Tuesday 7 May 2019

Cantik Sehat: Penggunaan Butyl Acetate dalam Kosmetika – Penjelasan serta Manfaatnya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Penggunaan Butyl Acetate dalam Kosmetika

Bahan kosmetik dan proses pembuatan kosmetik yang baik telah di atur BPOM. Bagaimana cara proses pembuatan produk kosmetik, resep, peralatan yang digunakan dalam produksi yang memenuhi syarat K3 wajib dikuasi dan diterapkan oleh produsen kosmetik. Badan POM mengatur cara pembuatan produk kosmetik dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari hal-hal yang dapat merugikan kesehatan. Selain kosmetik juga mengawasi peredaran obat-obatan seperti Stimuno.

BPOM pun terus berusaha mencegah peredaran produk kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan mutu, tidak memenuhi keamanan dan kemanfaatan bagi konsumen pemakai kosmetik. Selain itu, tujuan BPOM mengatur cara pembuatan kosmetik adalah agar daya saing produk kosmetika dalam negeri tidak kalah di tingkat internasional khususnya AFTA. Bagi pelaku industri dan manufaktur produk kecantikan sebaiknya membaca dokumen Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.3870 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik Yang Baik.

Kosmetik merupakan salah satu benda yang sangat penting bagi setiap orang. Kosmetik bisa membuat para wanita tampil lebih feminisme, terlihat anggun, dan membuat mereka lebih percaya diri untuk acara apapun.


Kosmetik memang mempunyai berbagai macam jenis. Setiap kosmetik mempunyai fungsi masing- masing. Kosmetik- kosmetik yang biasanya digunakan oleh setiap wanita seperti, pembersih wajah, hand body lotion, alas bedak, bedak, lipstick, pensil alis, eyeliner, dan cat kuku. Itulah kosmetik- kosmetik yang biasa digunakan oleh setiap wanita untuk tampilan hari- harinya.

Semakin maraknya kosmetik, banyak anak remaja yang menggunakan kosmetik semenjak sekolah. Anak –anak sekolah biasanya menggunakan kosmetik seperti bedak, hand body lotion, lip ice, serta cat kuku. Dengan adanya kosmetik, tidak hanya kalangan atas saja yang bisa memakai make up. Tetapi anak- anak remaja khususnya anak sekolah bisa menggunakan make up. Biasanya anak – anak sekolah menggunakan make up hanya sekedarnya saja. Tidak terlalu tebal seperti orang yang akan pergi ke pesta atau kondangan.

Dalam dokupen Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik disebutkan beberapa istilah terkait definisi kosmetik. BPOM menjelaskan pengertian kosmetik. Dan berikut ini adalah pengertian beberapa istilah kosmetik tersebut:

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Kosmetik lisensi adalah kosmetik yang diproduksi di wilayah Indonesia atas dasar penunjukan atau persetujuan tertulis dari pabrik induk di negara asalnya.

Kosmetik kontrak adalah kosmetik yang produksinya dilimpahkan kepada produsen lain berdasarkan kontrak.

Kosmetik impor adalah kosmetik produksi pabrik kosmetik luar negeri yang dimasukkan dan diedarkan di wilayah Indonesia.


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1175/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Izin Produksi Kosmetika, definisi kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Wikipedia menjelaskan kosmetik adalah zat atau produk yang digunakan untuk meningkatkan atau mengubah penampilan wajah, atoma atau tekstur pada tubuh. Beberapa kosmetik dirancang fungsinya spesifik untuk bagian tertentu seperti wajah, rambut dan badan. Kosmetik dibuat dari campuran bahan kimia, sebagian dari bahan alami (misal minyak kelapa atau zaitun), sebagian dari bahan sitentis.

Menurut lembaga yang mengatur peredaran obat dan makanan di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), yang dimaksud dengan kosmetik adalah sesuatu yang diaplikasikan pada tubuh manusia dengan tujuan atau memiliki fungsi untuk membersihkan, mempercantik, dan memperbaiki penampilan. Definisi FDA tersebut memberikan gambaran bahwa semua bahan yang ditujukan untuk fungsi tersebut dimasukkan sebagai bahan kosmetik. FDA secara spesifik mengecualikan sabun ke dalam kategori kosmetik.

