Loading...
Peran Unsur Hara Mikro Aluminium (Al)
Aluminium (Al) merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer
setelah oksigen dan silika, yaitu 15%. Dan digolongkan dalam jenis unsur hara
non-esensial. Unsur hara non-esensial memiliki peran pada jenis tanaman
tertentu. Unsur hara yang termasuk hara non-esensial antara lain Al
(Aluminium), Si (Silikat), Na (Natrium), Co (Cobalt). Dalam struktur liat, Al dan
Si merupakan unsur-unsur inti penyusun lempeng pertama dan keduanya. Dalam lempeng tetrahidral liat, 15% situs
diduki Al dan sisanya (85%) diduduki Si yang keduanya bergabung melalui ikatan
oksigen (Hanafiah 2010).
Alumunium yang terdapat di dalam larutan tanah pada umumnya
dijumpai dalam berbagai bentuk seperti Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ pada pH tanah sekitar
4—5, Al3+ pada pH 5,5—7, dan Al(OH)4- pada pH 7—8. Kompleks ion lainnya seperti
Al4Al12(OH)24(H2O)127+(Al3) dan Al3+ hampir dipastikan selalu bersifat
meracuni, namun tidak terdapat rhizoktisitas akibat AlSO4+ dan Al(SO4)2- atau
Al-F seperti AlF2+ dan AlF2+. Status Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ tidak menentu pada
setiap percobaan tapi berindikasi sebagai keracunan Al-OH (Kinraide, 1997).
Jenis Al yang bersifat meracuni pada perakaran tanaman gandum dari hasil
percobaan Pietraszewska (2001) menunjukkan bahwa AlF2+
Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang
dapat menyebabkan keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam Rout et al.
(2001), Al yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada
tudung akar dan akar lateral dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui
pembentukan ikatan silang pektin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi
DNA melalui peningkatan rigiditas rantai ganda.
Aluminium memiliki karakter penyediaan dan penyerapan mirip
dengan unsur hara mikro, yaitu tanpa zona serapan mewah sehingga dalam kadar
sedikit berlebihan sudah menjadi racun. Sedangkan apabila Al tidak tersedia
dengan cukup di tanah, maka tanaman akan mengalami hambatan dalam
perkembangannya, dimana pertumbuhan bunga dan buah tanaman akan terlihat tidak
optimal.
Kelarutan Al dalam tanah berkaitan erat dengan pH tanah.
Kelarutan Al minimum dalam larutan encer terjadi pada pH 6-7. Pada larutan
tanah, kelarutan Al maksimum terjadi pada pH 4,06 dan minimum pada pH 7,23. (Hanafiah
2010).
Toleransi tanaman terhadap kelarutan Al dipengaruhi oleh
spesiesnya. Menurut Kamprath dan Foy (1985) secara umum jagung (Zea mays)
adalah tanaman yang paling tolerans terhadap Al, sedangkan kelompok tanaman
yang berketahanan sedang yaitu kapas
(Gossypium hirsutum L.), kedelai (Glycine max merril L.), lobak (Raphanus
sativus L.), kubis (Brassica oleracea), dan gandum, sedangkan kelompok tanaman
yang sensitif terhadap Al-larut yaitu selada (Latuca saiva), jelai (Hardeum
vulgare L.), dan bit gula.
Aluminium merupakan unsur hara penunjang yang dapat bersifat
toksik bagi tanaman. Unsur Al dapat
mengikat unsur P, Ca, K, dan Mg sehingga tidak tersedia dengan optimal bagi
tanaman, akibatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat. Salah satu dampaknya
yaitu tanaman tidak dapat menghasilkan produksi yang memiliki kualitas dan
kuantitas baik. Pada tinjauan pustaka dari berbagai literatur dibahas mengenai
pengaruh negatif Al terhadap tanaman, sebab keberadaan Al yang berlebihan
sangat berpengaruh terhadap keoptimalan unsur hara lain dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman akan mengalami keracunan apabila jumlah unsur hara
yang terkandung dalam larutan tanah melebihi batas maksirnum akar tanaman dalam
beradaptasi dan tumbuh dengan baik. Unsur hara mikro dibutuhkan tanaman hanya
dalam jumlah kecil, sehingga apabila tersedia dalam jumlah berlebihan akan
meracuni akar tanaman.
Unsur hara sangat dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan
hasil. tetapi apabila berlebihan dalam penyerapannya dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Tanaman pangan yang keracunan unsur hara tertentu,
memperlihatkan gejala-gejala berwarna jingga sampai merah tembaga pada daun
tua, berwarna kekuningan dengan bintik-bintik kecokelatan, dimulai dari ujung
daun tua dan menyebar keseluruh permukaan daun, kemudian mengering, pertumbuhan
tanaman terhambat dan tanaman rneniadi kerdil serta mempunyai anakan yang
sedikit. Keracunan dapat menyebabkan perkembangan perakaran tanaman menjadi
terbatas dan pendek. Gejala ini dapat muncul pada setiap tingkat pertumbuhan
tanaman.
Keracunan unsur hara aluminium (Al) memperlihatkan klorosis
di antara tulang daun. Bila keracunannya berat bagian yang klorosis ini akan
menjadi kering atau nekrosis dan bagian akar sering tercium bau karena akarnya
membusuk.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...