Sunday, 16 December 2018

Peran serta Fungsi Unsur Selenium (Se) dan Penjelasannya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                          Peran serta Fungsi Unsur Selenium


Tanah merupakan sumber utama unsur mineral bagi tanaman dan ternak (Volweiss, 1978). Ketersediaan untuk mineral tertentu dalam tanah beragam keberadaannya, ada yang kurang ada pula yang lebih.

Selenium (Se) adalah salah satu mineral  dengan beberapa fungsi penting dalam hidup  manusia dan hewan, dan diperlukan juga perannya dalam tanaman. Diketahui bahwa selenium bisa terjadi sebagai selenat, selenit,  selenid, Se organik serta Se dalam tanah, dan bahwa pengambilan Se oleh tanaman dipengaruhi oleh faktor tanaman dan tanah. Salah satu faktor paling penting dalam menentukan pengambilan Se adalah bentuk dan konsentrasi selenium dalam tanah.

Tingkat akumulasi unsur hara oleh tanaman dikendalikan oleh beberapa proses yaitu penyerapan nutrisi oleh akar, pergerakan nutrisi dari akar ke tajuk, dan kemampuan jaringan daun untuk mengisikan nutrisi tersebut ke pembuluh floem (Handayani et al., 2007). Akar merupakan organ utama yang memiliki kontak langsung dengan ion-ion nutrisi sehingga menjadi organ yang paling peka terhadap perlakuan nutrisi yang diberikan pada tanaman. Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, nutrisi, mineral, dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, kajian tentang perakaran secara lengkap terkait aspek anatomi, morfologi, dan pertumbuhannya masih cukup terbatas.

Analisis tanaman dari tanah seleniferous menunjukkan bahwa sejumlah kecil species tanaman yang toleran terhadap Se selalu terkait dengan daerah sangat seleniferous, akumulasi beberapa ribu µg Se/g massa tanaman, akar atau daun (Brown dan Shrift, 1982 dalam Pazurkiewicz-Kocot., 2003). Tanaman lain tumbuh di tanah yang sama menyerap banyak konsentrasi rendah dari unsur ini. Ada 3 kelompok tanaman: indikator utama Se atau akumulasi Se (tanaman yang dapat menumpuk beberapa ribu Seµg/g), indikator kedua selenium atau penyerapan selenium (jenis tanaman yang menyerap hingga 1000 µg Se/g), dan tidak mengakumulasi (tidak lebih dari 25µg Se/g).

Indikator primer Se umumnya tumbuh di daerah seleniferous. Indikator sekunder Se tidak terbatas pada daerah seleniferous, mereka tumbuh pada tanah yang mengandung sedikit atau sama sekali tidak ada Se. Pada daun muda umumnya mengandung 30% in organik Se (selenat dan selenite) (Freeman , et.al., 2006).

Akumulasi ion selenit dalam sel-sel tanaman, terutama pada akar tanaman. Selain itu ion selenit mempengaruhi pengambilan, distribusi dan akumulasi nutrisi dalam sel-sel tanaman dan konsentrasi menimbulkan beberapa perubahan di tanaman.  Hubungan Se, dengan K, Na, Ca, kemungkinan pengaruh utama selenit pada membram protoplasma dan akhirnya pada proses metabolism sel. Ada kemungkinan bahwa ion selenit mengubah koefisien permeabilitas dari membram plasmatik untuk beberapa ion-ion dan oleh karena itu mempengaruhi transport ion dalam sel tanaman. Perubahan transportasi dari kemampuan beberapa ion-ion adalah salah satu gejala Se yang mempengaruhi tanaman.

Se mengikat logam seperti raksa (Hg), Cd, sehingga mengurangi kerusakan pada sel-sel dan jaringan. Pengaruh yang antagonis antara Se dengan Ag, As, Cd, Hg, Ti telah dijelaskan oleh Ganther, 1974 dalam Watts, 1994,  bahwa Se melindungi sel-sel dari pengaruh racun yang berat.

Selenium adalah suatu unsur yang mudah membentuk suatu kelompok bila berikatan dengan mineral yang lain dan bahan organik lainnya. Ikatan komplek elektrovalen. Ini berguna dalam penyerapan kation secara elektrostatik (Volkweiss,1987).

Menurut Bohn(1982) dan Georgievskii(1982) selenium terdapat dalam bentuk Selenat(SeO2-4) dan Selenit(SeO-3) yang mempunyai perangai yang lebih lemah dari Sulfur(S) karena itu selenat dan selenit dapat ditahan bersama sulfur dalam tanah dalam bentuk anion.


Sumber Se pada Tanaman
Dikenal tiga jenis golongan tanaman yang mengumpulkan Se Organik dari tanah. Yaitu akumulator obligat, akumulator fakultatif dan akumulator pasif (Clarke et al., 1974  dalam Novriani, 1995).

