Loading...
Dari sekian banyak ikan hias
air tawar yang ada di Indonesia, ikan koki adalah yang paling mendominasi. Ikan
ini sangat popular di kalangan pecinta ikan hias. Kondisi ini disebabkan keunikan dan keindahan tubuhnya, kelucuan
gerakannya, warnanya yang variatif, serta harganya yang tidak terlalu mahal
sehingga siapa saja dapat dengan mudah membeli dan memeliharanya.
Ikan Mas koki merupakan ikan
hias paling populer di kalangan pemelihara ikan hias didunia. Karena Ikan Mas koki
merupakan ikan yang pertama kali di domestifikasi dalam sejarah perkembangan
ikan hias. Bentuknya yang bulat, gemuk, dan memiliki wen menjadi ciri khas serta
daya tarik tersendiri.
Untuk orang-orang tertentu,
mengamati keindahan dan gerak-gerik koki menghasilkan kepuasan batin
tersendiri. Dari sinilah kemudian banyak para penjual jenis ikan hias
berlomba-lomba membudidayakan ikan mas koki.
Ikan mas adalah ikan air tawar
dari familia Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Ikan ini adalah salah satu ikan
yang pertama kali berhasil didomestikasi, dipelihara, dan dibudidayakan
manusia. Kini ikan mas koki adalah salah satu ikan hias akuarium yang paling
populer. Varietas Carassius auratus yang telah didomestikasi dan menampilkan
mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk memampat bulat disebut ikan mas koki.
Ikan mas hias adalah versi
domestikasi budidaya dari ikan spesies Carassius auratus yang aslinya tidak
terlalu berwarna yang habitat aslinya di Asia timur. Di Indonesia istilah
"ikan mas" juga merujuk kepada ikan mas biasa atau "ikan
karper" (Cyprinus carpio), yaitu kerabat ikan yang dapat dikonsumsi
sebagai bahan pangan.
Ikan Mas koki pertama kali di
pelihara oleh masyarakat Tiongkok sekitar seribu tahun yang lalu. Ikan mas koki
masih satu kerabat dengan ikan mas (cyprinus carpio L). Namun, di awal
perkembangannya Ikan Mas koki belum memiliki ciri yang ada seperti saat ini, bentuknya
masih berupa ikan mas biasa hanya saja tidak memliki sepasang sungut (berbel)
dimulutnya. Dan, di masa itu ikan mas bukan untuk digunakan sebagai ikan hias,
tetapi digunakan sebagai bahan pangan (makanan) melalui akuakultur. Secara
alami di alam, ikan-ikan ini berwarna kelabu atau perak, akan tetapi beberapa
jenis memiliki kecenderungan untuk mengalami mutasi warna dengan menghasilkan
warna merah, jingga, atau kuning. Fenomena ini pertama kali dicatat pada
periode Dinasti Jin (265–420).
Pertama kalinya tercatat
terjadi mutasi warna pada Ikan Mas adalah pada masa Dinasti Jin (265–420).
Namun, Ikan Mas mulai populer dipelihara menjadi ikan hias pada masa Dinasti
Tang (618-907) dan dimasa inilah Ikan Mas mendapatkan nama “Emas” nya karena
pada masaa Dinasti Tang telah muncul varietas Ikan Mas berwarna Emas.
Mutasi genetik pada ikan mas
yang didomestikasi manusia pada masa Dinasti Tang menghasilkan warna emas
(tepatnya jingga kekuningan), sedangkan di alam ikan ini biasanya hanya
menampilkan warna kelabu-perak. Hal ini terjadi karena di alam bebas, mutasi
yang menghasilkan warna kuning-jingga ini jarang muncul, karena ikan dengan
warna mencolok seperti ini mudah diburu pemangsa ikan dengan kamuflase sesuai
alamiah untuk bertahan hidup.
Pada masa Dinasti Tang, orang
Tiongkok mulai membiakkan dan membudidayakan varietas ikan berwarna emas
daripada ikan yang berwarna keperakan, memeliharanya di kolam daripada membiarkannya
di sungai atau danau.
Peran Ikan Mas tidak hanya
sebagai penghias dirumah saja, tetapi juga berguna sebagai pameran kepada
tamu-tamu istimewa yang datang ke rumah. Karena, jika ada tamu istimewa yang
datang, maka pemilik rumah akan memindahkan Ikan Mas pilihannya kekolam yang
lebih kecil supaya dapat dilihat oleh tamu.
