Loading...
Tanah secara umum dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi
terluar yang tersusun dari bahan mineral dan bahan organik serta proses
pembentukannya dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bentuk wilayah, mikro-organisme,
dan proses terjadinya memerlukan waktu yang lama. Adapun pengertian tanah
dipandang dari bidang pertanian adalah lapisan kulit bumi terluar yang berperan
sebagai media tempat tumbuhnya tanaman.
Tanah dan lahan pertanian adalah hal paling vital dalam
sektor pertanian. Tanaman tidak bisa hidup tanpa adanya lahan pertanian ini.
Menggarap lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan, Anda harus
mengolah tanah terlebih dahulu supaya tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh subur
dan memberikan hasil panen melimpah.
Tanah
yang sehat dan hidup haruslah:
-Diberi nutrisi alami setiap musimnya.
-Dijaga dari erosi, untuk membentuk lapisan atas tanah yang
berkualitas.
-Dilindungi dari matahari dan angin untuk menjaga
kelembabannya.
-Biota tanah dapat hidup di dalamnya.
Kesuburan tanah meliputi tiga aspek, yaitu : kesuburan
fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologis. Ketiga aspek ini akan saling
berkaitan erat dalam menentukan tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah
suatu keadaan tanah dimana tata air, tata udara dan unsur hara dalam keadaan
cukup, seimbang serta tersedia sesuai dengan tuntutan kebutuhan tanaman untuk
dapat tumbuh secara optimal.
Persiapan lahan merupakan salah satu faktor terpenting yang
perlu dilakukan dalam memulai usaha budi daya. Persiapan lahan yang baik
berpengaruh besar terhadap produktivitas tanaman. Banyak penelitian menunjukkan
dengan melakukan persiapan lahan sebelum melakukan usaha budi daya bisa
meningkatkan hasil panen hingga 30%.
Tujuan dari persiapan lahan adalah untuk mengkondisikan
lahan tempat budi daya tanaman agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan
tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Usaha-usaha
perbaikan dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah antara lain :
-Pengolahan tanah/ lahan yang dapat memperbaiki sifat-sifat
tanah. Dikenal tiga sistem pengolahan tanah, yaitu zero tillage, minimum
tillage, dan maximum tillage.
-Pemupukan dengan pupuk alam atau pupuk organik, yang dapat
memperbaiki baik sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Berbagai pupuk alam
atau pupuk organik diantaranya yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, pupuk
kascing, pupuk bokashi, dll.
-Pemupukan dengan pupuk buatan, terutama untuk memperbaiki
sifat kimia tanah. Pupuk buatan yang sering digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah seperti
urea, SP-36 dan KCl.
Pengolahan tanah merupakan cara untuk memperbaiki kondisi
fisik, kimia maupun biologi tanah. Hal ini mutlak dilakukan oleh petani sebelum
melakukan penanaman bibit, karena dengan pengolahan tanah yang baik dan benar
maka proses penanaman akan lebih mudah dan tentunya hal ini akan memberikan
dampak yang baik sekali untuk benih yang akan ditanam.
Tujuan
pengolahan lahan :
-Memperbaiki aerasi tanah.
Memperbanyak atau memperbesar total volume rongga/pori
tanah. Dengan demikian maka aerasi tanah dan drainase lahan semakin baik,
sehingga pasokan oksigen untuk metabolisme akar menjadi lebih lancar.
-Memperbaiki struktur tanah.
Mengaduk sisa tanaman secara merata ke dalam tanah sebagai
sumber bahan organik dan unsur hara tanaman, serta mengurangi resistensi tanah
sehingga penetrasi akar dan pembesaran umbi menjadi lebih mudah.
-Membersihkan gulma.
Mengurangi organ atau bagian jaringan gulma yang tersisa di
dalam tanah sehingga mengurangi potensi gangguannya terhadap pertumbuhan
tanaman, berarti juga mengurangi biaya untuk pengendalian gulma selama periode
budidaya tanaman.
-Membentuk seedbad (bentuk siap tanam).
Pengolahan tanah primer dilakukan apabila lahan yang akan
ditanami keras atau berupa bongkahan serta terdapat gulma. Kedalaman pemotongan
dan pembalikan umumnya diatas 15 cm. Tanah dipotong kemudian
diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat
terbenam di dalam tanah. Pembalikan tanah biasa dilakukan dengan cangkul, garu,
waluku, atau traktor dengan berbagai jenis bajak. Seperti bajak singkal, bajak
piringan, bajak rotary, bajak chisel, bajak subsoil, dan bajak raksasa. Pengolahan tanah sekunder (kedua) suatu cara pengolahan
tanah dengan kedalaman yang lebih dangkal.
