Loading...
Berbagai ragam Manfaat Giberelin
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang
irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis atau
pembesaran sel atau dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Kondisi memiliki tubuh tinggi merupakan ciri-ciri makhluk
hidup yang bukan hanya merajai oleh
kalangan manusia saja. Di dalam tumbuhan, fenomena tinggi badan yang tinggi
juga dapat di jumpai. Mengapa bisa terjadi?, sebab terdapat molekul dalam tubuh
yang menyebabkan tumbuhan memiliki tinggi berbeda dari normalnya. Molekul
tersebut berupa hormone yang mampu merangsang sel dan jaringan yang ada di
dalam tubuh untuk berkembang dan terdiferensiasi tumbuh menjadi tinggi.
Tumbuhan akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,
dimana pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran tanaman tersebut yang bisa
diukur dengan alat ukur , sedangkan perkembangan merupakan bagaimana setiap
fungsi organ tanaman tersebut bekerja sesuai tahapannya yang tidak dapat diukur
dengan alat ukur. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana Faktor
Eksternal Pertumbuhan mencakup suhu , air dan mineral, dan cahaya matahari.
Sedangkan Faktor Internal Pertumbuhan antara lain Gen , Enzim dan ang terakhir
Hormon. Dari faktor-faktor tersebut yang paling berperan penting yaitu hormon.
Salah satu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu hormon giberelin.
Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran dan berat kering
yang tidak dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma mungkin karena
ukuran dan jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma melalui reaksi dimana
air, C02, dan garam-garaman organik dirubah menjadi bahan hidup yang mencakup;
pembentukan karbohidrat (proses tbtosintesis), pengisapan dan gerakan air dan
hara (proses absorbs dan translokasi), penyusunan perombakan protein dan lemak
dari elemen C dari persenyawaan organik (proses metabolisme) dan tenaga kimia
yang dibutuhkan didapat dari respirasi.
Meskipun faktor utama yang menentukan pertumbuhan tanaman
adalah vitamin dan mineral-mineral yang ada di lingkungan, namun peran hormon
juga tidak kalah penting karena fitohormonlah yang berperan sebagai pemacu
pertumbuhan. Keberadaan hormon-hormon pertumbuhan menjadi penting karena
berpengaruh terhadap banyak aspek mulai dari pertumbuhan akar, batang, daun,
hingga pematangan buah.
Perbedaan antara hormon dan ZPT ialah, hormon dihasilkan
secara alami (alamiah) baik itu dari tumbuhan ataupun dari hewan. Sementara ZPT
(Zat Pengatur Tumbuh) adalah Zat yang dihasilkan secara buatan (sintetis)
dengan campur tangan manusia ataupun melalui rekayasa dan biasanya ZPT ini
berhubungan dengan kimia. Zat pengatur tumbuh (ZPT) menupakan senyawa organik
yang dibutuhkan oleh tanaman selain unsur hara. Zat pengatur tumbuh sangat
penting perannya bagi tanaman.
Konsentrasi yang sangat rendah dari hormon tertentu yang
diproduksi oleh tanaman dapat memacu atau menghambat pertumbuhan atau
diferensiasi pada berbagai macam sel-sel tumbuhan dan dapat mengendalikan
perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada tumbuhan.
Namun, beberapa ilmuwan memberikan definisi yang lebih terperinci terhadap istilah hormon
yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ atau jaringan yang dapat
mempengaruhi organ atau jaringan lain dengan cara khusus. Berbeda dengan yang diproduksi
oleh hewan senyawa kimia pada tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga
penghasil senyawa tersebut disamping mempengaruhi sel lainnya, sehingga
senyawa-senyawa tersebut disebut dengan
zat pengatur tumbuh untuk
membedakannya dengan hormon yang diangkut secara sistemik atau sinyal
jarak jauh.
Sejarah hormone giberilin
Secara umum hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya
mengatur reaksi-reaksi metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk di
dalam organisme dengan proses metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi.
Hormon tumbuhan merupakan senyawa organik yang disentesis di salah satu bagian
tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat
rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis.
