Tuesday, 15 January 2019

Kreasi Usaha: Hama Tungau Pada Tanaman Anggrek


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Hama Tungau Pada Tanaman Anggrek

Salah satu hama pada tanaman anggrek yang terkadang tidak disadari kehadirannya adalah tungau anggrek atau spider mites. Tidak disadari karena dari segi ukuran tungau atau spider mites ini sangat kecil. Tungau atau kutu pada tanaman anggrek ini hanya berukuran sekitar 0.05 mm sehingga sulit dikenali orang awam. Selain itu spider mite atau tungau anggrek ini banyak hidup di bagian bawah daun anggrek yang tidak terlihat. Spider mite banyak menyerang anggrek jenis Dendrobium dan Phalaenopsis. Serangan Spider Mite baru disadari setelah daun mengalami kerusakan cukup parah.

Tungau adalah kerabat laba-laba yang sangat kecil, tetapi masih bisa dilihat dengan mata dan dapat diamati secara jelas dengan kaca pembesar. Jenis tungau yang sering ditemukan menyerang anggrek adalah tungau merah.



Spider mite atau kutu anggrek ini mampu berkembang dengan cepat jika tidak segera diatasi. Kutu ini akan hidup dengan baik jika kondisi panas, suhu kelembaban rendah dan berdebu. Karena itu serangan tungau banyak dijumpai pada musim kemarau.

Untuk mengenali kesehatan tanaman anggrek dari serangan tungau bisa dilihat permukaan daun bagian bawah. Spider mite ini akan meninggalkan bekas gigitan berwarna perak pada bagian permukaan daun tersebut. Jika spider mite masih ada di permukaan daun anggrek maka akan terlihat hewan berwarna merah dengan ukuran sangat kecil. Gejala daun yang terserang tungau bagian bawah daun nampak berwarna perak kadang ada bintik kuning kemudian menjadi coklat. Selanjutnya bagian pinggir daun mengering dan akhirnya gugur. Pada anggrek Phalaenopsis, permukaan daun bagian bawah tampak berlekuk-lekuk dan berwarna keperakan.


Tungau biasanya menyerang permukaan daun anggrek bagian bawah. Karena itu, kerusakan anggrek karena tungau sering kali diketahui sudah dalam keadaan parah.

Siklus hidup dari spider mite ini cukup cepat, spider mite betina bertelur dan kemudian menjadi nimfa berkembang menjadi spider mite dewasa dalam waktu kurang lebih seminggu dengan kondisi lingkungan yang hangat dan panas. Selanjutnya setelah koloni dari spider mite membesar, mulai muncul sayap dan berpindah ke daun lain membentuk koloni baru.

Imago tungau berwarna kuning sampai orange, panjang lebih kurang 0.2 mm. Telur akan diletakkan pada permukaan daun dan buah. Siklus hidup hama tungau ini berlangsung dari telur sampai imago antara 7-10 hari pada musim panas atau 14 hari pada kondisi dingin. Satu betina dapat meletakkan 17-37 butir telur yang berlangsung 11-14 hari. Perkembangan dari telur menjadi dewasa berlangsung 12 hari. Lama hidup tungau dewasa berlangsung 23 hari.

Telur yang berwarna merah tua dan berbentuk bulat adalah fase yang mudah untuk membedakan dari tungau jenis lain. Telur sebagian besar diletakkan di permukaan bagian atas sepanjang tulang daun, tetapi sebagian lainnya diletakkan pada permukaan daun bagian bawah  dan pada bagian tanaman yang lain terutama yang muda dan sukulen. Imago betina dari tungau ini berbentuk oval, berwarna merah tua dan mempunyai bulu-bulu yang panjang serta menarik perhatian. Tungau jantan ukuran tubuhnya lebih kecil, lebih runcing dan mempunyai kaki yang relatif panjang dengan gerakan yang lebih aktif daripada yang betina.


Populasi tungau dapat dikendalikan secara alami menggunakan musuh alami seperti predator Amblyseius citri. Namun demikian perkembangan dari musuh alami masih kalah cepat dibandingkan dengan tungaunya sendiri, sehingga populasinya masih tetap tinggi. Selain itu musuh alami banyak yang mati apabila pengendalian dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Beberapa musuh alami lainnya yang dapat menekan perkembangan populasi tungau karat jeruk adalah predator Amblyseius victoriensis. Pelepasan secara augmentasi A. victoriensis sangat diperlukan untuk menyeimbangkan kembali setelah aplikasi pestisida.