Langkah-langkah
dalam pengolahan lahan :
-Land Clearing adalah membersihkan lahan dari sisa tumbuhan
atau semak yang ada.
Cara pertama yang bisa dilakukan dalam mengolah tanah lahan
pertanian adalah dengan pembukaan lahan. Istilah ini sering disebut juga dengan
land clearing atau pembersihan lahan yang akan dijadikan area pertanaman.
Biasanya dalam pembersihan lahan dilakukan dengan melibatkan banyak orang,
terlebih bila lahan tersebut cukup luas.
Ada banyak cara yang biasa dilakukan petani untuk melakukan
land clearing. Mulai dari manual, mekanis hingga penggunaan bahan kimia seperti
herbisida. Land clearing dengan manual dilakukan dengan tangan manusia langsung
dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul, parang, dll. Sedangkan land
clearing yang dilakukan dengan mekanis dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam mesin pertanian seperti traktor, dengan begitu pengerjaan menjadi lebih
cepat dan tidak membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Setelah lahan bersih,
maka bisa ditanami jenis tanaman pertanian. Selain berguna untuk memperbaiki
tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan menekan jumlah biji
gulma yang terbawa masuk ke petak tanam.
-Discing/ Membajak adalah mengiris-iris lahan yang masif
menjadi bongkahan-bongkahan.
Pembajakan bisa Anda lakukan setelah turun hujan maupun
dalam kondisi sebelum hujan. Pembajakan tanah sangat cocok dilakukan untuk
tanah yang memiliki struktur tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lembek.
Masyarakat agraris di pedesaan biasanya masih menggunakan teknik lama dalam
membajak sawah, salah satunya adalah dengan menggunakan hewan ternak seperti
sapi atau kerbau untuk menjalankan alat pembajak.
Akan tetapi bagi petani modern, pembajakan tanah dilakukan
dengan menggunakan mesin pertanian canggih seperti traktor. Kedua cara tersebut
sebenarnya baik dilakukan dalam kondisi tanah apapun. Namun, pembajakan tanah
menggunakan traktor dinilai lebih cepat dan efisien sehingga bisa menghemat
waktu dan tenaga bagi petani.
-Harrowing adalah membalikkan tanah, menghaluskan.
-Chaining adalah lebih menghaluskan lagi.
Dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau traktor
dengan tujuan untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang keras, sehingga
struktur dan tekstur tanah memungkinkan untuk ditanami.
Sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses
ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat
pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah.
-Seed Bad Preparation adalah menyediakan bentuk akhir lahan
yang dikehendaki. Misalnya guludan, petak, dataran.
Pemupukan lahan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam
tanah agar tanah menjadi lebih subur dan dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan
unsur hara. Dengan melakukan tindakan ini, pertumbuhan tanaman akan lebih
optimal. Pemupukan yang diberikan lebih awal bisa merangsang perkembangan akar
lebih dalam.
Pemupukan awal ini biasa disebut dengan pemupukan dasar.
Jika tanah diketahui bereaksi asam, maka petani diwajibkan untuk menaburkan
kapur dolomit di lahan pertanian untuk menaikkan pH tanah. Pupuk yang biasa
dijadikan sebagai pupuk dasar dari jenis pupuk makro tunggal seperti; Urea,
SP36, dll. Untuk jenis pupuk makro majemuk Anda dapat menggunakan pupuk seperti
NPK 15 yang sesuai dengan kebutuhan komoditas yang ingin ditanam. Anda juga
bisa menggunakan pupuk kandang. Apabila dalam pemupukan diketahui tanah
bereaksi asam, Anda bisa juga menambahkan kapur dolomit dengan cara ditabur.
Ini bertujuan untuk meningkatkan pH tanah di lahan pertanian. Semua tahapan
persiapan lahan pertanian ini, biasanya membutuhkan waktu 16-18 hari tergantung
pada lahan yang akan dikelola.
Cara pemupukan pertumbuhan dan keadaan perakaran setiap
jenis tanaman berbeda satu sama lain. Keadaan sekitar tanaman juga dapat menyebabkan
perbedaan akar. Dengan mengetahui keadaan sifat-sifat dan aktivitas akar, akan
dapat dilakukan sebuah metode pemupukan yang praktis dan sempurna. Bila akar
tanaman tetap, maka penempatan pupuk yang baik adalah langsung di bawah akar.
