Sunday, 13 January 2019

Kreasi Usaha: Hama Tungau pada Tanaman Cabai


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Hama Tungau pada Tanaman Cabai

Hama tanaman adalah semua organisme hidup yang kasat mata, yang mana keberadaannya dapat mengganggu tanaman, menghambat pertumbuhan, menghambat produksi, merusak dan tentu saja merugikan.

Tungau merupakan hama berukuran sangat kecil (kurang dari 1 mm), mirip laba-laba, dan hidup di daun bagian bawah. Hama ini membentuk jaring-jaring halus sehingga menyulitkan pengendalian secara kimia. Tungau bukan termasuk kelas insekta sehingga tidak dapat dikendalikan dengan insektisida. Hama ini termasuk kelas Arachnida dan dapat dikendalikan dengan akarisida. Beberapa spesies tungau yang menjadi hama cabai yaitu Tetranycus sp. dan Polyphagotarsonemus latus Banks. Hama ini tersebar luas dan merupakan inang bagi berbagai tanaman (bersifat polifag).

Tungau menyerang daun-daun muda. Permukaan bawah daun yang terserang menjadi berwarna cokelat mengilap. Daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah (gejala “sendok terbalik”) dan pertumbuhan pucuk tanaman menjadi terhambat. Gejala ini tampak dalam waktu yang relatif sangat cepat, 8-10 hari setelah infeksi dengan beberapa ekor tungau, daun-daun akan menjadi cokelat. Selanjutnya, 4-5 hari kemudian pucuk-pucuk tanaman seperti terbakar dan gugur. Serangan berat terjadi pada musim kemarau. Di Indonesia, tungau dijumpai menyerang beberapa tanaman, antara lain cabai, tomat, karet, kapas, jeruk, kentang, wijen, dan teh.

Tungau mampu berkembang biak secara cepat, dalam suhu 27 derajat celcius, mereka mampu menetas dalam waktu 3 hari dan dalam waktu 5 hari mereka mampu menjadi tungau dewasa secara seksual. Tungau betina sekali bertelur dapat mengahsilkan telur hingga 20 butir per hari yang masa hidupnya selama 2 – 4 minggu, sehingga bisa menghasilkan ratusan telur. Seekor tungau betina tunggal mampu berkembang biak hingga satu juta ekor tungau dalam jangka waktu satu bulan. Tingkat perkembangbiakan hama tungau yang sangat cepat, membuat petani sering kewalahan membasmi hama ini.

Siklus hidup tungau terdiri dari empat stadia yaitu telur, larva, nimfa, imago. Dan perkembangannya sangat singkat.Imago betina meletakkan telur antara 30-76 butir, pada permukaan daun selama 8-13 hari. Betina yang tidak kawin akan menghasilkan keturunan jantan semua, sedangkan betina yang kawin akan menghasilkan 4 telur betina dan 1 telur jantan. Telur tidak berwarna, bening, berbentuk elips tipis. Telur diletakkan satu per satu. Larva akan menetas 2-3 hari. Larva berukuran sangat kecil antara 0,1-0,2 mm berbentuk seperti buah pear dan memiliki 3 pasang tungkai. Fase pupa, tungau akan istirahat, bentuknya tidak berbeda dengan fase larva hanya tungkainya menjadi 4 pasang. Imago betina berukuran sekitar 0,2 mm dan tidak berornamen. Ukuran tubuh betina lebih besar dari pada jantan.

Tungau menyerang dengan cara menghisap cairan daun yang ada pada jaringan mesofil sampai jaringan tersebut rusak. Hal tersebut akan mengakibatkan proses fotosintesis tanaman menjadi terhambat.

Gejala awal serangan tungau ditandai dengan munculnya bintik berwarna kuning di permukaan daun yang mana bintik kuning tersebut lama kelamaan berkembang dan menyebar ke seluruh daun hingga daun berubah warna jadi cokelat dan akhirnya hitam. Daun yang terserang juga akan mengalami keriting , menebal, menggulung ke arah bawah, dan memiliki bentuk seperti sendok yang terbalik. Di bagian bawah daun tersebut terdapat benang – benang halus dan warnanya berubah seperti warna tembaga.

