Saturday, 12 January 2019

Kreasi Usaha: Berbagai ragam Manfaat Tembakau Sebagai Pestisida Alami


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Manfaat Tembakau Sebagai Pestisida Alami

Tuhan telah memberi karunia yang sangat besar kepada negara Indonesia berupa kesuburan tanah dan sumberdaya lainnya. Berbagai budidaya tanaman berupa pertanian tanaman pangan dan perkebunan holtikultura sangat mudah untuk ditemukan memungkinkan industri pertanian atau agro industri maupun wisata pertanian atau agrowisata berkembang pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagian besar pekerjaan rakyat Indonesia adalah petani, oleh karena itu sektor pertanian menjadi penting dan peningkatan pendapatan petani akan berdampak secara langsung terhadap bangsa Indonesia. Salah satu kendala yang dihadapi petani selain langkanya pupuk dan bibit juga masalah dalam pengendalian hama. Kesulitan dalam masalah pengendalian hama ini adalah mahalnya harga pestisida sintetik maupun organik. Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini, Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan.

Riset dan penelitian tentang pertanian atau perkebunan tengah digalakan menyangkut varietas unggul, pembibitan, rekayasa genetika, teknologi pengendalian hama termasuk dari sisi managerial dan pemasaran, tiada lain untuk lebih memaksimalkan hasil panen dalam rangka swadaya pangan maupun untuk meningkatkan kualitas untuk dapat bersaing dengan produk impor.

Hama merupakan organisme yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktifitas hidupnya, terutama aktifitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanaman dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali (Tim Bina Karya Tani. 2009: 63).

Adanya gangguan hama menyebabkan masyarakat tidak dapat melakukan budidaya tanaman. Sebenarnya sejak benih disebarkan hingga tanaman dipanen selalu dihadapkan kepada gangguan alami yang bersifat biotik maupun abiotik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil panen yang sesuai dengan kemampuan genetiknya seperti benih induk semula maka masyarakat harus mampu mencegah atau mengatasi terjadinnya gangguan pada tanaman tersebut. Di alam ada 2 golongan besar pengganggu tanaman yaitu biotik (gulma, penyakit tumbuhan, dan hama) dan abiotik (cuaca) (Sinaga, 2003).

Hasil penelitian Wachid (2003) dalam Wulandari (2013), Pestisida adalah bahan yang cocok untuk membasmi hama yang dapat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan hama dapat dicegah.

Pestisida adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Pengambilan nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran -cide (“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida umumnya memiliki sifat beracun, meskipun tidak selalu, dan dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.

Pada saat ini pestisida yang dipakai untuk membasmi hama masih bersumber dari zat kimia, yang mengakibatkan dampak negatif untuk kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dari permaslahan tersebut di butuhkan adanya pemecahan masalah yang dapat meringankan beban petani. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah menggantikan pestisida berbahan kimia ke pestisida organik yang alami.

Hasil penelitian Djojosumarto (2008), salah satu cara pengendalian hama adalah penggunaan pestisida. Maka pestisida bersifat racun dibuat, dijual, dan dipakai untuk meracuni organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan hama. Setiap racun pestisida berpotensi mengandung racun yang berbahaya. Pestisida kimia atau anorganik mengandung senyawa kimia yang tidak mudah diuraikan oleh lingkungan.

“Pemakaian kimia sintetik berlebihan akan menimbulkan dampak buruk, yakni terjadinya pencemaran lingkungan, resurjensi, resistensi, dan musnahnya organisme bukan sasaran,”  kata Harwanto, Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur.

Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini. Penggunaan pestisida Sintetik selain harganya mahal juga mengandung resiko pencemaran lingkungan, sehingga mesti dicari pestisida yang murah tetapi tidak mencemari lingkungan. Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan, pestisida ini tidak mencemari lingkungan karena mudah terurai dan mudah hilang.

Didasari oleh banyaknya tumbuhan penghasil racun yang berkhasiat sebagai insektisida maka tanaman yang potensial dipilih untuk digunakan membasmi hama adalah jenis tanaman daun tembakau (Nicotiana tabacum).


