Loading...
Salah satu hama pada tanaman anggrek yang terkadang tidak
disadari kehadirannya adalah tungau anggrek atau spider mites. Tidak disadari
karena dari segi ukuran tungau atau spider mites ini sangat kecil. Tungau atau
kutu pada tanaman anggrek ini hanya berukuran sekitar 0.05 mm sehingga sulit
dikenali orang awam. Selain itu spider mite atau tungau anggrek ini banyak
hidup di bagian bawah daun anggrek yang tidak terlihat. Spider mite banyak
menyerang anggrek jenis Dendrobium dan Phalaenopsis. Serangan Spider Mite baru
disadari setelah daun mengalami kerusakan cukup parah.
Tungau adalah kerabat laba-laba
yang sangat kecil, tetapi masih bisa dilihat dengan mata dan dapat diamati
secara jelas dengan kaca pembesar. Jenis tungau yang sering ditemukan menyerang
anggrek adalah tungau merah.
Spider mite atau kutu anggrek ini mampu berkembang dengan
cepat jika tidak segera diatasi. Kutu ini akan hidup dengan baik jika kondisi
panas, suhu kelembaban rendah dan berdebu. Karena itu serangan tungau banyak
dijumpai pada musim kemarau.
Untuk mengenali kesehatan tanaman anggrek dari serangan
tungau bisa dilihat permukaan daun bagian bawah. Spider mite ini akan
meninggalkan bekas gigitan berwarna perak pada bagian permukaan daun tersebut.
Jika spider mite masih ada di permukaan daun anggrek maka akan terlihat hewan
berwarna merah dengan ukuran sangat kecil. Gejala daun yang terserang tungau
bagian bawah daun nampak berwarna perak kadang ada bintik kuning kemudian
menjadi coklat. Selanjutnya bagian pinggir daun mengering dan akhirnya gugur.
Pada anggrek Phalaenopsis, permukaan daun bagian bawah tampak berlekuk-lekuk
dan berwarna keperakan.
Tungau biasanya menyerang
permukaan daun anggrek bagian bawah. Karena itu, kerusakan anggrek karena
tungau sering kali diketahui sudah dalam keadaan parah.
Siklus hidup dari spider mite ini cukup cepat, spider mite
betina bertelur dan kemudian menjadi nimfa berkembang menjadi spider mite
dewasa dalam waktu kurang lebih seminggu dengan kondisi lingkungan yang hangat
dan panas. Selanjutnya setelah koloni dari spider mite membesar, mulai muncul
sayap dan berpindah ke daun lain membentuk koloni baru.
Imago tungau berwarna kuning
sampai orange, panjang lebih kurang 0.2 mm. Telur akan diletakkan pada
permukaan daun dan buah. Siklus hidup hama tungau ini berlangsung dari telur
sampai imago antara 7-10 hari pada musim panas atau 14 hari pada kondisi dingin.
Satu betina dapat meletakkan 17-37 butir telur yang berlangsung 11-14 hari. Perkembangan
dari telur menjadi dewasa berlangsung 12 hari. Lama hidup tungau dewasa
berlangsung 23 hari.
Telur yang berwarna merah tua
dan berbentuk bulat adalah fase yang mudah untuk membedakan dari tungau jenis
lain. Telur sebagian besar diletakkan di permukaan bagian atas sepanjang tulang
daun, tetapi sebagian lainnya diletakkan pada permukaan daun bagian bawah dan pada bagian tanaman yang lain terutama
yang muda dan sukulen. Imago betina dari tungau ini berbentuk oval, berwarna
merah tua dan mempunyai bulu-bulu yang panjang serta menarik perhatian. Tungau
jantan ukuran tubuhnya lebih kecil, lebih runcing dan mempunyai kaki yang
relatif panjang dengan gerakan yang lebih aktif daripada yang betina.
Populasi tungau dapat dikendalikan
secara alami menggunakan musuh alami seperti predator Amblyseius citri. Namun
demikian perkembangan dari musuh alami masih kalah cepat dibandingkan dengan
tungaunya sendiri, sehingga populasinya masih tetap tinggi. Selain itu musuh
alami banyak yang mati apabila pengendalian dilakukan dengan penyemprotan
pestisida. Beberapa musuh alami lainnya yang dapat menekan
perkembangan populasi tungau karat jeruk adalah predator Amblyseius victoriensis.
