Loading...
Semakin tumbuhnya kesadaran
akan pentingnya investasi, jika dulu investasi dianggap hanya sebagai tindakan
yang dilakukan orang kaya, kini semua kalangan sudah menyadari pentingnya
investasi. Sayangnya, hal ini juga mendorong banyak orang meraih kesempatan
untuk mengambil untung dengan mendirikan investasi yang aslinya adalah
penipuan. Manajemen resiko yang baik pun diperlukan oleh para calon investor
untuk memilih jenis investasi, terutama karena penjahat investasi saat ini
sudah semakin canggih.
Kasus investasi bodong bukan
hanya terjadi pada lembaga koperasi kecil atau perusahaan nasional; para
investor emas dunia sempat dikejutkan dan bahkan dirugikan dengan skandal Asia
Pacific Bullion dan The Gold Guarantee Malaysia, dua lembaga investasi emas
bertaraf internasional Singapura yang ternyata kemudian terungkap sebagai
lembaga investasi bodong. Pemimpin kedua lembaga tersebut, Lee Song Teck,
melarikan diri dengan membawa keuntungan hasil investasi para trader emas.
Para penipu ini memberikan
penawaran yang terbilang menggiurkan untuk nasabah, misalnya menerapkan harga
jual emas yang jauh lebih besar dari harga pasar serta memberikan diskon untuk
investor. Akan tetapi, cara ini juga bisa digunakan untuk melakukan skema money
game. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa lembaga investasi palsu di
Indonesia, misalnya PT GTIS yang sampai mencatut nama Dewan Syariah Nasional
MUI. Di sinilah perlunya manajemen resiko yang baik bagi para investor.
Di Indonesia, perdagangan
perusahaan berjangka diawasi Bappebti dan dilindungi undang undang (UU). UU
yang mengatur diantaranya UU Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, UU Nomor 10 Tahun 2011 Perubahan atas UU Nomor 32 Tahun 1997 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi, PP Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, dan PP Nomor 49 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi.
Maraknya penipuan berkedok
investasi PBK serta tingginya transaksi ilegal di Indonesia memperlihatkan
masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum mengenal dengan baik perdagangan
berjangka komoditi. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
selama 2016-2017 telah menutup 81 situs/website perdagangan berjangka karena
melanggar aturan.
Keputusan tersebut diambil oleh
Bappebti karena perusahaan itu tidak terdaftar dan melanggar ketentuan bursa
berjangka. Bappebti bersama OJK, Kepolisian, Kejaksaan, Kemenkeu, Kemenkominfo,
BI, PPATK berkoordinasi dengan membentuk satgas untuk menjaring investasi
bodong maupun memblokir situs internet pialang ilegal dan pialang lokal yang
telah dicabut izinnya.
Pengendalian jenis investasi
yang beredar di Indonesia sebenarnya menuntut peran pemerintah juga dalam
pengawasannya, apalagi karena kesadaran berinvestasi masyarakat Indonesia
cenderung belum diikuti oleh kesadaran untuk edukasi diri mengenai jenis
investasi itu sendiri. Banyak yang hanya tergiur pada keuntungan singkat
semata, misalnya tergiur persentase suku bunga yang jauh lebih besar daripada
yang ditawarkan deposito.
Melihat kondisi tersebut, PT
Rifan Financindo Berjangka (RFB), perusahaan pialang berjangka yang bergerak di
bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang telah mendapatkan izin dari
tahun 2000 bersama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures
Exchange (JFX) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menyelenggarakan edukasi
dan sosialisasi ke masyarakat.
Kegiatan edukasi dan
sosialisasi ini dalam rangka memberikan pemahaman kepada media dan masyarakat
mengenai potensi industri perdagangan berjangka komoditi (PBK) di Bursa Berjangka
Jakarta dan KBI serta cara berinvestasi yang sehat. Salah satu bentuk
kegiatannya adalah edukasi dalam bentuk media workshop dan lomba penulisan
jurnalistik industri PBK di lima kota. Loksinya di Pekanbaru, Semarang, Medan,
Palembang, dan Surabaya mulai dari Agustus- November 2017.
“Kami sebagai pelaku di
industri PBK dan anggota dari BBJ dan KBI merasa perlu bersama-sama mengedukasi
masyarakat cara berinvestasi yang lebih sehat di industri perdagangan berjangka
komoditi (PBK) melalui BBJ dan KBI. Potensi yang ada di industri ini sangat
besar dan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia,” kata Teddy Prasetya,
Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka.
PT. Rifan Financindo Berjangka memiliki landasan hukum kuat
yang mana saat ini banyak perusahaan investasi yang tidak memiliki landasan
hukum dalam melakukan transaksi jual beli sehingga mengakibatkan banyak nasabah
yang kalah dalam trasaksi pasar modal tidak dapat menuntut perusahaan tersebut
melalui jalur hukum.
