Monday, 12 November 2018

Berbagai ragam Manfaat Auksin – Hormon pada Tumbuhan sebagai Zat Pengatur Tumbuh


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                            Berbagai ragam Manfaat Auksin

Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel atau dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.

Kondisi memiliki tubuh tinggi merupakan ciri-ciri makhluk hidup yang  bukan hanya merajai oleh kalangan manusia saja. Di dalam tumbuhan, fenomena tinggi badan yang tinggi juga dapat di jumpai. Mengapa bisa terjadi?, sebab terdapat molekul dalam tubuh yang menyebabkan tumbuhan memiliki tinggi berbeda dari normalnya. Molekul tersebut berupa hormone yang mampu merangsang sel dan jaringan yang ada di dalam tubuh untuk berkembang dan terdiferensiasi tumbuh menjadi tinggi.

Tumbuhan akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, dimana pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran tanaman tersebut yang bisa diukur dengan alat ukur , sedangkan perkembangan merupakan bagaimana setiap fungsi organ tanaman tersebut bekerja sesuai tahapannya yang tidak dapat diukur dengan alat ukur. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana Faktor Eksternal Pertumbuhan mencakup suhu , air dan mineral, dan cahaya matahari. Sedangkan Faktor Internal Pertumbuhan antara lain Gen , Enzim dan ang terakhir Hormon.

Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma mungkin karena ukuran dan jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma melalui reaksi dimana air, C02, dan garam-garaman organik dirubah menjadi bahan hidup yang mencakup; pembentukan karbohidrat (proses tbtosintesis), pengisapan dan gerakan air dan hara (proses absorbs dan translokasi), penyusunan perombakan protein dan lemak dari elemen C dari persenyawaan organik (proses metabolisme) dan tenaga kimia yang dibutuhkan didapat dari respirasi.

Meskipun faktor utama yang menentukan pertumbuhan tanaman adalah vitamin dan mineral-mineral yang ada di lingkungan, namun peran hormon juga tidak kalah penting karena fitohormonlah yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan. Keberadaan hormon-hormon pertumbuhan menjadi penting karena berpengaruh terhadap banyak aspek mulai dari pertumbuhan akar, batang, daun, hingga pematangan buah.
Hormon sendiri senyawa kimia  yang disintetis di dalam organisme yang diangkut ke tempat lain dan bekerja secara spesifik dengan konsentrasi yang rendah, hal ini berguna untuk mengatur perkembangan serta metabolisme pada tanaman. Hormon pada tumbuhan merupakan sebuah faktor fisiologis. Dalam faktor fisiologis ini terjadi sebuah proses fungsional yang mampu mempengaruhi perkembangan serta pertumbuhan tanaman.

Tumbuhan layaknya pula dengan manusia. Mereka hidup dengan di topang banyak hormon untuk membantu perkembangannya. Hormon di sini bekerja untuk membuat tanaman lebih peka terhadap rangsangan fungsi cahaya matahari  atau menumbuhkan akar lateral, atau melebatkan buah, atau juga bisa saja berguna untuk membuat tinggi tanaman tersebut. Nama dari hormon tersebut juga berbeda beda dan memiliki fungsi masing-masing seperti fungsi hormon auksin, fungsi hormon giberelin, fungsi hormon sitokinin, fungsi hormon etilen, fungsi hormon asam absisat dan lainnya.

Hormon ini pulalah yang menjadi molekul kimia yang ada dalam tubuh tumbuhan. Maka tidak salah jika hampir di semua bagian tanaman terdapat hormon yang berbeda beda, tergantung dengan hormon yang bekerja di sana. Untuk yang berada di ujung akar, maka terdapat hormon yang mamiliki peka terhadap rangsangan akar lateral.

Pada tumbuhan, ada banyak hormon yang bertanggung jawab untuk segala macam hal, seperti membantu tanaman merasakan cahaya, membentuk akar lateral, dan memicu perkembangan bunga dan perkecambahan. Tumbuhan bergantung pada hormon untuk menjadi utusan mereka. Hormon adalah sinyal molekul yang diproduksi dalam jumlah kecil dan dikirim ke bagian lain tubuh tanaman, seperti utusan kecil yang berlarian.

