Tuesday, 8 January 2019

Kreasi Usaha: Berbagai ragam Manfaat Bawang Putih Sebagai Pestisida Nabati


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Manfaat Bawang Putih Sebagai Pestisida Nabati

Pestisida yang berkembang sekarang adalah pestisida kimia, yang efeknya tidak baik untuk manusia maupun lingkungan. Selain itu, pestisida kimia juga mahal dan sulit untuk didapatkan. Demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah membuat program kembali ke alam dengan memanfaatkan tanaman di Indonesia sebagai pestisida alami. Selain aman untuk manusia dan lingkungan, bahannya pun mudah didapat di sekitar kita (Winarti dan Tim Redaksi Cemerlang, 2015, hlm. 20).

Bawang putih merupakan tanaman umbi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ciri khas bawang putih adalah aromanya yang khas dan sangat menyengat. Dalam kehidupan sehari-hari bawang putih dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Keistimewaan bawang putih bukan hanya sekedar sebagai bumbu makanan, tetapi bawang putih juga memiliki segudang khasiat dan manfaat lainnya.

Bawang Putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Bawang putih dalam biasa dikenal dalam nama daerah; Lasum, bawang mental, bawang hong, bawang handak, palasuna (Sumatera); bawang bodas, bawang putih, bhabang pote (Jawa), laisona maboteik (Nusa Tenggara); lasuna kebo, lasuna pute (Sulawesi); bawa subodo, bawa iso (Maluku).

Bawang putih memiliki Ciri herba sebagai berikut, semusim, tinggi 50-60 cm. Berakar serabut kecil berjumlah banyak. Batang semu, beralur, hijau. Daun tunggal, berupa reset akar bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar ± 1,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, berwarna hijau. Bunga memiliki 3 daun kelopak, dan 3 daun mahkota serta 6 benang sari. Buah tidak berdaging. Biji berbentuk kecil dan berwarna hitam.

Dalam bidang kesehatan bawang putih bermanfaat untuk mengatasi hipertensi, asma, batuk, masuk angin, sakit kepala, sakit kuning; sesak nafas, busung air, ambeien, sembelit, luka memar, abses, luka benda tajam, digigit serangga, cacingan, dan insomnia (sulit tidur).

Habitat dari bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, tetapi sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih banyak mengandung senyawa kimia. Senyawa kimia yang terkandung dalam bawang putih antara lain tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, aliin, alisin, enzim aliinase. Bagian tanaman yang digunakan untuk ekstrak bawang putih adalah Seluruh bagian tanaman, umbi, daun dan bunga.

Sejarah masuknya bawang putih ke Indonesia diduga melalui jalur perdagangan dengan bangsa India, Arab, dan Cina. Kemudian penggunaan bawang putih semakin menyebar. Konsumsi bawang putih memang telah meluas dari Asia Tengah ke Eropa, Afrika, Asia Timur, Amerika bahkan hingga seluruh tanah air kita (Kuswardhani, 2016, hlm. 12).


Bawang putih termasuk salah satu rempah yang telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Golongan senyawa yang diperkirakan memiliki aktivitas antimikroba pada bawang putih, seperti allisin, ajoene, dialil sulfida, dialil disulfida, yang termasuk dalam golongan senyawa tiosulfinat. Tiosulfinat adalah golongan senyawa yang mengandung 2 atom belerang yang saling berikatan rangkap dengan atom oksigen seperti allisin.

Bawang putih juga berkhasiat untuk menyehatkan tanaman. Ekstrak bawang putih diketahui berguna untuk mengendalikan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), mulai dari hama serangga, bakteri maupun jamur patogen.