PT. Rifan Financindo Berjangka
(RFB) merupakan perusahaan pialang berjangka yang bergerak di bidang
perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang telah mendapatkan ijin dari tahun
2000. Bersama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures
Exchange (JFX) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI), RFB secara aktif pada
tahun 2017 telah menyelenggarakan serangkaian edukasi dan sosialisasi di 5 kota
yakni Pekanbaru, Medan, Palembang, Semarang dan Surabaya untuk mendorong
pertumbuhan dan perkembangan industri PBK di Indonesia.
Perdagangan Berjangka merupakan bentuk lain dari kegiatan
asuransi yang diciptakan berdasarkan mekanisme yang terjadi di pasar,yaitu
dengan membentuk pasar bayaangan atau pasar derivative dari pasar komoditi
fisiknya (spot), dengan melakukan transsaksi di dua pasar tersebut secara
bersamaan dengan posisi yang berlawanan (jual dan beli) untuk jumlah dan jenis
komoditi yang sama. Dengan demikian, kedua pasar ini akan saling menutupi
kerugian yang diderita pada salah satu pasar. Jadi,perdagangan berjangka ini
memberikan manfaat ekonomi berupa pengalihan resiko (risk transfer) yang tidak
diinginkan melalui kegiatan lindung niali (hedging) dan merupakan suatu sumber
referensi harga yang dapat dipercaya (price discovery).
Teddy Prasetya, Chief Business
Officer PT Rifan Financindo Berjangka, mengungkapkan bahwa selain strategi
perusahaan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis, kegiatan sosialisasi dan
edukasi RFB yang dilakukan bersama BBJ dan KBI juga berpengaruh positf
mendukung perkembangan usaha RFB di tahun 2017.
Berinvestasi bukan hanya
sekedar mencari keuntungan, namun kedisiplinan juga diperlukan. Ini menjadi
pedoman yang diterapkan Chief Executive Officer (CEO) PT Rifan Financindo Berjangka
(RFB) Teddy Prasetya.
Kinerja RFB di tahun 2017
menurut Teddy sangat menggembirakan dibandingkan dengan pencapaian kinerja
tahun 2016. Secara nasional pertumbuhan jumlah nasabah baru RFB meningkat
sebesar 30,42% atau bertambah sebanyak 2122, sehingga saat ini jumlah nasabah
RFB telah mencapai lebih dari 10.000 nasabah.
Dari data volume transaksi, RFB
mencatat total transaksi sebanyak 610.326 lot selama tahun 2017 atau tumbuh
sebesar 50,51% dibandingkan tahun 2016. Walaupun secara rinci transaksi di produk
bilateral atau SPA masih memberikan kontribusi lebih besar, yaitu sebanyak
489.370 lot dibandingkan produk multilateral yang sebanyak 120.956 lot.
Pertumbuhan volume transaksi
terbesar terjadi di transaksi multilateral yaitu sebesar 191% dibandingkan
pertumbuhan di bilateral yang hanya 34%. Teddy mengungkapkan, pencapaian
kinerja tahun 2017 hampir menyamai rekor pencapaian tertinggi RFB sebelumnya
yaitu pada tahun 2011. Pada tahun 2011 RFB mampu menambah 2.156 nasabah baru
dan sepanjang tahun tersebut RFB mampu mencapai total transaksi sekitar 700
ribu lot atau hampir 10% dari total volume transaksi di BBJ yang sebanyak 7,5
juta lot di tahun 2011.
Dengan pencapaian tahun 2017
ini, Teddy optimistis bahwa tahun 2018 RFB akan mampu melampaui rekor kinerja
tahun 2011. Di tahun 2018 ini RFB menargetkan penambahan paling tidak 3000
nasabah baru dan total volume transaksi dapat melampaui 1 juta lot dalam satu
tahun.
Target penambahan 3000 nasabah
baru dan total volume transaksi 1 juta lot di tahun 2018 menurut Teddy cukup
realistis. Beberapa rencana strategis yang akan dilakukan RFB di tahun 2018
antara lain adalah pembukaan cabang baru di Yogyakarta, serta rencana akuisisi
kantor Bestprofit Futures di Malang dan Solid Gold Berjangka di Makassar.