Hormon tanaman benar-benar penting dalam menciptakan dunia yang hijau di sekitar kita, dan memberikan buah-buahan yang kita makan dan produk tanaman lainnya yang kita nikmati setiap hari.

Perbedaan antara hormon dan ZPT ialah, hormon dihasilkan secara alami (alamiah) baik itu dari tumbuhan ataupun dari hewan. Sementara ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) adalah Zat yang dihasilkan secara buatan (sintetis) dengan campur tangan manusia ataupun melalui rekayasa dan biasanya ZPT ini berhubungan dengan kimia. Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik yang dibutuhkan oleh tanaman selain unsur hara. Zat pengatur tumbuh sangat penting perannya bagi tanaman.

Konsentrasi yang sangat rendah dari hormon tertentu yang diproduksi oleh tanaman dapat memacu atau menghambat pertumbuhan atau diferensiasi pada berbagai macam sel-sel tumbuhan dan dapat mengendalikan perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada tumbuhan.

Namun, beberapa ilmuwan memberikan definisi  yang lebih terperinci terhadap istilah hormon yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ atau jaringan yang dapat mempengaruhi organ atau jaringan lain dengan cara khusus. Berbeda dengan yang diproduksi oleh hewan senyawa kimia pada tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga penghasil senyawa tersebut disamping mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-senyawa tersebut disebut dengan  zat  pengatur tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut secara sistemik atau sinyal jarak  jauh.

Sejarah penelitian serta cara kerja hormon Auksin
Auksin merupakan salah satu hormon yang ada pada tumbuhan. Hormon yang satu ini biasanya ditemukan pada  akar, ujung batang dan pembentukan bagian bagian bunga.


Auksin termasuk hormon pertumbuhan tanaman yang paling banyak dipelajari dan paling pertama dikenal dalam penelitian hortikultura. Bagi para pengajar atau mahasiswa ilmu tanaman, istilah auksin mungkin sudah tidak asing lagi terutama dalam kaitannya dengan fungsi biologis tanaman.

Fungsi auksin pertama kali ditemukan oleh salah seorang ilmuwan yang bernama Frizt Went ( 1903 – 1990). Frizt Went menemukan bahwa ada suatu senyawa yang menjadi penyebab pembengkokakan koleoptil ke arah sisi cahaya. Auksin memiliki beberapa jenis yaitu asam fenil asetat atau PAA yang dapat ditemukan pada banyak jenis tanaman, IBA atau asam indolbutirat yang dapat ditemukan pada berbagai jenis dikotil dan pada daun jagung selain itu ada pula 4-kloro indolasetat atau 4-kloro kacangan yang dapat ditemukan pada benih kacang – kacangan yang masih muda.

Nama hormon Auksin, sekarang lebih dikenal dengan nama Asam Indole Asetat (IAA) tapi masih ada beberapa ahli yang menamakannya auksin. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu auxien yang artinya meningkatkan.

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesis protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda, dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988). Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

Auksin telah terbukti menjadi sinyal koordinatif dasar perkembangan tumbuhan. Davy dan Buchner (2006), yang menyatakan auksin dapat dianggap sebagai pengganti sistem saraf untuk tumbuhan. Perhatikan bahwa mereka dapat mengatur hormon lainnya, mengatur semua tahap perkembangan tumbuhan, dan bertindak sebagai penyeimbang untuk pembangunan organ tumbuhan dan struktur lainnya.

Hormon auksin bekerja dengan cara memacu jenis protein tertentu yang ada pada membran plasma sel tumbuhan, hal ini berguna untuk memompa ion H+  ke dinding sel. Selain itu, keberadaan hormon auksin juga berperan dalam menginisiasi pemanjangan sel. Ion H+ sendiri memiliki peran dalam mengaktifkan enzim tertentu untuk memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel.