Upaya domestifikasi Ikan Mas
pun semakin mantap, sehingga terjadi pelarangan memelihara Ikan Mas berwarna
kuning atau emas yang diberlakukan pada masa Dinasti Sung (960–1279), karena
warna kuning dianggap sebagai warna kekaisaran Tiongkok.
Sebenarnya tidak ada catatan
yang berhasil ditemukan mengenai mutasi yang terjadi pada crician carp. Namun,
mayoritas ahli menyatakan Cina adalah tempat pertama ditemukannya nenek moyang ikan
mas koki. Menurut perkiraan mereka, bentuk iakn mas koki modern muncul karena
crician carp mengalami mutasi secara besar-besaran. Perubahan bentuk dan warn
ikan terjadi melalui suatu proses evolusi secara spontan. Kejadian ini diawali
dengan ditemukannya pertama kali ikan ini di Negeri Cina pada tahun 800 – 1000.
Ketika itu tampuk pemerintahan Cina dipegang Dinasti Sung (960 – 1279).
Penemuan ikan tersebut terus berkembang sampai suatu saat muncul crician carp
berpenampilan aneh. Di Chiang Su Cheng dan Che Chiang Chen dua distrik yang
terletak di Cina pertama kali dihasilkan ikan karper berwarna merah. Penampilan
ikan ini cukup membuat geger distrik lantaran perbedaan warna dengan ikan
umumnya.
Ada yang menduga mutasi berawal
dari perubahan warna tubuh menjadi keemasan. Turunan yang berwarna merah keemasan
ini disebut scarlet crician. Proses perubahan, warna putih itu berlangsung
berangsur-angsur. Mula-mula warna hitam berubah menjadi kuning
berbintik-bintik. Selanjutnya seluruh tubuh yang telah berubah menjadi kuning,
berganti lagi dengan warna oranye. Warna terakhir ini kemudian berubah jadi
lebih tua hingga menjadi merah cerah.
Di samping warna, mutasi
berlanjut pada sirip ekor. Sirip yang semula hanya terdiri satu lapis beralih
menjadi lebih dari satu lapis, misalnya tiga atau empat lapis. Bentuk sirip
juga mengalami perubahan, dari yang normal berganti menjadi bentuk mirip daun
bunga ceri atau ekor merak.
Setelah mutasi secara spontan
terjadi, penampilan crician carp semakin menarik minat masyarakat untuk
mengembang-biakkannya. Lewat teknik kawin silang antari ndividu berlainan ras,
terciptalah berbagai bentuk dan warna masa kini. Penampilannya yang indah dan
lucu membuat ikan mas koki amat digemari sebagian masyarakat dunia sebagai
hewan peliharaan. Akhirnya orang membedakannya dengan crician carp. Dan, ikan
mas koki terakhir ini diberi nama Carrasius varauratus.
Pada era Dinasti Sung pula Ikan
koki mulai banyak di budidayakan. Saat itu, ikan yang dipelihara adalah dari
jenis crician carp (carassius auratus) yang merupakan nenek moyang koki. Berbeda
dengan koki yang bertubuh buntek, bentuk crician carp memanjang, mirip ikan mas
yang dipelihara di Indonesia sekarang ini. Berdasarkan penelitian terhadap
kromosom, para ahli sepakat mengatakan adanya hubungan erat antara kedua jenis
ikan tersebut. Menurut mereka, crician carp memang memiliki pertalian yang kuat
dengan ikan mas koki. Jadi yang pertama kali disebut goldfish adalah crician carp,
walaupun tidak ada persamaan bentuk dengan ikan mas koki. Dari ikan inilah nantinya
diturunkan seluruh varietas iakn mas koki dengan beragam bentuk dan warna.
Pada tahun 1162, seorang ratu
Dinasti Sung memerintahkan pembangunan kolam-kolam untuk mengumpulkan ikan mas
varietas berwarna merah dan kuning. Pada kala itu masyarakat umum di luar
keluarga kerajaan dilarang untuk memelihara ikan mas dari varietas warna emas
(kuning), karena warna kuning adalah warna kekaisaran Tiongkok. Mungkin karena
hal inilah kini lebih banyak terdapat ikan mas warna jingga dan merah daripada
warna kuning, meskipun sebenarnya secara genetik ikan mas warna kuning lebih
mudah dibiakkan.
