Saturday, 1 December 2018

Dampak Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Terhadap Tanah


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
     Dampak Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Terhadap Tanah


Keberhasilan pembangunan pertanian menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama sumberdaya lahan. Produksi pertanian yang menurun setiap tahunnya, dikawatirkan akibat penggunaan bahan agrokimia seperti pestisida yang cenderung berlebihan baik konsentrasi maupun dosisnya, sehingga terjadi akumulasi logam-logam berat seperti Pb pada tanah.

Pencemaran tanah oleh logam timbal (Pb) merupakan salah satu bentuk pencemaran yang sangat berbahaya bagi mahluk hidup. Jumlah logam timbal (Pb) di dalam tanah yang telah melebihi standar baku mutu menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri (self purification), sehingga diperlukan suatu alternatif pengolahan khusus.

Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740 ºC pada tekanan atmosfer. Timbal mempunyai nomor atom terbesar dari semua unsur yang stabil, yaitu 82. Namun logam ini sangat beracun. Timbal adalah logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan tulang untuk waktu yang lama. Timbal terdapat dalam beberapa isotop: 204Pb (1.4%), 206Pb (24.1%), 207Pb (22.1%), and 208Pb (52.4%). 206Pb, 207Pb and 208Pb kesemuanya adalah radiogenic dan merupakan produk akhir dari pemutusan rantai kompleks. Logam ini sangat resistan (tahan) terhadap korosi, oleh karena itu seringkali dicampur dengan cairan yang bersifat korosif (seperti asam sulfat).

Timbal dapat masuk dalam ke perairan melalui pengkristalan di udara yang merupakan pembakaran hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dengan bantuan hujan. Dapat pula sebagai akibat proses korosifikasi bahan mineral akibat hempasan dan angin. Timbal (Pb) yang masuk kedalam bahan perairan sebagai dampak aktifitas manusia, di antaranya dalam air buangan (limbah) industri yang berkaitan dengan timbal (Pb) yang jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak sungai dan terbawa menuju laut.

Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.

Cara Mengurangi dan Menanggulangi Pencemaran Timbal
Dengan mengurangi penggunaan zat-zat berbahaya tersebut dan menjaga kebersihan lingkungan, maka kelangsungan hidup yang ada di darat maupun di perairan akan terjaga. Ekosistem perairan juga terjaga, dan organisme yang ada di perairan akan terjaga kelangsungan hidupnya dan tidak merugikan semua pihak.
Menetralisir limbah-limbah tersebut bukanlah hal mudah. Teknologi pengolahan limbah seringkali menekan kondisi finansial suatu perusahaan, Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme akuatik (perairan).

Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan, karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi. Beberapa hasil studi melaporkan, penggunaan mikroorganisme untuk menangani pencemaran logam berat lebih efektif dibandingkan dengan ion exchange dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitivitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih baik dari proses pengendapan (presipitation) kalau dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya. Dengan kata lain, penanganan logam berat dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak berbahaya bagi lingkungan.

Efek Timbal Terhadap Kesehatan
Timbal merupakan salah satu logam yang sangat aplikatif di seluruh dunia, mempunyai banyak kegunaan namun juga sangat berbahaya (Ahmed, 2014). Timbal adalah kontaminan lingkungan yang dikenal memiliki sifat toksisitas tinggi terhadap manusia dan organisme hidup lainnya (Tiwari, dkk. 2014). Timbal terkenal merusak lingkungan dan dianggap sebagai sumber pencemar global (Ahmed, 2014).

Sistem syaraf dan kecerdasan
Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf.

Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan timbal memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah. Peningkatan kadar timbal dalam darah sebesar 10 µg/dl hingga 20 µg/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 µg/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin.

Gangguan terhadap sistem syaraf
Efek pencemaran timbal (Pb) terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewas. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan pada anak dengan kadar timbal (Pb) darah sebesar 40-80 μg/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh timbal (Pb), maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar timbal (Pb) pada anak berusia 21 bulan sampai 18 tahun (Sudarmaji, dkk, 2006).

Efek sistemik
Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL paling banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz (1995) dalam laporan WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 µg/dl to 5 µg/dl menyebabkan penurunan tekanan darah sebsar 1.25 mmHg. Pada wanita dewasa, hubungan antara BLL dengan tekanan darah tidak terlalu kuat dan jarang ditemukan.

Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan.

Efek timbal terhadap reproduksi
Efek timbal terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah diketahui sejak abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk menggugurkan kandungan. Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.

Gangguan terhadap fungsi ginjal
Logam berat Timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropaty irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis, dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.

Gangguan terhadap sistem hemopoitik
Keracunan timbal (Pb) dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urin. Pada anak-anak juga terjadi peningkatan ekskresi ALA dalam darah.efek dominan dari keracunan timbal (Pb) pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia akibat paparan Timbal (Pb). Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar timbal (Pb) di dalam darah.

Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb).

Timbal termasuk logam berat ”trace metals” karena mempunyai berat jenis lebih dari lima kali berat jenis air. Bentuk kimia senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan terbuang bersama sisa metabolisme.

Sumber Logam Berat Timbal (Pb)
Keberadaan timbal dapat ditemukan secara alami di lingkungan. Sumber Timbal (Pb) di lingkungan hidup kita adalah sebagai berikut (Mukono, 2002) :

Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam keadaaan alamiah menurut studi patterson (1965), kadar timah hitam di udara sebesar 0,0006 mikrogram/m3, sedangkan di daerah tanpa penghuni yaitu di pegunungan California (USA), menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,0008 mikrogram/m3. Baku mutu timbal di udara adalah 0,025-0,04 gr/Nm3.

Air
Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar antara 1–60 mikrogram/liter, sedangkan analisis air permukaan terutama pada sungai dan danau menunjukkan angka antara 1–10 mikrogram/liter. Kadar timah hitam pada air laut kadarnya lebih rendah dari yang terdapat di air tawar. Di pantai Californa (USA) kadar timah hitam (Pb) menunjukkan kadar antara 0,08 – 0,04 mikrogram/liter. Timbal (Pb) yang larut dalam air adalah Timbal asetat (Pb(C2H3O2)2), timbal klorat Pb(CLO3)2, timbal nitrat Pb (NO3)2, timbal stearat Pb (C18H35O2)2. Baku mutu (WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No 02 tahun 1988 yaitu 0,05 – 1 mg/liter.

Tanah
Rata-rata timbal (Pb) di permukaan tanah adalah sebesar 5-25 mg/kg.

Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Menurut study Weapohl (1961), dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb) pada bebatuan sekitar 10-20 mg/kg.

Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb). Menurut Wallen dan Delavault (1962), kadara timbal (Pb) pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat daun kering.

Makanan
Kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam proses procecing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras, gandum, kentang dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa) dan 25 mikrogram/kg BB (anak-anak).

Pengaruh Timbal (Pb) Terhadap Tanah dan Tumbuhan
Timbal masuk ke dalam dan seluruh ekosistem. Timbal tersimpan di dalam atmosfir, vegetasi, tanah dan air permukaan. Sifat fisik, kimia dan proses biogeokimia timbal dalam ekosistem akan mempengaruhi pergerakan timbal melalui ekosistem. Logam timbal dapat mempengaruhi semua komponen lingkungan dan dapat bergerak melalui ekosistem hingga mencapai kesetimbangan. Timbal terakumulasi di lingkungan, tetapi dalam lingkungan kimia tertentu akan berubah sedemikian rupa untuk meningkatkan kelarutannya (misalnya, pembentukan timbal sulfat dalam tanah), bioavailabilitas atau toksisitas. Efek timbal pada tingkat ekosistem biasanya dilihat sebagai bentuk tekanan terhadap ekosistem (Greene 1993, US EPA 1986).

Telah diketahui bahwa timbal terakumulasi dalam tanah, terutama tanah dengan kandungan organik yang tinggi (US EPA 1986). Timbal yang tersimpan di tanah ditransfer ke lapisan atas permukaan tanah, dapat dipertahankan selama bertahun-tahun (sampai 2000 tahun). Dalam ekosistem yang tidak terganggu, bahan organik di lapisan atas dari permukaan tanah tetap menahan timbal. Pada tanah pertanian, timbal bercampur dengan tanah hingga kedalaman 25C1II (yaitu, dalam zona akar). Timbal di dalam tanah akan terus bergerak ke rantai mikroorganisme dan makanan, sampai keseimbangan tercapai.

