Loading...
Peran dan Fungsi Unsur Kromium (Cr)
Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari.
Kromium ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, kromium
adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan
nomor atom 24. Seperti logam jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur
peralihan dalam tabel berkala. Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk
senyawa koordinasi dan kelat adalah suatu sifat kimia penting yang membuat
logam-logam esensial tersedia untuk sistem-sistem kehidupan. Krom di dalam
makanan terdapat sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu sebagai Cr3+ dan di
dalam suatu molekul yang aktif secara biologis. Walaupun belum sepenuhnya
dicirikan, molekul yang aktif secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks
dinikotinatokrom3+, terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali
glutation) yang membuat molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988).
Pada masa sekarang ini, krorn telah diakui sebagai nutrien
esensial yang berfungsi antara lain dalam metabolisme karbohidrat, lipid dan
asam nukleat. Peranannya dalam menanggulangi diabetes melitus, aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Salah satu faktor yang “disalahkan” adalah pola diet tinggi karbohidrat yang
diolah (refined) seperti kue, es krim dan sirop kaya sukrosa. Karena makanan
sejenis itu selain miskin krom juga menguras kandungan krom tubuh. Krom adalah
nutrien esensial, efektif jika dipakai untuk mencegah dan mengobati keadaan
defisiensinya.
Tanaman dapat menyerap kromium dalam bentuk Cr(lll} atau
Cr(VI), di mana penyerapan Cr(VI) lebih banyak daripada Cr(lll). Keduanya
diserap melalui mekanisme berbeda :Cr(VI) melalui lintasan sulfat , sedangkan
Cr(lll) diserap secara pasif. Cr(VI) masuk dalam jalur sulfat dimungkinkan
karena stuktur kromium yang mirip dengan S042_
sehingga Cr(VI) mudah diserap. Selain sulfat , Cr(VI) juga dapat bergabung
dengan mekanisme sistem unsur besi (Fe), belerang (S), dan fosfor (P).
Sementara untuk Cr(lll) , pengambilan oleh tanaman terjadi secara pasif melalui
pertukaran kation pada dinding sel.
Kromium dibutuhkan tubuh untuk proses yang mengubah makanan
menjadi energi, membantu sel-sel utama insulin untuk mengambil glukosa. Jumlah
krom yang tersedia dari makanan untuk keperluan metabolik, sebagian bergantung
pada krom total dalam suatu jenis makanan tertentu dan sebagian lagi pada
bentuk kimianya. Kadar krom rata-rata yang direkomendasikan untuk konsumsi
harian adalah 50-200 mikrogram. Adapun sumber-sumber kromium terbaik adalah
daging (terutama hati dan daging organ lain), ragi bir, biji-bijian tak
disosoh, kacang-kacangan, keju roti, gandum, sereal, bir dan anggur.
Kromium adalah zat gizi esensial untuk hewan dan mungkin
untuk manusia. Teloransi glukosa akan terganggu pada hewan yang kekurangan
kromium, tetapi suatu postulat tentang faktor teloransi glukosa belum
diisolasikan atau dicirikan. Konsumsi yang di anjurkan oleh Food and Nutrition
Board National Research Council serta dianggap aman dan cukup adalah 50 sampai
200 µg per hari.
Kromium membantu mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin
juga membantu dalam mengurangkan simptom kelaparan fisiologi dan memainkan
peranan dalam mengurai lemak.
Mineral ini penting untuk berfungsinya insulin yang mengatur
gula darah, Jika kromium tidak memperhitungkan tubuh kita dalam jumlah yang
cukup maka inuslin kehilangan efisiensi, yang menyebabkan kadar gula darah dan
karena itu meningkatkan risiko perkembangan diabetes. Kromium trivalent
dianggap merupakan suatu konstituen yang disebut juga factor toleransi glukosa
(Glucose Tolerance Factor—GFT). GTF telah dihipotesis merupakan suatu kompleks
metalloprotein yang terbentuk ketika oligopeptida chromodulin, yang terdiri
dari empat residu asam amino, yaitu aspartat, sistein, glutamate, dan glisin,
terikat dengan empat pusat (Cr3+). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
chromodulin dapat mengikat dengan reseptor insulin dan merangsang saluran
insulin. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali
pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.
