Loading...
Dampak Bakteri Salmonella
Bahan kimia dan pestisida dapat
menyebabkan pencemaran air, begitu juga dengan bakteri, virus, dan jamur.
Mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi kuman, dapat menyebabkan gangguan
pada kesehatan.
Kontaminasi pada pasokan air
minum, dapat terjadi pada sumber air maupun pada saat pendistribusian air minum
ke konsumen. Salah satu hal yang dapat mengontaminasi air adalah
mikroorganisme. Berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit disebut
sebagai patogen.
Air adalah senyawa yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat
di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air
tawar,danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak
mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di
atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.
Air adalah substansi kimia
dengan rumus kimia H2O. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dari sudut pandang biologi, air
memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan
reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Air
merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian
penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan
respirasi.
Tubuh manusia terdiri dari 55%
sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik,
tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk
menghindari dehidrasi. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari
makanan dan minuman lain selain air.
Pencemaran air adalah masuknya
atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.
Pencemaran air atau polusi air merupakan
penyimpangan sifat-sifat air dari dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Sebagai contoh, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang
terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi,air hujan selalu
mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2,O2 dan N2,serta bahan-bahan
tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari
atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasannya mengandung bahan-bahan metal
terlarut seperti Na, Mg,Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen
tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan merupakan
air murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah
dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung
komponen-komponen terlarut.
Ciri-ciri air yang mengalami
pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang
mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya
akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang
menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang
terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi
berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan
adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber
dan jenis polutan yang berbeda-beda.
Pencemaran mikroba pada bahan
pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan
sumber-sumber pencemar mikroba, seperti air, debu, udara, tanah, dan alat-alat
pengolah baik yang terjadi selama proses produksi atau penyiapan (BPOM RI,
2008). Kontaminasi mikroba dapat juga terjadi melalui vektor seperti lalat,
pada saat penanganan bahan mentah, pengolahan, pemanggangan, tangan pekerja,
dan kurangnya sanitasi pada rumah makan tersebut.
Salmonella adalah istilah yang mengacu pada kelompok
beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan infeksi salmonellosis di saluran
pencernaan. Menurut WHO, Salmonella merupakan salah satu penyebab utama
keracunan makanan di dunia.
Salmonellosis disebabkan konsumsi bahan makanan dan air yang
terkontaminasi bakteri Salmonella. Bakteri tipe ini bisa mengontaminasi daging,
ikan, telur, buah dan sayur.
Salmonella adalah
enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan
meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen
paling utama yang terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan
paratypus dan gastroenteristis (radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella
di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel samapi mencapai 8000 organisme
per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1% penduduk mengeluarkan
Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama disebabkan
oleh kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih
menjadi perhatian yang utama.
Salmonella merupakan bakteri
penyebab penyakit tifus, yang menimbulkan gejala pada saluran cerna. Jika air
yang tercemar Salmonella terminum, bakteri ini dapat menginfeksi tubuh. Penyakit
ini juga dapat membuat penderitanya mengalami dehidrasi. Penyakit karena
infeksi Salmonella biasanya berlangsung selama empat sampai tujuh hari.
Infeksi Salmonella ditandai dengan beberapa gejala.
Salmonella berinkubasi selama 12 hingga 72 jam dalam tubuh. Selama rentang
waktu inilah pasien menderita gejala-gejala berikut:
-Mual,
muntah, dan mencret.
Bakteri Salmonella typhi
berkembang biak di hati dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya
menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan,
akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat
mulut.
Sifat bakteri yang menyerang
saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi
diare (mencret), namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit
buang air besar).
-Keram
perut.
Demam yang tinggi menimbulkan
rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa
sakit di perut.
-Demam.
Demam lebih dari seminggu.
Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
-Lidah kotor
Bagian tengah berwarna putih
dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung
ingin makan yang asam-asam atau pedas.
-Badan
menggigil.
-Tinja
yang bercampur dengan darah.
-Pingsan, Tak sadarkan diri.
Penderita umumnya lebih
merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi
yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Salmonella juga bisa menyebabkan demam tifus yang lebih
fatal. Penyakit ini tergolong jarang karena hanya sebagian kecil bakteri
Salmonella bisa menyebabkannya.
Saat Anda mengonsumsi makanan
yang mengandung bakteri salmonella, Anda tidak akan langsung merasa sakit.
Sakit akan muncul setidaknya 2-3 hari setelah Anda mengonsumsi makanan
tersebut. Sehingga, mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengetahui makanan apa
yang menyebabkan Anda sakit. Anda harus mengingat-ingat lagi makanan apa yang
Anda makan selama tiga hari kebelakang, dan hal ini mungkin tidak mudah untuk
diingat.
Salmonellosis dapat ditangani dengan obat antidiare dan
antibiotik dengan dosis yang tepat. Bagi sebagian orang, gejala-gejalanya reda
dengan sendirinya dalam 2-3 hari. Pengobatan dalam hal ini hanya berfungsi
mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan menceret. Namun, jika Anda atau
anggota keluarga menunjukkan satu atau beberapa gejala keracunan Salmonella,
segera konsultasi ke dokter.
Selain untuk mendapatkan penanganan yang benar, dokter juga
bisa melakukan identifikasi bakteri Salmonella penyebab infeksi.
Makanan merupakan kebutuhan
pokok bagi kehidupan manusia untuk mendapatkan nutrisi agar kesehatan tubuh
manusia tetap terjaga, karena mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan oleh
tubuh. Fungsi makanan diantaranya untuk pertumbuhan, sebagai sumber energi
dalam tubuh, memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak, serta
mengatur proses di dalam tubuh. Senyawa utama yang terdapat dalam bahan makanan
adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Saraswati, 2012).
Cemaran mikroba pada bahan
pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan
sumber–sumber pencemar, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan
pernafasan manusia maupun hewan (Arifah, 2010). Kasus food borne disease yang
sering muncul adalah demam tifoid yang merupakan infeksi usus akut yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid mempunyai angka kejadian
yang tinggi. Pada tahun 2002 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tingkat I
terdapat 1936 kasus/1000 penduduk menderita demam tifoid di Kalimantan Selatan,
sedangkan di Indonesia berdasarkan data dari rumah sakit angka kejadiannya
sebesar 500/100.000 populasi, 78% diantaranya merupakan kasus anak-anak
menderita demam tifoid. Angka kejadian demam tifoid di Amerika Serikat sekitar
400 kasus per tahun, sedangkan di dunia berkisar 13 – 17 juta kasus setiap
tahunnya (Hartoyo dkk., 2006).
Banyak faktor yang mempengaruhi
jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, diantaranya adalah
sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban, dan nilai gizi), keadaan lingkungan
sumber makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan ataupun penyimpanan
makanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter
organoleptik, sehingga mengakibatkan perubahan nutrisi, nilai gizi atau bahkan
merusak makanan tersebut. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau
substrat untuk tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap
manusia (BPOM RI, 2008).
Buah dan sayur dapat
terkontaminasi bakteri salmonella dari air yang terkontaminasi. Kontaminasi ini
bisa terjadi saat pencucian, pengolahan dengan air, atau bersentuhan dengan
daging atau unggas mentah yang terkontaminasi.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...