Thursday, 2 January 2020

Cantik Sehat: Penggunaan Talc / Talek dalam Produk Kosmetika


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Penggunaan Talc / Talek dalam Produk Kosmetika

Talc atau talek/talkum adalah mineral magnesium silikat (terhidrasi) dengan rumus kimia H2Mg3(SiO3)4. Talc merupakan mineral alam yang didapatkan dari pertambangan. Talc atau talek/talkum dapat ditemukan dalam endapan batu di seluruh muka bumi dan menjadi komoditas tambang, seperti banyak mineral lainnya. Setelah diambil dari sumbernya, talk dihancurkan sebagian, dipilah, dan ditentukan tingkat kualitasnya. Bijih talk yang memenuhi standar akan digiling menjadi bubuk, diuji ukuran partikelnya, dan diperiksa untuk memenuhi standar sebuah produk.

Talc atau talek/talkum adalah mineral yang terbentuk secara alami, ditambang dari bumi, terdiri dari magnesium, silikon, oksigen, dan hidrogen. Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat hidro. Mineral ini dapat digunakan untuk menyerap kelembapan, mencegah pengerasan, membuat riasan wajah menjadi buram, atau untuk meningkatkan rasa produk.

Talc atau talek/talkum juga dikenal sebagai French chalk, terkadang mengandung sedikit aluminium silikat. Ini adalah mineral abu-abu keputihan yang terjadi secara alami. Dalam penggunaannya Talc juga berfungsi dalam membantu kulit terasa lembut, segar, sejuk dan kering. Mineral ini juga dapat mengurangi gesekan yang mengiritasi kulit. Dalam kosmetik warna, Talc digunakan untuk membantu mengontrol kilau dan menyerap minyak.

Talc atau talek/talkum telah digunakan secara luas dalam industri, seperti dalam pembuatan kertas, keramik, coating, plastik, elektronik, krayon, kosmetik, dan masih banyak lagi. Dalam kosmetik, talc menjadi bahan dasar bedak, blush on, eyeshadow dan aneka kosmetik lainnya, baik yang berbentuk padat (solid) maupun non-solid.

Bubuk bedak Talc atau talek/talkum adalah mineral terlembut di bumi dalam bentuk bubuk yang sudah dimurnikan. Talc adalah bahan kimia “lengai”. Ini adalah mineral yang tidak menimbulkan reaksi kimia saat ditelan atau digunakan pada kulit. Banyak orang yang telah memanfaatkan kelembutan, keamanan, dan daya serap alaminya sejak zaman Mesir kuno.

Talc atau talek/talkum telah digunakan selama berabad-abad. Dan merupakan mineral terlembut di dunia, dan telah dimanfaatkan untuk beragam penggunaan. Mineral ini sangat umum ditemukan terkandung dalam makanan yang kita konsumsi, termasuk permen karet, beras, dan minyak zaitun, serta berbagai produk yang kita gunakan setiap hari (seperti produk tata rias, sabun, dan antiperspiran).

Talc atau talek/talkum muncul secara alami sebagai deposit mineral dan dihargai karena kelembutannya. Talk grade kosmetik diproduksi sehingga sesuai dengan United States Pharmacopeia (USP) dan spesifikasi industri.

Lima ribu tahun yang lalu, orang-orang Mesir dan India barat laut menggunakan mineral alami untuk mencerahkan kulit mereka. Orang Cina membuat serbuk wajah yang mirip dari bubuk beras yang dicampur dengan bedak dan sejenis tanah liat yang disebut kaolin. Saat ini, bedak adalah bahan umum dalam blush, eyeshadow, foundation dan berbagai produk kecantikan lainnya. Mineral lembut memberi riasan tekstur sutra yang membuatnya lebih mudah diaplikasikan. Bedak juga mampu menyerap minyak, mencegah pengelupasan dan membuat riasan wajah lebih transparan. Produk-produk make up yang sering mengandung Talc atau talek/talkum antara lain; Foundation, Concealer, Blush, Eye shadow, Bedak wajah, Maskara, Rouge, Eyeliner, Pensil alis, Lipstik, Krim pelembab, Losion, Masker wajah, merupakan kisaran produk make up dimana talc dapat ditemukan.