Hormon tanaman dapat diartikan luas, yaitu mampu mendorong ataupun
yang menghambat pertumbuhan.Pada kadar rendah tertentu hormon akan mendorong
pertumbuhan, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan, meracuni, bahkan mematikan tanaman. Pemahaman terhadap fitohormon
pada masa kini telah membantu peningkatan hasil. Hormon tumbuhan merupakan
bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah
mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auksin,
sitokinin, giberelin, etilen, dan inhibitor. Namun demikian menurut
perkembangan riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk hormon dari
golongan polyamines seperti putrescine, spermine dan spermidine. Dari sudut
pandang evolusi, hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormone giberelin ini di temukan dalam sebuah tanaman jamur
Giberrella fujikuroi. Sejarah pertamanya ditemukan hormon gibrelin ini adanya
penelitian dari Jepang sedang
menyelidiki penyebab dari “bakanae” atau bibit bodoh yang dapat menyebabkan
panen bibit dari Jepang menurun.
Bukan hanya di Jepang di Taiwan dan Asia terdapat hal serupa,
semua bibit dapat menjadi kuning pucat , bibit memanjang dengan daun ramping
dan akar terhambat, banyak tanaman yang mati kalaupun hidup disertai penyakit-penyakit
tanaman.
Bakanae ini disebabkan oleh adanya infeksi jamur milik genus
Fusarium. Setelah diketahui beberapa penyebab berbagai penelitian dilakukan di
Amerrika serikat, Jepang, Taiwan dan Asia, dari penelitian tersebut
mengembangkan campuran senyawa-senyawa untuk menghasilkan hormon yang
meningkatkan kualitas tanaman.
Sehingga pada tahun 1968 J. Mac Milla dan N Takahasashi
mencapai kesepakatan bahwa semua giberilin harus diberi nomor sebagai giberilin
A1-x terlepas dari asal-usul mereka, karena sebelum tahun tersebut terdapat
berbagai jenis hormon giberelin yang berbeda-beda labelnya. Selama 20 tahun terakhir dengan menggunakan
teknik modern giberelin telah banyak yang telah diidentifikasi. Kemudian
hormone ini di isolasi dan di bagi menjadi empat tipe, yakni giberelin A,
giberelin A1, giberelin A2 serta giberelin A3. Struktur molekul dan fungsi
setiap tipe hormone ini berbeda-beda. Secara devariatif bersama beberapa
struktur giberelin dapat dari identifikasi melalui tumbuhan-tumbuhan lain,
jamur, atau pun pada bakteri. Total karbon pada hormone ini ada 19 sampai
dengan 20 unit yang di masukkan dalam struktur 4 sampai 5 cincin. Beberapa ahli
meramalkan hasil sintesis ini dapat menjadi biosintesis yang menghasilkan 3
molekul asetil KoA, 2 molekul NADPH yang berperan sebagai produk efek samping
dari asam mevalonat.
Giberalin adalah zat kimia yang dikelompokkan ke dalam
terpinoid. Giberalin sebagai hormon tumbuh pada tanaman yang berpengaruh
terhadap sifat genetik, pembungaan, partenokarpi, penyinaran, mobilisasi
karbohidrat selama perkecambahan, perpanjangan sel, aktivitas kambium,
mendukung pembentukan RNA baru serta sintesis protein (Abidin, 1993 dalam
Simanungkalit, 2011). GA3 mampu mempengaruhi sifat genetik dan proses fisiologi
yang terdapat dalam tumbuhan, seperti pembungaan, partenokarpi, dan mobilisasi
karbohidrat selama masa perkecambahan berlangsung (Yasmin et al., 2014).
Hormone giberelin merupakan suatu hormone yang sangat
berpengaruh pada perkembangan dan perkecambahan sel embrio dengan bantuan
fungsi cahaya matahari. Kemudian akan membantu untuk merangsang pembentukan
enzim yang berpengaruh dalam pemecahan senyawa amilum. Enzim tersebut adalah
enzim amylase. Pemecahan senyawa terjadi pada endosperm, yakni tempat cadangan
makanan. Mengapa harus dipecah? Agar bisa menghasilkan senyawa glukosa yang
mana merupakan senyawa penghasil energi. Hormone ini kerap di berikan pada
tanaman-tanaman yang kerdil. Sebab gunanya adalah untuk membantu menormalkan
pertumbuhan tanaman tersebut agar besar seperti tanaman pada umumnya. Cara
kerja hormone ini akan di bantu oleh hormone-hormone lainnya, seperti hormone
auksin.
Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji,
yaitu merangsang pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah,
merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin
dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar, tetapi pada
konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.
Semua giberelin yang ditemukan adalah senyawa diterpenoid.
Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang memiliki 5 atom
karbon (C). Unit-unit isoprene ini dapat bergabung menghasilkan monoterpene
(C-10), sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20), dan triterpene (C-30). Asam
diterpenoid disintesis melalui jalur terpenoid dan dimodifikasi di dalam
retikulum endoplasma dan sitosol sampai menjadi senyawa yang aktif.
