Loading...
Tungau adalah hawan yang berukuran kecil (tungkai delapan)
dan merupakan subordo dari Acarina. Perlu diketahui bahwa tungau berbeda dengan
kutu, walaupun tungau dan kutu memiliki ukuran yang sama-sama kecil akan tetapi
berbeda. Kutu itu sendiri lebih dimasukan atau dikategorikan sebagai serangga
(insecta), sedangkan tungau lebih didekatkan atau dikategrorikan laba-laba.
Hama tungau suka bergerombol yang menjadi anggota superordo
Acarina. Dan hingga saat ini terdapat puluhan jenis tungau yang sudah
ditemukan, tetapi taksonomi tungau belum stabil karena masih ditemukan banyak
perubahan.
Tungau dapat menetas atau berkembang biak dalam waktu 3 hari
dengan kondisi kering dengan suhu optimal 27°C , satu induk tungau betina dapat
bertelur hingga 20 butir telur per hari dan memiliki masa hidup 2 sampai 4
minggu dan juga satu indukan tungau dapat menetaskan ratusan telur.
Perkembangan tungau terjadi sangat cepat, tungau dapat dewasa secara seksual
hanya dalam waktu lima hari saja. Dan perlu diketahui bahwa satu indukan tungau
bisa berkembang biak hingga satu juta ekor hanya dalam waktu satu bulan. Dengan
tingkat reproduksi (berkembang biak) yang sangat cepat memungkinkan tungau
untuk beradaptasi hingga dapat bertahan dari pestisida, hal ini menyebabkan
sangat sulit untuk mengendalikan hama tungau dan penggunaan pestisida yang sama
secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama.
Perkembangbiakan tungau bersifat diploid dan haploid. Tungau
betina bersifat diploid dan tungau jantan bersifat haploid. Dengan kata lain,
telur yang dibuahi oleh tungau jantan akan menghasilkan tungau betina dan
sebaliknya, apabila telur tidak dibuahi oleh tungau jantan maka akan
menghasilkan tungau jantan. Ketika melakukan perkawinan, tungau betina akan
menghindari terjadinya pembuahan pada beberapa butir telur untuk menghasilkan
tungau jantan. Telur yang dibuahi akan menghasilkan betina diploid. Sementara
telur yang tidak dibuahi akan menghasilkan tungan jantan haploid.
Hama ini menyerang tanaman pada berbagai musim karena
memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai habitat, seperti lumut, tanah,
rumput, bahkan hingga gudang penyimpanan. Tungau bersifat polyfag dan jenis
tanaman yang diserang antara lain kapas, kacang-kacangan, jeruk, tanaman hias
dan gulma terutama golongan dikotiledon, tanaman perdu, pohon-pohon besar,
tanaman hias seperti Hibiscus, Buddleya, ubi jalar, teh.
Serangan parah dapat terjadi pada musim kemarau. Hal ini
disebabkan karena hama tungau lebih cepat berkembang biak pada kondisi kering.
Disaat musim kemarau dan cuaca panas dengan suhu optimal 27° C telur-telur
tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari. Menjadi tungau dewasa secara seksual dalam
waktu 5 hari setelah menetas.
Hama tungau merusak tanaman pada bagian daun dengan menusuk
daun tanaman dan menghisap cairan yang terdapat pada daun tanaman. Sehingga
kerusakan yang diakibatkan oleh hama tungau tidak bisa diremehkan, dimana
bagian daun merupakan bagian penting pada tanaman untuk pengolahan makanan. Hama
tungau juga mampu beradaptasi pada berbagai macam habitat dan bisa menyerang
dan merusak semua jenis tanaman, Hama tungau kemungkinan juga dapat merusak
bagian batang dan bukan tidak mungkin menyerang bagian buah tanaman.
Tungau menyerang tangkai, daun dan buah. Tangkai yang
terserang akan berwarna seperti perunggu, pada permukaan atas daun terdapat
titik berwarna kuning atau cokelat. Serangan pada permukaan bawah daun
menyebabkan mesofil rusak sehingga transpirasi tanaman meningkat. Akibatnya,
banyak daun yang gugur pada musim kemarau. Serangan pada buah mengakibatkan
bercak-bercak kecil pada permukaan buah, kesegaran dan ukuran buah berkurang,
serta buah yang gugur meningkat. Gejala khas kerusakan kulit buah berbeda untuk
setiap jenis jeruk dan tingkat kemasaman buah. Pada grapefruit, lemon dan jeruk
nipis, serangan pada awal perkembangan buah menyebabkan warna keperak-perakan
pada kulit dan apabila serangan lebih parah mengakibatkan kulit buah bersisik.
Pada jeruk manis, serangan pada fase perkembangan buah mengakibatkan timbulnya
retakan-retakan coklat pada permukaan kulit, sedangkan pada fase pemasakan
buah, kerusakan pada kulit ini menyerupai russeting.
Terdapat dua jenis tungau yang umum menyerang tanaman
sayuran ataupun palawija, yaitu tungau teh kuning (Polyphagotarsonemus latus)
dan tungau merah (Tetranychus sp). Tungau merah berwarna kemerah-merahan),
sedangkan tungau teh kuning berwarna kuning transparan, dengan ukuran tubuh ±
0,25 mm. Gejala serangan ditandai dengan adanya warna tembaga di bawah permukaan
bawah daun, tepi daun mengeriting, daun melengkung ke bawah seperti sendok
terbalik, tunas daun dan bunga gugur. Tanaman inang dari hama tungau lebih dari
57 jenis tanaman dan beberapa di antaranya yaitu; buncis, cabai, kacang
panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria, semangka, dan terung. Jenis
tungau lainnya adalah Sugarcane stalk mite Steneotarsonemus bancrofti (Michael)
yang menyerang tanaman tebu dan sejenisnya dan tungau Tetranychus urticae (syn.
Tetranychus bimaculatus). Species tungau
(mite) lainnya yaitu; Tetranychus spp., Tetranychus urticae (syn. Tetranychus
bimaculatus), Tetranychus lintearius, Tetranychus macfarlanei, Tetranychus rooyenae,
Tetranychus turkestani, Tetranychus cinnabarinus,Polyphagotarsonemus latus,
Platytetranychus multidigituli, Oligonychus ununguis, Eriophyes emarginatae,
Eriophyid mite, Oligonychus pratensis, Petrobia latens, Aceria malherbae,
Aceria neobeevori, Eriophyes spp., Aceria chondrillae, Floracarus spp.,
Pyemotes tritici, Vasates quadripedes, Bryobia praetiosa, Nalepella halourga,
Pentamerismus taxi, dan lain-lain.
Hama tungau bersembunyi di balik daun. Hama tungau menyerang
tanaman dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil hingga
jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat
proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning
di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi
kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah
bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik. Bagian bawah daun berwarna
seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.
Tingkat perkembangbiakan hama tungau yang sangat cepat, halini
yang membuat petani kewalahan membasmi hama tungau. Karena itulah petani harus
melakukan pencegahan sejak dini, yakni dengan cara melakukan pengontrolan
tanaman secara rutin. Jika ditemukan gejala serangan, segera lakukan tindakan
penyemprotan pestisida.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...