Loading...
Peran serta Fungsi Unsur Selenium
Tanah merupakan sumber utama unsur mineral bagi tanaman dan
ternak (Volweiss, 1978). Ketersediaan untuk mineral tertentu dalam tanah
beragam keberadaannya, ada yang kurang ada pula yang lebih.
Selenium (Se) adalah salah satu
mineral dengan beberapa fungsi penting
dalam hidup manusia dan hewan, dan
diperlukan juga perannya dalam tanaman. Diketahui bahwa selenium bisa terjadi
sebagai selenat, selenit, selenid, Se
organik serta Se dalam tanah, dan bahwa pengambilan Se oleh tanaman dipengaruhi
oleh faktor tanaman dan tanah. Salah satu faktor paling penting dalam
menentukan pengambilan Se adalah bentuk dan konsentrasi selenium dalam tanah.
Tingkat akumulasi unsur hara
oleh tanaman dikendalikan oleh beberapa proses yaitu penyerapan nutrisi oleh
akar, pergerakan nutrisi dari akar ke tajuk, dan kemampuan jaringan daun untuk
mengisikan nutrisi tersebut ke pembuluh floem (Handayani et al., 2007). Akar
merupakan organ utama yang memiliki kontak langsung dengan ion-ion nutrisi
sehingga menjadi organ yang paling peka terhadap perlakuan nutrisi yang
diberikan pada tanaman. Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air,
nutrisi, mineral, dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Namun demikian, kajian tentang perakaran secara lengkap
terkait aspek anatomi, morfologi, dan pertumbuhannya masih cukup terbatas.
Analisis tanaman dari tanah
seleniferous menunjukkan bahwa sejumlah kecil species tanaman yang toleran
terhadap Se selalu terkait dengan daerah sangat seleniferous, akumulasi
beberapa ribu µg Se/g massa tanaman, akar atau daun (Brown dan Shrift, 1982
dalam Pazurkiewicz-Kocot., 2003). Tanaman lain tumbuh di tanah yang sama menyerap
banyak konsentrasi rendah dari unsur ini. Ada 3 kelompok tanaman: indikator
utama Se atau akumulasi Se (tanaman yang dapat menumpuk beberapa ribu Seµg/g),
indikator kedua selenium atau penyerapan selenium (jenis tanaman yang menyerap
hingga 1000 µg Se/g), dan tidak mengakumulasi (tidak lebih dari 25µg Se/g).
Indikator primer Se umumnya
tumbuh di daerah seleniferous. Indikator sekunder Se tidak terbatas pada daerah
seleniferous, mereka tumbuh pada tanah yang mengandung sedikit atau sama sekali
tidak ada Se. Pada daun muda umumnya mengandung 30% in organik Se (selenat dan
selenite) (Freeman , et.al., 2006).
Akumulasi ion selenit dalam
sel-sel tanaman, terutama pada akar tanaman. Selain itu ion selenit
mempengaruhi pengambilan, distribusi dan akumulasi nutrisi dalam sel-sel
tanaman dan konsentrasi menimbulkan beberapa perubahan di tanaman. Hubungan Se, dengan K, Na, Ca, kemungkinan
pengaruh utama selenit pada membram protoplasma dan akhirnya pada proses
metabolism sel. Ada kemungkinan bahwa ion selenit mengubah koefisien
permeabilitas dari membram plasmatik untuk beberapa ion-ion dan oleh karena itu
mempengaruhi transport ion dalam sel tanaman. Perubahan transportasi dari
kemampuan beberapa ion-ion adalah salah satu gejala Se yang mempengaruhi
tanaman.
Se mengikat logam seperti raksa
(Hg), Cd, sehingga mengurangi kerusakan pada sel-sel dan jaringan. Pengaruh
yang antagonis antara Se dengan Ag, As, Cd, Hg, Ti telah dijelaskan oleh
Ganther, 1974 dalam Watts, 1994, bahwa
Se melindungi sel-sel dari pengaruh racun yang berat.