Penambahan nasabah dari cabang
RFB Jakarta dan Palembang sepanjang tahun 2017 adalah sebanyak 1.038 nasabah,
atau hampir 49% dari total nasabah baru RFB tahun 2017. Khusus dari Palembang
sendiri tahun 2017 bertambah 399 nasabah, ini setara dengan kenaikan sebesar
120% bila dibandingkan dengan penambahan 181 nasabah baru di tahun 2016. “Sementara
pencapaian terbaik diraih oleh kantor pusat RFB di Axa Tower Jakarta dengan
penambahan 430 nasabah baru dan volume transaksi mencapai 161.096 lot atau
tumbuh sebesar 35,71% dibandingkan tahun 2016,” ungkap Teddy.
Teddy berharap pembukaan cabang
baru di Yogyakarta juga dapat menggenjot potensi bisnis RFB di wilayah Jawa
Tengah dan DIY, juga dengan lebih mengoptimalkan lagi cabang Solo dan Semarang.
Demikian juga dengan Malang dan Makassar yang diharapkan dapat mendukung
rencana ekspansi RFB, terutama ke wilayah timur Indonesia.
Dan, dalam rangka mendukung
program pemerintah untuk membangun dan mengembangkan iklim investasi di
Indonesia, sejak awal tahun 2000 PT. Rifan Financindo memulai usaha sebagai
sebuah perusahaan yang berorientasi kepada layanan jasa perantara bagi semua
orang yang ingin mengambil keuntungan dari peluang dalam perdagangan komoditas
dan pasar derivatif di negara ini.
Di era teknologi dan media sosial yang
berkembang saat ini memang berita negatif akan sangat mudah tersebar. Dan
berita negatif tersebut datang dari segelintir orang yang belum mendapatkan
sedikit dari banyaknya keuntungan di perusahaan ini.
Banyak sekali reward yang bisa
Anda dapatkan ketika menjadi bagian dari perusahaan ini,reward ke luar negeri
merupakan salah satunya, selain komisi yang bisa mencapai puluhan bahkan
ratusan juta rupiah.
Sejalan dengan optimisme RFB,
Direktur Utama BBJ, Stephanus Paulus Lumintang menyampaikan optimisme BBJ yang
tercermin pada target-target yang dicanangkan.
Tahun 2018 BBJ akan
mengeluarkan tiga kontrak baru yaitu gula kristal rafinasi, kontrak karet
berjangka dan gold syariah. “Tahun 2017 lalu volume perdagangan multilateral di
BBJ meningkat sebesar 23,57%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu
8%. Dengan adanya 3 kontrak baru, kami menargetkan tahun 2018 untuk volume
transaksi perdagangan multilateral meningkat sebesar 15% dan untuk perdagangan
bilateral atau Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) ditargetkan naik sebesar
10%,” kataPaulus.
Selama ini masyarakat memang masih
awam dengan jenis investasi berjangka. Sebabnya, investasi yang dikenal umumnya
hanya saham, obligasi, reksadana, deposito dan sebagainya. Ditambah pula, ada
citra negatif yang melekat di kalangan pelaku perusahaan pialang. Untuk itu,
perlu adanya edukasi yang dimulai dari rekan-rekan media sebagai penyampai
informasi yang tepat dengan keterjangkauan yang luas dalam mengembalikan citra
positif industri ini.
Direktur Utama Bursa Berjangka
Jakarta, Sthepanus Paulus Lumintang menambahkan bahwa saat ini dinamika
industri Perdagangan Berjangka Komoditi masih memiliki potensi yang sangat
besar untuk berkembang dan memberi kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Artinya, perlu melakukan sosialisasi dan edukasi yang konsisten kepada publik
agar potensi tersebut dapat terealisasi, tentunya dengan dukungan Pemerintah
juga.
“Perlu ditekankan bahwa
industri perdagangan berjangka komoditi yang kini ada dan beroperasi di bawah
regulasi yang jelas, tentunya lebih aman dari risiko penipuan berkedok
investasi yang cukup sering kita dengar,” kata Paulus saat acara sosialisasi
industri PBK.
Meskipun pertumbuhan kelas
menengah di Indonesia diperkirakan mencapai 64% hingga 2020, namun minat
masyarakat berinvestasi di perdagangan berjangka komoditi (PBK) dan produk
derivatif indek (PDI) masih rendah. Padahal, investasi pada industri ini
diprediksi cukup prospektif bila diimbangi oleh pengetahuan akan peluang dan
risiko.
Direktur Utama PT Kliring
Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi mengakui, rendahnya investor
perdagangan berjangka komoditi tak bisa dilepaskan dari minimnya pengetahuan
akan peluang dan risiko. “Terkadang, bagi mereka yang masih awam, kemudian ikut
perdagangan berjangka, kemudian terjadi risiko, mereka akan menyebut pialang
berjangka sebagai perusahaan abal-abal. Padahal, tidak. Selama memiliki izin
Bappebti, kami adalah perusahaan legal,” kata Fajar pada pelatihan Perdagangan
Berjangka Komoditi (PBK) dan Produk Derivatif Indeks oleh PT Rifan Financindo
Berjangka (RFB) cabang Bandung, di Hotel Prama Grand Preanger, Jalan Asia
Afrika, Bandung.