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 (yang dikutip oleh Djojosumarto, 2008, hlm. 2) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
-Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
-Memberantas rerumputan.
-Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
-Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
-Memberantas dan mencegah hama-hama air.
-Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
-Memberantas atau  mencegah binatang-binatang yang  dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Penggologan Pestisida
Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran (Wudianto R, 2010, hlm. 12) yaitu:
-Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga.
-Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan.
Fungisida merupakan jenis pestisida yang secara khusus dibuat dan digunakan untuk mengedalikan (membunuh, menghambat atau mencegah) jamur atau cendawan patogen penyebab penyakit. Bentuk fungisida bermacam-macam, ada yang berbentuk tepung, cair, gas dan butiran. Fungisida yang bebentuk tepung dan cair adalah yang paling banyak digunakan. Fungisida dalam bidang pertanian diunakan untuk mengendalikan cendawan pada benih, bibit, batang, akar, daun, bunga dan buah. Aplikasinya dilakukan dengan penyemprotan langsung ketanaman,  injeksi batang, pengocoran pada akar, perendaman benih dan pengasapan (fumigan) (Sudarmo, 1991, hlm. 50).
-Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri.
-Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda.
-Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba.
-Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
-Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu: siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak.
-Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang              dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.
-Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida dan lain-lain.
-Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu tanaman.

Pestisida Organik
pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Dan banyak sekali bahan di alam sekitar kita yang bisa digunakan untuk membuat pestisida nabati.

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh danbentuk lainnya. dapat untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, 2012, hlm. 1)

Pestisida jenis ini bisa dibilang paling aman bagi lingkungan dibandingankan dengan pestisida kimia serta bersahabat dengan manusia, karena semua bahan-bahannya diracik sendiri dan menggunakan bahan alami maka bisa dipastikan jenis pestisida ini aman.

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu:
- Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
-Menghambat pergantian kulit.
-Mengganggu komunikasi serangga.
-Menyebabkan serangga menolak makan.
-Menghambat reproduksi serangga betina.
-Mengurangi nafsu makan.
-Memblokir kemampuan makan serangga.
-Mengusir serangga.
-Menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati antara lain:
-Mudah  didapat, bahan baku cukup tersedia, berkualitas, kuantitas dan kontinuitas terjamin.
-Mudah dibuat ektrak, sederhana, murah dan membutuhkan waktu yang tidak lama.
-Relatif aman terhadap lingkungan.
-Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
-Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
-Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
-Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Menurut Winarti dan Tim Redaksi Cemerlang (2015, hlm. 20) ada beberapa pertimbangan dalam pengembangan pestisida organik, yaitu:
-Kandungan senyawa pestisida harus efektif pada kisaran 3-5% bobot kering bahan.
-Selektif dan pengendalian yang luas.
-Bahan yang digunakan bisa dalam bentuk segar/kering.
-Efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya.
-Cepat diuraikan oleh matahari.
-Sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis).
-Budidayanya mudah dan tahan terhadap kondisi suhu optimal.
-Tidak menjadi gulma atau inang hama penyakit.
-Bersifat multiguna.

Kelemahan pestisida nabati, adalah:
-Daya kerja relatif lambat.
-Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
-Tidak tahan terhadap sinar matahari.
-Kurang praktis.
-Tidak tahan disimpan.
-Terkadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Allisin adalah komponen utama hasil degradasi secara enzimatis dari prekursir pembentuk citarasa (Alliin) bawang putih yang tidak stabil dan sangat reaktif yang disebabkan lemahnya ikatan S-S (Block, 1992 dalam Hadittama, 2009, hlm. 11).

Ekstrak bawang putih bekerja sebagai repellent (penolak) hama tanaman, aromanya yang menyengat membuat serangga hama enggan mendekati tanaman. Ekstrak bawang putih bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik.


Bawang putih sangat efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman seperti trips, apids, ulat, belalang dan beberapa jenis hama pada tanaman terutama pada tanaman hortikultura. Efektifitas bawang putih sebagai pengendali hama pada tanaman karena mempunyai senyawa kimia yang mudah menguap yang tidak disukai oleh hama tanaman. Senyawa kimia bawang yang mudah menguap ini menyebabkan gangguan visual pada hama sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku dan kecepatan kolonisasi serangga.

Dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, enzim alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah), sativine (mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf), sinistrine, selenium (mikromineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan), scordinin (antioksidan), nicotrinic acid. Kandungan allisin pada bawang putih mermanfaat sebagai bakterisida, fungisida, dan dapat menghambat perkembangan cendawan maupun antimikroba lainnya (Solihin, 2009, hlm. 58).