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Pola transportasi aktif Auksin melalui tumbuhan yang kompleks, dan auksin biasanya bertindak bersama dengan (atau oposisi terhadap) hormon tumbuhan lainnya. Sebagai contoh, rasio auksin sitokinin dalam jaringan tumbuhan tertentu menentukan inisiasi akar dibandingkan tunas kuncup. Akibatnya, tumbuhan dapat (secara keseluruhan) bereaksi pada kondisi eksternal dan menyesuaikan diri dengan mereka, tanpa memerlukan sistem saraf.

Anggota paling penting dari keluarga auksin adalah asam indol-3-asetat (IAA). Ini menghasilkan mayoritas efek auksin pada tumbuhan secara utuh, dan merupakan auksin asli paling ampuh. Namun, molekul IAA secara kimiawi labil dalam larutan air, sehingga IAA tidak dapat diterapkan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tumbuhan. IAA ini mempunyai beberapa sifat, yaitu: molekul organiknya kecil, mudah larut, mampu melintasi membran, terdistribusi asimetrik. IAA berpengaruh terhadap pertumbuhan batang ke atas dan akar ke bawah. IAA merupakan auksin utama dalam tubuh tumbuhan yang disintesa dari asam amino dengan bantuan enzim IAA-oksidase. Hasil sintesa tersebut menghasilkan auksin dengan konsentrasi yang lebih rendah, diantaranya IAN (Indolaseto nitril), TpyA (asam Indolpiruvat) dan IAAId (Indolasetatdehid). Pada fase reproduktif, hormon auksin lebih banyak ditemukan dalam serbuk sari, buah dan biji.

Salah satu hal yang memberi pengaruh cara kerja hormon auksin adalah cahaya matahari. Hormon auksin akan aktif ketika tidak terkena cahaya dan berlaku pula pada hal yang sebaliknya.

Ketika tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin yang ada tidak akan aktif sehingga proses pemanjangan tumbuhan menjadi terhambat. Hal ini juga menjadi alasan kenapa ada beberapa tumbuhan yang tumbuh membelok ke arah sisi yang terkena cahaya.

Dalam membedakan antara tumbuhan mana yang banyak memliki hormon auksin atau tidak, anda harus mengetahui sedikit banyak mengenai fisiologi tanaman serta bentuk dari tanaman itu sendiri. Hal ini akan membantu anda untuk dapat memahaminya.

Pada jenis tanaman yang diletakkan di area yang terang, maka tingkat pertumbuhannya menjadi lebih lambat. Tanaman tersebut umumnya memiliki batang dengan tekstur yang kuat dengan warna yang segar dan bewarna kehijauan.

Hal ini disebabkan oleh hormon auksin yang kinerjanya di hambat oleh sinar dari matahari. Berbeda lagi bagi tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap, maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan cepat. Tekstur batangnya lemah dengan warna yang pucat berwarna kekuningan. Hal ini terjadi karena kinerja dari hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.

Auksin yang dikombinasikan dengan giberellin bisa memacu pembelahan sel pada kambium pembuluh. Hal ini dapat mendukung pertumbuhan diameter pada batang tanaman. Selain itu, auksin yang dikombinasikan dengan giberellin dapat pula memacu pertumbuhan jaringan pembuluh seperti jaringan parenkim dan jaringan meristem.

Ada beragam teknik untuk mengaplikasikan auksin pada tanaman kita, dan hal itu tergantung dari tujuan kita. Aplikasi yang paling sederhana dan alami adalah dengan melakukan pemangkasan bagian-bagian dari tanaman, misalnya cabang-cabang.

Memangkas cabang-cabang samping dapat merangsang tanaman untuk tumbuh lebih tinggi. Sebaliknya, memotong poros pusat atau batang utama tanaman menyebabkan reaksi tanaman menjadi tumbuh dengan lebih banyak cabang samping dan batang lebih tebal (berisi) - dengan banyak cabang, berarti juga daun-daun lebih banyak, dan sebagainya.

Fungsi Hormon Auksin
Auksin memainkan peran penting dalam koordinasi banyak pertumbuhan dan proses perilaku dalam siklus hidup tumbuhan. Selain fungsi definitif peninggian pucuk dibawah kondisi yang tepat, auksin juga mempengaruhi fototropisme (pertumbuhan batang menuju cahaya).