Semua molekul giberelin mengandung ‘Gibban Skeleton’.
Giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua kelompok berdasarkan jumlah atom C,
yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi
gugus hydroksil dapat dibedakan menjadi gugu hidroksil yang berada di atom C
nomor 3 dan nomor 13.
Beragam fungsi hormon giberelin
Hormon giberelin memiliki fungsi pada tumbuhan yang akan
membantu proses pembentukan sempurna pada tumbuhan diantaranya yaitu:
-Membantu
pertumbuhan tunas embrio.
-Membantu
perkecambahan embrio.
Giberelin diprcaya dapat mematahkan dormansi pada biji .
Hormon giberelin ini merangsang biji untuk berkecambah yang ditandai dengan
munculnya koleoptil pada biji, radikula (bakal akar) dan plumula( bakal batang
serta daun). Untuk mendukung proses perkecambahan dibutuhkan kondisi lingkungan
yang khusus oleh tumbuhan seperti faktor cahaya dan suhu.
-Membantu
mempercepat pertumbuhan.
Pada batang hormon giberelin merangsang pemanjangan sel dan
pembelahan sel batang. Selain hormon giberelin yang berperan alam pemanjangan
batang ini terdapat hormon lain yaitu hormon auksin. Pada pemberian giberelin
ini dapat diberikan pada tanaman yang kerdil, yang akan memacu tanaman yang
kerdil utuk tumbuh. Ketika giberelin diberikan maka tumbuhan beralih ke
pertumbuhan organ reproduktif dan terjadi lonjakan giberelin yang akan memacu pertambahan
batang lebih cepat.
-Membantu
perkecambahan biji.
-Membantu
mempercepat aktivitas kambium.
Akar dan daun muda, adalah tempat utama yang memproduksi
gibberellin. Gibberellin menstimulasi pertumbuhan pada daun maupun pada batang;
tetapi efeknya dalam pertumbuhan akar sedikit. Di dalam batang, gibberellin
menstimulasi perpanjangan sel dan pembelahan sel.
Gibberellin juga menyebabkan pengendoran dinding sel, tetapi
tidak mengasamkan dinding sel. Satu hipotesis menyatakan bahwa; gibberellin
menstimulasi enzim yang mengendorkan dinding sel, yang memfasilitasi penetrasi
protein ekspansin ke dalam dinding sel.
Di dalam batang yang sedang tumbuh, gibberellin
memfasilitasi penetrasi ekspansin ke dalam dinding sel untuk bekerja sama dalam
meningkatkan perpanjangan sel.
Efek gibberellin dalam meningkatkan perpanjangan batang,
adalah jelas, ketika mutan tumbuhan tertentu yang kerdil, diberi gibberellin.
Beberapa kapri yang kerdil (termasuk yang dipelajari oleh Mendel), tumbuh
dengan ketinggian normal bila diberi gibberellin. Apabila gibberellin
diaplikasikan ke tumbuhan yang ukurannya normal, seringkali tidak memberikan
respon. Nampaknya, tumbuhan tersebut sudah memproduksi dosis hormon yang
optimal.
Suatu contoh yang paling menonjol, dari perpanjangan batang
yang telah diinduksi oleh gibberellin; adalah terjadinya pemanjangan yang
tiba-tiba yang disebut bolting, yaitu pertumbuhan tangkai bunga yang cepat.
Pada saat tumbuhan berubah ke fase reproduktif, maka terjadi
ledakan gibberellin yang menginduksi internodus menjadi memanjang dengan cepat,
sehingga kuncup bunga menjadi tinggi dan berkembang pada ujung batang.
-Membantu
merangsang pembentukan enzim amylase, maltase, dan pemecah protein.
-Membantu
pembentukan biji.
-Munculnya
buah tanpa biji.
Saat melakukan
penyemprotan hormon giberelin pada
tanaman yang berkembang menyebabkan biji tidak tumbuh. Salah satu hormon
yang akan membuat buah tanpa biji ini yaitu hormon giberelin , hal ini sudah di
aplikasikan pada buah tertentu misalnya anggur. Hal ini sering disebut dengan
partenokarpi dimana pertenokarpi yaitu pembentukan buah tanpa biji. Selain
untuk menghambat pertumbuhan biji hormon giberelin juga mampu merangsang
produksi buah yang lebih banyak serta mampu mempertahankan kondisi buah dari
pembusukan setelah buah tersebut dipanen.
