Loading...
Hama tanaman adalah semua organisme hidup yang kasat mata,
yang mana keberadaannya dapat mengganggu tanaman, menghambat pertumbuhan,
menghambat produksi, merusak dan tentu saja merugikan.
Tungau merupakan hama berukuran sangat kecil (kurang dari 1
mm), mirip laba-laba, dan hidup di daun bagian bawah. Hama ini membentuk
jaring-jaring halus sehingga menyulitkan pengendalian secara kimia. Tungau
bukan termasuk kelas insekta sehingga tidak dapat dikendalikan dengan
insektisida. Hama ini termasuk kelas Arachnida dan dapat dikendalikan dengan
akarisida. Beberapa spesies tungau yang menjadi hama cabai yaitu Tetranycus sp.
dan Polyphagotarsonemus latus Banks. Hama ini tersebar luas dan merupakan inang
bagi berbagai tanaman (bersifat polifag).
Tungau menyerang daun-daun muda. Permukaan bawah daun yang
terserang menjadi berwarna cokelat mengilap. Daun menjadi kaku dan melengkung
ke bawah (gejala “sendok terbalik”) dan pertumbuhan pucuk tanaman menjadi
terhambat. Gejala ini tampak dalam waktu yang relatif sangat cepat, 8-10 hari
setelah infeksi dengan beberapa ekor tungau, daun-daun akan menjadi cokelat.
Selanjutnya, 4-5 hari kemudian pucuk-pucuk tanaman seperti terbakar dan gugur.
Serangan berat terjadi pada musim kemarau. Di Indonesia, tungau dijumpai
menyerang beberapa tanaman, antara lain cabai, tomat, karet, kapas, jeruk,
kentang, wijen, dan teh.
Tungau mampu berkembang biak secara cepat, dalam suhu 27
derajat celcius, mereka mampu menetas dalam waktu 3 hari dan dalam waktu 5 hari
mereka mampu menjadi tungau dewasa secara seksual. Tungau betina sekali
bertelur dapat mengahsilkan telur hingga 20 butir per hari yang masa hidupnya
selama 2 – 4 minggu, sehingga bisa menghasilkan ratusan telur. Seekor tungau
betina tunggal mampu berkembang biak hingga satu juta ekor tungau dalam jangka
waktu satu bulan. Tingkat perkembangbiakan hama tungau yang sangat cepat,
membuat petani sering kewalahan membasmi hama ini.
Siklus hidup tungau terdiri dari empat stadia yaitu telur,
larva, nimfa, imago. Dan perkembangannya sangat singkat.Imago betina meletakkan
telur antara 30-76 butir, pada permukaan daun selama 8-13 hari. Betina yang
tidak kawin akan menghasilkan keturunan jantan semua, sedangkan betina yang
kawin akan menghasilkan 4 telur betina dan 1 telur jantan. Telur tidak
berwarna, bening, berbentuk elips tipis. Telur diletakkan satu per satu. Larva
akan menetas 2-3 hari. Larva berukuran sangat kecil antara 0,1-0,2 mm berbentuk
seperti buah pear dan memiliki 3 pasang tungkai. Fase pupa, tungau akan
istirahat, bentuknya tidak berbeda dengan fase larva hanya tungkainya menjadi 4
pasang. Imago betina berukuran sekitar 0,2 mm dan tidak berornamen. Ukuran
tubuh betina lebih besar dari pada jantan.
Tungau menyerang dengan cara menghisap cairan daun yang ada
pada jaringan mesofil sampai jaringan tersebut rusak. Hal tersebut akan mengakibatkan
proses fotosintesis tanaman menjadi terhambat.
Gejala awal serangan tungau ditandai dengan munculnya bintik
berwarna kuning di permukaan daun yang mana bintik kuning tersebut lama
kelamaan berkembang dan menyebar ke seluruh daun hingga daun berubah warna jadi
cokelat dan akhirnya hitam. Daun yang terserang juga akan mengalami keriting ,
menebal, menggulung ke arah bawah, dan memiliki bentuk seperti sendok yang
terbalik. Di bagian bawah daun tersebut terdapat benang – benang halus dan
warnanya berubah seperti warna tembaga.