Pada masa Dinasti Ming
(1368-1644), ikan mas hias mulai dipelihara dalam ruangan, hal ini mengarah
kepada seleksi mutasi genetik yang menyebabkan beberapa varietas ikan ini tidak
dapat bertahan hidup di kolam luar ruang. Munculnya warna lain (selain warna
merah dan emas) pertama kali dicatat pada 1276. Kemunculan ikan pertama berekor
ganda yang indah pertama kali dicatat pada masa Dinasti Ming. Pada tahun 1603.
Pada masa Dinasti Ming
(1368-1644) mulai muncul ciri pertama Mas koki, yaitu ekor yang bercabang dua
(ganda) bersamaan dengan semakin dikenalnya teknik budidaya ikan air tawar. Dan
varietas Mas koki yang memiliki ciri ekor ganda pertama kali adalah jenis
wakin. Namun, jenis ini tidak begitu di favoritkan, sehingga jenis ini tidak
begitu dikembangkan. Justru, jenis ryukin lah yang menjadi favorit yang mana
jenis ini adalah turunan dari Mas koki wakin. Setelah mengalami kawin silang
dan proses yang panjang, diduga ikan ini akhirnya mengalami mutasi yang diawali
dari warna tubuh dan sirip ekor. Hasil mutasi ini akhirnya merambah ke negeri
jepang dan berkembang sejak diperkenalkan pada tahun 1603. Di negeri matahari
terbit ini perubahan ikan mas koki menarik perhatian orang untuk terus mengembangkannya.
Ikan mas koki masuk pertama
kali ke Jepang dari Cina. Meskipun, tidak ada catatan yang lengkap mengenai
kepastian datangnya ikan ini ke Jepang. Keberadaan iakn mas koki baru tercatat
setelah jumlahnya di Jepang cukup banyak, sekitar tahun 1500. Ketika itu, harga
ikan ini cukup tinggi dikarenakan jumlahnya yang terbatas dan masih impor
langsung dari Cina. Karena alasan itulah, ikan mas koki menjadi salah satu
hewan eksklusif yang hanya dikoleksi oleh orang kaya atau pejabat kerajaan
saja. Tidak ayal lagi popularitas ikan mas koki langsung menanjak dikalangan
penduduk Jepang.
Lambat-laun penilaian
masyarakat terhadap ikan mas koki tersebut semakin luntur. Akibatnya pada era
Bunsei (1824), gengsi ikan mas koki jatuh. Ikan ini menjadi hewan peliharaan
segala lapisan penduduk dan semua orang bisa memelihara atau berminat membudidayakannya.
Perkembangan tersebut menyebabkan keberadaan ikan mas koki semakin populer. Ikan
ini diternakkan secara besar-besaran dan diperdagangkan di segala sudut kota.
Di jepang, ada 3 kawasan yang
menjadi penghasil koki hingga saat ini, yaitu provinsi nara, provinsi aichi,
dan Tokyo. Saat ini jepang merupakan Negara pemasok koki terbesar di dunia.
Di Jepang ternyata perkembangan
ikan mas koki lebih pesat dari pada di negeri asalnya. Ikan mas koki menjadi
ikan hias yang popular dikalangan masyarakat Jepang sehingga banyak diternak
dan dikembangkan. Dari negeri sakura inilah akhirnya koki dikembangkan dan
diperdagangkan kemana-mana. Pada era tersebut Jepang sangat gencar dalam
melakukan produksi ikan mas koki dan diperdagangkan ke penjuru dunia oleh
penggemar mas koki. Tidak heran bila banyak orang mengira ikan ini berasal dari
Jepang. Dan pada tahun 1611, Ikan Mas koki mulai di perkenalkan ke kawasan
Eropa.
Di Eropa, Ikan Mas koki
langsung menjadi populer karena sisiknya yang berwarna kuning dianggap membawa
keberuntungan, sampai-sampai Ikan ini menjadi kado pernikahan yang istimewa
pada saat itu. Setelah “sukses” di kawasan Eropa, pada tahun 1850 Ikan Mas koki
diperkenalkan ke kawasan Amerika dan pada akhirnya tersebar ke seluruh penjuru
dunia termasuk Indonesia.
