadai.
Sakit kepala
Gejala awal penyakit jantung yang pertama adalah sakit
kepala. Munculnya rasa sakit kepala saat terkena sinar matahari dapat
mengindikasikan seseorang mempunyai masalah kesehatan dengan jantungnya. Pengaruh ini umumnya menimbulkan denyut jantung lebih lambat atau lebih cepat.
Pada wanita juga harus waspada jika mengalami sakit migrain, karena menurut
penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of Neurology, sakit kepala
pada pengidap penyakit jantung bisa saja akibat dari tidak lancarnya sirkulasi
darah.
Rasa Cemas Berlebih
Banyak yang meyakini, gejala awal penyakit jantung erat
kaitannya dengan rasa cemas berlebih. Alhasil, mereka yang pernah mengalami
serangan akan lebih sering mengalami ketegangan, ketakutan, atau kecemasan akan
kehilangan nyawa. Hal ini dikaitkan dengan kecemasan pada psikologi dan stres
pada seseorang yang menyebabkan serangan lebih sering.
Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung
Setelah mengenal gejala awal penyakit jantung di atas, hal
selanjutnya yang perlu diketahui seputar penyakit ini adalah pertolongan
pertama ketika serangan jantung terjadi. Jangan panik, ikuti cara-caranya
berikut ini:
Duduk bersandar senyaman yang Anda rasakan. Hindari posisi
berbaring, karena kemungkinan besar mengganggu jalannya napas Anda.
Sebisa mungkin tidak minum air terlalu banyak. Di beberapa
kasus, minum air malah akan membuat pengidap serangan jantung semakin sesak.
Segera hubungi ambulans di nomor 118 atau 911 untuk mendapat
pertolongan medis lebih lanjut.
Jenis Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang
dikategorikan berdasarkan tingkat penyumbatan aliran darah ke jantung. Kedua
jenis tersebut meliputi:
Angina, atau lebih dikenal dengan angin duduk
Ini terjadi akibat suplai darah terhambat atau terlalu lemah
sehingga kinerja jantung menurun.
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah angin duduk di
Indonesia. Angina adalah sakit dada yang timbul karena berkurangnya suplai
darah ke otot jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang
menderita angina berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung
dibandingkan mereka yang tidak menderita angina.
Serangan ini biasanya berlangsung beberapa menit dan dipicu
oleh aktivitas fisik atau stres. Jenis sakitnya pun bermacam-macam. Ada yang
terasa menyebar di sekitar dada, berat seperti tertindih, atau sesak. Selain
sakit dada, seseorang juga bisa merasa sesak napas, mual, lelah, pusing dan
gelisah saat angina menyerang.
Angina dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu angina
stabil dan angina tidak stabil.
Angina stabil adalah jenis serangan angina yang terjadi
ketika jantung dituntut untuk bekerja lebih keras, misalnya saat melakukan
aktivitas berat. Serangan ini dapat diatasi dengan obat dan istirahat. Serangan
angina stabil tidak mengancam jiwa, tapi harus tetap diwaspadai.
Sedangkan angina tidak stabil adalah serangan angina yang
menyerang secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas. Serangan ini dapat
berlangsung walau penderita sedang santai atau beristirahat dan tidak selalu
bisa ditangani dengan obat.
Serangan angina tidak stabil membutuhkan penanganan medis
darurat karena menandakan bahwa penderita mengalami fungsi jantung yang menurun
drastis. Jika setelah dosis obat angina kedua dada masih terasa sakit, segera
pergi ke rumah sakit terdekat.
Serangan jantung akibat berhenti berdetak
Ini biasanya diawali atau timbul komplikasi oleh beberapa
penyebab, seperti gagal jantung dan syok kardiogenik karena otot jantung rusak
permanen, lalu aritmia akibat detak jantung tidak normal (terlalu cepat
bredetak) dan berisiko berhenti, serta jantung ruptur/retak akibat otot,
dinding, atau katup jantung sudah retak.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung
terhambat sepenuhnya. Gejalanya dapat beraneka ragam, namun rasa nyeri pada
serangan jantung hampir sama dengan angina, hanya seringkali lebih parah.
Penanganan medis dalam hitungan menit diperlukan karena
serangan ini dapat merusak otot jantung secara permanen.