Tanaman  tembakau (Nicotianae tabacum L ) merupakan salah satu jenis tanaman yang potensial digunakan sebagai pestisida alami. Bagian yang sering digunakan adalah bagian daun dan batang. Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Tanaman tembakau dapat dijadikan sebagai pestisida organik karena kandungan nikotinnya yang tinggi mampu mengusir hama pada tanaman, sehingga tembakau bukan hanya digunakan untuk konsumsi rokok semata, tetapi bisa diolah menjadi pestisida organik (Wulandari, 2013).

Pestisida tembakau, sebagai pestisida nabati, dapat menghambat dan menurunkan nafsu makan dari hama. Selain itu, pestisida nabati ini juga sangat aman untuk diaplikasikan karena tidak mengandung residu bahan kimia sehingga sangat ramah lingkungan.

Tumbuhan yang potensial untuk digunakan sebagai pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit (mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak pedas. Tanaman atau tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik (Hasyim, A. dkk , 2010).

Tembakau, mendengar kata itu yang terbersit pertama kali dalam otak pasti racun yang terkandung dalam rokok. Beberapa orang bahkan meyakini bahwa tak ada secuil pun manfaat positif dari tembakau.

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang ada di Indonesia yang cukup besar menyumbangkan devisa untuk Negara yaitu melalui produksi rokok. Namun, disisi lain rokok sangat membahayakan tubuh manusia serta lingkungannya sehingga perlu dicari manfaat lain dari tanaman tembakau tersebut agar dapat bermanfaat dan tidak membahayakan tubuh manusia serta lingkungan.

Menurut Harwanto, ekstrak limbah daun tembakau yang mempunyai kandungan nikotin tinggi di Indonesia masih terbatas penelitiannya dan belum banyak diungkap secara mendalam. Pendalaman itu khususnya dari aspek ilmiah terhadap respon S.exigua pada skala laboratorium, terutama untuk tingkat toksisitas dari berbagai pelarut, mortalitas dan perkembangan, aktivitas makan, efisiensi konsumsi pakan, dan perkembangan dan penekanan produksi. “Ekstrak limbah daun tembakau itu berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan S.exigua dan tidak berpengaruh terhadap variabel reproduksi," kata Harwanto di Yogyakarta. Harwanto menambahkan, banyak contoh bahan alam yang sudah terkenal digunakan sebagai insektisida nabati, antara lain daun tembakau dengan kandungan nikotinnya.


Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat yang dapat digunakan sebagai obat. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Berikut manfaat tembakau dalam memberantas hama:

Membunuh Serangga
Rendam sebatang rokok di dalam satu liter air dan diamkan semalam. Nikotin akan dilepaskan ke dalam air dan larutan dapat disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.

Air rendaman tembakau berwarna coklat pekat kehitaman karena mengandung zat nikotin. Zat nikotin pada tembakau merupakan racun yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama pada tanaman, antara lain adalah hama jenis kutu-kutuan dan ulat.

Mencegah Serangan Kutu Tanaman
Siapkan campuran yang terdiri atas setengah cangkir bubuk bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir tembakau. Sebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah serangan kutu tanaman.

Mencegah Penyakit Daun Menggulung
Campur larutan tembakau dengan bubuk pyrethrum dan semprotkan pada daun untuk mencegah penyakit daun menggulung. Penyakit ini disebabkan larva serangga yang menggulung daun untuk dijadikan tempat tinggalnya.

Mencegah Hama Pengerek
Sebarkan tembakau di sekitar pangkal pohon persik untuk mencegah hama penggerek.

Membasmi Kelabang
Jika Anda memiliki masalah kelabang, basahi tanah dengan campuran air, bawang putih dan tembakau. Kelabang bisa menimbulkan masalah karena memakan tanaman yang masih muda.

Membasmi Tikus Tanah
Jika Anda memiliki masalah dengan tikus tanah, sebarkan tembakau pada lubang yang menjadi sarang mereka.

Menyingkirkan Laba-Laba
Masukkan tembakau ke dalam sepanci air mendidih. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan setengah cangkir sabun cair wangi lemon. Semprotkan larutan ini di sekitar halaman untuk menyingkirkan laba-laba.