Tanaman cenderung menyerap timbal dari tanah dan sebagian besar bertahan dalam akar. Ada beberapa bukti bahwa dedaunan tanaman juga dapat menyerap timbal (dan ada kemungkinan bahwa timbal akan berpindah ke bagian lain dari tanaman). Penyerapan timbal oleh akar tanaman dapat dikurangi dengan penerapan kalsium dan fosfor pada tanah. Beberapa spesies tanaman memiliki kemampuan untuk mengakumulasi konsentrasi tinggi timbal (UNEP, WHO dan ILO 1991).

Pori-pori daun tanaman yang membiarkan karbon dioksida diperlukan untuk fotosintesis dan memancarkan oksigen. Polusi timbal melapisi permukaan daun dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk. Hal ini menyebabkan pengerdilan pertumbuhan atau membunuh tanaman dengan mengurangi laju fotosintesis, menghambat respirasi, mendorong perpanjangan sel tumbuhan yang mempengaruhi perkembangan akar 0; dengan menyebabkan penuaan pra-matang. Beberapa bukti menunjukkan bahwa timbal dapat mempengaruhi genetika populasi. Semua efek ini telah diamati pada sel-sel yang terisolasi atau tanaman hidroponik yang tumbuh dalam larutan timbal sekitar 1-2 ppm misalnya kelembaban tanah, tingkat timbal yang dialami oleh ekosistem dekat smelter atau pinggir jalan).

Timbal di udara dapat ditransfer ke tanaman secara langsung melalui baik secara langsung atau tidak langsung mengambil dari tanah. Pola dan tingkat akumulasi timbal tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan pertumbuhan vegetasi; yaitu, periode pertumbuhan aktif di musim semi dibandingkan dengan periode pertumbuhan yang rendah melalui musim gugur dan musim dingin (Greene, 1993)

Mengingat unsur kimia timbal dalam tanah, US EPA (1986) menunjukkan bahwa distribusi yang tidak merata dari timbal dalam ekosistem dapat menggantikan logam lain dari tempat mengikat bahan organik. Ini mungkin menghambat kerusakan kimia fragmen tanah anorganik dan timbal dalam tanah dapat menjadi lebih mudah larut, sehingga lebih mudah diserap oleh tanaman.

Menurut UU No.32 tahun 2009 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (Erfandi dan Juarsah, 2013).

Penggunaan bahan agrokimia yang tidak terkendali pada lahan pertanian terutama pada tanaman sayur-sayuran berdampak negatif, antara lain meningkatnya resistensi hama atau penyakit tanaman, terbunuhnya musuh alami dan organisme yang berguna, serta terakumulasinya zat-zat kimia berbahaya dalam tanah. Kandungan logam berat timbal (Pb) dalam batuan beku dan batuan sedimen adalah sebagai berikut: batuan beku basalt 2–18 ppm, batuan beku granit 6–30 ppm, lempung dan liat 16–50 ppm, batu pasir < 31 ppm (Charlena, 2004).

Air limbah pabrik dan rumah tangga juga merupakan penyebab adanya kandungan logam berat timbal (Pb) pada tanah, selain dari penggunaan pupuk dan pestisida. Limbah tersebut termasuk limbah anorganik atau limbah yang bukan berasal dari sisa makhluk hidup.Limbah anorganik mengandung unsur-unsur kimia anorganik yang sifatnya sulit sekali diuraikan oleh mikroorganisme.

Logam berat timbal (Pb) juga dapat diperoleh melalui udara buangan emisi kendaraan bermotor karena penggunaan bahan bakar pada motor yang mengandung timbal (Pb), sehingga lahan pertanian yang berada dipinggir jalan dapat terakumulasi logam berat timbal (Pb).

Logam berat timbal (Pb) yang terdapat pada tanah tentu akan mempengaruhi produktivitas tanaman diatasnya. Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal yang tinggi (100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasinya tinggi dan tanah dapat menyerap timbal (Pb) pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman (Charlene, 2004).

Tanah adalah komponen padat yang dapat menerima pencemar baik pencemar jatuh dari udara maupun pencemar yang mengikuti aliran air. Disamping sebagai tempat untuk memproduksi hampir semua bahan pangan, tanah berfungsi sebagai reseptor sejumlah polutan yang dapat masuk melalui air, udara maupun masuk secara langsung ke dalam tanah. Masuknya zat-zat pencemar ini menyebabkan susunan tanah mengalami perubahan sehingga mengganggu organisme yang hidup di dalam maupun pada permukaan tanah.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...