Beberapa gejala serangan jantung adalah sakit dada yang
parah, kesulitan bernapas, merasa lemas, pusing, serta panik. Sakit dada itu
juga bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan kiri, dan ke punggung.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua penderita serangan
jantung mengalami sakit dada yang parah. Indikasi serangan jantung bukan
ditentukan oleh tingkat keparahan sakit dada, melainkan dari kombinasi gejala
yang dirasakan.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan berujung pada
komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah hingga terlalu lemah
untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi ini disebut gagal
jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap. Dengan
adanya kondisi gagal jantung, organ-organ lain seperti ginjal dan paru-paru
juga akan terpengaruh seiring waktu.
Diagnosis Penyakit Jantung
Untuk memastikan penyakit jantung bisa dilihat dari hasil
diagnosis dokter.
Di tahap awal, dokter biasanya akan menanyakan tentang
gejala, riwayat kesehatan keluarga, serta pola hidup Anda. Jika mencurigai Anda
mengidap penyakit jantung, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjalani
beberapa pemeriksaan guna mengonfirmasi diagnosis. Misalnya tes darah, X-ray,
elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan, atau MRI scan.
Guna memastikan apakah gejala di atas merupakan serangan
jantung atau bukan, dokter akan melakukan diagnosa sebagai berikut:
Cek keluhan/gejala dan riwayat kesehatan keluarga
Tes Darah
Ada dua jenis tes darah yang umumnya dilakukan, yakni tes
kadar kolesterol dalam darah dan pemeriksaan enzim jantung. Pada tes
kolesterol, Anda akan diminta untuk berpuasa setidaknya 12 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Sebagai pelengkap pemeriksaan kadar kolestrol, serangkaian
tes darah juga diperlukan untuk memantau kerja jantung, termasuk pemeriksaan
enzim jantung untuk melihat adanya kerusakan pada otot organ tersebut.
Pemeriksaan X-Ray
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan X-Ray dada guna
melihat kondisi jantung, paru-paru, dan dinding dada secara umum. Pada
pemeriksaan ini, akan dapat dilihat apabila jantung mengalami pembesaran, atau
apabila terdapat penumpukan cairan di paru-paru. Pemeriksaan ini juga dapat
digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya.
Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Aktivitas listrik otot jantung dapat diperiksa melalui
elektrokardiogram (EKG). Tetapi pemeriksaan ini saja belum cukup untuk
menentukan apakah Anda mengidap penyakit jantung atau tidak. Hasil EKG yang
tidak normal bisa mengindikasikan bahwa otot jantung tidak menerima cukup
oksigen.
Selain dengan posisi tidur, pemeriksaan EKG juga ada yang
dilakukan saat jantung pasien dipicu dengan berlari di atas treadmil. Tes ini
disebut dengan tes latihan stres atau tes treadmil atau mengayuh sepeda statis.
Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi gejala angina.
Pemeriksaan Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG ini digunakan untuk
melihat struktur, ketebalan dan gerak tiap denyut jantung hingga membentuk
sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes ini juga memeriksa tingkat kinerja
jantung.
Tes angiografi koroner atau Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan penerapan bius lokal.
Prosedur kateterisasi jantung meliputi:
Memasukkan kateter sampai ke arteri jantung melalui kaki
atau selangkangan.
Penyuntikan tinta ke dalam arteri jantung melalui kateter.
Tujuan prosedur angiografi koroner ini adalah untuk
memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di dalam pembuluh
darah jantung dan untuk memeriksa tekanan di dalam bilik jantung.
CT dan MRI scan
Kedua pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk melihat kondisi
lebih mendetail pada struktur jantung yang mungkin tidak nampak pada
pemeriksaan menggunakan X-Ray.
Penanganan Penyakit Jantung Koroner
Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk
mengubah pola hidup Anda seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, minum
obat secara teratur dan sesuai petunjuk dokter, serta berhenti merokok.
Penyakit jantung koroner tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak
memburuk. Dokter akan menganjurkan langkah operasi untuk menangani penyakit ini
jika diperlukan. Tujuan dalam pengobatan penyakit jantung adalah untuk
mengendalikan gejala dan menurunkan risiko munculnya serangan fatal seperti
serangan jantung.
Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan
jika penyakit jantung bertambah parah sehingga mengganggu kualitas hidup
seseorang.
Dengan memperbaiki pola hidup, pengidap dapat terhindar dari
risiko terjadinya gejala-gejala penyakit jantung. Mengubah pola hidup dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sederhana.