Hama tungau (Mites) adalah salah satu hama yang banyak
dijumpai pada tanaman cabai. Hama tungau akan menghambat pertumbuhan, menghambat
produksi, merusak dan dapat juga menyebabkan kerugian dalam budidaya tanaman
cabai. Hama tungau (Mites) dijumpai pada semua jenis tanaman cabai, baik cabai
besar, cabai merah keriting, cabai rawit maupun paprika. Meskipun hama tungau
sangat mudah diatasi atau dikendalikan, namun keterlambatan penanganan bisa
menyebabkan kerusakan akut.
Hama tungau harus segera diatasi atau dikendalikan, jika terjadi
keterlambatan dalam pengendalian hama tungau ini akan menyebabkan kerusakan
akut pada tanaman cabai. Bahkan menyebabkan tanaman cabai tidak berbuah sama
sekali dan menyebabkan tanaman mati.
Terdapat dua jenis tungau yang umum menyerang tanaman cabai
yaitu tungau kuning dan tungau merah. Gejala serangan hama tungau pada tanaman
cabai ditandai dengan timbulnya warna seperti tembaga pada permukaan bawah
daun, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan melengkung kebawah seperti
sendok terbalik dan pada serangan beratakan mengakibatkan tunas dan bunga
gugur. Hama tungau, pada tanaman cabai dapat dijumpai pada segala musim, baik
dimusim hujan maupun musim kemarau. Hama ini menyerang pada semua fase
pertumbuhan tanaman, mulai dari persemaian, tanaman remaja hingga tanaman cabai
yang sudah berbuah.
Tungau kuning merupakan salah satu hama yang menyerang
tanaman cabai. Serangan tungau kuning biasa terjadi ketika musim kemarau tiba,
hal ini dikarenakan hama tungau bisa berkembang biak dengan cepat ketika
kondisi kering. Akibat tanaman cabe yang terserang tungau akan mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pengendalian
secara kultur teknis
-Tungau kuning akan menyerang ketika tanaman cabai berusia
14 hari setelah tanam, untuk mencegah hal tersebut Anda dapat menggunakan mulsa
plastik. Penggunaan mulsa plastik ditujukan untuk menjaga kebersihan lahan.
-Anda harus membakar sisa – sisa mulsa yang telah dipakai
selama proses pertanaman sebelumnya.
-Jika tanaman terserang tungau kuning, maka Anda harus
melakukan sanitasi dan pemusnahan.
-Gunakan sistem tanam rotasi untuk memutuskan siklus hidup
hama tungau.
-Hindari penggunaan lahan secara terus-menerus (istirahatkan
lahan).
-Gunakan bibit unggul, dan tahan terhadap beberapa hama.
Pengendalian
secara fisik mekanis
-Menggunakan perangkap ikat biru, kuning atau putih yang di
pasang sedikit di atas tajuk tanaman yaitu dengan tinggi sekitar 50 cm. Pasang
perangkap di tengah tanaman ketika tanaman cabe berusia 2 minggu sebanyak 2
buah per 500 meter persegi.
-Jangan lupa selalu melakukan pengolesan ulang berupa perekat
atau oli setiap seminggu sekali.
-Lakukan pengamatan perkembangan dan serangan dari hama
tungau.
Pengendalian
secara hayati
-Anda dapat memanfaatkan musuh alami tungau kuning seperti
kumbang AmblysiuscucumerisOriusminutes, CoccinellidaeCoccinellarepanda, patogen
Entomophthora sap dan arachnidea.
Pengendalian
secara kimiawi
-Gunakan insektisida ataupun akarisida sesuai kebutuhan,
takaran yang tepat serta tidak berlebihan atau overdosis.
-Dianjurkan untuk menggunakan 2 jenis atau lebih insektisida
maupun akarisida dengan bahan aktif yang berbeda, untuk menghindari timbulnya
resistensi (kekebalan) hama tungau terhadap bahan aktif tertentu. Aplikasi
dilakukan secara bergantian, bukan dilakukan sekaligus dan sangat tidak dianjurkan
untuk mencampur beberapa insektisida ataupun akarisida dengan bahan aktif yang
berbeda.
-Tungau kuning aktif di malam hari, maka lakukanlah
penyemprotan setiap sore hari atau menjelang malam.
-Pastikan anda selalu menjaga kebersihan lahan pertanian dan
juga di sekitar lahan tanam dari gulma untuk mengurangi terjadinya serangan
berbagai macam penyakit dan hama. Menjaga kebersihan gulma pada disekitar
tanaman cabe adalah yang paling utama dan yang paling penting untuk mencegah
atau mengurangi serangan hama maupun penyakit.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...