Selenium adalah suatu unsur yang mudah membentuk suatu
kelompok bila berikatan dengan mineral yang lain dan bahan organik lainnya.
Ikatan komplek elektrovalen. Ini berguna dalam penyerapan kation secara elektrostatik
(Volkweiss,1987).
Menurut Bohn(1982) dan Georgievskii(1982) selenium terdapat
dalam bentuk Selenat(SeO2-4) dan Selenit(SeO-3) yang mempunyai perangai yang
lebih lemah dari Sulfur(S) karena itu selenat dan selenit dapat ditahan bersama
sulfur dalam tanah dalam bentuk anion.
Sumber Se pada Tanaman
Dikenal tiga jenis golongan
tanaman yang mengumpulkan Se Organik dari tanah. Yaitu akumulator obligat,
akumulator fakultatif dan akumulator pasif (Clarke et al., 1974 dalam Novriani, 1995).
Akumulator Obligat
Tanaman ini disebut indikator
Se karena amat memerlukan Se untuk pertumbuhannya. Contohnya : Astragalus
(tanaman beracun), Stanleya (prince’s plume), Oonopis (golden weed), Xillorhiza
(woody aster). Tanaman ini bisa mengandung antara 1.000 ppm sampai 15.000 ppm
Se.
Akumulator Fakultatif
Tanaman ini tidak memerlukan
Se, tetapi mampu menyerap Se tanah dengan baik. Kadar Se diperkirakan sekitar
1.500 ppm, sehingga masih bisa menyebabkan selenosis. Contoh : Aster Atriplex
(belukar asin), Castilleja (sikat warna), Comandra (bastar toadflax), Grayia
(hossage), Grindellia (grenweeds/rumput karet), Siderantus (nimput biji besi),
Gutierrezia (rumput ular), Penstemon (lidah janggut) dan Machaemanthera (bunga
tansy).
Akumulator Pasif
Kadarnya sekitar 1.500 ppm Se
pada tanah yang juga mengandung Se, dan merupakan tanaman yang secara potensial
bisa menyebabkan keracunan Se. pada umumnya bila tanaman ini mengandung Se,
menandakan tanah setempat tinggi kadar Se-nya. Contoh : jagung, gandum, rumput,
juwawut dan berbagai jenis lainnya.
Ketersediaan Selenium dalam tanaman erat kaitannya dengan
ketersediaan Selenium dalam tanah dan air. Secara umum ketersediaan unsur
mineral dalam tanaman bermula dari konsentrasi unsur dalam tanah yaitu dalam
bentuk padat dan berikatan dengan senyawa-senyawa organik. Kemudian sejumlah
kecil proporsi yang bebas dalam bentuk larutan (M-solution). M solusion inilah
yang akan diserap oleh akar tanaman untuk dialirkan ke seluruh jaringan tanaman
dalam proses xylem (Soepardi, 1983).
Selain faktor tanah dan spesies tanaman, ketersediaan
selenium dalam tanaman juga dipengaruhi oleh umur tanaman, tingkat produksi
serta iklim. Sedangkan pada daerah padang penggembalaan bergantung pada
pengelolaannya yang teratur (Ammerman et al, 1978).
Kandungan Se rata-rata dalam
tanah di dunia yaitu 0,4 mgkg-1, sementara pada tanah dengan kandungan Se yang
tinggi dapat mencapai 1200 mg/kg (Fleming, 1980; Jacobs, 1989; Mayland, 1994;
Neal, 1995). Sumber alami Se mengalami penguapan dalam bentuk dimetil-selenide
((CH3)2Se) dari tanah, perairan tawar, air laut dan aktivitas gunung berapi. Seleneium
secara efektif dapat diserap oleh perakaran jika diberikan langsung dalam
bentuk ion sebagai pupuk hidroponik. Oleh karena itu, budidaya tanaman secara
hidroponik adalah upaya terbaik untuk meningkatkan serapan Se tanaman.
