Thursday, 10 January 2019

Kreasi Usaha: Berbagai ragam Manfaat Daun Sirsak Sebagai Pestisida Nabati


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Manfaat Daun Sirsak Sebagai Pestisida Nabati

Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak tumbuh di pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kira- kira 1000 m dari permukaan laut. Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multi khasiat. Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah dan sari buah, sirup dan dodol sirsak.

Daun sirsak mengandung senyawa kimia dari golongan annanoin dan resin yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama thrips. Selain hama thrips, daun sirsak juga dapat dijadikan pestisida untuk beberapa hama lain seperti wereng, belalang, ulat dan banyak lagi.

Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padahal jika dikaji lebih dalam penggunaan pestisida kimia mempunyai dampak negatif bagi kehidupan baik tanaman, hewan, maupun manusia. Hal ini karena pestisida sintetik (kimia) dapat menimbulkan dampak residu dan mengakibatkan terjadinnya pencemaran pada tanah, air dan udara (rina, 2007).

Tidak dapat dipungkiri, dampak pemakaian pestisida sintetis/kimia pada produksi pertanian telah  menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan, mulai dari munculnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, maupun kasus keracunan yang berakhir pada kematian. Tak hanya itu, pemakaian pestisida kimia secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan keseimbangan ekologis terganggu. Selain menyebabkan revolusi genetis pada hama-hama tertentu, dimana mereka menjadi tahan terhadap hama, juga dapat membunuh predator-predator alami yang bermanfaat bagi pertanian.

Mengacu pada hal tersebut maka salah satu solusi yang ditempuh adalah dengan penggunaan pestisida nabati yang sifatnya ramah terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaan pestisida nabati dinilai sangat ekonomis karena bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati mudah diperoleh dan biaya yang dibutuhkan relatif murah, sehingga petani dapat menekan biaya produksi.

Secara ekonomis bila dibandingkan dengan pestisida kimia, biaya penggunaan pestisida nabati relatif lebih murah. Selain itu pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Dari sisi lain, pestisida nabati mempunyai keistimewaan yaitu bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif lebih aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah terurai.

Dalam upaya pengembangan pestisida nabati, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Mudah didapat,  bahan baku cukup tersedia, berkualitas, kuantitas dan kontinuitas terjamin.
-Mudah dibuat ekstrak, sederhana dan dalam waktu yang tidak lama.
-Kandungan senyawa pestisida harus efektif pada kisaran 3-5 % bobot kering bahan.
-Selektif.
-Bahan yang digunakan bisa dalam bentuk segar/kering.
-Efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya.
-Sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis).
-Budidayanya mudah, tahan terhadap kondisi suhu optimal.
-Tidak menjadi gulma atau inang hama penyakit.
-Bersifat multiguna.


Tanaman sirsak (Annona muricata, L) sangat potensial sebagai pestisida nabati. Daun dan biji sirsak dapat berperan sebagai insektisida, larvasida, revellent (penolak serangga), dan antifeedant (penghambat makanan) dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama-hama lainnya. Kandungan aktif yang terdapat pada sirsak yaitu buah yang mentah, biji, daun dan akarnya mengandung senyawa kimia annonain yang bersifat racun pada serangga (Agus Kardinan. 2002 ).

Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya (Septerina, 2002). Senyawa acetogenins ini tidak hanya terkandung pada buah, tetapi juga hampir seluruh bagian pada tanaman sirsak baik itu daun, batang, akar maupun bijinya.

Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik, dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin (Shidiqi dkk., 2008). Kandungan acetogenins yang ada pada ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Senyawa acetogenin bersifat sebagai toksin yang dapat meracuni sel-sel lambung (A. Tenrirawe. 2011 ).


Senyawa aktif dari daun sirsak diantaranya yaitu tanin dan acetogenin sebagai pestisida akan mulai bekerja ketika sampai di usus. Tanin menghambat aktivitas enzim pada saluran pencernaan serangga sedangkan senyawa acetogenin meracuni sel-sel saluran pencernaan akhirnya serangga uji mengalami kematian. Menurut Dadang (1999), tanin merupakan senyawa yang dapat menghambat ketersedian protein dengan membentuk kompleks yang kurang bisa dicerna oleh serangga, sedangkan menurut Mulyaman, dkk (2000).

Menurut Mitsui et al. (1991), bahwa squamocin yang terkandung dalam daun sirsak mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel, sehingga menyebabkan gradien proton terhambat dan cadangan energi tidak dapat membentuk ATP. Bulatacin diketahui menghambat kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase yang diperlukan dalam reaksi respirasi di mitokondria (Panji, 2009).

Rislansyah (2000), membuktikan hasil penelitiannya, bahwa ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk membunuh jentik Anopheles aconitus dengan tingkat kematian sebesar 100%.

Cara sederhana cara membuat pestisida dari daun sirsak:
-50-100 lembar daun sirsak ditumbuk sampai halus.
-Hasil tumbukan daun direndam dalam 5 liter air dan 15 gr detergen (sabun colek atau lainnya).
-Diamkan rendaman selama 12 jam (semalam).
-Saring dengan kain halus.
-Tiap 1 liter larutan diencerkan dengan 10-15 liter air atau 1 tangki sprayer diberi 1 liter larutan.
-Semprotkan pada tanaman.


Pemakaian pestisida alami dengan penggunaan dan dosis yang benar, tidak saja bisa mengurangi hama, tapi juga mengurangi biaya produksi karena bahan dasar pestisida alami dapat dibudidayakan dan dibuat setiap saat sesuai kebuthan, dan yang penting adalah tidak mencemari lingkungan. Pestisida alami bersifat mengurangi serangan hama, bukan membunuh. Oleh karenanya pestisida alami tidak akan membunuh predator alami hama tersebut. Cara kerjanya adalah mengusir hama dengan tertentu ataupun mengandung zat kimi tertentu yang dapat menghilangkan nafsu makan hama.

Keuntungan menggunakan pestisida nabati organik selain untuk menghemat biaya produksi, juga aman digunakan untuk lingkungan, hasil panen yang diproduksi juga lebih aman dikonsumsi. Namun pestisida nabati sangat mudah terdegradasi oleh alam, maka dari itu pemberian pestisida nabati harus lebih sering terutama pada musim hujan.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...