Menurut catatan kuno, ikan mas koki
dari Cina juga diekspor ke Eropa, sekitar tahun 1611, 1691 dan 1728. Dari
Italia dan Inggris, ikan mas koki terus menyeberang ke Belanda dan akhirnya
berkembang hingga saat ini, ikan mas koki termasuk hewan peliharaan populer di
benua tersebut.
Selain di Eropa, ikan mas koki
dari Jepang juga diekspor ke Amerika sebagai hewan peliharaan. Menurut catatan
yang ada Ikan Mas koki memasuki Amerika sekitar tahun 1876. Banyak penggemar
ikan hias yang menyambutnya dengan antusias. Namun lama kelamaan, popularitas
ikan ini semakin surut, sehingga beberapa ras ikan mas koki cantik hilang dari
pasaran. Akhirnya hanya sedikit peternak dan pedagang yang sekarang masih
mengusahakannya.
Walaupun demikian Amerika
Serikat termasuk salah satu pasar ikan mas koki yang cukup terkenal di dunia.
Bahkan negara ini berhasil melahirkan dua ras ikan mas koki cantik yang populer
di kalangan penggemarnya, yakni veiltail (ekor rumbai) dan comet tail (ekor
komet). Dari ratusan jenis ikan mas koki yang berkembang, tidak semua dikenal
orang. Hanya jenis-jenis yang populer saja yang dicatat dan diketahui. Di
samping itu, para penggemar ikan hias hanya menggemari beberapa ras dan ada
anggapan ikan mas koki jenis baru biasanya sulit diterima orang. Mereka hanya
menyukai ikan mas koki yang sudah jelas nama dan jenisnya.
Kendala-kendala tersebut
menyebabkan menyusutnya jumlah varietas yang dikenal para pecinta ikan hias,
dari ratusan tinggal cuma belasan.
Lewat teknik kawin silang
antar-individu yang berlainan ras, terciptalah ikan koki yang ada sekarang ini,
yang terdiri dari berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang warnanya hitam,
biru, kuning, ada yang bentuk kepalanya mirip kepala singa. Ada yang ekornya
seperti kipas, ada yang matanya seperti teleskop dan bola.
Di Tiongkok, ikan mas dibiakkan
dari ikan karper prusia (Carassius auratus gibelio), dan secara genetik
merupakan kerabat terdekat ikan mas yang masih liar di alam bebas. Sebelumnya
ada pendapat bahwa ikan karper krusia (Carassius carassius) sebagai versi liar
dari ikan mas. Akan tetapi keduanya berbeda dalam beberapa hal, misalnya
moncong C. auratus lebih mancung, sementara moncong C. carassius lebih
membulat. C. gibelio sering kali berwarna kelabu kehijauan, sementara karper
krusia selalu berwarna perunggu keemasan. Jika anakan karper krusia memiliki
bintik hitam pada pangkal ekor yang akan menghilang seiring bertambahnya usia,
pada C. auratus bintik ekor ini tidak pernah muncul. C. auratus memiliki kurang
dari 31 sisik sepanjang bentangan garis lateral tubuh, sementara karper krusia
memiliki 33 sisik atau lebih. Di alam, C. auratus gibelio berwarna hijau
zaitun. Diperkenalkannya ikan mas ke alam dapat menimbulkan masalah bagi
spesies asli. Ikan mas dapat kawin silang dengan beberapa spesies ikan karper.
Dalam tiga generasi pemijahan,
umumnya mayoritas keturunan hibrida beralih kembali berwarna hijau zaitun.
Mutasi yang memunculkan jenis lain ikan mas domestik juga terjadi pada spesies
siprinide lain, misalnya ikan karper biasa dan ikan tench. Koi juga mungkin
kawin-mawin dengan ikan mas dan menghasilkan ikan hibrida yang steril (mandul).
Ada banyak varietas ikan mas domestik. Ikan hias kemungkinan besar sulit
bertahan hidup di alam liar akibat warna-warninya yang cerah dan siripnya yang
panjang, akan tetapi varietas lainnya yang lebih tahan seperti Shubunkin dan
Komet dapat bertahan cukup lama hingga dapat kawin dengan kerabatnya. Varietas
ikan mas biasa dan Komet dapat bertahan hidup, bahkan berkembang biak di iklim
dan lingkungan kolam.