Adapun
Fungsi Utama dari Kromium adalah:
-Kromium terlibat dalam pengeluaran tenaga dari lemak dan
karbohidrat.
-Kromium dipercayai bekerja dengan hormon insulin untuk
mengawal tahap gula dalam badan dan membantu dalam menurunkan tahap kolesterol.
Bahwa defiensi krom diaplikasikan dalam beberapa bentuk
diabetes telah ditunjukkan dalam studi-studi kassus alimentasi parental.
Penurunan kandungan krom jaringan dengan umur dapat mencerminkan
sekurang-kurangnya untuk sebagian, adamya defisiensi krom di dalam makanan Di
Amerika Serikat dan di masyarakat lain yang teknologinya sudah maju. Schoeder
et al. Mengkorelasikan nilai-nilai kandungan krom jaringan dengan nilai dugaan
konsumsi krom dalam makanan berbagai populasi dan menemukan konsumsi krom dalam
makanan di Amerika Serikat berkisar antara 5 sampai 150 per hari dengann
rata-rata 60 , jauh lebih rendah daripada konsumsi-konsumsi yang dilaporkan
dari berbagai wilayah di seluruh dunia.
Penelitian-penelitian tentang suplementasi Cr3+ pada subjek
manula memberikan dugaan adanya difisiensi krom dalam kelompok inidan
memperkuat proporsi bahwa konsumsi krom dalam makanan Amerika Serikat mungkin
tidak cukup untuk memelihara kandungan krom jaringan sepanjang hayat.
Ketidakcukupan konsumsi krom dapat bertanggung jawab sekurang-kurangnya atas
beberapa kasus peningkatan ketidaktoleran glukosa dengan meningkatnya usia.
Masalah analitik dan intrumental menghambat suatu usaha pembuktian adanya
hubungan langsung seperti itu pada manusia.
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%.
Bentuk lain krom hanya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum
diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah
krom mengendap dalam media alkali usus halus.
Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu
ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi
gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.Seperti
halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin
tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.
Gejala kekurangan kromium yang disebabkan oleh nutrisi
parenteral total jangka panjang sangat terganggu toleransi glukosa, kehilangan
berat badan, dan kebingungan. Pasien lain juga mengalami kerusakan saraf
(neuropati perifer). Jumlah kromium dalam tubuh dapat berkurang sebagai akibat
dari diet tinggi gula sederhana, yang meningkatkan ekskresi logam melalui urin.
Karena tingkat ekskresi tinggi dan tingkat penyerapan yang sangat rendah dari
kebanyakan bentuk kromium, maka toksisitas akut jarang terjadi.
Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah
besar dunia saat ini. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama
karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta
meningkatnya sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah,
udara dan air meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan
penting terhadap peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis
apabila produk yang dikonsumsikan mengandung logam berat. Kromium (Cr) merupakan
elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara
Cr(II) sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki
kesamaan sifat biologinya. Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk
yang umum dijumpai di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk
tiga valensi, karena kromium enam valensi merupakan salah satu material organik
pengoksida tinggi. Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah
dibanding dengan enam valensi. Pada bahan makanan dan tumbuhan mobilitas
kromium relatif rendah dan diperkirakan konsumsi harian komponen ini pada
manusia di bawah 100 µg, kebanyakan berasal dari makanan, sedangkan konsumsinya
dari air dan udara dalam level yang rendah.
Toksisitas kromium pada tanaman menyebabkan pertumbuhannya
lambat atau terhambat. Gejala keracunan kromium pada tanaman antara lain:
pertumbuhan daun kerdil, daun berwarna
coklat pada bagian ujung dan tepinya, daun menjadi kering, klorosis,
nekrosis, menghambat laju fotos intesis karena merusak ultrastruktur kloroplas,
pigmen fotosintesis, dan resistensi stomata meningkat sehingga difusi C02 menurun.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...