Bawang putih diduga mengandung senyawa alilsistein. Alilsistein merupakan salah satu senyawa antijamur yang bekerja dengan mengganggu metabolisme sel Candida albicans dengan cara inaktivasi protein, penghambatan kompetitif dari senyawa sulfidril atau dengan penghambatan non kompetitif dari fungsi enzim melalui oksidasi. Selain itu alilsistein juga dapat menghambat sintesis DNA dan protein (Khaira, dkk, 2016, hlm. 39).

Senyawa kimia lain yang dapat merusak membran jamur adalah saponin. Saponin mempunyai kerja merusak membran plasma dari jamur. Senyawa saponin dapat merusak sel membran sitoplasma jamur dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel jamur. Saponin dapat terkondensasi pada permukaan suatu benda atau cairan dikarenakan memiliki gugus hidrokarbon yang larut lemak (berada pada membran sel), sehingga dapat menyebabkan sel-sel pada membran sitoplasma lisis (Kulsum, 2014, hlm. 15). Senyawa kimia flavoniod pada bawang putih juga memiliki aktivitas antijamur. Flavonoid yang berada di dalam sel jamur akan mengendapkan protein yang tersusun atas asam amino sebagai hasil translasi dari RNA. Gangguan pada pembentukan partikel protein dapat mencegah proses sintesis protein di dalam inti sel sehingga menyebabkan kematian pada sel jamur (Supriyono, 2016, hlm.17).

Bawang putih memiliki potensi sebagai antimikroba, kemampuan dalam menghambat pertumbuhan mikroba meliputi virus, bakteri, protozoa, dan jamur. Fungsi bawang putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri memiliki spektrum yang luas, karena dapat menghambat pertumbuhan gram positif maupun bakteri gram negatif. Dialildisulfida (DADS) dan dialiltetrasulfida (DATS) yang merupakan kandungan dari bawang putih memiliki berpotensi sebagai antibakteri. Cara senyawa ini bekerja dengan mereduksi sistein dalam bakteri yang akhirnya mengganggu ikatan disulfida dalam protein bakteri (Damayanti, 2014, hlm. 8).

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.

Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali.

Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (2016, hlm. 20) menunjukan ekstrak bawang putih mampu untuk pengendalian jamur S. Rolfsii yang menyebabkan penyakit pada kedelai dengan kandungan senyawa bawang putih yaitu alliin sebagai antifungi yang disintesis dari asam amino sistein. Menurut Desvani dkk (2015) ekstrak bawang putih juga dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga. Pestisida dari bawang putih juga dapat berfungsi untuk mengusir keong, siput dan bekicot, bahkan mampu membasmi siput dengan merusak sistem saraf.

Menurut Kulsum (2014, hlm. 10) bawang putih berpotensi sangat kuat dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans, hal ini disebabkan dalam bawang putih terdapat suatu zat yang disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini sifatnya mudah menguap pada suhu kamar sehingga disebut Terpenoid Essential Oils. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai pewangi, antibakteri dan antijamur. Salah satu zat aktif yang terdapat di dalam minyak atsiri adalah allicin. Allicin dapat bergabung dengan protein dan mengubah strukturnya agar mudah untuk dicerna. Kemampuan bergabung dengan protein itulah yang akan mendukung daya antibiotiknya, karena allicin menyerang protein mikroba dan akhirnya membunuh mikroba tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (2014), bahwa penelitian yang berjudul “Potensi Ekstrak Bawang Putih Sebagai Fungisida Nabati Terhadap Pertumbuhan Jamur Sclerotium rolfsi SACC” berdasarkan penelitiannya dengan mengamati pengembangan koloni jari, presentase penghambatan koloni jamur bobot kering dan jumlah sklerotia, hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih mampu menghambat perkembangan pertumbuhan koloni jamur hingga 92,66% pada konsentrasi 5%.

Penelitian yang dilakukan oleh Haefa Kulsum S (2015), bahwa penelitian yang berjudul “Aktivitas Antifungi Ekstrak Bawang Putih dan Black Garlic varietas kumbu hijau dengan Metode Ekstraksi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Candida albicans” berdasarkan hasil penelitiannya secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak black garlic tidak mempunyai aktivitas antifungi, sedangkan ekstrak bawang putih mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...