Langkah Penanganan Medis
Apabila sudah terlanjut terserang penyakit jantung, maka
beberapa tindakan medis berikut ini biasanya akan dilakukan oleh dokter,
tergantung dari kondisi pasien, yaitu:
Rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter spesialis
jantung pada tahap awal sakit. Dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan
obat-obatan atau prosedur operasi untuk mengatasi penyakit ini.
Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
sehingga dapat memperlambat perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis
statin yang sering diberikan dokter adalah simvastatin, pravastatin dan
atorvastatin.
Antiplatelet
Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darahdengan
cara mengencerkan darah. Hal tersebut dapat menurunkan risiko terkena serangan
jantung. Jenis antiplatelet yang umum
digunakan meliputi aspirin dosis rendah, clopidogrel, ticagrelor, dan
prasugrel.
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan/atau diabetes,
sangat penting bagi Anda untuk mengontrol perkembangan penyakit-penyakit ini.
Pastikan obat anti-hipertensi dan obat diabetes Anda telah sesuai dan membawa
hasil yang efektif. Jika tidak, temui dokter untuk mencari cara pengobatan yang
lebih cocok.
Ingatlah bahwa pola hidup yang sehat juga berperan penting dalam
penanganan kedua penyakit ini.
Obat penghambat beta (Beta-blockers)
Dengan mengonsumsi obat ini, laju denyut jantung akan
berkurang dan aliran darah akan menjadi lebih lancar. Hal itu akan membuat
beban jantung berkurang sehingga serangan angina pun dapat dihindari.
Jenis-jenis obat penghambat beta meliputi atenolol, bisoprolol, metoprolol, dan
propranolol.
Obat penghambat kanal kalsium (Calcium channel blockers)
Obat penghambat kanal kalsium membuat dinding pembuluh darah
melebar sehingga tekanan darah dapat turun. Jenis-jenis obat penghambat kanal
kalsium meliputi amlodipine, verapamil, dan ditiazem.
Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja obat penghambat
kanal kalsium. Obat ini berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah
sehingga memperlancar aliran darah ke jantung dan meredakan serangan angina.
Nitrat dapat menurunkan tekanan darah dan menghilangkan rasa nyeri di dada.
Kinerja obat ini ada yang singkat dan ada juga yang lambat. Nitrat tidak hanya
tersedia dalam bentuk tablet, tapi juga tersedia dalam bentuk semprot, gel,
atau koyo. Gliseril trinitrat dan isosorbide mononitrate adalah obat nitrat
yang biasanya sering digunakan.
Ivabradine
Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi
obat penghambat beta (misalnya, karena
mengalami infeksi paru-paru), obat ini sering diberikan oleh dokter. Ivabradine
mengurangi beban jantung dengan cara memperlambat laju denyutnya.
Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti obat penghambat
kanal kalsium karena fungsinya yang sama. Nicorandil memperlancar aliran darah
ke jantung dengan cara memperlebar diameter pembuluh darah.
Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks,
tapi tidak memengaruhi laju detak jantung atau pembuluh darah. Karena itu,
ranolazine sangat cocok digunakan untuk pengidap gagal jantung atau orang
dengan ritme jantung yang abnormal.
Obat penghambat enzim konversi angiotensin (ACE inhibitors)
Obat ini dapat menghambat aktivitas hormon angontensin yang
membuat pembuluh darah menyempit. Selain biasa digunakan untuk mengatasi
tekanan darah tinggi, obat ini juga dapat menurunkan kinerja jantung dan
memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.
Diuretik
Obat ini dapat meningkatkan pengeluaran air dan garam yang
berlebih dari tubuh melalui urine.
Pengobatan jangka panjang rutin dan tidak boleh berhenti
hingga kondisi jantung membaik.
Penanganan Melalui Operasi
Jika obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala-gejala
angina yang Anda alami, dokter akan menganjurkan prosedur operasi. Selain untuk
angina, operasi ini juga dilakukan pada pasien yang telah mengalami serangan
jantung.
Intervensi Jantung Perkutan (PCI) atau Angioplasti Koroner
Operasi ini bertujuan untuk memperlebar arteri jantung yang
mengalami penyempitan. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan balon
kecil pada bagian luar arteri untuk menyingkirkan jaringan lemak yang
mempersempit arteri. Dengan demikian, aliran darah dapat menjadi lancar.Setelah
itu cincin (stent) dipasang dalam arteri agar tidak menyempit kembali.