Penggunaan hidroponik dalam budidaya tanaman memungkinkan dilakukannya
pengkayaan unsur-unsur bermanfaat secara efektif, khususnya bagi unsur bermanfaat
yang penting untuk perbaikan pertumbuhan,
perkembangan, produktivitas tanaman maupun kesehatan konsumen.
Selenium inorganik lewat
pemupukan akan dapat meningkatkan kadar selenium dalam tanaman, sehingga dapat
meningkatkan kadar selenium dalam tubuh jika mengkonsumsi tanaman tersebut.
Selenium inorganik pada pakan ternak biasanya dalam bentuk sodium selenit dan
sodium selenat yang merupakan cara termudah untuk mengatasi defisiensi Se dalam
tubuh. Akan tetapi selenium ini tidak 100% efektif dapat mengatasi defisiensi
Selenium. Kasus gangguan otot masih dijumpai pada anak sapi yang pertumbuhannya
cepat. Hal ini disebabkan karena Se dalam bentuk inorganik tidak dapat disimpan
dalam tubuh sehingga kelebihan selenium dikeluarkan dalam tubuh melalui urin,
selenium dalam bentuk inorganik tidak dapat ditransfer efisien dari induk ke
anak. Selenium inorganik juga tidak efisien untuk meningkatkan produksi susu
pada mamalia. Se organik dalam pakan ternak dapat disimpan dalam jaringan tubuh
sehingga dapat meningkatkan kandungan selenium dalam daging, telur dan susu. Hampir
60% Se yang terkandung dalam bahan baku pakan ternak berupa selenometionin.
Enzim yang mengandung selenium terkait pada beberapa tanaman
dan pada hewan (tioredoksin reduktase) menghasilkan tioredoksin tereduksi,
sebuah ditiol yang berfungsi sebagai sumber elektron untuk peroksidase dan juga
penting mereduksi enzim ribonukleotida reduktase yang membuat prekursor, zat
pendahulu DNA dari prekursor RNA.
Peranan Selenium bagi Kehidupan Hewan Ternak
Selenium berfungsi antara lain sebagai :
-Antioksidan untuk komponen/ bahan pembentuk enzim
Glutathione Perooksidase (GSH-Px).
-Daya kebal tubuh (Noguchi et al. 1973 ; Combs dan Pesti.
1976 ; Georgievskii, 1982 ; Oldfield, 1985 ; Mason dan Weaver, 1986 ; Mercurio
dan Combs, 1987).
-Reproduksi hewan/ternak (Oldfield, 1985 ;Debskii et al,
1987 dan Piliang, 1988.
-Merangsang tumbuh kembang serta produksi wool pada Domba.
Selenium juga memainkan satu peranan dalam memungsikan
kelenjar tiroid. Ia turut-serta sebagai suatu kofaktor untuk tiga deionase
hormon tiroid. Enzim-enzim tersebut mengaktifkan dan kemudian mendeaktifkan
berbagai hormon tiroid dan metabolit mereka. Ia dapat menghambat penyakit
Hashimoto, suatu penyakit auto-immune dalam mana sel-sel tiroid tubuh sendiri
diserang oleh sistem kekebalan. Penurunan 21% pada antibodi TPO dilaporkan
dengan asupan 0,2 mg selenium.
Kadar Selenium pada setiap jenis ternak tidak sama.
Keragaman antar ternak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, jumlah Selenium
yang ditambahkan ke dalam ransom dan lain sebagainya. Sedangkan pada satu
ternak, ternyata kadar selenium pada jaringan juga berbeda-beda. Kadar Selenium
tertinggi pada ginjal, kemudian pada hati jantung dan otot rangka (Ullrey,
1987), sedangkan menurut Georgievskii(1982) yang mensiter hasil penelitian para
pakar melaporkan kadar selenium tertinggi pada ternak domba mulai dari ginjal,
hati, pancreas limpa, jantung, otot rangka, paru-paru otak, kuku, dan rambut.
