Thursday, 10 January 2019

Kreasi Usaha: Manfaat Cengkeh Sebagai Pestisida Nabati


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...

Manfaat Cengkeh Sebagai Pestisida Nabati

Dalam era globalisasi, konsumen sangat menghendaki produk pertanian yang bebas residu pestisida. Oleh sebab itu untuk pengendalian penyakit tanaman perlu didukung dengan teknologi ramah lingkungan dengan komponen bibit sehat, fungisida  nabati, biopestisida, dan bahan organik haruslah terus  dikembangkan.

Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh dengan baik di hampir seluruh propinsi di Indonesia, terutama di Sulawesi dan Maluku. Sampai saat luas arel pertanaman cengkeh di Indonesia diperkirakan sekitar 200.000 ha. Cengkeh terutama banyak digunakan untuk industri rokok dan minyak atsiri.

Senyawa yang terdapat dalam ekstrak tanaman cengkeh yaitu eugenol dan eugenol asetat ternyata dapat bersifat anti fungal terhadap pathogen penyakit yang sering menyerang tanaman antara lain, Fusarium, Phytopthora, Sclerotium, Jamur akar putih, Gadoderma, Phytium. Sehingga tanaman cengkeh sangat potensial digunakan sebagai pestisida. Penemuaan ini telah membuka peluang baru dalam pemanfaatan limbah cengkeh sebagai pestisida nabati yang ramah terhadap lingkungan. Senyawa eugenol dapat diperoleh dari daun kering, gagang dan bunga cengkeh.

Uji lapangan menunjukkan bahwa efektifitas pestisida dari ekstrak cengkeh tidak kalah dengan fungisida kimiawi berbahan aktif mankozeb, keunggulan  dari pestisida ekstrak cengkeh adalah sangat ramah lingkungan.

Salah satu indikator suatu produk dikatakan ramah lingkungan adalah ketika produk tersebut diaplikasikan ke dalam lingkungan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan tersebut, termasuk dampak terhadap kehidupan mikroorganisme dalam tanah.

Berbagai jenis penyakit tanaman seperti layu bakteri, busuk lunak maupun bercak daun merupakan kendala penting bagi berbagai jenis tanaman. Kendala lain yang dihadapi adalah serangan rayap, baik pada tanaman hidup maupun kayu kering sehingga menyebabkan kerugian pada peralatan dan bangunan kayu serta meubel air. Pengendalian hama penyakit tersebut umumnya menggunakan senyawa pestisida sintetik yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan, selain itu menimbulkan resistensi pada hama dan penyakit. Penggunaan bahan tanaman yang bersifat pestisida nabati lebih aman dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa cengkeh, baik sebagai minyak maupun serbuk, bersifat toksik terhadap beberapa jenis jamur dan bakteri patogen tanaman. Penggunaan minyak atsiri sebagai pestisida nabati sudah banyak dilakukan, namun bahan pencampurnya masih terlalu kompleks serta cara pembuatannya memerlukan alat yang spesifik.

Minyak cengkeh merupakan salah satu sumber pestisida nabati yang banyak dilaporkan memiliki spektrum penggunaan yang sangat luas karena sangat efektif digunakan sebagai bakterisida, fungisida, insektisida, nematisida maupun moluskisida dikarenakan keberadaan bahan aktif eugenol dan komponen non fenolat lainnya yang terdapat pada minyak cengkeh tersebut.

Dalam aplikasinya sebagai pestisida, minyak cengkeh dan bahan aktifnya yang bersifat volatil, mudah terurai, tidak larut dalam air dan sensitif terhadap suhu, panas, oksigen, kelembaban, dan cahaya matahari sehingga memberikan kondisi yang tidak efisien, efektif, dan praktis. Minyak cengkeh juga dilaporkan bersifat fitotoksik.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...