Pembiakan selektif selama
berabad-abad telah menghasilkan beberapa warna. Beberapa varietas berwarna
sudah demikian berbeda jauh dari warna keemasan dari ikan leluhur aslinya.
Terdapat pula perbedaan dalam bentuk tubuh, sirip, dan konfigurasi mata.
Beberapa varietas ekstrem hanya dapat bertahan hidup jika dipelihara di dalam
aquarium, karena mereka lebih rapuh daripada varietas yang masih dekat dengan
leluhurnya yang berasal dari ikan liar. Akan tetapi beberapa varietas lebih
tangguh, misalnya varietas Shubunkin. Dan kini, terdapat sekitar 300 ras
(varietas) ikan mas hias di Tiongkok. Kebanyakan ras ikan mas yang ada kini
dibiakkan dan berasal dari Tiongkok, sementara beberapa varietas dikembangkan
di Jepang.
Saat ini, Ikan Mas koki
memiliki begitu banyak varietas. Varietas tersebut disebabkan beberapa faktor
seperti perkawinan silang maupun mutasi genetik. Bentuk klasik Ikan Mas pun
sudah hilang di beberapa varietasnya dan berikut adalah beberapa contoh
varietas Ikan Maskoki yang sudah ada saat ini: Oranda, Ryukin, Komet, Ranchu, Demekin
(Telescope Eye), Watonai, Wakin, Hibuna, Red Cap, Black Moor, Panda Moor, Shubunkin,
Veiltail, Fantail, Butterfly Telescope, Bubble Eye, Choten Gan (Celestial Eye),
Pom-Pom, Mutiara (Pearl Scale), Dll.
Berdasarkan ilmu taksonomi,
perbandingan klasifikasi ikan koki dengan ikan mas adalah sebagai berikut:
-Ikan mas koki mempunyai badan
pendek, gempal, dan bulat.
-Bentuk kepalanya lucu. Pada
beberapa jenis, bagian atas kepala dan pipi ditutupi oleh daging yang menebal.
-Matanya besar dan lebar,
tetapi iris matanya tidak dapat membuka dan menutup.
-Lensa mata tidak dapat
berkonsentrasi luas sehingga pandangannya dekat dan terbatas. Hal ini
menyebabkan ikan mas koki hanya mengandalkan penciuman dalam mencari makanan.
Bentuk mata setiap jenis ikan mas koki sangat khas sehingga dapat digunakan
untuk mengitifikasi setiap jenis ikan mas koki.
-Indra penciuman ikan mas koki
berada di lubang hidung yang berbentuk sangat sederhana, dibagian dalam hidung
inilah terdapat indra tunas pembau yang tidak berhubungan sama sekali dengan
organ pernapasan.
-Bentuk organ pernapasan ikan
mas koki adalah lembaran insang yang dilindungi oleh tutup insang (operculum)
disamping tubuhnya.
-Pada umumnya, ikan mas koki
mempunyai 5 sirip, yaitu sirip dada(pectora fin), sirip perut (ventral fin),
sirip dubur (anal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip punggung (dorsal
fin) tetapi beberapa jenis ikan mas koki, seperti lion head dan celestial,
tidak mempunyai sirip punggung ini.
-Sirip ikan mas koki mempunyai
fungsi sebagai alat keseimbangan dan alat gerak di bantu oleh kontraksi otot tubuh
dan otot ekor.
-Sirip perut dan sirip dada
bekerja sama dengan gelembung udara berfungsi sebagai pengontrol gerak ke atas
dan kebawah. Sementara itu, sirip punggung dan sirip belakang yang terletak
didepan sirip ekor yang berdekatan dengan lubang kelamin berfungsi untuk
menjaga agar tubuh tidak berguling ke samping.
-Di sisi tubuh ikan mas koki
terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai indra arus. Gurat sisi terletak di
bawah sisik-sisik perut ikan mas koki yang memanjang dari tutup insang hingga
pangkal ekor.
-Sisik ikan mas koki berderet
rapi, mengkilap, dan menutupi tubuh seperti genteng rumah. Umumnya, warna sisik
ikan mas koki adalah merah, metalik, kekuning-kuningan, hijau kehitaman, atau
gabungan dari warna-warna tersebut. Warna ini di tentukan oleh banyak
sedikitnya pigmen quanin yang tekandung di dalam sisik ikan mas koki. Dan, pembentukan
quanin di pengaruhi oleh factor genetis, lingkungan hidup, jenis makanan, serta
kebersihan lingkungan.