Sebagai masyarakat yang terus
melaju ke era modern haruslah bisa mengedukasi diri sendiri soal manajemen
resiko investasi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendidik diri
sendiri soal pengelolaan dana dan keikutsertaan dalam lembaga investasi.
Berikut adalah beberapa cara
untuk menghindari penipuan investasi:
Waspadai tawaran investasi
dengan resiko rendah tapi imbalan tinggi. Dalam dunia investasi, semakin tinggi
keuntungan yang diincar, semakin berat pula resiko yang harus diambil. Dalam
saham, misalnya, resikonya sangat tinggi dan membutuhkan wawasan luas terhadap
pasar, namun keuntungannya juga besar jika sudah berhasil.
Jangan percaya pada lembaga
investasi yang menyatakan bahwa Anda bisa menarik kembali aset yang sudah Anda
serahkan sebagai sarana berinvestasi dengan mudah, atau bahkan sampai
menawarkan pembelian balik tanpa pengurangan nilai.
Waspadai investasi yang
menawarkan bonus luar biasa besar tanpa menjelaskan resiko yang Anda harus
hadapi untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Lembaga investasi penipu
memerlukan iming-iming yang besar untuk merekrut banyak nasabah. Bagi mereka,
yang penting kuantitas agar bisa melakukan skema money game sebelum merasa
cukup dan kemudian kabur.
Jangan langsung percaya pada
ajakan untuk berinvestasi dari orang yang Anda kenal, apalagi jika ajakan itu
dilakukan dari mulut ke mulut dengan tawaran menarik. Para peserta investasi
semacam ini memang biasanya didorong untuk mengajak orang lain dengan mengajak
mereka langsung.
Hindari resiko penipuan
investasi dengan melakukan manajemen resiko sendiri; jangan bergantung pada
orang lain atau pemerintah untuk melakukan semuanya bagi Anda. Didiklah diri
sendiri agar tak mudah tertipu dalam investasi.
Dalam dunia bisnis, setiap bidang usaha apapun bentuknya tidak
hanya akan mendatangkan keutungan semata namun juga memiliki resiko akan
kerugian ataupun kekalahan. Hal inilah yang merupakan ancaman dan harus
diperhatikan oleh kalangan investor, terutama spekulan, bahwa investasi di
bursa berjangka juga mengandung resiko yang tinggi. Setiap perusahaan yang relative
kecil sekalipun dapat menimbulkan dampak besar terhadap posisi keuangan kontrak
berjangka komoditi.Namun bagi para hedger hal itu tidak akan terlalu
berpengaruh karena pada dasarnya prinsip hedging adalah untuk mengantisipasi
timbulnya fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi kegiatan usahanya di pasar
fisik (spot market).
Hal terpenting yang harus
dipahami calon investor pada perdagangan berjangka komoditi adalah peluang dan
risikonya. Bahwa investasi pada industri ini memiliki risiko besar, namun sebanding
dengan margin yang bakal diterima (high risk-high return). “Bagi mereka yang
bisa baca peluang, baik itu transaksi dari perdagangan berjangka atau
perdagangan alternatif akan memberi banyak keuntungan. Bahkan, marginnya bisa
jauh di atas bunga bank," kata Fajar Wibhiyadi.
Namun, industri ini tidak
menawarkan return flat setiap bulannya. Karena, margin akan sangat dipengaruhi
kondisi global. Sehingga, akan sangat aneh bila masih ada masyarakat yang masih
mempercayai bila ada pialang berjangka yang menjanjikan keuntungan bulanan
dengan nilai cukup besar di atas 7%.
Kondisi seperti itu, terkadang
membuat citra negatif terhadap pialang berjangka. "Jadi, industri ini
sebenarnya sangat cocok bagi mereka yang tahu risikonya. Upaya kami, juga terus
melakukan edukasi kepada masyarakat, bahwa investasi ini high risk tapi high
return," kata Fajar Wibhiyadi.
Pergerakan produk derivatif termasuk
dalam kategori high risk, high return. Semua posisi harus diperhitungkan dengan
cermat dengan memperhitungkan analisis fundamental dan teknikal. “Meski indeks
memiliki peluang keuntungan yang cukup baik, namun harus diakui saat ini
kontrak berjangka emas merupakan primadona seiring kenaikan tren harga emas
yang positif dalam beberapa waktu terakhir,” kata Anthony Martanu, Pimpinan PT
Rifan Financindo Berjangka (RFB) Cabang Bandung.
loading...