Wednesday, 21 November 2018

Manfaat dan Fungsi lemak (Lipid) pada Tumbuhan serta Penjelasannya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
          Manfaat dan Fungsi lemak (Lipid) pada Tumbuhan

Pengertian Lemak

Lemak atau biasa juga disebut lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter, dan karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform atau eter. Lipid dibagi menjadi beberapa kelas. Tiap kelas memiliki fungsi biologi spesifik. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar bagi hampir semua organisme. Lipida polar, golongan lipida yang lain merupakan komponen utama membran sel, yaitu tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolik. Membran melindungi sel dari lingkungan dan memungkinkan adanya kompartemen-kompartemen untuk  aktivitas metabolik. Membran bukan hanya sekedar kulit pembungkus sel yang bersifat inert, membran mengandung banyak enzim yang penting dan sistem transport. Pada permukaan luar membran sel terletak banyak sisi pengenalan atau reseptor yang berbeda-beda, yang dapat mengenali sel lain, mengikat hormon tertentu, dan merasakan berbagai isyarat lain dari lingkungan luar.

Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida,digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Fungsi utama cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini merupakan salah-satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan. Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian karbohidrat.

Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak. Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah menjadi gula dan diangkut untuk pertumbuhan kecambah.

Asam lemak pada tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan minyak. Lemak dan minyak yang tergolong lipida berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel, sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber energi. Selain dalam bentuk minyak dan lemak, asam lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa lapisan pelindung pada epidermis batang, daun dan buah. (Estiti, 1995).

Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam jumlah yang relatip besar dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam buah dan bijibijian (Estiti, 1995). Cadangan ini tersimpan dalam endosperm atau perisperm dalam bentuk lipid dengan kandungan yang beragam.

Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang menyimpan minyak. Tubuh minyak ini dinamakan vakuola*) berisi lipid, sebagai sferosom yang dikelilingi satuan membran. (Salisbury dan Ross, 1995).

Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether.

Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.

Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.

Pada tumbuhan lemak terdapat dalam bentuk :
- fosfolipid dan glikolipid.
- lilin.
- kutin.
- suberin.

Lemak disimpan dalam beberapa organ antara lain :
- biji (terutama pada biji).
- buah.
- dan umbi.

Timbunan lemak pada biji terdapat dalam sitoplas dan juga pada koletidon atau endosperm yang dinamakan sferosom.

Lemak dan minyak selalu disimpan dalam benda khusus di sitosol dan sering terdapat ratusan sampai ribuan benda di tiap sel penyimpan. Benda ini disebut benda lipid, sferosom dan oleosom. Sebutan oleosom lebih banyak digunakan untuk menyatakan benda yang mengandung minyak dan agar mudah membedakannya dengan peroksisom dan glioksisom. Sedangkan istilah sferosom telah lama digunakan untuk menerangkan organel yang mengandung sedikit lemak. Sferosom mempunyai membran tipis yang memisahkan trigliserid dari cairan sitoplas.

Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Lemak yang disimpan dalam biji tidak diangkut dari daun, tetapi disintetis in situ dari sukrosa atau gula terangkut lainnya. Kalaupun daun memproduksi lemak dan minyak namun pemindahannya ke buah tidak dapat melalui floem dan xilem karena tidak larut dalam air.

Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Yang terdiri dari :
- asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksiltunggalnya menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol.
- Dengan tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida.

Sifat Lemak
Sifat lemak umumnya ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung ikatan rangkap.

Sifat Fisik dan Kimia
Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar. Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)

Sifat Fisika
Rantai karbon asam lemak membentuk pola zigzag jika dibentangkan, seperti terjadi terjadi pada suhu rendah. Pada suhu tinggi sebagian ikatan akan mengadakan rotasi sehingga menyebabkan pemendekan rantai. Hal ini dapat menjelaskan mengapa biomembran menjadi lebih tipis seiring dengan meningkatnya suhu.

Asam lemak jenuh yang memiliki rantai karbon pendek, misalnya asam butirat (C3H7COOH) mempunyai titik leleh yang rendah, yaitu -7,9. Ini berarti bahwa asam butirat berupa zat cair pada suhu kamar. Berbeda halnya dengan asam lemak jenuh yang memiliki rantai karbon panjang, misal asam palmitat (C15H31COOH) mempunyai titik leleh tinggi, yaitu 64 berupa zat padat pada suhu kamar. Jadi, makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik lelehnya.

Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh mempunyai titik leleh lebih rendah. Misalnya, asam linolenat yang memiliki titik leleh -11 dan asam arakhidonat yang memiliki titik leleh -50. Selain itu, pada asam lemak tak jenuh, semakin banyak jumlah ikatan rangkapnya, semakin rendah titik lelehnya. Hal ini terlihat pada titik leleh asam linolenat yang lebih rendah daripada titik leleh asam oleat. Asam linonenat memiliki titik leleh lebih rendah karena jumlah ikatan rangkapnya yang lebih banyak daripada asam oleat, walaupun keduanya memiliki panjang rantai karbon yang sama.

Pengaruh kejenuhan dan tak kejenuhan pada titik leleh menjadi jelas bila dilihat dari model pengisian ruangnya. Model trigliserida menunjukan keadaan yang benar-benar jenuh. Rantai jenuh yang panjang ini memiliki konformasi yang memanjang. Dengan demikian, struktur ini dapat disusun dengan cukup teratur, seperti dalam kristal. Dengan demikian, trigliserida jenuh biasanya berwujud padat pada suhu kamar.

Akibat dari masuknya satu ikatan rangkap cis dalam salah satu rantai menyebabkan rantai seperti ini di dalam molekul atau pun di dalam molekul itu sendiri bila saling berdekatan tidak akan dapat berjajar dalam susunan kristalin. Jadi, asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap ini tidak dapat berjajar dengan baik dalam susunan kristalin. Dengan demikian, semakin banyak ikatan rangkap dalam suatu asam lemak, maka semakin tidak beraturan strukturnya.

Kelarutan asam lemak berkurang dengan bertambahnya panjang rantai karbon. Asam butirat larut dalam air. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, oleat, dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linolenat memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air. Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol panas.

Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air, maka akan terionisasi sebagian dan melapaskan ion H+. Persamaannya adalah sebagi berikut:
R-COOH « R-COO- + H+
Asam lemak juga dapat bereaksi dengan basa membentuk garam, dengan persamaan:
 R-COOH + NaOH « R-COONa + H2O
Garam natrium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun.
Asam lemak tidak jenuh dapat bereaksi dengan halogen, seperti iodium dan klorida. Oleh karenanya, halogen ini dapat dipakai untuk titrasi dalam penentuan banyaknya ikatan rangkap.

Fungsi Lipid Secara Umum
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.

Kebanyakan lemak alami seperti minyak olive, mentega dan lemak makanan lainnya merupakan campuran dari triasil gliserol sederhana dan campuran yang mengandung berbagai jenis asam lemak berbeda dalam panjang rantai dan derajat kejenuhan.

Triasilgliserol terutaama berfungsi sebagai lemak penyimpan. Pada hampir semua sel hewan dan tumbuhan, triasilgliserol tedapat sebagai tetes minyak mikroskopi, terdispersi dan teremulsi dari sitosol dengan halus. Pada adiposit yaitu sel khusus pada jaringan pengikat hewan, sejumlah besra triasilgliserol disimpan sebagai tetes lemak yang hampir mengisi ssseluruh volume sel. Sel lemak ditemukan dalam jumlah besar di bawah kulit, rongga abdominal,dan di dalam kelenjar susu kambing. Pada orang yang gemuk, beberapa kilogram triasilgliserol disimpan di dalam sel lemak tubuh, cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dasar/basal tubuh selama beberapa bulan. Sebaliknya tubuh dapat menyimpan dalam jumalh lebih sedikit dari energi harian dalam bentuk glikogen. Triasilgliserol beradaptasi lebih baik daripada glikogen, sebagai bentuk penyimpan energi. Molekul ini tidak hanya bisa disimpan dalam jumlah besar dan dalam bentuk yang hampir murni tidak terhidratasi, akan tetapi juga menghasilkan dua kali jumlah energi yang diberikan karbohidrat.

Fungsi lipid pada tumbuhan secara sederhana dan singkat:
-Sebagai penyusun struktur membran sel.
-Lipid berperan sebagai pengatur aliran-aliran material dalam sel.
-Lipid sebagai sumber asam lemak esensial.
-Sebagai sumber energi metabolik serta cadangan energi.
-Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa.
-Sebagai hormon dan vitamin.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...