Akumulator Obligat
Tanaman ini disebut indikator Se karena amat memerlukan Se untuk pertumbuhannya. Contohnya : Astragalus (tanaman beracun), Stanleya (prince’s plume), Oonopis (golden weed), Xillorhiza (woody aster). Tanaman ini bisa mengandung antara 1.000 ppm sampai 15.000 ppm Se.

Akumulator  Fakultatif
Tanaman ini tidak memerlukan Se, tetapi mampu menyerap Se tanah dengan baik. Kadar Se diperkirakan sekitar 1.500 ppm, sehingga masih bisa menyebabkan selenosis. Contoh : Aster Atriplex (belukar asin), Castilleja (sikat warna), Comandra (bastar toadflax), Grayia (hossage), Grindellia (grenweeds/rumput karet), Siderantus (nimput biji besi), Gutierrezia (rumput ular), Penstemon (lidah janggut) dan Machaemanthera (bunga tansy).

Akumulator  Pasif
Kadarnya sekitar 1.500 ppm Se pada tanah yang juga mengandung Se, dan merupakan tanaman yang secara potensial bisa menyebabkan keracunan Se. pada umumnya bila tanaman ini mengandung Se, menandakan tanah setempat tinggi kadar Se-nya. Contoh : jagung, gandum, rumput, juwawut dan berbagai jenis lainnya.

Ketersediaan Selenium dalam tanaman erat kaitannya dengan ketersediaan Selenium dalam tanah dan air. Secara umum ketersediaan unsur mineral dalam tanaman bermula dari konsentrasi unsur dalam tanah yaitu dalam bentuk padat dan berikatan dengan senyawa-senyawa organik. Kemudian sejumlah kecil proporsi yang bebas dalam bentuk larutan (M-solution). M solusion inilah yang akan diserap oleh akar tanaman untuk dialirkan ke seluruh jaringan tanaman dalam proses xylem (Soepardi, 1983).

Selain faktor tanah dan spesies tanaman, ketersediaan selenium dalam tanaman juga dipengaruhi oleh umur tanaman, tingkat produksi serta iklim. Sedangkan pada daerah padang penggembalaan bergantung pada pengelolaannya yang teratur (Ammerman et al, 1978).

Kandungan Se rata-rata dalam tanah di dunia yaitu 0,4 mgkg-1, sementara pada tanah dengan kandungan Se yang tinggi dapat mencapai 1200 mg/kg (Fleming, 1980; Jacobs, 1989; Mayland, 1994; Neal, 1995). Sumber alami Se mengalami penguapan dalam bentuk dimetil-selenide ((CH3)2Se) dari tanah, perairan tawar, air laut dan aktivitas gunung berapi. Seleneium secara efektif dapat diserap oleh perakaran jika diberikan langsung dalam bentuk ion sebagai pupuk hidroponik. Oleh karena itu, budidaya tanaman secara hidroponik adalah upaya terbaik untuk meningkatkan serapan Se tanaman. Penggunaan hidroponik dalam budidaya tanaman memungkinkan dilakukannya pengkayaan unsur-unsur bermanfaat secara efektif, khususnya bagi unsur bermanfaat yang penting untuk perbaikan   pertumbuhan, perkembangan, produktivitas tanaman maupun kesehatan konsumen.

Selenium inorganik lewat pemupukan akan dapat meningkatkan kadar selenium dalam tanaman, sehingga dapat meningkatkan kadar selenium dalam tubuh jika mengkonsumsi tanaman tersebut. Selenium inorganik pada pakan ternak biasanya dalam bentuk sodium selenit dan sodium selenat yang merupakan cara termudah untuk mengatasi defisiensi Se dalam tubuh. Akan tetapi selenium ini tidak 100% efektif dapat mengatasi defisiensi Selenium. Kasus gangguan otot masih dijumpai pada anak sapi yang pertumbuhannya cepat. Hal ini disebabkan karena Se dalam bentuk inorganik tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga kelebihan selenium dikeluarkan dalam tubuh melalui urin, selenium dalam bentuk inorganik tidak dapat ditransfer efisien dari induk ke anak. Selenium inorganik juga tidak efisien untuk meningkatkan produksi susu pada mamalia. Se organik dalam pakan ternak dapat disimpan dalam jaringan tubuh sehingga dapat meningkatkan kandungan selenium dalam daging, telur dan susu. Hampir 60% Se yang terkandung dalam bahan baku pakan ternak berupa selenometionin.

Enzim yang mengandung selenium terkait pada beberapa tanaman dan pada hewan (tioredoksin reduktase) menghasilkan tioredoksin tereduksi, sebuah ditiol yang berfungsi sebagai sumber elektron untuk peroksidase dan juga penting mereduksi enzim ribonukleotida reduktase yang membuat prekursor, zat pendahulu DNA dari prekursor RNA.