Selenium adalah salah satu
mineral esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang dapat bekerja secara
bersama-sama dengan vitamin E, yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang
mampu menetralisir radikal bebas. Radikal bebas ini erat kaitannya dengan
sejumlah penyakit seperti diabetes mellitus, katarak, Parkinson, dan
sebagainya. Vitamin E bekerja mencegah terbentuknya peroksida bebas sedangkan
selenium bekerja mengurangi peroksida yang sudah terlanjur terbentuk. Disamping
itu kombinasi antara kedua bahan ini akan mempengaruhi performance jika
ditambahkan.
Selain berpengaruh pada enzim
GSH yang amat penting pada proses oksidasi pada tubuh, ternyata Se pula
memiliki efek yang khas pada bagian isoenzim selektifdani cytochrome P-450,
karena Se terbukti mampu menghambat obat golongan etil morfin dan aminopirin
ketika dilakukan analisis mokrosom hati Se juga mampu menurunkan panjang
kromosom rata rata sebuah sel, sebagaimana efek coichicine dan para fluorophenilalanine,
karena menghambat terbentuknya spindle (Andersen et al, 1983 dalam Novriani,
1995). Namun demikian mekanisme kerja Se yang paling mungkin adalah pengaruhnya
pada GSH. Se merupakan kofaktor enzim GSH-Peroxidase. Pada umumnya jaringan
binatang secara normal mengandung 300-2000 ppm GSH, namun bisa hanya menjadi
sekitar 25 ppm pada keracunan Se.
Bila diambil kesimpulan bahwa GSH memang
merupakan enzim yang penting dalam detoksikasi dan pertahanan keutuhan dinding
sel tubuh, termasuk sel sapi dan domba. GSH pada manusia juga mempertahankan
keutuhan dinding sel darah.
Banyak sekali keuntungan yang
kita dapat apabila kebutuhan selenium dalam tubuh tercukupi, demikian juga
dengan pengaruh negatif yang ditimbulkan
apabila kebutuhan selenium tidak tercukupi.
Selenium adalah salah satu mikronutrien yang paling penting
untuk konsumsi dalam menjaga kesehatan hati dan sering disebut oleh spesialis
antiaging sebagai antioksidan yang harus dimasukkan pada daftar ekstensi
kehidupan. Bahkan, selenium dan vitamin E adalah sinergis antioksidan kuat,
yang berarti mereka masing-masing meningkatkan efisiensi lainnya. Selain itu,
selenium sangat penting bagi tubuh untuk memproduksi glutathione peroksidase,
antioksidan utama dalam tubuh.
Menurut Dr Donald Lisk di Cornell University, selenium
adalah “agen kemopreventif” kuat yang membuatnya menjadi penangkal resiko
kanker. Selain itu, asupan selenium dapat meningkatkan kekuatan sistem
kekebalan tubuh, mengurangi timbulnya penyakit jantung, menjaga kesehatan
pembuluh darah, mengurangi risiko stroke, berpotensi mengurangi kecemasan dan
depresi, dan bahkan meningkatkan kesuburan pada pria.
Selenium merupakan mineral penting yang bekerja sama dengan
vitamin E untuk memberikan tubuh perlindungan antioksidan kuat dari radikal
bebas yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker, penyakit jantung,
dan arthritis.
Pada manusia, selenium adalah suatu nutrien unsur renik yang
berfungsi sebagai kofaktor untuk glutation peroksidase dan bentuk-bentuk
tioredoksin reduktase. Protein yang mengandung selenium diproduksi dari
selenium anorganik melalui perantara selenofosfat (PSeO33-). Selenium merupakan
komponen dari asam amino selenosistein dan selenometionin.