-Mampu
memecah senyawa amilum untuk menghasilkan senyawa glukosa.
-Membantu
dalam proses pembentukan biji.
Embrio biji kaya dengan sumber gibberellin. Setelah air
diimbibisi, terjadi pelepasan gibberellin dari embrio, yang mengisyaratkan biji
untuk memecahkan dormansi dan segera berkecambah.
Pada beberapa biji yang memerlukan kondisi lingkungan khusus
untuk berkecambah, misal keterbukaan terhadap cahaya atau temperatur yang
dingin, maka pemberian gibberellin akan memecahkan dormansi. Gibberellin,
membantu pertumbuhan pada perkecambahan serialia, dengan menstimulasi sintesis
enzim pencerna seperti; amilase, yang
memobilisasi cadangan makanan.
Diduga giberelin yang terdapat di dalam biji merupakan
penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan
pertumbuhan embrio. Sebagai contoh, air yang tersedia dalam jumlah cukup akan menyebabkan embrio pada
biji rumput-rumputan mengeluarkan giberelin yang mendorong perkecambahan
dengan memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat di dalam biji.
Pada beberapa tanaman, giberelin menunjukkan interaksi
antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat yang menyebabkan
dormansi biji.
-Merangsang
serbuk sari atau polen.
Salah satu fungsi hormon pada giberelin yaitu merangsang
pertumbuhan buah . Untuk merangsang pertumbuhan buah ini tidak hanya pengaruh
hormon giberelin melainkan pengaruh dari hormon auksin. Perbedaan kualitas dan
ukuran buah pada tanaman yang diberi hormon dan tidak , sangat signifikan.
Biasanya tanaman yang diberi hormon giberelin cenderung lebih besar dan
terhindar dari penyakit.
-Membantu
merangsang pembentukan bunga.
-Membantu
pembentukan bunga.
Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh
banyak penelitian. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981),
pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna. Ternyata pemberian GA3
meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu perlakuan.
-Mempu
menyebabkan tanaman berbunga sebelum musimnya.
Salah satu fungsi giberelin pada bunga yaitu mampu
merangsang proses pembungaan pada tanaman berbunga. Saat kondisi lingkungan
yang tidak stabil biasanya cenderung membuat batang pada tumbuhan tidak beruas
panjang yang mengakibatkan bunga tidak tumbuh. Giberelin sangat berperan paa
kondisi tersebut , dimana saat diberikan hormon giberelin ini maka akan memicu
pertumbuhan batang lebih panjang yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan
bunga.
-Membantu
menghentikan masa dorminasi biji (kebalikan hormone sitokinin).
-Membantu
memperbesar ukuran pada buah.
Gibberellin hendaknya selalu tersedia untuk mengatur
pertumbuhan buah. Aplikasi gibberellin secara komersial yaitu dengan menyemprot
anggur ‘Thompson’ menjadi tanpa biji adalah sangat penting.
Hormon, menjadikan buah anggur secara individu tumbuh lebih
besar, sesuai dengan ukuran yang diinginkan konsumen; dan juga menjadikan ruas
(internodus) lebih panjang, sehingga lebih banyak tempat bagi tiap-tiap buah
anggur untuk berkembang.
Penambahan ruang tumbuh ini, akan meningkatkan sirkulasi
udara antara buah anggur yang satu dengan yang lainnya; juga menjadikan buah
anggur lebih keras, sehingga tahan terhadap jamur serta mikroorganisme lainnya
yang akan menginfeksi buah.
-Meninggikan
tumbuhan kerdil menjadi tumbuhan normal.
Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan
oleh adanya mutasi genetik. Penyemprotan giberelin pada tanaman yang kerdil
bisa mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi. Sel-sel pada tanaman keril
mengalami perpanjangan (elongation) karena pengaruh giberelin. Giberelin
mendukung perkembangan dinding sel menjadi memanjang. Penelitian lain juga
menemukan bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan enzim proteolitik
yang akan membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal ini menjelaskan
fonomena peningkatan kandungan auksik karena pemberian giberelin.
-Dengan
konsentrasi rendah, tidak merangsang pembentukan akar.
-Dengan
konsentrasi tinggi, bisa merangsang pembentukan akar.