Peranan Selenium bagi Kehidupan Hewan Ternak
Selenium berfungsi antara lain sebagai :
-Antioksidan untuk komponen/ bahan pembentuk enzim Glutathione Perooksidase (GSH-Px).
-Daya kebal tubuh (Noguchi et al. 1973 ; Combs dan Pesti. 1976 ; Georgievskii, 1982 ; Oldfield, 1985 ; Mason dan Weaver, 1986 ; Mercurio dan Combs, 1987).
-Reproduksi hewan/ternak (Oldfield, 1985 ;Debskii et al, 1987 dan Piliang, 1988.
-Merangsang tumbuh kembang serta produksi wool pada Domba.

Selenium juga memainkan satu peranan dalam memungsikan kelenjar tiroid. Ia turut-serta sebagai suatu kofaktor untuk tiga deionase hormon tiroid. Enzim-enzim tersebut mengaktifkan dan kemudian mendeaktifkan berbagai hormon tiroid dan metabolit mereka. Ia dapat menghambat penyakit Hashimoto, suatu penyakit auto-immune dalam mana sel-sel tiroid tubuh sendiri diserang oleh sistem kekebalan. Penurunan 21% pada antibodi TPO dilaporkan dengan asupan 0,2 mg selenium.

Kadar Selenium pada setiap jenis ternak tidak sama. Keragaman antar ternak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, jumlah Selenium yang ditambahkan ke dalam ransom dan lain sebagainya. Sedangkan pada satu ternak, ternyata kadar selenium pada jaringan juga berbeda-beda. Kadar Selenium tertinggi pada ginjal, kemudian pada hati jantung dan otot rangka (Ullrey, 1987), sedangkan menurut Georgievskii(1982) yang mensiter hasil penelitian para pakar melaporkan kadar selenium tertinggi pada ternak domba mulai dari ginjal, hati, pancreas limpa, jantung, otot rangka, paru-paru otak, kuku, dan rambut.

Selenium adalah salah satu mineral esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang dapat bekerja secara bersama-sama dengan vitamin E, yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas. Radikal bebas ini erat kaitannya dengan sejumlah penyakit seperti diabetes mellitus, katarak, Parkinson, dan sebagainya. Vitamin E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas sedangkan selenium bekerja mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk. Disamping itu kombinasi antara kedua bahan ini akan mempengaruhi performance jika ditambahkan.

Selain berpengaruh pada enzim GSH yang amat penting pada proses oksidasi pada tubuh, ternyata Se pula memiliki efek yang khas pada bagian isoenzim selektifdani cytochrome P-450, karena Se terbukti mampu menghambat obat golongan etil morfin dan aminopirin ketika dilakukan analisis mokrosom hati Se juga mampu menurunkan panjang kromosom rata rata sebuah sel, sebagaimana efek coichicine dan para fluorophenilalanine, karena menghambat terbentuknya spindle (Andersen et al, 1983 dalam Novriani, 1995). Namun demikian mekanisme kerja Se yang paling mungkin adalah pengaruhnya pada GSH. Se merupakan kofaktor enzim GSH-Peroxidase. Pada umumnya jaringan binatang secara normal mengandung 300-2000 ppm GSH, namun bisa hanya menjadi sekitar 25 ppm pada keracunan Se.

Bila diambil kesimpulan bahwa GSH memang merupakan enzim yang penting dalam detoksikasi dan pertahanan keutuhan dinding sel tubuh, termasuk sel sapi dan domba. GSH pada manusia juga mempertahankan keutuhan dinding sel darah.

Banyak sekali keuntungan yang kita dapat apabila kebutuhan selenium dalam tubuh tercukupi, demikian juga dengan pengaruh negatif  yang ditimbulkan apabila kebutuhan selenium tidak tercukupi.

Selenium adalah salah satu mikronutrien yang paling penting untuk konsumsi dalam menjaga kesehatan hati dan sering disebut oleh spesialis antiaging sebagai antioksidan yang harus dimasukkan pada daftar ekstensi kehidupan. Bahkan, selenium dan vitamin E adalah sinergis antioksidan kuat, yang berarti mereka masing-masing meningkatkan efisiensi lainnya. Selain itu, selenium sangat penting bagi tubuh untuk memproduksi glutathione peroksidase, antioksidan utama dalam tubuh.

Menurut Dr Donald Lisk di Cornell University, selenium adalah “agen kemopreventif” kuat yang membuatnya menjadi penangkal resiko kanker. Selain itu, asupan selenium dapat meningkatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh, mengurangi timbulnya penyakit jantung, menjaga kesehatan pembuluh darah, mengurangi risiko stroke, berpotensi mengurangi kecemasan dan depresi, dan bahkan meningkatkan kesuburan pada pria.