Jika akar tanaman tumbuhnya menyebar ke arah samping, maka sebaiknya penempatan
pupuk di sisi tanaman. Berbagai macam pupuk organik dan anorganis banyak
terdapat dan telah terbiasa dipakai oleh masyarakat Indonesia. Namun dalam
penggunaannya tidak boleh sembarangan, sebab pupuk (terutama pupuk anorganis)
banyak mengandung bahan kimia. Jika terdapat kesalahan dalam penggunaan pupuk
atau katakanlah berlebihan akan berakibat tidak baik bagi tanah maupun tanaman
itu sendiri, dan dalam hal memupuk, sebelumnya kita harus mengetahui
dasar-dasar pemupukan yaitu kita harus memperhatikan tanaman-tanaman yang akan
dipupuk, jenis tanah yang akan dipupuk, jenis pupuk yang akan digunakan, dosis
atau jumlah pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Oleh
karena itulah, maka dalam penggunaan pupuk sebaiknya di ketahui dahulu tentang
:
-Kandungan unsur hara yang tesedia dalam tanah atau faktor
kesuburan tanahnya sendiri.
-Kemasaman tanah.
-Kelembaban tanah.
-Tinggi rendahnya kadar bahan-bahan atau unsur-unsur dalam
tanah.
-Kemampuan penyerapan zat-zat mineral dari tanaman yang
bersangkutan.
-Faktor iklim.
-Nilai ekonomis dari tanaman yang akan atau sedang
dibudidayakan.
Kompos merupakan inti dan dasar terpenting dari berkebun dan
bertani secara alami, serta merupakan jantung dari konsep pertanian organik
(Djajakirana, 2002). Kompos didefinisikan sebagai campuran pupuk dari bahan
organik yang berasal dari tanaman atau hewan atau campuran keduanya yang telah
melapuk sebagian dan dapat berisi senyawa-senyawa lain seperti abu, kapur dan bahan kimia lainnya sebagai
bahan tambahan. Kompos menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk kimia karena
harganya murah, berkualitas dan akrab lingkungan.
Müller-Sämanndan Kotschi (1997) menyimpulkan empat fungsi
penting kompos, yaitu:
Fungsi
nutrisi, nutrisi yang disimpan diubah menjadi bahan organik,
jaringan mikroorganisme, produk
sisanya, dan humus. Kompos adalah pupuk
yang lambat tersedia (slow release), hara yang dihasilkan tergantung pada bahan
dasar dan metode pengomposan yang digunakan.
Meningkatkan
struktur tanah, yaitu melalui peningkatan persentase bahan
organik yang meningkatkan stuktur tanah.
Meningkatkan
populasi dan aktivitas organisme tanah. Kompos juga meningkatkan
kemampuan mengikat air dan agregat tanah, meningkatkan infiltrasi, menghalangi
terjadinya erosi dan menunjang penyebaran dan penetrasi akar tanaman.
Memperkuat
daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman yang diberi pupuk kompos lebih tahan
terhadap hama dibandingkan tanaman yang tidak diberi kompos maupun yang tidak
dipupuk.
Kompos juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut;
-Jumlah pupuk yang harus diberikan lebih banyak.
-Respon tanaman lebih lambat.
-Dapat menjadi sumber hama dan penyakit bagi tanaman.
Kompos dihasilkan melalui proses pembusukan bahan-bahan
organik. Salah satu sarana atau tempat pembuatan kompos yang praktis, efektif
dan banyak digunakan sekarang ini adalah lubang biopori atau Lubang Resapan
Biopori (LRB).
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan
dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki
sifat fisik, dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat digunakan dalam keadaan
segar (belum dikomposkan) ataupun dalam bentuk yang sudah dikomposkan. Jenis
pupuk kandang yang umum ditemui, yaitu:
-Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa
padatan, baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan.
-Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine atau kotoran hewan
yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu.
Tentang pengunaan pupuk organis (pupuk kandang, pupuk hijau,
pupuk kompos, dan pupuk alam lainnya) cara-caranya telah banyak dikemukakan.
Yang perlu diperhatikan tentang cara-cara penggunaan pupuk anorganis atau pupuk
buatan adalah (rencana penggunaannya) :
-Berapa besar yang dibutuhkan tanah dan tanaman.
-Apakah jenis pupuk yang mudah melarut atau tidak mudah melarut.
-Apakah perlu disemprotkan atau disebarkan atau dengan cara
lain.
-Sarana pembantunya dalam pelaksanaan pemupukan.
-Kapan saat yang paling baik untuk melaksanakannya.
Dampak
penggunaan pupuk kimia, antara lain :
-Zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh
molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tidak dapat
dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya dukung tanah dalam memproduksi
menjadi kurang hingga nantinya tandus.
-Penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan
suatu pestisida pertanian.
-Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros.
Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak
pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya
sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang
mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
-Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikro-organisme tanah yang bermanfaat bagi tanah serta sangat
bermanfaat bagi tanaman.
Pemupukan tanah dilakukan dengan tujuan mengisi tanah dengan
unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di
atasnya tumbuh subur. Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak
hanya penting memakai dosis pupuk yang tepat saja, tapi penting pula untuk
mengetahui cara pemupukannya.
Dalam pemberian pupuk
atau penempatan pupuk harus diperhatikan supaya dapat diambil oleh akar
tanaman dengan lebih efisien, supaya tidak merusak biji yang ditanam atau pun akar
tanaman, dan dicari cara yang termudah dalam melakukan pemupukan (ketersediaan
tenaga kerja dan perhitungan ekonomis). Adapun cara-cara pemupukan atau
penempatan pupuk yaitu :
-Broadcast (disebar)
Pupuk yang disebarkan merata pada permukaan tanah sebelum
waktu penanaman, atau pada waktu penggemburan. Pupuk yang disebar diratakan
lagi dengan sekop, garu supaya masuk ke dalam tanah, terkadang juga dilakukan
pembajakan setelah pupuk disebar.
Pemupukan jenis ini dilakukan dengan syarat; lahan tanam
dengan jarak tanam dekat, tanaman dengan perakaran dangkal, tanah memiliki
kesuburan yang relatif baik, pupuk yang dipakai merupakan konsentrasi tinggi
atau dipakai dalam jumlah yang cukup
banyak, dan daya larut pupuk besar.
Namun cara ini juga merangsang pertumbuhan rumput
pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah
lebih tinggi.
-Sideband (disamping tanaman)
Penempatan pupuk diletakkan disalah satu sisi atau kedua
sisi tanaman dalam brand (alur).
Pupuk ditaburkan diantara tanaman, kemudian ditutup kembali
dengan tanah. Pada cara ini, penggunaan pupuk jauh lebih sedikit, dilakukan
pada tanaman dengan perakaran sedikit dan jarak tanam cukup jarang, serta
dilakukan pada lahan dengan tingkat kesuburan tanah rendah.
Untuk penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang, pupuk
dicampur dengan media tanam sebagai alas lubang tanam.
Untuk pupuk hijau atau kompos, biasanya dengan memanfaatkan sisa-sisa
tanaman atau daun-daun dari
proses pembersihan lahan. Dedaunan dikumpulkan di dalam lubang tanam, untuk
dibiarkan membusuk.
Sedangkan pada pemakaian pupuk buatan (anorganik), pupuk dibenamkan
dalam lubang di samping batang sejauh kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan
tanah.
-In the row (dalam larikan atau dalam barisan)
Penempatan pupuk diberikan dalam larikan tanaman.
-Top dressed atau side dressed.
Pupuk ditaburkan pada tanaman setelah tumbuh (emergence).
Top dressed disebar (broadcast) pada tanaman.
Side dressed disebar disamping larikan tanaman seperti
larikan jagung dan lain-lain.
-Pop up
Pupuk dimasukkan bersamaan dengan biji yang ditanam,
biasanya untuk pupuk dengan salt index yang rendah seperti pupuk P.
-Foliar application (pemupukan lewat daun)
Cara pemupukan ini dilakukan dengan cara pupuk dilarutkan
dalam air kemudian disemprotkan pada daun. Biasanya pemupukan jenis ini
dilakukan untuk pemberian unsur mikro karena memerlukan jumlah sedikit,
sehingga pemberian lebih merata dan efisien, serta untuk penanggulangan secara
cepat bila terjadi defisiensi. Agar lebih efektif, pemberian harus di lakukan
dua atau tiga kali dalam waktu dekat terutama bila defisiensi sudah stadium lanjut.
Pemupukan melalui daun dapat menghindari fiksasi unsure hara oleh tanah dan
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida.
-Fertigation (pemupukan lewat air irigasi)
Terutama untuk pemupukkan N atau pupuk lain yang mudah
larut. Cocok untuk pertanian dengan irigasi system sprinkler, dan untuk tanaman
yang sedang tumbuh kuat pada tanah yang berpasir. Dengan cara ini efisiensi
pemupukkan untuk tanah yang lebih halus. Pupuk harus mudah untuk larut, tidak
mengendap. Kadang-kadang ditambahkan bahan additive untuk mencegah pengendapan
pada pipa-pipa atau nozzle sprinkler.
-Plow sole placement
Pupuk lansung diletakkan dibelakang bajak pada saat
pengolahan tanah.
Demikianlah penjelasan tentang panduan dasar pengolahan
tanah, semoga dengan memahaminya hasil panen petani bisa semakin berlimpah.
loading...