Jika tanaman anggrek yang terserang spider mite ini tidak banyak bisa dilakukan pengelapan dengan kain basah bagian yang terkena serangan setiap pagi paling tidak selama seminggu. Pengelapan juga akan efektif menggunakan air dengan campuran sedikit sabun cair dan sedikit minyak. Cairan sabun merupakan bahan yang umum dipakai membunuh tungau, untuk anggrek perlu dites sabun yang tidak membakar daun misalnya sabun bayi, atau sabun cuci piring dengan dosis rendah. Minyak goreng juga dipercaya membuat kutu mati lemas dan memudahkan cairan menempel. Ada juga penghobi anggrek yang melakukan lap dengan alkohol. Yang dilap adalah bagian bawah permukaan daun. Penambahan ekstrak bawang putih sebagai bahan untuk mencegah jamur dan infeksi lanjutan akibat luka gigitan spider mite pada daun juga sangat dianjurkan.


Pada dasarnya tungau tidak dapat berpindah sendiri antara tanaman yang satu dengan yang lain, tetapi bisa terbawa angin sehingga menular ke tanaman lain. Menyemprotkan air dengan tekanan tinggi bisa menghilangkan tungau dari tanaman anggrek. Penyemprotan dengan tekanan tinggi dilakukan pada bagian bawah daun. Diupayakan bagian bawah daun mudah terkena semprotan sehingga tungau bisa hilang saat disemprot. Cara menyemprotkan air ini merupakan cara paling aman dan murah.

Lakukan secara rutin penyemprotan dengan mempertimbangkan kelembaban sehingga tidak ada telur spider mite yang tersisa.

Dengan rutin menyemprot air pada tanaman anggrek mengakibatkan kelembaban meningkat sehingga menjadi lingkungan yang tidak nyaman untuk tungau. Namun kelembaban yang terlalu tinggi juga bisa memicu muncul penyakit baru yang berasal dari jamur dan bakteri. Hal ini juga perlu untuk diwaspadai.

Penggunaan pestisida kimia yang kurang bijaksana dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keanekaragaman musuh alami (predator dan parasitoid) dari tungau. Secara kimia hama tungau dapat dikendalikan dengan akarisida. Apabila pengendalian terhadap serangan penyakit menggunakan fungisida yang berbahan aktif belerang (Sulfur) seperti Maneb, Mankozeb atau Zineb maupun bubur California maka pengendalian terhadap tungau kadang-kadang tidak diperlukan lagi karena sulfur diketahui dapat mengurangi populasi tungau. Pengendalian sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan pada periode kritis tanaman. Penyemprotan dengan akarisida diaplikasikan setiap 5 hari selama 3 sampai dengan 6 kali pada tanaman sangat efektif dalam mengendalikan hama tungau.

Pemberian akarisida yang berlebihan bisa membunuh serangga lain yang merupakan predator tungau anggrek. Pemberian yang terlalu sering juga dapat menyebabkan imun, sehingga harus ganti merk lain dengan formulasi berbeda.


Melakukan monitoring sangat menentukan keberhasilan suatu pengendalian. Monitoring dengan metode yang efektif dan efisien diharapkan dapat menggambarkan keadaan populasi tungau, sehingga kegiatan pengendalian yang dilakukan lebih tepat sasaran dan dapat meningkatkan peran dari musuh alami yang ada sehingga dapat berpotensi mengendalikan hama tungau pada tanaman anggrek. Jika terdapat tanaman anggrek yang terpantau terserang kutu, sebaiknya dijauhkan dari anggrek yang lain agar tidak terjadi perpindahan spider mite antar tanaman. Jika kerusakan daun sudah parah, buang daun tersebut dan lebih baik lagi jika dibakar.

Lingkungan yang bersih juga akan mengurangi serangan penyakit tungau anggrek, bersihkan daun-daun tua dan buang di tempat yang jauh. Kecukupan kelembaban, cahaya, suhu lingkungan juga patut diperhatikan. Jika ada tanda-tanda serangan hama tungau segera ambil tindakan secepat mungkin sebelum efeknya lebih parah.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...