Konsentrasi talc dalam produk make up berbeda dari item ke item. Bedak wajah sering mengandung hingga 100 persen talc, menurut laporan keamanan dari Panel Pakar Peninjau Bahan Kosmetik. Produk-produk lain, seperti basa rias aerosol bisa mencapai 35 persen talc.

Kebanyakan orang akan mentolerir bedak dengan baik, tetapi mineral tersebut dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Talk dapat menyebabkan masalah jika tertelan atau terhirup. Selain itu, jika make up yang mengandung bedak masuk ke mata Anda, itu dapat menyebabkan kemerahan dan sensasi bahwa ada sesuatu yang tersangkut di mata Anda.

Talc atau talek/talkum adalah bahan kimia alami berupa senyawa mineral. Untuk serbuknya sendiri berwarna putih terang dan halus. Talkum sulit sekali larut bahkan dalam pelarut apapun termasuk air. Senyawa ini diperoleh dengan cara penambangan.

Dalam pembuatan tablet talkum digunakan agar tablet tidak rapuh. Namun, kini penggunaanya sudah jarang. Dan, dalam kosmetik talkum digunakan agar make up tidak cepat luntur, karena sifatnya yang tidak larut air. Sedangkan dalam pembuatan bedak, talkum berfungsi agar serbuk bedak mudah dimasukkan dari mesin ke wadah tempat bedaknya. Bisa dibilang pelicin atau antiadherent dalam kefarmasian. Selain itu talkum juga berfungsi sebagai penambah masa, bobot dan volume sediaan bedak.

Didalam produk bedak yang umum dipasaran terkandung bahan tambahan (exipient dalam farmasi) yaitu talcum/talk/talek. Dan, bahan ini telah menjadi perbincangan hangat sejak dulu hingga kini karena dibeberapa penelitian menyebutkan bahwa talkum bisa menyebabkan kanker paru dan ovarium.

Sejak lama talkum ramai diperbincangkan mengenai efek jangka panjangnya. Ada sebuah penelitian yang menyimpulkan bahwa talkum yang terhirup dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kerusakan pada sistem pernafasan. Tapi penelitiannya menggunakan jumlah talkum maksimal pada hewan percobaan. Yang pasti ketahanannya berbeda dengan manusia. Talc atau talek/talkum ini merupakan senyawa mineral yang ditambang. Sumbernya sangat berdekatan dengan penambangan asbes. Dan berdasarkan penelitian, unsur asbes inilah yang sudah terbukti memiliki sifat karsinogenik atau bisa mengakibatkan kanker.

Meskipun talk memiliki sejarah panjang penggunaan yang aman dalam berbagai produk, beberapa orang mempertanyakan apakah penggunaan bubuk bedak talk dapat meningkatkan risiko kanker. Baru-baru ini, publik bertanya apakah talk yang digunakan dalam berbagai produk tersebut telah terkontaminasi dengan asbes. Ratusan uji coba telah dilakukan berulang kali untuk membuktikan bahwa suatu produk talk haruslah bebas dari asbes. Talk yang berkualitas berasal dari sumber bijih mineral terpercaya yang akan melewati persyaratan yang ketat dan akan diuji secara rutin untuk memastikan talk tidak mengandung asbestos, serta melewati uji berbagai laboratorium independen ataupun universitas.

Sumber bahan yang berdekatan sering mengakibatkan kontaminasi asbes pada talkum. Sehingga asbes yang mengkontaminasi talkum jika dihirup dan masuk kedalam jaringan dan dapat memicu terjadinya kanker. Karena itulah, industri yang menggunakan talkum pada produk bedaknya harus lulus uji bebas asbes. Talkum free asbestos ini ada dalam foodgrade, pharmaceutical grade, cosmetic grade, dan sertifikasi lainnya.