Cara kerja hormon giberelin
Hormone giberelin ini bekerja dengan mengenai bagian embrio
atau tunas agar terkena air. Hal ini bisa menyebabkan tunas embrio menjadi
aktif, yang mana memicu munculnya hormone giberelin (GA). Keluarnya hormone ini
bisa memicu keluarnya aleuron yang nantinya mensintesis dan mengeluarkan enzim.
Enzim yang bisa keluar berupa enzim amylase, maltase, serta enzim yang mampu
memecah protein. Selain itu, jika anda menambahkan hormone giberelin pada
tanaman yang sedang berbunga pada bagian-bagian bunga, maka tumbuhlah buah
tanpa biji. Sekarang ini sudah banyak berkembang adanya buah tanpa biji,
seperti yang ada pada semangka.
Giberelin mempercepat munculnya tunas di permukaan tanah.
Hal ini disebabkan karena GA3 memacu aktivitas enzim–enzim hidrolitik khususnya
α amilase yang menghidrolisis cadangan pati sehingga tersedia nutrisi yang
cukup untuk tunas supaya bisa tumbuh lebih cepat. Tinggi tanaman tidak
dipengaruhi oleh giberelin. Hal ini karena giberelin diberikan pada umbi bibit
sebelum ditanam sehingga pengaruhnya hanya pada fase awal pertumbuhan yaitu
berupa pemacuan pertumbuhan tunas lateral. Pengaruh tersebut tidak terbawa ke
fase pertumbuhan selanjutnya sehingga tinggi tanaman tidak terpengaruh.
Hampir semua tanaman yang bisa bertambah tinggi dengan
pemberian hormone giberelin. Misalnya pada tumbuhan yang kerdil, ketika di
berikan hormone ini akan tumbuh dengan tinggi normal. Namun pada tanaman yang
sudah tumbuh nornak, di berikan hormone giberelin bisa menyebabkan tanaman
tumbuh lebih cepat dari jenisnya yang biasanya. Anehnya, pemberian hormone giberelin
ini hasilnya sama saja ketika di tambahkan pada tanaman jagung.
Letak hormon giberelin
Hormon giberelin terletak pada berbagai struktur tanaman.
Berikut letak Hormon Giberelin :
Biji
Biji merupakan salah satu komponen pada tanaman yang
digunakan sebagai unit penyebaran perbanyakan tanaman secara alamiah. Akan
tetapi terdapat kondisi tertentu yang tidak mempunyai biji maupun dalam
pertumbuhan bijinya melambat. Dimana di
dalam biji terdapat ormon giberelin yang dapat mempercepat dan meningkatkan
pertumbuhan biji. Jika didalam biji tidak terdapat hormon tersebut maka
tumbuhan akan mengalami perlambatan fungsi , untuk menanggulangi kasus tersebut
kita dapat menambahkan hormon giberelin tersebut pada tanaman.
Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan yang digunakan untuk tempat
berlangsungnya fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada
tumbuhan.Selain itu daun juga berfungsi untuk proses pertukaran karbondioksida
dan oksigen , mengatur proses transpirasi atau penguapan bila tumbuhan
kekurangan atau kelebihan air, dan daun juga berfungsi pada proses
perkembangbiakan secara vegetatif. Hormon yang berperan pada daun tanaman
tersebut salah satunya yaitu hormon giberelin , jikan daun kekurangan hormon
tersebut maka akan menyebabkan kemunduran dari fungsi-fungsi daun tanaman.
Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama
yaitu guna menghisap air dan garam mineral dalam darah. Akar juga mengalami
pertumbuhan setiap harinya yang dipengaruhi oleh hormon giberelin.Setiap
tumbuhan memiliki bentuk akar yang berbeda-beda sesuai dengan daerah hidupnya
dan sesuai dengan kebutuhan masin-masing tanaman. Terdapat 2 jenis akar yaitu
akar tunggang dan serabut dmana akar tunggang biasanya cenderung pada
tanaman-tanaman besar yang hidup didaerah tanah yang kering sedangkan
akarserabut biasanya terdapat pdaa tumbuhan yang hidup di daerah tanah yang lembab
dan subur seperti di sawah.
Bunga
Bunga merupakan salah satu bagian pada tanaman yang berperan
dalam perkembangbiakkan tumbuhan tersebut. Bunga ini memiliki karakteristik
bentuk , dan warna yang khas dimana memiiki bau yang wangi. Salah satu fungsi
hormon giberelin yaitu untuk meningkatkan proses penyerbukan.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon.
Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang
dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses
fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan
tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata,
translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh adalah senyawa
organik dan bukan hara tanaman. Senyawa ini aktif dalam kosentrasi rendah yang
bersifat merangsang, menghambat, atau merubah proses fisiologis tanaman secara
kuantitatif atau kualitatif (Belakhir et al., 1998). Tingkat konsentrasi dan
penggunaan jenis zat pengatur tumbuh tertentu sehingga dijadikan komponen
medium mengatur arah pertumbuhan suatu tanaman (Karjadi dan Buchory, 2007; Nisa
et al., 2011). Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima golongan,
yaitu auksin, sitokinin, giberalin, etilen
dan asam absisat dengan ciri khas dan proses fisiologis yang
berbeda-beda (Trisna et al., 2013).
Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia
banyak ditemukan senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon
tanaman. Senyawa ini dikenal dengan nama ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).
Berdasarkan sumbernya, zat pengatur tumbuh dapat diperoleh
secara alami atau sintetik. Contoh zat pengatur tumbuh alami yaitu air kelapa,
urin sapi dan ekstraksi dari bagian tanaman (Leovici et al., 2014). Contoh zat
pengatur tumbuh sintesis adalah Asam Asetat (IAA), Indol Asam Butirat (IBA),
Naftalen Asam Asetat (NAA) dan 2,4 D Dikhlorofenoksiasetat (2,4-D), Gibberellic
Acid (GA)1, GA2, GA3 dan GA4 (Hendaryono dan Wijayani, 2012; Istomo dan
Kiswantara, 2012). Semua giberalin bersifat asam makanya dinamakan asam
giberalat (GA) yang dinomori untuk membeda-bedakannya (Salisbury dan Ross,
1995).
Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant
regulator), adalah senyawa organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang
mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan fitohormon adalah
senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang
disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain
tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan
morfologis.
Contoh cara pemberian giberelin
Pada tanaman hias
Hormon giberelin dipakai untuk tanaman hias yang berbunga
.Semprotkan pada arah akar dan tunas, tiap 3-4 hari sekali (3-4 kali saja) saat
tanamanhias diperkirakan sudah akan tumbuh bunganya, Lanjutkan dengan
pemupukan.Makatanaman hias akan cepat tumbuh bunganya.Untuk tanaman padi,
melon, kacang-kacangan, kedelai, kelapa sawit dan lain lainnya,
hormonegiberelin disemprotkan kira-kira umur tanaman tersebut sudah akan mulai
keluar buahnya. Semprotkan hormone giberelin 3-4 hari sekali (3-4 kali saja),
dengan pacuan hormon giberelin dan hormonecolchicine untuk merendam bibit, maka
tumbuhnya buah akan lebih besar-besar dan lebih lebat.
Pembentukan bunga pada tumbuhan tergantung pada beberapa
faktor termasuk umur dan keadaan lingkungan. Misalnya perbandingan siang dan
malam sangat berpengaruh pada beberapa spesies. Beberapa spesies hanya berbunga
pada saat lama siang hari melewati titik kritis tertentu dan lainnya hanya
berbunga jika lamanya siang hari lebih
pendek dari krisis tertentu. Giberelin dapat menggantikan har panjang yang
dibutuhkan oleh bebrapa spesies hal ini menunjukan adanya interaksi dengan
cahaya. Giberelin juga mempengaruhi kebutuhan beberapa spesies pada saat musim dingin untuk
menginduksi pembungaan atau berbunga lebih awal.
Buah-buahan
Untuk tanaman buah buahan, randam akar cangkokan tanaman
pada larutancolchicine-air selama 20-25 menit, kemudian tanam. Lanjutkan dengan
pemakainhormone auksin dan msitokinin. Cara penyemprotannya seperti pada
tanaman padi, jagung, melon, kelapa sawit dan sebagainya. Lanjutkan dengan
pemupukan danperawatan. Saat tanaman buah buahan diperkirakan sudah akan mulai
berbuah, pacukeluarnya buah dengan hormongiberelin.caranya Tertibkan
penyiraman, hingga banyak tumbuh tunas. Beri kejutan pada tanaman. Dengan tidak
menyiramnyabeberapa hari, sehingga daunnya rontok. Kemudian semprotkan hormone
giberelin 3- 4 hari sekali (3-4 kali saja). Setelah itu pacu dengan penyiraman
secukupnya. Maka bunga buah-buahan akan cepat tumbuh.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian hormon giberellin
dan fungsi dari hormon giberellin itu sendiri. Terima kasih telah menyimak
artikel ini dan semoga bermanfaat untuk Anda.
loading...