Selenium merupakan mineral penting yang bekerja sama dengan vitamin E untuk memberikan tubuh perlindungan antioksidan kuat dari radikal bebas yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker, penyakit jantung, dan arthritis.


Pada manusia, selenium adalah suatu nutrien unsur renik yang berfungsi sebagai kofaktor untuk glutation peroksidase dan bentuk-bentuk tioredoksin reduktase. Protein yang mengandung selenium diproduksi dari selenium anorganik melalui perantara selenofosfat (PSeO33-). Selenium merupakan komponen dari asam amino selenosistein dan selenometionin.

Pada beberapa makanan pokok seperti jagung, gandum dan kedelai, selenium hadir dalam bentuk selenomethionine, selenium analog organik dari asam amino metionin. Selenomethionine dapa dimasukkankedalam protein tubuh ditempat metionin, dan berfungsi sebagai wahana penyimpanan selenium pada organ dan jaringan. Suplemen selenium juga mungkin mengandung selenite dan sodium selenate, dua bentukan non-organik dari selenium. Selenomethionine pada umumnya dianggap sebagai bentukan selenium terbaik untuk diserap dan dimanfaatkan.

Selenium juga hadir dalam bentuk “ragi selenium yang tinggi” yang mungkin mengandung 1000–2000 mcg selenium setiap gram-nya. Sebagian besar selenium dalam ragi ini berbentuk selenomethionine. Selenium dalam bentuk ini telah banyak digunakan pada sidang pencegahan kangker ditahun 1983, yang mendemonstrasikan bahwa menkonsumsi suplemen yang mengandung 200 mcg selenium sehari dapat mengurangi resiko menderita kangker prostat, paru-paru dan kolorektal. Namun, beberapa ragi mungkin mengandung selenium dalam bentuk non-organik yang tidak bermanfaat sebaik selenomethionine.

Selenium adalah sel antioksidan yang bermakna. Virus tertentu menjadi lebih kuat pada orang yang kekurangan selenium. Serupa dengan itu, hewan yang kekurangan selenium lebih rentan terhadap kerusakan jantung akibat virus. Hewan yang kekurangan zat selenium dan zat tembaga atau zat besi mempunyai neutrofil yang kurang mampu untuk membunuh organisme infeksi. Suplemen selenium mungkin melindungi terhadap kanker pada hewan dan manusia. Apabila vitamin E dan selenium ditambahkan secara bersamaan pada hewan, terjadi peningkatan jumlah sel kekebalan. Dalam sel-T, penambahan selenium menekan penggandaan HIV dan penurunan produksi sitokin yang menyebabkan peradangan. Suplemen selenium pada orang HIV-positif yang kekurangan selenium menunjukkan peningkatan status selenium. Kekurangan selenium berhubungan dengan pengembangan virus dan kematian dalam infeksi HIV lebih banyak dibandingkan kekurangan gizi lain. Dalam beberapa penelitian, selenium dalam darah berhubungan dengan jumlah CD4, walaupun penggunaan suplemen tidak selalu menghasilkan peningkatan jumlah CD4.

Tubuh menggunakan selenium untuk membuat enzim yang bernama selenoprotein, di antaranya adalah glutathione peroxidases sebagai antioksidan. Molekul pada enzim tersebut mencegah terjadinya kerusakan sel dengan cara mengubah bahan kimia seperti hidrogen peroksida menjadi bahan yang tidak berbahaya seperti air.

Bila kekurangan mineral ini di dalam tubuh, tentu aktivitas antioksidan yang melindungi sel juga terganggu, seperti penurunan kognitif otak atau mental seiring bertambahnya usia.

Dilansir dari Healthline, badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat yakni FDA, tahun 2003 menyimpulkan bahwa mengonsumsi selenium dapat mengurangi risiko terbentuknya kanker tertentu, juga mencegah HIV berkembang menjadi AIDS.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Linus Pauling Institute. Tidak banyak penelitian tentang efek suplemen selenium pada orang dengan HIV. Satu studi menemukan bahwa suplemen membantu menurunkan tingkat rawat inap di antara orang dengan HIV dan yang lainnya menemukan efek selenium dengan perkembangan HIV.

Selain itu, beberapa studi juga menguak kemungkinan bahwa selenium mampu mengurangi risiko keguguran dan menurunkan risiko bayi dengan penyakit asma.

Hati-hati, Anda tidak boleh mengonsumsi selenium melebihi 400 mcg karena bisa menyebabkan keracunan. Gejala munculnya keracunan selenium atau selenosis adalah rambut rontok, sakit perut, kuku muncul bercak putih, dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...