Penggunaan produk bedak yang mengandung talkum pada area genital (miss v) tidak diperbolehkan karena disinyalir talkum bisa terserap kedalam indung telur dan mengendap. Sudah terdapat kasus kanker ovarium yang terjadi karena bertahun-tahun menggunakan bedak talkum untuk mengeringkan miss v setelah buang air kecil.

Literatur ilmiah yang diterbitkan kembali ke tahun 1960-an telah menyarankan hubungan yang mungkin antara penggunaan bubuk yang mengandung talc dan kejadian kanker ovarium. Namun, studi-studi ini belum secara meyakinkan menunjukkan hubungan semacam itu, atau jika hubungan semacam itu ada, faktor risiko apa yang mungkin terlibat. FDA memiliki penelitian berkelanjutan di bidang ini. Selain itu, pertanyaan tentang potensi kontaminasi bedak dengan asbes telah diajukan sejak tahun 1970-an.

Dugaan hubungan antara mineral talc dan kanker ovarium tersebut berawal dari sebuah studi ilmiah pada tahun 1997 yang menemukan partikel talc di dalam jaringan kanker ovarium. Hal tersebut diduga akibat penggunaan bedak pada area genital. Banyak penelitian sudah dilakukan untuk menemukan hubungan kausal antara talc dan kanker ovarium, sebagian ada yang mengatakan penggunaan talc pada area genital bisa meningkatkan resiko kanker ovarium, sebagian lagi mengatakan tidak sama sekali.

Sangat tidak direkomendasikan menggunakan talc di area genital meski yang dipakai adalah talc bebas asbes sekalipun. Jadi, jangan dibiasakan menggunakan bedak di area sela paha dan sekitarnya, stop kebiasaan orang tua dulu yang suka nepukin bedak di area nappy setelah ganti popok.

Pada 1998, Dr. Hugh MacDonald, saat itu menjabat sebagai direktur neonatal di Santa Monica Hospital dan anggota divisi janin dan newborn di American Academy of Pediatrics, sudah melarang penggunaan talc. “Kebanyakan dokter anak merekomendasikan agar tidak menggunakan talc. Semua orang yang menggunakan bedak talek harus hati-hati bila menghirupnya, karena bisa menimbulkan reaksi pneumonia,” ujarnya pada Los Angeles Times. Namun, sampai saat ini penelitian mengenai hubungan talc dan kanker masih terus dilakukan. Sebab beberapa studi dilakukan dalam jumlah terbatas, sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

Secara natural, talc dapat bercampur dengan mineral silikat lain, salah satunya yaitu asbes. Kontaminasi asbes pada talc terjadi dikarenakan sumber alami mereka yang berdekatan. Asbes ini lah yang menjadi ancaman kesehatan, karena dapat menyebabkan berbagai gangguan paru-paru seperti asbestosis, edema pleura sampai kanker paru-paru bila serat-serat asbes terhirup.

Asbes juga merupakan mineral silikat yang terbentuk secara alami, tetapi dengan struktur kristal yang berbeda. Talek dan asbes, keduanya adalah mineral yang terbentuk secara alami yang dapat ditemukan di dekat bumi. Tidak seperti talc, asbes adalah karsinogen yang dikenal. Ada potensi kontaminasi talc dengan asbes dan oleh karena itu, penting untuk memilih lokasi penambangan bedak dengan hati-hati dan mengambil langkah-langkah untuk menguji bijih secukupnya.

Sebuah studi tahun 2018 oleh Kelompok Penelitian Minat Publik AS (PIRG) melaporkan asbes tingkat tinggi dalam tiga jenis make up yang dijual oleh Claire. Pengecer sejak itu menyatakan bangkrut. Pada tahun yang sama, Justice, sebuah toko pakaian eceran milik Ascena Retail Group, Inc., menarik kembali delapan produk rias "Just Shine" yang mengandung mineral berserat beracun.

Penyandang resiko tertinggi terkena kanker paru adalah para penambang, penghancur dan penggiling batu talc, terutama bila standar keamanan kerjanya rendah.Karena secara alami Talc atau talek/talkum memang bisa terkontaminasi asbes yang sifatnya karsinogenik (menyebabkan kanker).