Pada beberapa makanan pokok seperti jagung, gandum dan
kedelai, selenium hadir dalam bentuk selenomethionine, selenium analog organik
dari asam amino metionin. Selenomethionine dapa dimasukkankedalam protein tubuh
ditempat metionin, dan berfungsi sebagai wahana penyimpanan selenium pada organ
dan jaringan. Suplemen selenium juga mungkin mengandung selenite dan sodium
selenate, dua bentukan non-organik dari selenium. Selenomethionine pada umumnya
dianggap sebagai bentukan selenium terbaik untuk diserap dan dimanfaatkan.
Selenium juga hadir dalam bentuk “ragi selenium yang tinggi”
yang mungkin mengandung 1000–2000 mcg selenium setiap gram-nya. Sebagian besar
selenium dalam ragi ini berbentuk selenomethionine. Selenium dalam bentuk ini
telah banyak digunakan pada sidang pencegahan kangker ditahun 1983, yang
mendemonstrasikan bahwa menkonsumsi suplemen yang mengandung 200 mcg selenium
sehari dapat mengurangi resiko menderita kangker prostat, paru-paru dan
kolorektal. Namun, beberapa ragi mungkin mengandung selenium dalam bentuk
non-organik yang tidak bermanfaat sebaik selenomethionine.
Selenium adalah sel antioksidan yang bermakna. Virus
tertentu menjadi lebih kuat pada orang yang kekurangan selenium. Serupa dengan
itu, hewan yang kekurangan selenium lebih rentan terhadap kerusakan jantung
akibat virus. Hewan yang kekurangan zat selenium dan zat tembaga atau zat besi
mempunyai neutrofil yang kurang mampu untuk membunuh organisme infeksi.
Suplemen selenium mungkin melindungi terhadap kanker pada hewan dan manusia.
Apabila vitamin E dan selenium ditambahkan secara bersamaan pada hewan, terjadi
peningkatan jumlah sel kekebalan. Dalam sel-T, penambahan selenium menekan
penggandaan HIV dan penurunan produksi sitokin yang menyebabkan peradangan.
Suplemen selenium pada orang HIV-positif yang kekurangan selenium menunjukkan
peningkatan status selenium. Kekurangan selenium berhubungan dengan
pengembangan virus dan kematian dalam infeksi HIV lebih banyak dibandingkan
kekurangan gizi lain. Dalam beberapa penelitian, selenium dalam darah
berhubungan dengan jumlah CD4, walaupun penggunaan suplemen tidak selalu
menghasilkan peningkatan jumlah CD4.
Tubuh menggunakan selenium untuk membuat enzim yang bernama
selenoprotein, di antaranya adalah glutathione peroxidases sebagai antioksidan.
Molekul pada enzim tersebut mencegah terjadinya kerusakan sel dengan cara
mengubah bahan kimia seperti hidrogen peroksida menjadi bahan yang tidak
berbahaya seperti air.
Bila kekurangan mineral ini di dalam tubuh, tentu aktivitas
antioksidan yang melindungi sel juga terganggu, seperti penurunan kognitif otak
atau mental seiring bertambahnya usia.
Dilansir dari Healthline, badan pengawas obat dan makanan di
Amerika Serikat yakni FDA, tahun 2003 menyimpulkan bahwa mengonsumsi selenium
dapat mengurangi risiko terbentuknya kanker tertentu, juga mencegah HIV
berkembang menjadi AIDS.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Linus
Pauling Institute. Tidak banyak penelitian tentang efek suplemen selenium pada
orang dengan HIV. Satu studi menemukan bahwa suplemen membantu menurunkan
tingkat rawat inap di antara orang dengan HIV dan yang lainnya menemukan efek
selenium dengan perkembangan HIV.
Selain itu, beberapa studi juga menguak kemungkinan bahwa
selenium mampu mengurangi risiko keguguran dan menurunkan risiko bayi dengan
penyakit asma.
Hati-hati, Anda tidak boleh mengonsumsi selenium melebihi
400 mcg karena bisa menyebabkan keracunan. Gejala munculnya keracunan selenium
atau selenosis adalah rambut rontok, sakit perut, kuku muncul bercak putih, dan
bisa menyebabkan kerusakan jaringan.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...