Loading...
Manfaat Tersembunyi Dari Hirudin
Hirudin
sebagai Zat Antikoagulan
Annelida merupakan filum dari Kingom Animalia yang termasuk
ke dalam hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang). Sesuai namanya,
Annulus/gelang (berasal dari Bahasa Latin), maka Annelida disebut juga dengan
Cacing Gelang karena tubuhnya tersusun atas segmen yang menyerupai
cincin/gelang.
Berdasar jumlah rambut/seta, filum Annelida dibagi menjadi 3
kelas, yaitu Polychaeta (berambut banyak), Olygochaeta (berambut sedikit), dan
Hirudinea (tidak berambut).
Selain tidak memiliki rambut, Hirudinea juga merupakan kelas
Annelida yang memiliki jumlah paling sedikit. Hirudinea tidak memiliki
parapodia (sepasang alat gerak) dan seta (rambut kaku) pada segmen tubuhnya.
Panjang Hirudinea bervariasi mulai dari 1 cm hingga 30 cm.
Secara umum, Annelida berada di lingkungan akuatik atau
terestial seperti di tempat-tempat yang lembab, perairan tawar, dan perairan
laut. Sedangkan Hirudinea berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam,
ataupun sungai.
Dari 300 spesies yang ada, Hirudo medicinalis atau yang
dikenal dengan lintah merupakan salah satu jenis spesies yang memiliki keunikan
tersendiri dan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kedokteran yaitu zat
hirudin digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses
operasi.
Hewan
Lintah masuk kategori cacing menjijikkan apabila dilihat mata
karena sudah pasti bagi yang tidak biasa akan enggan menyentuhnya.
Namun setelah mengetahui manfaatnya untuk kesehatan sudah
seyogyanya kita wajib memanjatkan puji syukur pada Kebesaran Tuhan.
Tuhan sudah menciptakan lintah untuk kita dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan tubuh kita yang terkena gangguan berbagai penyakit.
Lintah
(Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang berdasarkan
habitatnya hidup di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya. Bentuk
tubuhnya pipih. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada
korban dan mengisap darahnya.
Dahulu kala lintah hanya di buat orang menjadi minyak lintah
untuk membesarkan alat vital. Namun sekarang setelah berbagai penelitian panjang
banyak ditemukan kandungan zat / Enzim dalam lintah yang sangat luar biasa dan
baik bagi kesehatan manusia.
Sekarang anda bisa menyaksikan langsung di berbagai negara
maju dan juga di Negara kita tercinta klinik terapi lintah sudah mulai mudah kita
temukan di semua kota dan desa.
Klasifikasi Lintah:
*
Kingdom : Animalia
*
Filum : Annelida
*
Kelas : Clitellata
*
Ordo : Haplotaxida
*
Subkelas: Hirudinea
*
Genus : Hirudo
*
Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)
Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada
permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.
Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea
bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea
parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan
predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing,
siput, atau larva serangga, hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, dsb, bahkan
manusia.
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat
anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya
gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah
yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak
mungkin. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk
seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30
menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk
hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang
sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang
bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin. Darah dihisap
oleh faring otot & menampung dalam tembolok. Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi
darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya. Zat hirudin
yang dihasilkan lintah dapat domanfaatkan sebagai zat antikoagulan.
Antikoagulan adalah sebuah zat yang mencegah penggumpalan
darah dengan cara mengikat kalsium atau menghambat pembentukan trombin,
digunakan untuk profilaksis atau pengobatan gangguan tromboemboli.
Ada dua jenis antikoagulan. Antikoagulan jenis Coumadin
digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis). Antikoagulan
trombolitik digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah
(pengobatan).
Di negara maju seperti AS , Inggris, Jerman zat Hirudin
diakui lebih aman dibanding dengan obat pencair darah buatan ( kimia ), karena
efek sampingnya sangat minim.
Khasiat pengobatan dengan menggunakan lintah (hirudo) sudah
dikenal sejak ribuan tahun silam dan beberapa negara di Uni Eropa maupun di
Amerika sudah menggunakan terapi ini dalam kegiatan pengobata medis. Hasil dari
penenlitian para ahli ditemukan kurang lebih terdapat 14 jenis zat aktif yang
terkandung dalam zat liur lintah:
HIRUDIN: Zat aktif anti bekuan darah.
ANTI
INFEKSI: Zat untuk menjaga
terjadinya infeksi (pinicilin).
CALIN: Berada di darah kental yang memblokir ‘factor
von wilebrand’ dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator) dalam proses
agregrasi struktur darah yang disebut platelet.