Nellie Kershaw merupakan seorang pekerja tambang asbes yang meninggal karena asbestosis. Dan, menjadi orang pertama yang menjadi studi kasus literatur medis mengenai bahaya asbes.           

Pada proses penambangan dan penggilingan batuan talc, masih terdapat resiko terhirupnya serat asbes yang bercampur pada talc. Sedangkan talc yang sudah sampai ke tangan konsumen, telah dipastikan aman karena melalui proses purifikasi supaya talc bebas dari berbagai mineral lain termasuk asbes.

Talc atau talek/talkum aman digunakan. Riset, bukti klinis, dan studi selama hampir 40 tahun oleh pakar medis independen di seluruh dunia, terus mendukung keamanan talk. Mineral ini tidak menimbulkan kanker. The National Cancer Institute’s Physician Data Query Editorial Board menyimpulkan bahwa bukti kaitan antara paparan talk pada perineum dan peningkatan risiko kanker ovarium tidak terlalu kuat.

Talc atau talek/talkum terus digunakan dalam berbagai produk dengan fondasi ilmu pengetahuan selama berpuluh-puluh tahun yang menjamin keamanannya. Otoritas kesehatan di seluruh dunia telah meninjau data tentang talk, dan telah digunakan di seluruh dunia.


Talc atau talek/talkum telah digunakan dalam tata rias selama berabad-abad, tetapi tuntutan hukum terhadap talek dan produk yang tercemar asbes telah meningkatkan masalah keamanan di kalangan konsumen. Ketika para peneliti terus mempelajari hubungan antara bedak dan kanker, konsumen dapat melindungi diri mereka sendiri dengan membaca label kosmetik dan menggunakan produk hanya sesuai petunjuk.

Sejak tahun 1973, di Amerika Serikat penggunaan talc sudah dijamin asbestos-free dan dianggap aman untuk digunakan secara luas. Namun perdebatan talc dan kanker masih berlanjut, meski studi ilmiah sudah banyak dilakukan untuk menemukan korelasinya. Dan tidak ada satupun bukti ilmiah yang menyatakan bahwa penggunaan talc dalam make-up (yang dikhawatirkan terhirup) dapat menyebabkan kanker. IARC (nternational Agency for Research on Cancer) yang berada langsung dibawah WHO, menyatakan bahwa menghirup talc yang tidak mengandung asbes dinyatakan: “not classifiable as to carcinogenicity in humans.”  Menggunakan talc untuk make-up tidak mengancam kesehatan paru-paru, karena bahan baku make-up masa kini harus menggunakan cosmetic grade talc yang dijamin bebas asbes yang bisa menyebabkan kanker paru.

Food and Drug Administration telah menetapkan bahwa Talc umumnya diakui sebagai aman (GRAS) untuk digunakan sebagai agen anti-caking dalam makanan. Talc juga diizinkan sebagai agen anti-caking dalam bubuk vanila. FDA telah mendaftarkan Talc sebagai aditif warna yang dapat digunakan dalam pewarnaan produk obat dan sebagai komponen warna untuk digunakan dalam obat dan kosmetik.

Pada tahun 2009, FDA memutuskan untuk melihat lebih dekat pada kemurnian talek kosmetik dan meminta sembilan pemasok bedak untuk sampel talek mereka. Hanya empat yang dipenuhi. Badan ini juga menganalisis 34 produk kosmetik, termasuk blush on, foundation, bedak wajah, bedak tubuh dan eye shadow. Meskipun tidak ada asbes yang ditemukan di salah satu bedak atau kosmetik yang diuji, FDA memperingatkan agar tidak terlalu banyak mengumpulkan dari penelitian. Dikatakan hasilnya dibatasi oleh jumlah pemasok bedak yang berpartisipasi, dan mencatat bahwa hanya sebagian kecil dari semua kosmetik di pasar diuji. FDA menyebut hasil informatif tetapi menyatakan bahwa "mereka tidak membuktikan bahwa sebagian besar atau semua produk kosmetik yang mengandung talek atau talek saat ini dipasarkan di Amerika Serikat kemungkinan bebas dari kontaminasi asbes."

