Sunday, 16 December 2018

Peran dan Fungsi Unsur Kromium (Cr) serta Penjelasannya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                      Peran dan Fungsi Unsur Kromium (Cr)

Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari.

Kromium ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Seperti logam jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur peralihan dalam tabel berkala. Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk senyawa koordinasi dan kelat adalah suatu sifat kimia penting yang membuat logam-logam esensial tersedia untuk sistem-sistem kehidupan. Krom di dalam makanan terdapat sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu sebagai Cr3+ dan di dalam suatu molekul yang aktif secara biologis. Walaupun belum sepenuhnya dicirikan, molekul yang aktif secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks dinikotinatokrom3+, terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali glutation) yang membuat molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988).

Pada masa sekarang ini, krorn telah diakui sebagai nutrien esensial yang berfungsi antara lain dalam metabolisme karbohidrat, lipid dan asam nukleat. Peranannya dalam menanggulangi diabetes melitus,  aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Salah satu faktor yang “disalahkan” adalah pola diet tinggi karbohidrat yang diolah (refined) seperti kue, es krim dan sirop kaya sukrosa. Karena makanan sejenis itu selain miskin krom juga menguras kandungan krom tubuh. Krom adalah nutrien esensial, efektif jika dipakai untuk mencegah dan mengobati keadaan defisiensinya.

Tanaman dapat menyerap kromium dalam bentuk Cr(lll} atau Cr(VI), di mana penyerapan Cr(VI) lebih banyak daripada Cr(lll). Keduanya diserap melalui mekanisme berbeda :Cr(VI) melalui lintasan sulfat , sedangkan Cr(lll) diserap secara pasif. Cr(VI) masuk dalam jalur sulfat dimungkinkan karena stuktur kromium yang mirip dengan S042_  sehingga Cr(VI) mudah diserap. Selain sulfat , Cr(VI) juga dapat bergabung dengan mekanisme sistem unsur besi (Fe), belerang (S), dan fosfor (P). Sementara untuk Cr(lll) , pengambilan oleh tanaman terjadi secara pasif melalui pertukaran kation pada dinding sel.

Kromium dibutuhkan tubuh untuk proses yang mengubah makanan menjadi energi, membantu sel-sel utama insulin untuk mengambil glukosa. Jumlah krom yang tersedia dari makanan untuk keperluan metabolik, sebagian bergantung pada krom total dalam suatu jenis makanan tertentu dan sebagian lagi pada bentuk kimianya. Kadar krom rata-rata yang direkomendasikan untuk konsumsi harian adalah 50-200 mikrogram. Adapun sumber-sumber kromium terbaik adalah daging (terutama hati dan daging organ lain), ragi bir, biji-bijian tak disosoh, kacang-kacangan, keju roti, gandum, sereal, bir dan anggur.

Kromium adalah zat gizi esensial untuk hewan dan mungkin untuk manusia. Teloransi glukosa akan terganggu pada hewan yang kekurangan kromium, tetapi suatu postulat tentang faktor teloransi glukosa belum diisolasikan atau dicirikan. Konsumsi yang di anjurkan oleh Food and Nutrition Board National Research Council serta dianggap aman dan cukup adalah 50 sampai 200 µg per hari.

Kromium membantu mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin juga membantu dalam mengurangkan simptom kelaparan fisiologi dan memainkan peranan dalam mengurai lemak.
Mineral ini penting untuk berfungsinya insulin yang mengatur gula darah, Jika kromium tidak memperhitungkan tubuh kita dalam jumlah yang cukup maka inuslin kehilangan efisiensi, yang menyebabkan kadar gula darah dan karena itu meningkatkan risiko perkembangan diabetes. Kromium trivalent dianggap merupakan suatu konstituen yang disebut juga factor toleransi glukosa (Glucose Tolerance Factor—GFT). GTF telah dihipotesis merupakan suatu kompleks metalloprotein yang terbentuk ketika oligopeptida chromodulin, yang terdiri dari empat residu asam amino, yaitu aspartat, sistein, glutamate, dan glisin, terikat dengan empat pusat (Cr3+). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa chromodulin dapat mengikat dengan reseptor insulin dan merangsang saluran insulin. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.

Adapun Fungsi Utama dari Kromium adalah:
-Kromium terlibat dalam pengeluaran tenaga dari lemak dan karbohidrat.
-Kromium dipercayai bekerja dengan hormon insulin untuk mengawal tahap gula dalam badan dan membantu dalam menurunkan tahap kolesterol.

Bahwa defiensi krom diaplikasikan dalam beberapa bentuk diabetes telah ditunjukkan dalam studi-studi kassus alimentasi parental. Penurunan kandungan krom jaringan dengan umur dapat mencerminkan sekurang-kurangnya untuk sebagian, adamya defisiensi krom di dalam makanan Di Amerika Serikat dan di masyarakat lain yang teknologinya sudah maju. Schoeder et al. Mengkorelasikan nilai-nilai kandungan krom jaringan dengan nilai dugaan konsumsi krom dalam makanan berbagai populasi dan menemukan konsumsi krom dalam makanan di Amerika Serikat berkisar antara 5 sampai 150 per hari dengann rata-rata 60 , jauh lebih rendah daripada konsumsi-konsumsi yang dilaporkan dari berbagai wilayah di seluruh dunia.

Penelitian-penelitian tentang suplementasi Cr3+ pada subjek manula memberikan dugaan adanya difisiensi krom dalam kelompok inidan memperkuat proporsi bahwa konsumsi krom dalam makanan Amerika Serikat mungkin tidak cukup untuk memelihara kandungan krom jaringan sepanjang hayat. Ketidakcukupan konsumsi krom dapat bertanggung jawab sekurang-kurangnya atas beberapa kasus peningkatan ketidaktoleran glukosa dengan meningkatnya usia. Masalah analitik dan intrumental menghambat suatu usaha pembuktian adanya hubungan langsung seperti itu pada manusia.

Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus.  Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.

Gejala kekurangan kromium yang disebabkan oleh nutrisi parenteral total jangka panjang sangat terganggu toleransi glukosa, kehilangan berat badan, dan kebingungan. Pasien lain juga mengalami kerusakan saraf (neuropati perifer). Jumlah kromium dalam tubuh dapat berkurang sebagai akibat dari diet tinggi gula sederhana, yang meningkatkan ekskresi logam melalui urin. Karena tingkat ekskresi tinggi dan tingkat penyerapan yang sangat rendah dari kebanyakan bentuk kromium, maka toksisitas akut jarang terjadi.

Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat ini. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta meningkatnya sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan mengandung logam berat. Kromium (Cr) merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II) sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan sifat biologinya. Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi, karena kromium enam valensi merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi. Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah dibanding dengan enam valensi. Pada bahan makanan dan tumbuhan mobilitas kromium relatif rendah dan diperkirakan konsumsi harian komponen ini pada manusia di bawah 100 µg, kebanyakan berasal dari makanan, sedangkan konsumsinya dari air dan udara dalam level yang rendah.

Toksisitas kromium pada tanaman menyebabkan pertumbuhannya lambat atau terhambat. Gejala keracunan kromium pada tanaman antara lain: pertumbuhan daun kerdil, daun berwarna  coklat pada bagian ujung dan tepinya, daun menjadi kering, klorosis, nekrosis, menghambat laju fotos intesis karena merusak ultrastruktur kloroplas, pigmen fotosintesis, dan resistensi stomata meningkat sehingga difusi C02 menurun.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...