Dalam pengaplikasiannya, yakni dalam pembasmian hama tanaman, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan membuat ekstrak tembakau atau dengan cara langsung. Selain itu, tidak jarang juga, pestisida tembakau ini dicampur dengan bahan organik lainnya untuk lebih membantu dalam meningkatkan kerja dari pestisida nabati tersebut.

Ekstrak merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi nikotin dengan alkohol dan air. Ekstrak ini didapatkan melalui liquid-liquid extraction menggunakan corong pisah dengan prinsip pemisahannya berdasarkan kelarutan.

Untuk pengaplikasiannya sendiri hampir sama dengan teknik pengaplikasian pestisida pada umumnya. Setelah melakukan proses penyaringan pada ekstrak tembakau, masukkan ke dalam wadah penyemprot tanaman yang biasa digunakan. Kemudian, semprotkan pestisida tembakau tersebut pada seluruh tanaman yang terserang hama secara merata. Anda dapat pula mengaplikasikan dengan cara langsung memasukkan tembakau ke dalam tanah, kemudian ditutupi dengan abu kayu dan sekam untuk menunjang pertumbuhan tanaman tersebut.

Pentingnya pemanfaatan tembakau sebagai pestisida alami mempunyai peran sebagai ajang peremajaan tanah, sehingga masyarakat setempat dapat memanfaatkan bahan sisa panen yang melimpah di lingkungan sekitar mereka terutama tembakau. Serta dapat mengurangi penggunanaa bahan pestisida kimia secara terus menerus dan berlebihan. Yang akan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan dan lingkungan hidup, sehingga pembuatan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di alam sebagai pestisida nabati atau pestisida ramah lingkungan.

Pribadi (2008) mengemukakan bahwa kandungan bahan aktif  yang terdapat dalam tanaman tembakau adalah nikotin, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol.

Nikotin merupakan racun, pastikan untuk tidak menyemprot di daerah tempat anak bermain. Jauhkan juga larutan ini dari tanaman mawar. Ini akan membuat mawar berubah menjadi hitam.

Nikotin yang mempunyai struktur kimia C10H14N2 termasuk alkaloid yang tingkat keracunannya tinggi, yang dapat digunakan sebagai insektisida tanaman budidaya. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen (Tobing, 1989). Nikotin dalam tanaman tembakau merupakan bahan beracun yang dapat digunakan sebagai insektida, fungisida, akarisida, moluskisida yang bekerja secara racun kontak, perut, dan berperan sebagai fumigan yang akan menguap dan juga menembus secara langsung ke integumen. Nikotin juga dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa macam penyakit tanaman dan nematode (Meikawati, 2013).

Nikotin yang terkandung di dalam daun tembakau bersifat racun yang dapat membunuh sehingga dapat di gunakan sebagai moluskasida alami. Sebelumnya nikotin ini juga sering digunakan sebagai insektisida dan zat penolak serangga (repellent). Insektisida atau repellent dari nikotin ini digunakan untuk membasmi dan mengendalikan serangga-serangga bertubuh lunak dan hewan-hewan penghisap seperti kutu daun dan wereng (Subiyakto: 1990).

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Harwanto, mengatakan ekstrak limbah daun tembakau (Nicotiana Tabacum L.) sebagai insektisida nabati dapat digunakan untuk membasmi ulat bawang merah Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera:Noctuidae) yang selama ini merugikan petani.

Hama yang bisa dikendalikan dengan tembakau adalah jenis hama penghisap, hama jenis ini biasanya menggangu tanaman dengan cara menusukan mulutnya kelapisan epidermis dan menghisap cairan yang terdapat didalam tanaman dan lebih dari itu hama ini bisa menyebabkan penyakit pada tanaman seperti bercak-bercak.

Diantara banyaknya jenis hama penghisap diantaranya adalah walangsangit, hama jenis kutu dan hama tungau. membuat pestisida nabati dari tembakau terbilang sederhana dan bahan yang dipakaipun cenderung ada disekitar kita.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan akan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida nabati, akan diharapkan produksi pertanian dapat meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...