Pada 18 Oktober 2019, FDA memperbarui Safety Alert  dan mengeluarkan Pembaruan Konstituen baru yang memperingatkan konsumen untuk tidak menggunakan produk kosmetik tertentu yang dinyatakan positif mengandung asbes. FDA terus menganalisis kosmetik untuk kontaminasi asbes dan akan memberikan pembaruan dengan informasi tambahan yang tersedia.

Di bawah Federal Food, Drug and Cosmetic Act, produk dan bahan kosmetik, dengan pengecualian zat warna, tidak harus menjalani tinjauan atau persetujuan FDA sebelum produk tersebut dipasarkan. Kosmetik harus diberi label dengan benar, dan mereka harus aman untuk digunakan oleh konsumen dalam kondisi penggunaan yang berlabel atau kebiasaan. Undang-undang tidak mewajibkan perusahaan kosmetik untuk berbagi informasi keselamatan dengan FDA.

Dari waktu ke waktu, FDA telah menerima pertanyaan tentang keamanannya dan apakah bedak mengandung kontaminan berbahaya, seperti asbes. FDA memantau kemungkinan masalah keamanan dengan produk kosmetik di pasar dan mengambil tindakan saat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Sebelum kita dapat mengambil tindakan terhadap kosmetik, kita perlu data ilmiah untuk menunjukkan bahwa itu berbahaya berdasarkan penggunaan yang dimaksudkan.

Talc atau talek/talkum jarang mengganggu kulit. Bahkan, orang sering menggunakan Talc untuk menenangkan kulit kering atau teriritasi. Tetapi mineral bubuk dapat menyebabkan masalah jika masuk ke bawah kulit melalui luka terbuka. Talc tidak boleh diterapkan pada kulit ketika penghalang epidermis hilang atau terganggu secara signifikan. Menerapkan bedak pada luka dapat menyebabkan infeksi dan peradangan. Sebuah laporan kasus tahun 2006 dalam Jurnal Akademi Dermatologi dan Venereologi Eropa menggambarkan seorang anak berusia enam tahun yang mengalami kantung peradangan keras di wajahnya, yang dikenal sebagai granuloma, setelah menerapkan bedak talek pada lesi cacar air. Jika Anda memiliki luka atau lecet di wajah Anda, mungkin lebih baik untuk tidak menggunakan bedak atau make up dengan kandungan Talc pada kulit. Jika Anda mengalami tanda-tanda iritasi atau infeksi pada bagian kulit tempat Anda menggunakan produk bedak, hentikan penggunaannya dan segera kunjungi dokter atau dokter kulit.

Menghirup bedak kosmetik dapat menyebabkan masalah pernapasan serius. Sebagian besar laporan melibatkan anak atau bayi yang secara tidak sengaja menghirup atau menelan bedak bayi, keracunan bubuk wajah juga dapat terjadi. Dikutip dari Cancer.org, bedak bayi dengan kandungan asbes yang terhirup bisa menjadi salah satu penyebab kanker. Gejala keracunan bubuk wajah meliputi; batuk, gangguan pernapasan, iritasi mata, dan sensasi terbakar di tenggorokan. Ini juga dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah dan diare. Tidak seperti keracunan Talc, keracunan bubuk wajah jarang serius atau fatal, tetapi mungkin memerlukan perawatan medis darurat jika gejalanya parah.

Bila Anda sangat harus menggunakan bedak bayi untuk bayi Anda, coba pilih bedak bayi yang tidak mengandung talc. Pilih bedak bayi yang mengandung tepung tapioka, tepung jagung, tepung oat, baking soda, atau bahkan krim untuk ruam, bukan bertekstur bubuk. Konsultasikan juga pada dokter anak, alternatif bedak bayi atau bedak talek untuk buah hati. Anda juga harus memperhatikan beberapa hal saat mengaplikasikan bedak bayi bagi anak Anda, antara lain:
-Hindari langsung mengaplikasikan bedak bayi ke genitalia. Cukup tepuk-tepuk tipis ke bagian kulit di sekitar genitalia dan di kaki.
-Hindari mengaplikasikan bedak bayi di sekitar mata bayi Anda.
-Jauhkan bedak bayi dari wajah Anda dan bayi Anda, supaya tidak terhirup.
-Jauhkan bedak bayi dari jangkauan anak.
-Tuang bedak bayi langsung ke tangan dan beri jarak jauh dari wajah.
-Jangan keluarkan bedak bayi langsung ke bagian tubuh bayi. Tuang dulu ke kain lembut, lalu tepuk-tepuk kain tersebut ke kulit anak Anda.