Manfaat hormon auksin banyak digunakan dalam pemberdayaan tanaman. Perannya sangat penting dalam menghasilkan tanaman yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalkan saja manusia yang ingin mengkonsumsi manfaat buah-buahan seperti semangka namun enggan untuk memilah-milah bijinya, maka peranan buah auksin membantu memenuhi keinginan tersebut. Tidak hanya untuk mengurangi pertumbuhan biji, namun fungsi utamanya justru memaksimalkan pertumbuhan. Tanpa auksin, tumbuhan tersebut akan susah tumbuh. Sehingga hormon auksin ini bisa digunakan para petani untuk meningkatkan hasil panennya. Berikut ini manfaat dari hormon auksin:

-Membantu proses tumbuhnya batang juga pada bagian akar.
Auksin diproduksi di tunas atau pucuk lalu diangkut ke bawah untuk pemanjangan akar. Hanya pada konsentrasi 0,9 g/l auksin dapat bekerja secara maksimal, jika sudah melewati batas akan secara otomatis menghambat pemanjangan sel batang. Penghambatan ini disebabkan kadar auksin yang sudah lebih lalu mensintesis ZPT (hormon) lain yaitu etilen yang memiliki fungsi berlawanan dengan auksin.

Pemanjangan akar dan pembentukan cabang akar juga dipengaruhi oleh aktivitas auksin. Batang tanaman yang dipotong dan direndam dalam larutan mengandung auksin akan terstimulasi untuk membentuk akar baru. Dalam kultur jaringan, auksin dalam kadar lebih tinggi dari sitokinin digunakan untuk menumbuhkan akar pada kalus.

Auksin menginduksi pembentukan akar baru dengan memecah akar dominasi apikal disebabkan oleh sitokinin. Namun, konsentrasi tinggi auksin menghambat pemanjangan akar dan bukannya meningkatkan pembentukan akar adventif. Penghapusan ujung akar dapat menyebabkan penghambatan pembentukan akar sekunder.

Akar lateral atau akar sekunder pada tumbuhan dikotil berperan memperkokoh tegaknya tumbuhan dan melekatkan tubuh pada media tanam serta menyerap air dan unsur hara. Sementara akar liar terdapat pada tumbuhan monokkotil yang berfungsi menggantikan posisi akar primer untuk melekatkan tubuh tumbuhan ke media tanam, serta menyerap unsur hara dan air. Pembentukan akar lateral dan akar liar ini dirangsang oleh hormon auksin.

-Membantu proses pembelahan pada sel tumbuhan.
Auksin merangsang pembelahan sel jika sitokinin hadir. Ketika auksin dan sitokinin diaplikasikan pada kalus, perakaran dapat dihasilkan jika konsentrasi auksin lebih tinggi dari konsentrasi sitokinin sementara jaringan xilem dapat dihasilkan ketika konsentrasi auksin sama dengan sitokinin.

-Mematahkan dominansi apikal atau pucuk.
Hal ini merupakan sebuah kondisi dimana pucuk tanaman atau bisa pula akar tanaman tidak lagi dapat berkembang.

Dominansi apikal adalah peristiwa dimana pertumbuhan tunas apikal (ujung) akan menghambat pertumbuhan tunas lateral (samping). Auksin yang dihasilkan dalam jumlah tinggi di ujung batang akan mempengaruhi produksi gas etilen di tunas lateral, etilen akan menyebabkan tunas lateral mengalami dormansi (tidak aktif). Apabila tunas apikal dipotong, tunas lateral akan tumbuh karena etilen tidak lagi diproduksi.

Hormon auksin yang tumbuh pada tunas apikal (ujung) akan menghambat tunas lateral (samping). Jika tunas apikal ini dipotong maka tunas lateral akan berkembang menumbuhkan daun.