Pelepasan secara augmentasi A. victoriensis sangat diperlukan untuk
menyeimbangkan kembali setelah aplikasi pestisida.
Jika tanaman anggrek yang terserang spider mite ini tidak
banyak bisa dilakukan pengelapan dengan kain basah bagian yang terkena serangan
setiap pagi paling tidak selama seminggu. Pengelapan juga akan efektif menggunakan
air dengan campuran sedikit sabun cair dan sedikit minyak. Cairan sabun
merupakan bahan yang umum dipakai membunuh tungau, untuk anggrek perlu dites
sabun yang tidak membakar daun misalnya sabun bayi, atau sabun cuci piring
dengan dosis rendah. Minyak goreng juga dipercaya membuat kutu mati lemas dan
memudahkan cairan menempel. Ada juga penghobi anggrek yang melakukan lap dengan
alkohol. Yang dilap adalah bagian bawah permukaan daun. Penambahan ekstrak bawang
putih sebagai bahan untuk mencegah jamur dan infeksi lanjutan akibat luka gigitan
spider mite pada daun juga sangat dianjurkan.
Pada dasarnya tungau tidak dapat berpindah sendiri antara
tanaman yang satu dengan yang lain, tetapi bisa terbawa angin sehingga menular
ke tanaman lain. Menyemprotkan air dengan tekanan tinggi bisa menghilangkan
tungau dari tanaman anggrek. Penyemprotan dengan tekanan tinggi dilakukan pada
bagian bawah daun. Diupayakan bagian bawah daun mudah terkena semprotan
sehingga tungau bisa hilang saat disemprot. Cara menyemprotkan air ini
merupakan cara paling aman dan murah.
Lakukan secara rutin penyemprotan dengan mempertimbangkan
kelembaban sehingga tidak ada telur spider mite yang tersisa.
Dengan rutin menyemprot air pada tanaman anggrek mengakibatkan
kelembaban meningkat sehingga menjadi lingkungan yang tidak nyaman untuk
tungau. Namun kelembaban yang terlalu tinggi juga bisa memicu muncul penyakit
baru yang berasal dari jamur dan bakteri. Hal ini juga perlu untuk diwaspadai.
Penggunaan pestisida kimia yang kurang bijaksana dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap keanekaragaman musuh alami (predator dan
parasitoid) dari tungau. Secara kimia hama tungau
dapat dikendalikan dengan akarisida. Apabila pengendalian terhadap serangan
penyakit menggunakan fungisida yang berbahan aktif belerang (Sulfur) seperti
Maneb, Mankozeb atau Zineb maupun bubur California maka pengendalian terhadap
tungau kadang-kadang tidak diperlukan lagi karena sulfur diketahui dapat
mengurangi populasi tungau. Pengendalian sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil
pemantauan dan pada periode kritis tanaman. Penyemprotan dengan akarisida diaplikasikan
setiap 5 hari selama 3 sampai dengan 6 kali pada
tanaman sangat efektif dalam mengendalikan hama tungau.
Pemberian akarisida yang berlebihan bisa membunuh serangga
lain yang merupakan predator tungau anggrek. Pemberian yang terlalu sering juga
dapat menyebabkan imun, sehingga harus ganti merk lain dengan formulasi
berbeda.
Melakukan monitoring sangat menentukan keberhasilan suatu
pengendalian. Monitoring dengan metode yang efektif dan efisien diharapkan
dapat menggambarkan keadaan populasi tungau, sehingga kegiatan pengendalian
yang dilakukan lebih tepat sasaran dan dapat meningkatkan peran dari musuh
alami yang ada sehingga dapat berpotensi mengendalikan hama tungau pada tanaman
anggrek. Jika terdapat tanaman anggrek yang terpantau terserang kutu, sebaiknya
dijauhkan dari anggrek yang lain agar tidak terjadi perpindahan spider mite
antar tanaman. Jika kerusakan daun sudah parah, buang daun tersebut dan lebih
baik lagi jika dibakar.
Lingkungan yang bersih juga akan mengurangi serangan
penyakit tungau anggrek, bersihkan daun-daun tua dan buang di tempat yang jauh.
Kecukupan kelembaban, cahaya, suhu lingkungan juga patut diperhatikan. Jika ada
tanda-tanda serangan hama tungau segera ambil tindakan secepat mungkin sebelum
efeknya lebih parah.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...