Loading...
Tuhan telah memberi karunia
yang sangat besar kepada negara Indonesia berupa kesuburan tanah dan sumberdaya
lainnya. Berbagai budidaya tanaman berupa pertanian tanaman pangan dan perkebunan
holtikultura sangat mudah untuk ditemukan memungkinkan industri pertanian atau
agro industri maupun wisata pertanian atau agrowisata berkembang pesat seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagian besar pekerjaan rakyat
Indonesia adalah petani, oleh karena itu sektor pertanian menjadi penting dan
peningkatan pendapatan petani akan berdampak secara langsung terhadap bangsa
Indonesia. Salah satu kendala yang dihadapi petani selain langkanya pupuk dan
bibit juga masalah dalam pengendalian hama. Kesulitan dalam masalah
pengendalian hama ini adalah mahalnya harga pestisida sintetik maupun organik.
Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini,
Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang
berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan.
Riset dan penelitian tentang
pertanian atau perkebunan tengah digalakan menyangkut varietas unggul,
pembibitan, rekayasa genetika, teknologi pengendalian hama termasuk dari sisi
managerial dan pemasaran, tiada lain untuk lebih memaksimalkan hasil panen
dalam rangka swadaya pangan maupun untuk meningkatkan kualitas untuk dapat
bersaing dengan produk impor.
Hama merupakan organisme yang
merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktifitas hidupnya, terutama
aktifitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak
yang sangat hebat. Akibatnya tanaman dapat rusak atau bahkan tidak dapat
menghasilkan sama sekali (Tim Bina Karya Tani. 2009: 63).
Adanya gangguan hama
menyebabkan masyarakat tidak dapat melakukan budidaya tanaman. Sebenarnya sejak
benih disebarkan hingga tanaman dipanen selalu dihadapkan kepada gangguan alami
yang bersifat biotik maupun abiotik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil
panen yang sesuai dengan kemampuan genetiknya seperti benih induk semula maka
masyarakat harus mampu mencegah atau mengatasi terjadinnya gangguan pada
tanaman tersebut. Di alam ada 2 golongan besar pengganggu tanaman yaitu biotik
(gulma, penyakit tumbuhan, dan hama) dan abiotik (cuaca) (Sinaga, 2003).
Hasil penelitian Wachid (2003)
dalam Wulandari (2013), Pestisida adalah bahan yang cocok untuk membasmi hama
yang dapat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan hama dapat
dicegah.
Pestisida adalah suatu bahan
yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme
pengganggu. Pengambilan nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran
-cide (“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma,
burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida
umumnya memiliki sifat beracun, meskipun tidak selalu, dan dalam bahasa
sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.
Pada saat ini pestisida yang
dipakai untuk membasmi hama masih bersumber dari zat kimia, yang mengakibatkan
dampak negatif untuk kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dari permaslahan
tersebut di butuhkan adanya pemecahan masalah yang dapat meringankan beban
petani. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah menggantikan pestisida
berbahan kimia ke pestisida organik yang alami.
Hasil penelitian Djojosumarto
(2008), salah satu cara pengendalian hama adalah penggunaan pestisida. Maka
pestisida bersifat racun dibuat, dijual, dan dipakai untuk meracuni organisme
pengganggu tanaman (OPT). Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang
khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan hama.
Setiap racun pestisida berpotensi mengandung racun yang berbahaya. Pestisida
kimia atau anorganik mengandung senyawa kimia yang tidak mudah diuraikan oleh
lingkungan.
“Pemakaian kimia sintetik
berlebihan akan menimbulkan dampak buruk, yakni terjadinya pencemaran
lingkungan, resurjensi, resistensi, dan musnahnya organisme bukan sasaran,” kata Harwanto, Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Jawa Timur.
Diperlukan sebuah terobosan
penting untuk mengatasi masalah pestisida ini. Penggunaan pestisida Sintetik
selain harganya mahal juga mengandung resiko pencemaran lingkungan, sehingga
mesti dicari pestisida yang murah tetapi tidak mencemari lingkungan. Salah satu
solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan
dasar dari alam misalnya tumbuhan, pestisida ini tidak mencemari lingkungan
karena mudah terurai dan mudah hilang.
Didasari oleh banyaknya
tumbuhan penghasil racun yang berkhasiat sebagai insektisida maka tanaman yang potensial
dipilih untuk digunakan membasmi hama adalah jenis tanaman daun tembakau
(Nicotiana tabacum).
Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L ) merupakan
salah satu jenis tanaman yang potensial digunakan sebagai pestisida alami.
Bagian yang sering digunakan adalah bagian daun dan batang. Daun tembakau
kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Tanaman tembakau dapat dijadikan sebagai
pestisida organik karena kandungan nikotinnya yang tinggi mampu mengusir hama
pada tanaman, sehingga tembakau bukan hanya digunakan untuk konsumsi rokok
semata, tetapi bisa diolah menjadi pestisida organik (Wulandari, 2013).
Pestisida tembakau, sebagai
pestisida nabati, dapat menghambat dan menurunkan nafsu makan dari hama. Selain
itu, pestisida nabati ini juga sangat aman untuk diaplikasikan karena tidak
mengandung residu bahan kimia sehingga sangat ramah lingkungan.
Tumbuhan yang potensial untuk
digunakan sebagai pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit
(mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak pedas. Tanaman
atau tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak digunakan sebagai
ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik (Hasyim, A. dkk , 2010).
Tembakau, mendengar kata itu
yang terbersit pertama kali dalam otak pasti racun yang terkandung dalam rokok.
Beberapa orang bahkan meyakini bahwa tak ada secuil pun manfaat positif dari
tembakau.
Tembakau merupakan salah satu
tanaman yang ada di Indonesia yang cukup besar menyumbangkan devisa untuk
Negara yaitu melalui produksi rokok. Namun, disisi lain rokok sangat
membahayakan tubuh manusia serta lingkungannya sehingga perlu dicari manfaat
lain dari tanaman tembakau tersebut agar dapat bermanfaat dan tidak
membahayakan tubuh manusia serta lingkungan.
Menurut Harwanto, ekstrak
limbah daun tembakau yang mempunyai kandungan nikotin tinggi di Indonesia masih
terbatas penelitiannya dan belum banyak diungkap secara mendalam. Pendalaman
itu khususnya dari aspek ilmiah terhadap respon S.exigua pada skala
laboratorium, terutama untuk tingkat toksisitas dari berbagai pelarut,
mortalitas dan perkembangan, aktivitas makan, efisiensi konsumsi pakan, dan
perkembangan dan penekanan produksi. “Ekstrak limbah daun tembakau itu
berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan S.exigua dan tidak berpengaruh
terhadap variabel reproduksi," kata Harwanto di Yogyakarta. Harwanto
menambahkan, banyak contoh bahan alam yang sudah terkenal digunakan sebagai
insektisida nabati, antara lain daun tembakau dengan kandungan nikotinnya.
Tembakau adalah produk
pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat
dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat yang
dapat digunakan sebagai obat. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Berikut
manfaat tembakau dalam memberantas hama:
Membunuh Serangga
Rendam sebatang rokok di dalam
satu liter air dan diamkan semalam. Nikotin akan dilepaskan ke dalam air dan
larutan dapat disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.
Air rendaman tembakau berwarna
coklat pekat kehitaman karena mengandung zat nikotin. Zat nikotin pada tembakau
merupakan racun yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama
pada tanaman, antara lain adalah hama jenis kutu-kutuan dan ulat.
Mencegah Serangan Kutu Tanaman
Siapkan campuran yang terdiri
atas setengah cangkir bubuk bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir
tembakau. Sebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah
serangan kutu tanaman.
Mencegah Penyakit Daun Menggulung
Campur larutan tembakau dengan
bubuk pyrethrum dan semprotkan pada daun untuk mencegah penyakit daun
menggulung. Penyakit ini disebabkan larva serangga yang menggulung daun untuk
dijadikan tempat tinggalnya.
Mencegah Hama Pengerek
Sebarkan tembakau di sekitar
pangkal pohon persik untuk mencegah hama penggerek.
Membasmi Kelabang
Jika Anda memiliki masalah
kelabang, basahi tanah dengan campuran air, bawang putih dan tembakau. Kelabang
bisa menimbulkan masalah karena memakan tanaman yang masih muda.
Membasmi Tikus Tanah
Jika Anda memiliki masalah
dengan tikus tanah, sebarkan tembakau pada lubang yang menjadi sarang mereka.
Menyingkirkan Laba-Laba
Masukkan tembakau ke dalam
sepanci air mendidih. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan setengah cangkir
sabun cair wangi lemon. Semprotkan larutan ini di sekitar halaman untuk
menyingkirkan laba-laba.
