Thursday 13 December 2018

Dampak Bakteri Salmonella


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                                      Dampak Bakteri Salmonella

Bahan kimia dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran air, begitu juga dengan bakteri, virus, dan jamur. Mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi kuman, dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.

Kontaminasi pada pasokan air minum, dapat terjadi pada sumber air maupun pada saat pendistribusian air minum ke konsumen. Salah satu hal yang dapat mengontaminasi air adalah mikroorganisme. Berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit disebut sebagai patogen.

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.

Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air.
Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya. Pencemaran air atau polusi air merupakan  penyimpangan sifat-sifat air dari dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Sebagai contoh, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi,air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2,O2 dan N2,serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasannya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg,Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen terlarut.

Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis air  dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda.

Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar mikroba, seperti air, debu, udara, tanah, dan alat-alat pengolah baik yang terjadi selama proses produksi atau penyiapan (BPOM RI, 2008). Kontaminasi mikroba dapat juga terjadi melalui vektor seperti lalat, pada saat penanganan bahan mentah, pengolahan, pemanggangan, tangan pekerja, dan kurangnya sanitasi pada rumah makan tersebut.


Salmonella adalah istilah yang mengacu pada kelompok beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan infeksi salmonellosis di saluran pencernaan. Menurut WHO, Salmonella merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan di dunia.

Salmonellosis disebabkan konsumsi bahan makanan dan air yang terkontaminasi bakteri Salmonella. Bakteri tipe ini bisa mengontaminasi daging, ikan, telur, buah dan sayur.

Salmonella adalah enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen paling utama yang terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan paratypus dan gastroenteristis (radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel samapi mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1% penduduk mengeluarkan Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama disebabkan oleh kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih menjadi perhatian yang utama.

Salmonella merupakan bakteri penyebab penyakit tifus, yang menimbulkan gejala pada saluran cerna. Jika air yang tercemar Salmonella terminum, bakteri ini dapat menginfeksi tubuh. Penyakit ini juga dapat membuat penderitanya mengalami dehidrasi. Penyakit karena infeksi Salmonella biasanya berlangsung selama empat sampai tujuh hari.


Infeksi Salmonella ditandai dengan beberapa gejala. Salmonella berinkubasi selama 12 hingga 72 jam dalam tubuh. Selama rentang waktu inilah pasien menderita gejala-gejala berikut:

-Mual, muntah, dan mencret.
Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare (mencret), namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
-Keram perut.
Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
-Demam.
Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
-Lidah kotor
Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
-Badan menggigil.
-Tinja yang bercampur dengan darah.
-Pingsan, Tak sadarkan diri.
Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.

Salmonella juga bisa menyebabkan demam tifus yang lebih fatal. Penyakit ini tergolong jarang karena hanya sebagian kecil bakteri Salmonella bisa menyebabkannya.

Saat Anda mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri salmonella, Anda tidak akan langsung merasa sakit. Sakit akan muncul setidaknya 2-3 hari setelah Anda mengonsumsi makanan tersebut. Sehingga, mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengetahui makanan apa yang menyebabkan Anda sakit. Anda harus mengingat-ingat lagi makanan apa yang Anda makan selama tiga hari kebelakang, dan hal ini mungkin tidak mudah untuk diingat.

Salmonellosis dapat ditangani dengan obat antidiare dan antibiotik dengan dosis yang tepat. Bagi sebagian orang, gejala-gejalanya reda dengan sendirinya dalam 2-3 hari. Pengobatan dalam hal ini hanya berfungsi mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan menceret. Namun, jika Anda atau anggota keluarga menunjukkan satu atau beberapa gejala keracunan Salmonella, segera konsultasi ke dokter.

Selain untuk mendapatkan penanganan yang benar, dokter juga bisa melakukan identifikasi bakteri Salmonella penyebab infeksi.

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia untuk mendapatkan nutrisi agar kesehatan tubuh manusia tetap terjaga, karena mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan oleh tubuh. Fungsi makanan diantaranya untuk pertumbuhan, sebagai sumber energi dalam tubuh, memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak, serta mengatur proses di dalam tubuh. Senyawa utama yang terdapat dalam bahan makanan adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Saraswati, 2012).


Cemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber–sumber pencemar, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia maupun hewan (Arifah, 2010). Kasus food borne disease yang sering muncul adalah demam tifoid yang merupakan infeksi usus akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid mempunyai angka kejadian yang tinggi. Pada tahun 2002 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tingkat I terdapat 1936 kasus/1000 penduduk menderita demam tifoid di Kalimantan Selatan, sedangkan di Indonesia berdasarkan data dari rumah sakit angka kejadiannya sebesar 500/100.000 populasi, 78% diantaranya merupakan kasus anak-anak menderita demam tifoid. Angka kejadian demam tifoid di Amerika Serikat sekitar 400 kasus per tahun, sedangkan di dunia berkisar 13 – 17 juta kasus setiap tahunnya (Hartoyo dkk., 2006).

Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban, dan nilai gizi), keadaan lingkungan sumber makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan ataupun penyimpanan makanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter organoleptik, sehingga mengakibatkan perubahan nutrisi, nilai gizi atau bahkan merusak makanan tersebut. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia (BPOM RI, 2008).

Buah dan sayur dapat terkontaminasi bakteri salmonella dari air yang terkontaminasi. Kontaminasi ini bisa terjadi saat pencucian, pengolahan dengan air, atau bersentuhan dengan daging atau unggas mentah yang terkontaminasi.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...