-Mempercepat proses perkecambahan.
Dominansi benih akan dipatahkan oleh auksin serta merangsang perkecambahan benih pada tanaman. Meningkatkankan kuantitas panen dapat dilakukan dengan cara perendaman benih dengan hormon auksin.
Kadar auksin pada tiap tanaman berbeda. Pada tanaman jenis stek hormon ini sangat berfungsi untuk memanjang akar dan tunas. Selain pada tunas, hormon auksin dapat ditemukan pada embrio biji. Contohnya pada manfaat tauge yang ditanam dari biji kacang hijau bisa tumbuh dan efektif jika di tempat gelap.
Tanaman yang tumbuh dengan biji berkecambah akan cepat tumbuh dengan hormon auksin ini. Kondisi ini akan membantu petani untuk mempercepat pertumbuhan tanamannya, selagi kondisi dan manfaat tanah masih sangat subur.

-Mempercepat proses pematangan buah.
Buah yang disemprot dengan auksin akan berkembang menjadi lebih besar dibandingkan buah normal. Apabila transport auksin terganggu, pertumbuhan buah tidak akan berjalan sempurna sehingga bentuknya menjadi abnormal.

-Mempengaruhi pembentukan gas etilen.
Gas etilen adalah hormon berbentuk gas yang dihasilkan oleh tumbuhan dan berfungsi dalam pemasakan buah.

Etilen disebut juga ethene, Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Jika buah tua yang masih berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup dan dibiarkan beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna kuning sampai merah. Dalam hal ini terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning sampai merah pada buah karena keluarnya gas etilen dari buah tersebut.

Auksin dalam kadar tinggi akan mempengaruhi pembentukan etilen, namun auksin dalam kadar rendah justru menghambat produksi gas tersebut. Auksin dapat diaplikasikan untuk menghambat pematangan buah dengan cara menghambat produksi etilen. Penghambatan pematangan buah penting dalam kegiatan distribusi untuk menghindari kerusakan dan pembusukan di jalan.

-Pembentukan sel dinding primer.
-Merangsang kambium dalam pembentukan jaringan xilem dan floem.
Apabila tumbuhan terluka atau rusak, auksin akan mempengaruhi jaringan meristematik untuk berdiferensiasi dan menghasilkan jaringan-jaringan baru seperti xilem dan floem.

Selain berperan dalam pertumbuhan primer, auksin juga berperan dalam pertumbuhan sekunder dengan memengaruhi pembelahan di pembuluh kambium. Aktivitas ini akan membentuk pertumbuhan pembuluh angkut sekuder. Dengan demikian, pertumbuhan sekunder atau pertumbuhan batang juga dipengaruhi oleh auksin.

-Mengurangi jumlah biji.
Hormon auksin ini juga digunakan untuk mengurangi tanaman buah untuk mengurangi jumlah biji pada buahnya. Jika kita tahu semangka tanpa biji, tanamannya sebelumnya disuntikkan hormon auksin agar jumlah bijinya berkurang.

-Menghambat terjadinya kerontokan buah.
-Menghambat terjadinya kerontokan pada daun.
Selain manfaat auksin yang sudah dibahas, fungsi yang lain adalah merangsang kambium. Hal ini untuk menumbuhkan xylem dan floem dan membentuk dinding sel primer (yang pertama kali dibentuk), serta memelihara elastisitas dinding sel. Karena hormon ini untuk pertumbuhan maka akan menghambat rontoknya buah dan daun.

-Membantu proses pembuahan pada tumbuhan tanpa dibarengi dengan penyerbukan atau yang sering juga disebut dengan partenokarpi.
Penambahan hormon auksin pada tumbuhan akan membentuk buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar akan meningkatkan penyerapan manfaat air dan mineral pada tanaman. Pada pembungaan, auksin hanya berperan sedikit dalam menghambat penuaan bunga.

Suatu percobaan dilakukan menyemprotkan rendaman air benih ke tumbuhan yang sedang berbuah. Hasilnya ialah pertumbuhan akan meningkat. Sementara percobaan lain dilakukan dengan menyemprotkan auksin sintesis ke tumbuhan yang sedang berbunga dan hasilnya terbentuk buah tanpa biji karena tidak terjadi penyerbukan.