Dalam pengaplikasiannya, yakni
dalam pembasmian hama tanaman, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan,
diantaranya adalah dengan membuat ekstrak tembakau atau dengan cara langsung.
Selain itu, tidak jarang juga, pestisida tembakau ini dicampur dengan bahan
organik lainnya untuk lebih membantu dalam meningkatkan kerja dari pestisida
nabati tersebut.
Ekstrak merupakan kegiatan
penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi nikotin dengan alkohol dan air.
Ekstrak ini didapatkan melalui liquid-liquid extraction menggunakan corong
pisah dengan prinsip pemisahannya berdasarkan kelarutan.
Untuk pengaplikasiannya sendiri
hampir sama dengan teknik pengaplikasian pestisida pada umumnya. Setelah
melakukan proses penyaringan pada ekstrak tembakau, masukkan ke dalam wadah
penyemprot tanaman yang biasa digunakan. Kemudian, semprotkan pestisida
tembakau tersebut pada seluruh tanaman yang terserang hama secara merata. Anda
dapat pula mengaplikasikan dengan cara langsung memasukkan tembakau ke dalam
tanah, kemudian ditutupi dengan abu kayu dan sekam untuk menunjang pertumbuhan
tanaman tersebut.
Pentingnya pemanfaatan tembakau
sebagai pestisida alami mempunyai peran sebagai ajang peremajaan tanah,
sehingga masyarakat setempat dapat memanfaatkan bahan sisa panen yang melimpah
di lingkungan sekitar mereka terutama tembakau. Serta dapat mengurangi
penggunanaa bahan pestisida kimia secara terus menerus dan berlebihan. Yang
akan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan dan lingkungan hidup, sehingga
pembuatan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di alam
sebagai pestisida nabati atau pestisida ramah lingkungan.
Pribadi (2008) mengemukakan
bahwa kandungan bahan aktif yang
terdapat dalam tanaman tembakau adalah nikotin, alkaloida, saponin, flavonoida,
dan polifenol.
Nikotin merupakan racun,
pastikan untuk tidak menyemprot di daerah tempat anak bermain. Jauhkan juga
larutan ini dari tanaman mawar. Ini akan membuat mawar berubah menjadi hitam.
Nikotin yang mempunyai struktur
kimia C10H14N2 termasuk alkaloid yang tingkat keracunannya tinggi, yang dapat
digunakan sebagai insektisida tanaman budidaya. Alkaloid merupakan senyawa yang
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa
sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada
umumnya mengandung oksigen (Tobing, 1989). Nikotin dalam tanaman tembakau
merupakan bahan beracun yang dapat digunakan sebagai insektida, fungisida,
akarisida, moluskisida yang bekerja secara racun kontak, perut, dan berperan
sebagai fumigan yang akan menguap dan juga menembus secara langsung ke
integumen. Nikotin juga dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa macam
penyakit tanaman dan nematode (Meikawati, 2013).
Nikotin yang terkandung di
dalam daun tembakau bersifat racun yang dapat membunuh sehingga dapat di
gunakan sebagai moluskasida alami. Sebelumnya nikotin ini juga sering digunakan
sebagai insektisida dan zat penolak serangga (repellent). Insektisida atau
repellent dari nikotin ini digunakan untuk membasmi dan mengendalikan
serangga-serangga bertubuh lunak dan hewan-hewan penghisap seperti kutu daun
dan wereng (Subiyakto: 1990).
Peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Harwanto, mengatakan ekstrak limbah daun
tembakau (Nicotiana Tabacum L.) sebagai insektisida nabati dapat digunakan untuk
membasmi ulat bawang merah Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera:Noctuidae)
yang selama ini merugikan petani.
Hama yang bisa dikendalikan
dengan tembakau adalah jenis hama penghisap, hama jenis ini biasanya menggangu
tanaman dengan cara menusukan mulutnya kelapisan epidermis dan menghisap cairan
yang terdapat didalam tanaman dan lebih dari itu hama ini bisa menyebabkan
penyakit pada tanaman seperti bercak-bercak.
Diantara banyaknya jenis hama
penghisap diantaranya adalah walangsangit, hama jenis kutu dan hama tungau.
membuat pestisida nabati dari tembakau terbilang sederhana dan bahan yang
dipakaipun cenderung ada disekitar kita.
Penggunaan pestisida tanpa
mengikuti aturan yang diberikan akan dapat membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida nabati,
akan diharapkan produksi pertanian dapat meningkat dan kesejahteraan petani
juga semakin baik.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...