Hama tungau (Mites) adalah salah satu hama yang banyak dijumpai pada tanaman cabai. Hama tungau akan menghambat pertumbuhan, menghambat produksi, merusak dan dapat juga menyebabkan kerugian dalam budidaya tanaman cabai. Hama tungau (Mites) dijumpai pada semua jenis tanaman cabai, baik cabai besar, cabai merah keriting, cabai rawit maupun paprika. Meskipun hama tungau sangat mudah diatasi atau dikendalikan, namun keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kerusakan akut.

Hama tungau harus segera diatasi atau dikendalikan, jika terjadi keterlambatan dalam pengendalian hama tungau ini akan menyebabkan kerusakan akut pada tanaman cabai. Bahkan menyebabkan tanaman cabai tidak berbuah sama sekali dan menyebabkan tanaman mati.


Terdapat dua jenis tungau yang umum menyerang tanaman cabai yaitu tungau kuning dan tungau merah. Gejala serangan hama tungau pada tanaman cabai ditandai dengan timbulnya warna seperti tembaga pada permukaan bawah daun, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan melengkung kebawah seperti sendok terbalik dan pada serangan beratakan mengakibatkan tunas dan bunga gugur. Hama tungau, pada tanaman cabai dapat dijumpai pada segala musim, baik dimusim hujan maupun musim kemarau. Hama ini menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman, mulai dari persemaian, tanaman remaja hingga tanaman cabai yang sudah berbuah.


Tungau kuning merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman cabai. Serangan tungau kuning biasa terjadi ketika musim kemarau tiba, hal ini dikarenakan hama tungau bisa berkembang biak dengan cepat ketika kondisi kering. Akibat tanaman cabe yang terserang tungau akan mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Tahapan mengatasi serangan tungau kuning pada tanaman cabai:

Pengendalian secara kultur teknis
-Tungau kuning akan menyerang ketika tanaman cabai berusia 14 hari setelah tanam, untuk mencegah hal tersebut Anda dapat menggunakan mulsa plastik. Penggunaan mulsa plastik ditujukan untuk menjaga kebersihan lahan.
-Anda harus membakar sisa – sisa mulsa yang telah dipakai selama proses pertanaman sebelumnya.
-Jika tanaman terserang tungau kuning, maka Anda harus melakukan sanitasi dan pemusnahan.
-Gunakan sistem tanam rotasi untuk memutuskan siklus hidup hama tungau.
-Hindari penggunaan lahan secara terus-menerus (istirahatkan lahan).
-Gunakan bibit unggul, dan tahan terhadap beberapa hama.

Pengendalian secara fisik mekanis
-Menggunakan perangkap ikat biru, kuning atau putih yang di pasang sedikit di atas tajuk tanaman yaitu dengan tinggi sekitar 50 cm. Pasang perangkap di tengah tanaman ketika tanaman cabe berusia 2 minggu sebanyak 2 buah per 500 meter persegi.
-Jangan lupa selalu melakukan pengolesan ulang berupa perekat atau oli setiap seminggu sekali.
-Lakukan pengamatan perkembangan dan serangan dari hama tungau.

Pengendalian secara hayati
-Anda dapat memanfaatkan musuh alami tungau kuning seperti kumbang AmblysiuscucumerisOriusminutes, CoccinellidaeCoccinellarepanda, patogen Entomophthora sap dan arachnidea.

Pengendalian secara kimiawi
-Gunakan insektisida ataupun akarisida sesuai kebutuhan, takaran yang tepat serta tidak berlebihan atau overdosis.
-Dianjurkan untuk menggunakan 2 jenis atau lebih insektisida maupun akarisida dengan bahan aktif yang berbeda, untuk menghindari timbulnya resistensi (kekebalan) hama tungau terhadap bahan aktif tertentu. Aplikasi dilakukan secara bergantian, bukan dilakukan sekaligus dan sangat tidak dianjurkan untuk mencampur beberapa insektisida ataupun akarisida dengan bahan aktif yang berbeda.
-Tungau kuning aktif di malam hari, maka lakukanlah penyemprotan setiap sore hari atau menjelang malam.
-Pastikan anda selalu menjaga kebersihan lahan pertanian dan juga di sekitar lahan tanam dari gulma untuk mengurangi terjadinya serangan berbagai macam penyakit dan hama. Menjaga kebersihan gulma pada disekitar tanaman cabe adalah yang paling utama dan yang paling penting untuk mencegah atau mengurangi serangan hama maupun penyakit.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...