Menghirup Talc berulang juga dapat menyebabkan masalah paru-paru yang serius pada orang dewasa, termasuk asma, dan bronkitis. Talcosis adalah peradangan paru-paru yang dapat menyebabkan kekakuan atau jaringan parut paru-paru dan gagal paru-paru. Gejala umum termasuk sesak napas dan batuk kering. Diagnosis menggunakan sinar-X pada paru-paru biasanya dapat mengidentifikasi talcosis murni, yang muncul sebagai nodul kecil di lobus bawah paru-paru. Tes fungsi paru biasanya akan menunjukkan tanda-tanda penyakit paru restriktif, yang menyebabkan penurunan volume paru-paru dan sesak napas.

Untuk membantu mencegah penghirupan Talc oleh konsumen, bedak yang digunakan dalam produk bubuk longgar di Amerika Serikat digiling menjadi ukuran partikel yang relatif besar, yang tidak terhirup (> 5 μm). Keamanan inhalasi bedak telah dipelajari oleh Program Toksikologi Nasional (NTP). Sementara sebuah studi pada hewan uji yang menghirup dosis besar talc selama dua tahun menunjukkan beberapa hewan mengembangkan efek kesehatan yang merugikan, para ahli yang menghadiri lokakarya ISRTP / FDA Talc menyimpulkan bahwa penelitian ini tidak relevan untuk memprediksi risiko manusia karena melebihi dosis maksimum yang dapat ditoleransi secara fungsional, yang berarti melebihi kemampuan sistem uji untuk menghasilkan hasil yang bermakna. Tingkat pajanan sangat tinggi sehingga menyebabkan partikel berlebih di paru-paru. Karena itu, tumor paru-paru yang diamati pada beberapa hewan uji kemungkinan besar terkait dengan toksisitas kronis sebagai akibat kelebihan partikel, daripada efek langsung dari Talc. Ini berarti bahwa sangat mungkin bahwa efek yang diamati akan terlihat dengan zat partikulat lainnya yang diuji dengan cara yang serupa, terlepas dari sifat bahan yang diuji.

Paparan pekerjaan dan penggunaan obat adalah penyebab paling umum dari talcosis paru, "menghirup talc murni dalam kosmetik" juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru, menurut para peneliti di Moffitt Cancer Center.

Studi dan tuntutan hukum juga mengaitkan Talc dan mesothelioma. Mesothelioma adalah kanker mematikan yang disebabkan oleh paparan asbes. Penyakit tambahan yang terkait dengan Talc termasuk kanker paru-paru, kanker rahim, kanker serviks dan penyakit yang berhubungan dengan asbes.

Perdebatan tentang hubungan potensial antara kanker dan produk-produk yang mengandung talek seperti produk-produk kesehatan wanita dan bedak bayi terus berlanjut, produk-produk rias yang mengandung talc belum masuk dalam pengawasan hukum yang sama. Hal ini mungkin dikarenakan, sebagian, dari cara make up digunakan. Sementara Talc dapat digunakan secara bebas di seluruh tubuh, kebanyakan orang hanya merias wajah dalam jumlah sedikit.

