Saturday 15 December 2018

Peran Unsur Hara Mikro Aluminium (Al) dan Penjelasannya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                 Peran Unsur Hara Mikro Aluminium (Al)

Aluminium (Al) merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer setelah oksigen dan silika, yaitu 15%. Dan digolongkan dalam jenis unsur hara non-esensial. Unsur hara non-esensial memiliki peran pada jenis tanaman tertentu. Unsur hara yang termasuk hara non-esensial antara lain Al (Aluminium), Si (Silikat), Na (Natrium), Co (Cobalt). Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti penyusun lempeng pertama dan keduanya.  Dalam lempeng tetrahidral liat, 15% situs diduki Al dan sisanya (85%) diduduki Si yang keduanya bergabung melalui ikatan oksigen (Hanafiah 2010).

Alumunium yang terdapat di dalam larutan tanah pada umumnya dijumpai dalam berbagai bentuk seperti Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ pada pH tanah sekitar 4—5, Al3+ pada pH 5,5—7, dan Al(OH)4- pada pH 7—8. Kompleks ion lainnya seperti Al4Al12(OH)24(H2O)127+(Al3) dan Al3+ hampir dipastikan selalu bersifat meracuni, namun tidak terdapat rhizoktisitas akibat AlSO4+ dan Al(SO4)2- atau Al-F seperti AlF2+ dan AlF2+. Status Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ tidak menentu pada setiap percobaan tapi berindikasi sebagai keracunan Al-OH (Kinraide, 1997). Jenis Al yang bersifat meracuni pada perakaran tanaman gandum dari hasil percobaan Pietraszewska (2001) menunjukkan bahwa AlF2+

Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang dapat menyebabkan keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam Rout et al. (2001), Al yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung akar dan akar lateral dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan silang pektin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan rigiditas rantai ganda.

Aluminium memiliki karakter penyediaan dan penyerapan mirip dengan unsur hara mikro, yaitu tanpa zona serapan mewah sehingga dalam kadar sedikit berlebihan sudah menjadi racun. Sedangkan apabila Al tidak tersedia dengan cukup di tanah, maka tanaman akan mengalami hambatan dalam perkembangannya, dimana pertumbuhan bunga dan buah tanaman akan terlihat tidak optimal.

Kelarutan Al dalam tanah berkaitan erat dengan pH tanah. Kelarutan Al minimum dalam larutan encer terjadi pada pH 6-7. Pada larutan tanah, kelarutan Al maksimum terjadi pada pH 4,06 dan minimum pada pH 7,23. (Hanafiah 2010).

Toleransi tanaman terhadap kelarutan Al dipengaruhi oleh spesiesnya. Menurut Kamprath dan Foy (1985) secara umum jagung (Zea mays) adalah tanaman yang paling tolerans terhadap Al, sedangkan kelompok tanaman yang berketahanan sedang  yaitu kapas (Gossypium hirsutum L.), kedelai (Glycine max merril L.), lobak (Raphanus sativus L.), kubis (Brassica oleracea), dan gandum, sedangkan kelompok tanaman yang sensitif terhadap Al-larut yaitu selada (Latuca saiva), jelai (Hardeum vulgare L.), dan bit gula.

Aluminium merupakan unsur hara penunjang yang dapat bersifat toksik bagi  tanaman. Unsur Al dapat mengikat unsur P, Ca, K, dan Mg sehingga tidak tersedia dengan optimal bagi tanaman, akibatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat. Salah satu dampaknya yaitu tanaman tidak dapat menghasilkan produksi yang memiliki kualitas dan kuantitas baik. Pada tinjauan pustaka dari berbagai literatur dibahas mengenai pengaruh negatif Al terhadap tanaman, sebab keberadaan Al yang berlebihan sangat berpengaruh terhadap keoptimalan unsur hara lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tanaman akan mengalami keracunan apabila jumlah unsur hara yang terkandung dalam larutan tanah melebihi batas maksirnum akar tanaman dalam beradaptasi dan tumbuh dengan baik. Unsur hara mikro dibutuhkan tanaman hanya dalam jumlah kecil, sehingga apabila tersedia dalam jumlah berlebihan akan meracuni akar tanaman.

Unsur hara sangat dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan hasil. tetapi apabila berlebihan dalam penyerapannya dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Tanaman pangan yang keracunan unsur hara tertentu, memperlihatkan gejala-gejala berwarna jingga sampai merah tembaga pada daun tua, berwarna kekuningan dengan bintik-bintik kecokelatan, dimulai dari ujung daun tua dan menyebar keseluruh permukaan daun, kemudian mengering, pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman rneniadi kerdil serta mempunyai anakan yang sedikit. Keracunan dapat menyebabkan perkembangan perakaran tanaman menjadi terbatas dan pendek. Gejala ini dapat muncul pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman.

Keracunan unsur hara aluminium (Al) memperlihatkan klorosis di antara tulang daun. Bila keracunannya berat bagian yang klorosis ini akan menjadi kering atau nekrosis dan bagian akar sering tercium bau karena akarnya membusuk.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...