Monday, 12 February 2018

Manfaat Tersembunyi Dari Hirudin


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
                       Manfaat Tersembunyi Dari Hirudin



Hirudin sebagai Zat Antikoagulan

Annelida merupakan filum dari Kingom Animalia yang termasuk ke dalam hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang). Sesuai namanya, Annulus/gelang (berasal dari Bahasa Latin), maka Annelida disebut juga dengan Cacing Gelang karena tubuhnya tersusun atas segmen yang menyerupai cincin/gelang.
Berdasar jumlah rambut/seta, filum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta (berambut banyak), Olygochaeta (berambut sedikit), dan Hirudinea (tidak berambut).

Selain tidak memiliki rambut, Hirudinea juga merupakan kelas Annelida yang memiliki jumlah paling sedikit. Hirudinea tidak memiliki parapodia (sepasang alat gerak) dan seta (rambut kaku) pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi mulai dari 1 cm hingga 30 cm.

Secara umum, Annelida berada di lingkungan akuatik atau terestial seperti di tempat-tempat yang lembab, perairan tawar, dan perairan laut. Sedangkan Hirudinea berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.

Dari 300 spesies yang ada, Hirudo medicinalis atau yang dikenal dengan lintah merupakan salah satu jenis spesies yang memiliki keunikan tersendiri dan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kedokteran yaitu zat hirudin digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi.

Hewan Lintah masuk kategori cacing menjijikkan apabila dilihat mata karena sudah pasti bagi yang tidak biasa akan enggan menyentuhnya.

Namun setelah mengetahui manfaatnya untuk kesehatan sudah seyogyanya kita wajib memanjatkan puji syukur pada Kebesaran Tuhan.

Tuhan sudah menciptakan lintah untuk kita dalam memenuhi kebutuhan kesehatan tubuh kita yang terkena gangguan berbagai penyakit.

Lintah (Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang berdasarkan habitatnya hidup di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya. Bentuk tubuhnya pipih. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada korban dan mengisap darahnya.

Dahulu kala lintah hanya di buat orang menjadi minyak lintah untuk membesarkan alat vital. Namun sekarang setelah berbagai penelitian panjang banyak ditemukan kandungan zat / Enzim dalam lintah yang sangat luar biasa dan baik bagi kesehatan manusia.

Sekarang anda bisa menyaksikan langsung di berbagai negara maju dan juga di Negara kita tercinta klinik terapi lintah sudah mulai mudah kita temukan di semua kota dan desa.

Klasifikasi Lintah:
* Kingdom : Animalia
* Filum   : Annelida
* Kelas   : Clitellata
* Ordo    : Haplotaxida
* Subkelas: Hirudinea
* Genus   : Hirudo
* Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)

Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).

Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga, hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, dsb, bahkan manusia.

Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin. Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok.  Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya. Zat hirudin yang dihasilkan lintah dapat domanfaatkan sebagai zat antikoagulan.

Antikoagulan adalah sebuah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau menghambat pembentukan trombin, digunakan untuk profilaksis atau pengobatan gangguan tromboemboli.
Ada dua jenis antikoagulan. Antikoagulan jenis Coumadin digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis). Antikoagulan trombolitik digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan).

Di negara maju seperti AS , Inggris, Jerman zat Hirudin diakui lebih aman dibanding dengan obat pencair darah buatan ( kimia ), karena efek sampingnya sangat minim.

Khasiat pengobatan dengan menggunakan lintah (hirudo) sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan beberapa negara di Uni Eropa maupun di Amerika sudah menggunakan terapi ini dalam kegiatan pengobata medis. Hasil dari penenlitian para ahli ditemukan kurang lebih terdapat 14 jenis zat aktif yang terkandung dalam zat liur lintah:

HIRUDIN:  Zat aktif anti bekuan darah.
ANTI INFEKSI:  Zat untuk menjaga terjadinya infeksi (pinicilin).
CALIN:  Berada di darah kental yang memblokir ‘factor von wilebrand’ dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator) dalam proses agregrasi struktur darah yang disebut platelet.
DESTABILASE:  Zat yang berguna untuk melumatkan vibrind (produk akhir dari proses pengentalan darah)
HIRUSTASIN: Berada di enzim kalikrein; enzim trypsin yang berfungsi sebagai pelembutan protein menjadi peptone, untaian peptine, peptidase dst. Peptidase merupakan enzim di dalam pencernaan dan usus.
BDLIINS: Merupakan zat yg dapat mengurangi radang pada kulit, bengkak dan sedikit gatal pasca terapi lintah.
HYALURONIDASE:  Zat anti biaotik alami sehingga badan lintah yg ‘dianggap kotor’ tidak menyebabkan infeksi.
ANASTHETIC SUBTANCE:  Mengandung bius lokal.
TRIPTASE INHIBITOR:  Berada di enzym proteolytic dari mast cells dari suatu jaringan cyptoplasmic granule (mengandung heparin, histamine, dan seretonin) yang dilepas pada saat mengalami pembengkakan dan alergi.
EGLLINS:  Zat anti inflamasi (anti pembengkakan)
FAKTOR INHIBITORS:  Zat untuk meningkatkan aliran darah pada area sekitar gigitan.
HISTAMINLIKE SUBSTANSE:  Zat yang berfungsi sebagai fosoldilator mengembangakan pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar.

Berikut beberapa contoh terapi pengobatan yang menggunakan manfaat zat hirudin :

Terapi menggunakan lintah
Terapi ini memanfaatkan gigi kecil penghisap yang terdapat pada mulut lintah untuk dijadikan alat penghisap darah pada tubuh. Terapi menggunakan lintah mampu meningkatkan sirkulasi aliran darah sehingga peredaran darah pun menjadi lancar.

US Federal Drug Administration menggolongkan lintah sebagai alat medis, karena dapat menghentikan darah yang mengalir pasca operasi. Proses terapinya tergolong mudah. Sebanyak 2-3 lintah diletakkan pada badan pasien yang menjalani terapi kurang lebih selama 40 menit. Usai mengisap darah, lintah akan jatuh sendiri. Sebelumnya, lintah akan memproduksi hirudin yang membekukan darah sehingga ketika lintah sudah terlepas, darah bekas isapan lintah akan berhenti mengalir.

Lintah dalam bidang pembedahan dan operasi plastik
Pada kedua bidang ini, lintah mempunyai peranan penting dalam membantu transplantasi jaringan tubuh sekaligus memperbaiki sirkulasi peredaran darah.

Efek amputasi yang dilakukan pada anggota badan terkadang ikut memengaruhi pembuluh darah. Tentunya jika hal ini dibiarkan akan mengganggu sistem tubuh. Dalam hal ini, khasiat lintah yang dimanfaatkan adalah kemampuannya dalam merangsang pergerakan aliran darah sehingga sistem dalam tubuh dapat berjalan normal.

Saat operasi plastik, jika dijumpai jaringan yang ikut mati akibat proses operasi, lintah melalui zat yang dikandungnya dapat mengembalikan fungsi jaringan tersebut. Lintah juga digunakan ketika proses mastektomi (operasi pengangkatan payudara) untuk menghilangkan darah dari pembuluh vena yang dapat masuk ke dalam perut.

Lintah sebagai alternatif pengobatan radang sendi (arthritis)
Radang sendi biasanya terjadi tiba-tiba. Sendi menjadi kaku disebabkan aliran darah yang terbatas pada daerah tersebut. Lama kelamaan, bagian sendi yang sakit akan menjadi bengkak.

Penelitian yang menggunakan lintah sebagai terapi alternatif penyembuh radang sendi menuai keberhasilan. Lintah yang ditempelkan pada area yang sakit akan menghisap darah pada daerah di sekitar sendi, sehingga membuat aliran darah kembali normal. Selain itu, rasa kaku dapat hilang dan bengkak akibat arthritis pun dapat berkurang.

Lintah berkhasiat dalam mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penelitian sains modern membuktikan bahwa zat antikoagulan yang terkandung dalam liur lintah mampu mengobati tekanan darah tinggi sekaligus penyakit yang berhubungan dengan jantung lainnya. Hal ini disebabkan zat hirudin yang mampu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan menurunnya tekanan darah pada penderita hipertensi. Biasanya pengobatan ini memakan waktu 2-4 jam.


Dibanding menggunakan obat dan berbagai zat kimia lainnya, menggunakan lintah akan memperkecil efek negatif yang kerap ditimbulkan oleh zat kimia.



*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.

pasang iklan disini




loading...