Toksikologi NasionalProgram (NTP) menunda pertimbangan untuk mendaftarkan Talc dalam Laporannya tentang Karsinogen setelah peninjauan pada tahun 2000 menemukan kebingungan yang cukup besar mengenai sifat mineral dan konsekuensi dari paparan terhadap Talc, keduanya mengandung serat asbestiform dan tidak mengandung serat asbestiform. Pada Oktober 2005, NTP menarik Talc dari peninjauan, menjelaskan bahwa telah menjadi jelas bahwa literatur tentang kedua bentuk Talc, dengan beberapa pengecualian, memberikan karakterisasi yang tidak memadai dari bahan-bahan aktual yang sedang dipelajari untuk memungkinkan seseorang mencapai kesimpulan definitif mengenai zat spesifik yang bertanggung jawab untuk berbagai hasil kesehatan yang merugikan yang dilaporkan. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh Muscat dan Huncharek menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan perineal (area genital) talc dan kanker ovarium. Namun, sejumlah case-controlepidemiologipenelitian pada tahun 1990-an melaporkan peningkatan kecil pada kanker ovarium di kalangan wanita yang menggunakan bedak di daerah perineum. Di antara sembilan studi yang ditinjau oleh 1994 International Society of Regulatory Toxicology and Farmacology (ISRTP) / workshop FDA mengenai penggunaan konsumen dan perspektif kesehatan Talc, delapan studi menemukan risiko relatif 1,6 atau kurang, dan satu memiliki risiko relatif tidak signifikan 3,9 . Risiko relatif kurang dari 2 umumnya dianggap tidak cukup untuk menetapkan signifikansi biologis. Satu studi dengan risiko relatif tidak signifikan 3,9 tidak dapat dipisahkan dari kesalahan acak karena didasarkan pada hanya tujuh kasus dan tiga kontrol yang menggunakan bubuk debu. Studi epidemiologi tambahan, selesai sejak lokakarya ISRTP / FDA, tidak memberikan dukungan bahwa penggunaan bedak perineum dikaitkan dengan kanker ovarium. Para ahli yang menghadiri lokakarya ISRTP / FDA Talc menyimpulkan bahwa studi epidemiologi tidak menunjukkan hubungan nyata antara talc dan kanker ovarium. Studi yang diselesaikan sejak lokakarya 1994 tidak memberikan bukti bahwa bedak bersifat karsinogenik, atau merupakan faktor penyebab dalam perkembangan kanker ovarium pada manusia.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menjadwalkan evaluasi ulang Talc selama tahun 2006. Evaluasi sebelumnya diklasifikasikan talc tidak mengandung serat asbestiform sebagai "tidak diklasifikasikan sebagai karsinogenisitasnya kepada manusia" pada tahun 1987. Talk (tidak mengandung asbes) ) telah diberikan prioritas rendah untuk evaluasi ulang. Sementara laporan dari pertemuan IARC belum dipublikasikan, laporan awal adalah bahwa untuk Talc Penghirupan (Industri), data manusia disimpulkan "tidak memadai", data hewan disimpulkan "terbatas" (satu studi saja); oleh karena itu diklasifikasikan sebagai "tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogenisitasnya kepada manusia" Untuk penggunaan perineal Bedak Tubuh berbasis bedak, data manusia disimpulkan "terbatas" dan tidak ada data hewan.

Laporan terbaru telah menemukan talek yang terkontaminasi asbes dalam make up dari toko pra-remaja populer seperti Claire.Serat asbes bisa mematikan ketika dihirup, menyebabkan mesothelioma yang akan berkembang beberapa dekade setelah paparan awal. Namun menurut Henry Spiller, direktur Central Ohio Poison Center, risiko tersebut besar terjadi terhadap anak-anak kecil. "Meskipun seharusnya tidak ada dalam produk konsumen dan tentu saja tidak dalam make up anak-anak, kecuali jika anak Anda membuat awan debu besar dari make up setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jumlah paparan asbes hampir nol," tulis Spiller dalam sebuah blog posting untuk Rumah Sakit Anak Nasional.

Karena itulah penting sekali untuk membeli produk kosmetik yang teregistrasi, sebab tidak ada jaminan ketika Anda memakai bedak abal-abal. Anda harus membiasakan diri membaca label. Lihatlah kemasan riasan sebelum Anda membelinya, dan jika Anda tidak yakin apa isinya, beralihlah ke merek lain.



pasang iklan disini




loading...