Aneka jenis kosmetik yang beredar di pasaran seperti deodoran, hand body lotion, pewarna rambut, serta cat kuku telah diwariskan pula oleh sarjana muslim pada masa kekhalifahan. Seorang dokter dan ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936-1013 M) pada abad ke-10 M merupakan tokoh muslim yang berperan penting dalam pengembangan produk kosmetika di dunia.

Al-Zahrawi dijuluki Albucassis oleh orang Barat. Dalam karyanya, Al-Tasreef yang merupakan ensiklopedi kesehatan dikupas tuntas tentang kosmetik. Al-Zahrawi berpendapat bahwa kosmetika adalah bagian dari pengobatan. Kitab Al-Tasreef karangan Al Zahrawi berpengaruh besar dalam perkembangan kosmetik di Eropa.

Al-Tasreef sempat menjadi buku rujukan utama bagi universitas di Eropa pada abad ke-12 hingga 17 M  setelah diterjemahkan ke bahasa Latin. Efeknya, Eropa berkembangan menjadi negara produsen kosmetik tingkat dunia.

Avicenna (julukan Ibnu Sina di Barat) juga merupakan dokter Muslim yang memiliki kontribusi dalam bidang kecantikan. Ibnu membahas tentang kecantikan (ziyet) dalam salah satu bab pada bukunya yang berjudul Canon of Medicine. Pembahasannya lengkap tentang perawatan tubuh mulai dari rambut dan tubuh. Berikut ini beberapa ringkasan dari bab tentang Ziyet yang dipaparkan Ibunu Sina dalam Canon of Medicine.

Manfaat minyak gosok dan cara mengupas bahan paku dalam pembuatan minyak dijelaskan detil dalam Al-Tasreef karya Al-Zahrawi. Beliau menggunakan zat minyak yang disebut Adhan untuk pengobatan dan kecantikan. Beliau juga mengajarkan cara membuat gusi sehat dan cara memutihkan gigi. Parfum dengan berbagai variasi aroma juga beliau perkenalkan dalam bukunya. Sebagai seorang ilmuwan Muslim, Al-Zahrawi menjelaskan cara perawatan dan kecantikan rambut, kulit, gigi dan seluruh bagian tubuh sesuai dengan syariat Islam.

Krim tangan (hand cream), pencuci mulut (mouth washes) dan nasal spray telah digunakan pada peradaban Islam di Spanyol abad ke-12 M. Pada masa itu, zat semacam deterjen bernama lenor telah digunakan untuk mencuci pakaian sehingga bersih dan wangi.

Ibnu Sina juga telah membahas tentang simptom atau gejala. Misalnya, ia menjelaskan masalah kecantikan yang sering dihadapi setiap orang. Contohnya rambut rontok, kulit menjadi pucat, dan bagaimana cara merampingkan tubuh.

Ibnu Sina melakukan studinya tentang kecantikan diawali dari perawatan kepala dan diakhiri dengan kaki. Khusus perawatan kaki, Ibnu Sina menekankan pada perawatan kuku. Topik tentang kecantikan berkaitan erat dengan kosmetik. Beliau juga menjelaskan fomula perawatan rambut dan kulit. Tujuan Ibnu Sina membahas masalah kecantikan dengan tujuan kesehatan (merawat tubuh), bukan untuk mempercantik seseorang.

Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika yang diterbitkan oleh Permenkes juga telah mengategotikan 9 bentuk dan jenis sediaan kosmetik. BPOM juga menggolongkan kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk maksud evaluasi produk, 2 golongan kosmetik. Menurut Badan POM, pengertian bahan kosmetik adalah bahan yang berasal dari alam atau sintetik yang digunakan untuk memproduksi kosmetik.

Terkait dengan cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), Badan POM membedakan beberapa jenis bahan kosmetik. Jenis bahan kosmetik menurut BPOM adalah bahan awal, bahan baku, bahan pengemas dan bahan pengawet.

Bahan Awal
Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu produk.

Bahan Baku
Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produk kosmetik.

Bahan dasar atau bahan baku kosmetik adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan lainnya. Biasanya volume dari bahan ini lebih banyak, dibandingkan bahan lainnya. Biasanya bahan utama dari aneka macam kosmetik adalah, air, alkohol, dan vaselin.