-Menjaga keelastisan dinding sel.
-Berperan dalam fototropisme.
Fototropisme adalah gejala gerak tumbuhan yang seolah- olah bergerak menuju mendekati ke arah sumber cahaya. Peristiwa ini merupakan akibat dari kerja hormon auksin. Sifat auksin yang rusak jika terpapar cahaya. Sehingga peristiwa fototropisme terjadi apabila suatu batang tumbuhan terpapar cahaya yang tidak seimbang. Pemcahayaan yang tidak merata pada ujung batang tumbuhan membuat auksin pada salah satu sisi batang yang terkena cahaya menjadi rusak. Sementara sisi auksin pada sisi batang lainnya tidak rusak karena tidak terkena cahaya. Denga demikian terjadi ketimpangan auksin pada ujung batang. Dengan demikian, pemanjangan sel hanya terjadi pada sisi batang yang tak terpapar cahaya. Sementara pada sisi lainnya auksin dihambat. Dengan demikian, pertumbuhan ujung batang akan membengkok seolah- olah mendekati sumber cahaya.

-Mempengaruhi pemanjangan sel.
Auksin disintesis pada daerah meristem apikal. Auksin akan diditribusikan menuruni daerah meristem ke daerah elongasi oleh jaringan parenkim. Di daerah elongasi inilah auksin akan mempengaruhi permeabilitas sel- sel agar memanjang. Daerah pemanjangan merupakan kumpulan sel yang terdesak oleh sel-sel baru dari meristem. Daerah ini penting karena merupakan titik pertumbuhan primer pada tumbuhan.

Auksin diproduksi di ujung akar dan ditrasfer ke daerah pemanjangan sel. Di daerah tersebut auksin akan mempengaruhi elastisitas dinding sel dan menyebabkan air masuk ke dalam sel. Dinding yang lebih elastis dan tekanan turgor yang betambah (akibat masuknya air), menyebabkan sel mengalami pemanjangan.

Auksin merangsang pemanjangan sel. Ini merangsang faktor, seperti elastins, untuk melonggarkan dinding sel dan memungkinkan pemanjangan ini. Kondisi dasar untuk menentukan suatu zat sebagai auksin adalah kemampuannya untuk meningkatkan laju pemanjangan batang bawah dengan kondisi yang tepat.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.

Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik dan bukan hara tanaman. Senyawa ini aktif dalam kosentrasi rendah yang bersifat merangsang, menghambat, atau merubah proses fisiologis tanaman secara kuantitatif atau kualitatif (Belakhir et al., 1998). Tingkat konsentrasi dan penggunaan jenis zat pengatur tumbuh tertentu sehingga dijadikan komponen medium mengatur arah pertumbuhan suatu tanaman (Karjadi dan Buchory, 2007; Nisa et al., 2011). Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima golongan, yaitu auksin, sitokinin, giberalin, etilen  dan asam absisat dengan ciri khas dan proses fisiologis yang berbeda-beda (Trisna et al., 2013).

Tanaman secara alami mampu memproduksi ZPT sendiri (endogen) untuk mendukung pertumbuhannya. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga bisa dipengaruhi oleh hormon dari lingkungannya (eksogen). Hormon eksogen inilah merupakan hormon pertumbuhan tanaman buatan manusia (sintetik) yang memiliki peran sama seperti hormon endogen. Saat ini sudah banyak tersedia produk-produk yang dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh, baik yang terbuat dari bahan kimia maupun organik.

“Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia banyak ditemukan senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon tanaman.”

ZPT memiliki peran yang penting dalam dunia pertanian. Pemahaman mengenai jenis, fungsi dan dosis penggunaan hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah hal yang perlu diketahui khususnya bagi petani karena penggunaan ZPT tersebut harus diberikan dengan tepat. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam dosis sedikit saja mampu memberikan efek atau reaksi secara biokimia, fisiologis dan morfologis bagi tanaman budidaya. ZPT bukan termasuk hara atau nutrisi, perbedaan terletak pada fungsi, bentuk maupun senyawa penyusunnya.