DESTABILASE: Zat yang berguna untuk melumatkan vibrind
(produk akhir dari proses pengentalan darah)
HIRUSTASIN: Berada
di enzim kalikrein; enzim trypsin yang berfungsi sebagai pelembutan protein
menjadi peptone, untaian peptine, peptidase dst. Peptidase merupakan enzim di
dalam pencernaan dan usus.
BDLIINS:
Merupakan zat yg dapat mengurangi radang pada kulit, bengkak dan sedikit gatal
pasca terapi lintah.
HYALURONIDASE: Zat anti biaotik alami sehingga badan lintah
yg ‘dianggap kotor’ tidak menyebabkan infeksi.
ANASTHETIC
SUBTANCE: Mengandung bius lokal.
TRIPTASE
INHIBITOR: Berada di enzym
proteolytic dari mast cells dari suatu jaringan cyptoplasmic granule
(mengandung heparin, histamine, dan seretonin) yang dilepas pada saat mengalami
pembengkakan dan alergi.
EGLLINS: Zat anti inflamasi (anti pembengkakan)
FAKTOR
INHIBITORS: Zat
untuk meningkatkan aliran darah pada area sekitar gigitan.
HISTAMINLIKE
SUBSTANSE: Zat yang berfungsi
sebagai fosoldilator mengembangakan pembuluh darah sehingga aliran darah lebih
lancar.
Berikut
beberapa contoh terapi pengobatan yang menggunakan manfaat zat hirudin :
Terapi
menggunakan lintah
Terapi ini memanfaatkan gigi kecil penghisap yang terdapat
pada mulut lintah untuk dijadikan alat penghisap darah pada tubuh. Terapi
menggunakan lintah mampu meningkatkan sirkulasi aliran darah sehingga peredaran
darah pun menjadi lancar.
US Federal Drug Administration menggolongkan lintah sebagai
alat medis, karena dapat menghentikan darah yang mengalir pasca operasi. Proses
terapinya tergolong mudah. Sebanyak 2-3 lintah diletakkan pada badan pasien
yang menjalani terapi kurang lebih selama 40 menit. Usai mengisap darah, lintah
akan jatuh sendiri. Sebelumnya, lintah akan memproduksi hirudin yang membekukan
darah sehingga ketika lintah sudah terlepas, darah bekas isapan lintah akan berhenti
mengalir.
Lintah
dalam bidang pembedahan dan operasi plastik
Pada kedua bidang ini, lintah mempunyai peranan penting
dalam membantu transplantasi jaringan tubuh sekaligus memperbaiki sirkulasi
peredaran darah.
Efek amputasi yang dilakukan pada anggota badan terkadang
ikut memengaruhi pembuluh darah. Tentunya jika hal ini dibiarkan akan
mengganggu sistem tubuh. Dalam hal ini, khasiat lintah yang dimanfaatkan adalah
kemampuannya dalam merangsang pergerakan aliran darah sehingga sistem dalam
tubuh dapat berjalan normal.
Saat operasi plastik, jika dijumpai jaringan yang ikut mati
akibat proses operasi, lintah melalui zat yang dikandungnya dapat mengembalikan
fungsi jaringan tersebut. Lintah juga digunakan ketika proses mastektomi
(operasi pengangkatan payudara) untuk menghilangkan darah dari pembuluh vena
yang dapat masuk ke dalam perut.
Lintah
sebagai alternatif pengobatan radang sendi (arthritis)
Radang sendi biasanya terjadi tiba-tiba. Sendi menjadi kaku
disebabkan aliran darah yang terbatas pada daerah tersebut. Lama kelamaan,
bagian sendi yang sakit akan menjadi bengkak.
Penelitian yang menggunakan lintah sebagai terapi alternatif
penyembuh radang sendi menuai keberhasilan. Lintah yang ditempelkan pada area
yang sakit akan menghisap darah pada daerah di sekitar sendi, sehingga membuat
aliran darah kembali normal. Selain itu, rasa kaku dapat hilang dan bengkak
akibat arthritis pun dapat berkurang.
Lintah
berkhasiat dalam mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penelitian sains modern membuktikan bahwa zat antikoagulan
yang terkandung dalam liur lintah mampu mengobati tekanan darah tinggi
sekaligus penyakit yang berhubungan dengan jantung lainnya. Hal ini disebabkan
zat hirudin yang mampu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh darah dan
mengakibatkan menurunnya tekanan darah pada penderita hipertensi. Biasanya
pengobatan ini memakan waktu 2-4 jam.
Dibanding menggunakan obat dan berbagai zat kimia lainnya,
menggunakan lintah akan memperkecil efek negatif yang kerap ditimbulkan oleh
zat kimia.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...