Bahan Pengemas
Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk ruahan untuk menjadi produk jadi.

Bahan Pengawet
Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.

BPOM juga sangat memperhatikan apakah produk yang berhasil dibuat oleh produsen mempunyai efek samping atau tidak. Hal ini akan dicek dan dilakukan uji coba, baik pada kulit / dermis, atau pada mata atau pada bagian lainnya. Jika produk tersebut sudah lulus standar uji coba seperti ini, maka produk tersebut termasuk produk kosmetik aman menurut BPOM.

Sebagai negara berkembang, saat ini Indonesia telah berupaya untuk mengembangkan industri yang berpotensi menopang pertumbuhan ekonomi didalam negeri. Salah satunya adalah dengan cara mendukung perkembangan industri untuk memenuhi permintaan barang konsumsi dalam rangka mencukupi kebutuhan dalam negeri tanpa mengimpor bahan dari negara lain. Menurut Kementrian Perindustrian pada tahun 2015 industri yang sedang berkembang pesat diantaranya adalah industri farmasi (62,26 %),industri makanan dan minuman, industricat dan pelapisan (7,15%), industri kosmetika (1,19%) dll. (kemenprin,2015).

Seiring meningkatnya produksi industri di Indonesia tentunya juga diiringi dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku dalam proses industri. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sendiri sebagian besar masih di impor, karena tidak adanya bahan baku yang tersedia di dalam negeri. Contoh bahan baku industri yang sedang mengalami peningkatan yaitu Butyl acetate. Bahan ini merupakan bahan baku yang biasa digunakan sebagai solvent pada berbagai industri seperti industri cat dan pelapisan, industri kosmetik (parfum), industri makanan minuman (perasa sintetis), industri tekstil, plastik dan kulit buatan . Selain itu, Butyl acetate juga digunakan sebagai solvent pada proses ekstraksi pada industri farmasi. Butyl acetate sendiri merupakan senyawa kimia yang memiliki karakteristik umum yaitu cairan tidak berwarna dan memiliki bau ringan seperti buah. ( Mc Ketta, 1997).

Butyl acetate (CH3COOC4H9) dalam industri kimia terutama digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan selulose nitrat, selulose asetobutirat, selulosd asetopropionat, etil selulose, polivinil asetat, dan polistiren. Dalam industri farmasi, Butyl acetate (CH3COOC4H9) banyak digunakan untuk ekstraksi dan pemurnian pada pembuatan penisilin dan obat-obat antibiotik lainnya. Dalam industri kosmetik, butil asetat digunakan sebagai bahan pembantu pembuatan parfum.

Butyl acetate diperoleh melalui reaksi esterifikasi antara Butanol dan Asam asetat dengan menggunakan Katalis. Butyl acetate atau buthyl ethanoate merupakan cairan yang tidak berwarna dan memiliki aroma seperti buah-buahan, dan merupakan komponen organik yang umum digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan cat pernis dan produk-produk lainnya (industri painting dan coating). Selain itu Butyl acetate juga dapat digunakan sebagai perasa buah-buahan dalam industri makanan, seperti permen dan ice cream.


Bahan baku dalam pembuatan pembuatan Butyl acetate (CH3COOC4H9) adalah asam asetat dan butanol. Steinigeweg dan Gmehling (2002) menyebutkan bahwa konversi pembentukan Butyl acetate (CH3COOC4H9) dari asam asetat dan butanol adalah sebesar 98,5 %. Dengan kapasitas pabrik Butyl acetate (CH3COOC4H9) sebesar 10.000 ton diperlukan bahan baku butanol sebesar 5.400 ton dan asam asetat sebesar 7.231 ton/tahun.

Butanol atau butil alkohol merupakan alkohol primer dengan empat atom karbon, memiliki rumus empiris C4H10O. Dalam dunia industri, normal butanol umumnya digunakan sebagai intermediate dalam pembuatan butil akrilat, butil asetat, dibutil phthalate, dibutil sebacate dan butil ester lainnya. Kegunaan lainnya dalam industri antara lain pada industri farmasi, polimer, dan plastik.

Asam asetat atau yang biasa dikenal dengan nama asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, memiliki bau asam yang kuat seperti cuka dan rasa yang panas dan tajam.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil. Selain itu asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.

Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.

Produksi total asam asetat dunia diperkirakan 5 juta ton/tahun, setengahnya diproduksi di Amerika Serikat. Eropa memproduksi sekitar 1 Mt/a dan terus menurun, sedangkan Jepang memproduksi sekitar 0,7 Mt/a. 1,51 Mt/a dihasilkan melalui daur ulang, sehingga total pasar asam asetat mencapai 6,51 Mt/a. Di Indonesia sendiri produksi asam asetat adalah sebanyak 36.000 ton/tahun dimana produsen terbesar asam asetat di Indonesia yaitu PT Indo Acidatama Chemical Industry ( PT IACI ).

Proses pembuatan Butyl acetate (CH3COOC4H9) ini dilakukan secara kontinyu dan menggunakan katalis cair. Pemilihan katalis cair dalam proses ini karena katalis cair dapat memberikan konversi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan katalis padat (mencapai 95%).

Katalisator yang dipakai dalam reaksi esterifikasi pada umumnya adalah asam kuat inorganik seperti asam klorida dan asam sulfat, tetapi asam sulfat lebih banyak dipakai karena realatif kurang korosif dibandingkan asam klorida.

Amberlist 15 merupakan katalis berbentuk butiran, yang merupakan resin untuk pertukaran ion asam terutama untuk katalisis asam yang heterogen pada berbagi reaksi organik. Katalys amberlyst 15 ini juga berguna dalam sistem non aqueos ion exchange untuk menghilangkan kationik impurities dan memiliki sturuktur pori yang besar memungkinkan reaktan cair atau gas dapat masuk atau terserap ke dalam ion hidrogen di seluruh pori pori katalis. Aplikasi utama katalis ini adalah untuk proses alkilasi, esterifikasi, kondensasi hidrolisis dan eterifikasi. Keuntungan dari penggunaan katalis ini adalah sangat mudah unuk diukur, mudah digunakan, mudah dihilangkan pada akhir reaksi dan aman digunakan. Keuntungan lainnya adalah katalis ini dapat diregenerasi dan digunakan kembali.

Butyl acetate (CH3COOC4H9) merupakan solvent dengan titik didih menengah (medium boiling solvent), yang secara cepat melarutkan resin-resin dan memberikan ketahanan pada lapisan pelindung, dengan kecepatan relatif penguapan 1,0 (Butyl acetate (CH3COOC4H9) adalah pelarut standar untuk menentukan kecepatan penguapan pelarut). Butyl acetate (CH3COOC4H9) menguap cukup cepat sehingga menghasilkan lapisan pelindung yang cepat mengering, tetapi tidak sampai mengakibatkan perubahan warna (kemerahan) pada kondisi normal.

Butyl acetate (CH3COOC4H9) merupakan solvent aktif untuk film former seperti selulosa nitrat, selulosa asetat butirat, etil selulosa, chlorinated rubber, polystyrene, dan resin methacrylate dan beberapa getah alam seperti kauri, manila, poutianak, dan damar larut dalam butil asetat. Sebagai protective coating, Butyl acetate dapat digunakan sebagai pelarut pada kerajinan kulit, tekstil dan plastik, serta dapat juga digunakan sebagai solvent ekstraksi pada proses bermacam-macam minyak dan obat-obatan. Kegunaan lainnya adalah sebagai bahan untuk parfum, dan sebagai komponen pada aroma sintetis seperti aprikot, pisang, pir, nanas, delima, dan raspberry. Butyl acetate (CH3COOC4H9) dalam produk cat kuku juga dapat berfungsi sebagai pelarut dan bekerja supaya kutek cepat kering dan mengeras.

Make up memang sangat penting untuk menjaga penampilan setiap orang. Semakin banyaknya ragam kosmetik saat ini, maka sebagai konsumen Anda memang harus memilih jenis kosmetik yang benar- benar cocok. Karena itulah, disarankan untuk mencari produk kosmetik yang telah terpercaya. Artinya carilah produk – produk kosmetik yang telah digunakan oleh banyak orang. Dan orang yang telah menggunakan produk tersebut merasa cocok. Hal tersebut memang menjadi rujukan yang sangat penting ketika Anda akan membeli bahan dan produk kosmetik. Semoga bermanfaat.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...