Berdasarkan sumbernya, zat pengatur tumbuh dapat diperoleh secara alami atau sintetik. Contoh zat pengatur tumbuh alami yaitu air kelapa, urin sapi dan ekstraksi dari bagian tanaman (Leovici et al., 2014). Contoh zat pengatur tumbuh sintesis adalah Asam Asetat (IAA), Indol Asam Butirat (IBA), Naftalen Asam Asetat (NAA) dan 2,4 D Dikhlorofenoksiasetat (2,4-D), Gibberellic Acid (GA)1, GA2, GA3 dan GA4 (Hendaryono dan Wijayani, 2012; Istomo dan Kiswantara, 2012). Semua giberalin bersifat asam makanya dinamakan asam giberalat (GA) yang dinomori untuk membeda-bedakannya (Salisbury dan Ross, 1995).

Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.

Aplikasi hormon Auksin
Penggunaan auksin pada tumbuhan terlihat dari respon akan peningkatan laju pertumbuhan pada tanaman yang terjadi pada konsentrasi yang optimal. Respon lainnya adalah terjadinya penurunan pertumbuhan yang terjadi pada konstrasi terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah.


Auksin bisa kita buat secara kimiawi, atau diproduksi secara alami (biologis) oleh tanaman. Dalam sintesis biologis, hormon alami diwakili oleh simbol IAA (indoleacetic acid). Adapun auksin versi kimiawi dikenal dengan NAA (naphthalene acetic acid) dan IBA (indolebutynic acid).

Hingga sekarang auksin sintetis telah banyak digunakan secara luas dan telah banyak diperjual belikan untuk urusan pertanian dan tidak hanya digunakan untuk keperluan laboratorium, melainkan juga dapat digunakan dalam aplikasi di lapangan.

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersial di bidang pertanian, di mana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respons terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Adapun pengalikasian auksin buatan/sintesis biasanya dilakukan dengan pencelupan bibit ke larutan hormon, penyemprotan atau pengolesan hormon pada batang tanaman yang dipotong untuk merangsang tumbuhnya akar untuk tanaman baru.

Hormon auksin dapat disemprotkan ke bagian bawah daun, disiram ataupun dikocor ke akar. Namun auksin adalah fitohormon yang sebenarnya dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil. Ada dosis-dosis yang perlu diperhatikan ketika ingin memberikan hormon auksin. Kebutuhan auksin pun berbeda tiap tanaman. Kelebihan aplikasi auksin sintesis dapat membuat perilaku tumbuh tanaman menjadi tidak normal.

Bahaya Auksin dengan Dosis Tinggi
Auksin tidak selalu memberikan manfaat bagi tanaman. Selain manfaat auksin, ada juga bahaya yang bisa di timbulkan dari pemberian hormon auksin ini. Ketika pemberian auksin melebihi dosis, Auksin mengkoordinasi banyak pertumbuhan dan perilaku siklus hidup tumbuhan. Peran manusia dalam penggunaan auksin ini salah satunya sebagai herbisida. Ini dapat mengganggu keseimbangan dan pertumbuhan alami tanaman. Selain itu dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal sel-sel matang dan mencegah pembentukan sel-sel baru. Akibatnya justru tanaman tersebut akan terhambat pertumbuhannya.

Auksin yang digunakan dalam konsentrasi tinggi memiliki kontaminan dioksin yang berbahaya bagi manusia dan itu dapat dihindari. Penggunaan hormon ini dalam dosis tinggi akan merangsang produksi etilen untuk menghambat pertumbuhan elongasi, penyebab jatuhnya daun dan dapat membunuh tumbuhan. Oleh karena itu, pemberian hormon auksin perlu disesuaikan dengan dosis yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi tanamannya. Sehingga dibutuhkan uji masing-masing tanaman yang akan di berikan auksin untuk menyesuaikan berapa dosis auksin yang di butuhkan.

Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan asam 2,4,5-trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) dapat digunakan sebagai herbisida. Tumbuhan berdaun lebar (dikotil) seperti dandelion jauh lebih rentan terhadap auksin dibandingkan tumbuhan sempit-daun (monokotil) seperti rumput dan tumbuhan sereal.


Demikian ulasan mengenai hormon Auksin pada tumbuhan. Terima kasih bagi  yang sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung dan membaca artikel ini. Semoga artiel ini  bermanfaat serta bisa menjadi refrensi buat anda semua.



beli sekarang

*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...