Bedah bypass arteri jantung (CABG)
Prosedur operasi ini meliputi penanaman pembuluh darah dari
anggota tubuh lain untuk membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung
sehingga suplai darah mencukupi. Penderita diabetes, pasien lanjut usia dan
yang mengalami lebih dari dua penyempitan pembuluh darah dianjurkan untuk
menjalani CABG daripada PCI.
Penanganan stent
yakni melalui operasi jika kondisi pembuluh darah jantung
tersumbat dan tidak diobati dengan obat oral.
Transplantasi jantung
Tindakan ini akan dilakukan jika kondisi jantung sudah
sangat parah dan obat tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Tranplantasi
jantung dilakukan dengan cara mengganti jantung yang telah rusak dengan jantung
yang sehat dari donor.
Operasi By Pass Jantung (cangkok jantung) jika kondisi
darurat, dimana jantung sudah tidak lagi berfungsi optimal dan perlu diganti
dengan jantung baru yang sehat
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Hindari penyakit jantung dengan rutin berolahraga secara
teratur.
Hampir semua kasus penyakit jantung berawal dari minimnya
kesadaran dan pengetahuan akan gaya hidup sehat penderita. Oleh karena itu,
penting melakukan gaya hidup sehat misalnya mengurangi makanan berkolesterol
tinggi, memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran serta mengurangi makanan
bersantan .
Tidak merokok dan minum minuman keras/beralkohol.
Jalani pola makan sehat dengan mengurangi makanan berlemak.
Mengontrol tekanan darah tinggi, misalnya dengan cara
mengonsumsi makanan rendah garam dan obat antihipertensi secara teratur.
Menjaga kadar kolesterol, terutama untuk orang yang berusia
di atas 40 tahun. Langkah ini dapat dilakukan dengan menghindari makanan
berlemak seperti rendang, opor ayam, atau gorengan.
Menjaga berat badan yang sehat.
Khusus bagi pengidap angina, tindakan pencegahan juga perlu
dilakukan demi menghindari serangan jantung serta komplikasinya.
Mitos Seputar Penyakit Jantung
Dunia kesehatan seolah tak pernah sepi dari yang namanya mitos . Salah satu yang banyak beredar adalah mitos salah tentang penyakit jantung, seperti berikut ini:
Serangan
Jantung Lanjut Usia
Penyakit jantung hanya menyerang orang lanjut usia adalah
mitos
Mitos
serangan jantung adalah penyakit menurun
Padahal, faktor genetik/keturunan hanya sebagai pemicu saja,
bukan penyebab sakit jantung.
Mitos serangan
jantung bisa dideteksi oleh penderita
Padahal, organ jantung yang penuh dengan ritmik elektrik dan
otomatis hampir tidak memungkinkan pasien mengetahui kapan serangan jantung
terjadi.
Mitos
serangan jantung menyerang orang tua/lanjut usia
Itu jelas salah. Faktanya, serangan jantung dapat menyerang
siapa saja dan pada usia berapapun.
Mitos
keringat di tangan adalah penyakit jantung
Ini tidak sepenuhnya benar. Guna memastikan semua gejala
penyakit jantung itu benar adanya, harus dicek secara medis terlebih dahulu
oleh dokter.
Jangan
Hanya Percaya Mitos, Ketahui Dengan Baik Penyakit Jantung dan
Hindari
Terkadang kita lebih percaya dengan kata-kata yang menyebar
begitu saja di tengah-tengah masyarakat tanpa menggali lebih dalam informasi
yang benar mengenai segala sesuatunya, termasuk soal penyakit jantung ini. Alhasil, perilaku diri pun jadi terpengaruh meski sebenarnya itu menyimpang
dari yang seharusnya.
Oleh karena itu, sebainya perbanyak pengetahuan dan jangan
malas membaca dan jadilah masyarakat yang cerdas dan bijak. Soal penyakit
jantung, yang pasti adalah menjaga pola hidup sehat untuk menghindarinya. Dan
yang terpenting lagi adalah adanya jaminan dari asuransi kesehatan guna
mengurangi beban perawatan bila dibutuhkan. Tidak ada yang tahu kapan datangnya
penyakit. Namun setiap penyakit, termasuk penyakit jantung akan selalu bisa
diantisipasi sedini mungkin. Bicarakan masalah jantung Anda dengan dokter
spesialis yang Anda percayai.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...