Koki jantan dan betina memiliki
ciri fisik yang berbeda. Karena, mengetahui kelamin induk sangat dibutuhkan
saat pemijahan. Dan, kegagalan pemijahan yang dilakukan pemula sering terjadi
karena salah pemasangan induk. Kebanyakan, pemula menemui kesulitan dalam membedakan
kelamin koki jantan dan betina.
Membedakan kelamin ikan mas koki
dapat dilakukan dengan jalan melihat saja, meraba atau memegang, dan sedikit
memencet perutnya. Namun, untuk lebih memastikannya, cara-cara di atas dapat di
gabungkan. Untuk lebih jelasnya, cirri-ciri koki jantan dan betina adalah
sebagai berikut:
Cara paling paten yang sering
dilakukan adalah dengan memperhatikan sirip dadanya. Dan, sedapat mungkin
hindari cara membedakan dengan memijit perutnya karena jika terlalu sering
dilakukan atau memijitnya terlalu keras, ikan mas koki akan mengalami stress.
Ikan mas koki tergolong ikan
yang rakus. Ikan ini menyukai pakan apa saja (omnivore), termasuk tanaman air,
terutama yang berdaun lebar dan lunak. Dalam mencari pakan, ikan mas koki lebih
mengandalkan indra penciumannya daripada matanya karena jangkauan
penglihatannya sangat pendek. Ikan mas koki lebih suka menyantap pakan yang ada
di dasar perairan. Jika dasar perairan di penuhi kotoran, air akan menjadi
keruh karena koki mengaduk-ngaduknya saat mencari pakan.
Pemberian pakan pada koki harus
dilakukan secara benar. Pola dan cara pemberian pakan yang salah dapat menjadi
boomerang bagi para peternak. Pemberian pakan yang berlebihan akan menimbulkan
sisa pakan dan kotoran yang banyak. Dan, sisa pakan serta kotoran ini dapat
menjadi sarang penyakit. Menghindari sisa pakan yang berlebihan dapat dilakukan
dengan cara memberikan pakan (terutama untuk pakan tambahan) yang berbau
menyengat sehingga tercium oleh ikan mas koki. Sebaliknya, pemberian pakan yang
kurang akan membuat ikan koki tega memangsa anaknya sendiri jika kelaparan.
Untuk menghindari kejadian ini, setelah penetasan, induk ikan mas koki harus
segera di pisahkan.
Ketika berenang, ikan koki suka
bergerombol. Sebetulnya, hal ini bisa berakibat fatal jika salah satu ikan-ikan
tersebut terjangkit penyakit. Karena, dengan mudah penyakit tersebut akan
menular ke ikan mas koki lainnya, baik melalui kontak langsung maupun melalui
perantara air. Selain itu, kebiasaan bergerombol juga dapat mengakibatkan luka.
Luka ini sangat rawan menjadi sumber penyakit dan penularannya.
Ikan mas koki tergolong jenis ikan
yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptif). Namun, dalam
memindahkan ikan mas koki sebisa mungkin hindari perbedaan kondisi lingkungan
yang mencolok karena dapat menimbulkan stress yang akhirnya mengakibatkan
kematian. Ikan mas koki lebih cocok hidup di perairan beriklim tropis atau
idealnya pada kisaran suhu 27-30 °C dengan Ph dan kesadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi
faktor penting untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan dan produktifitas ikan mas
koki.
Demikianlah penjelasan tentang
sejarah ikan mas koki, begitu panjang sejarah ikan ini sehingga kita dapat
menyaksikan hasil dari sejarah yang panjang tersebut saat ini. Ikan ini pun mendapat
gelar ikan hias terpopuler dimuka bumi saat ini. Dan, supaya memepunyai ikan mas
koki dengan kualitas sangat tinggi, tentunya lingkungan/tempat tinggal ikan mas
koki harus bersih dan mengandung nutrisi yang baik bagi ikan mas koki. Bila
Anda ingin memelihara ikan mas koki sebagai usaha maka perawatannya harus
dilakukan dengan serius dan memberikan pakan dengan kandungan nutrisi yang baik
untuk ikan mas koki tersebut, sehingga warna dan kualitas pada ikan mas koki
ini akan menjadi lebih baik.
loading...