Loading...
Kepik hitam merupakan hewan
dari famili Plataspididae yang mempunyai ciri morfologi menyerupai kumbang.
Kepik ini adalah true bugs, dari ordo Hemiptera. Serangga dewasa berwarna
hitammengkilap, berbentuk cembung, dengan skutelum yang besar hampir menutupi
seluruh bagian abdomennya. Kepik Plataspidid juga sering disebut kudzu bug,
kudzu beetle, globular stink bug dan lablab bug. Serangga ini memiliki alat
mulut pencucuk penghisap, dan umumnya merupakan herbivora yang memakan bagian
floem dari tanaman. Serangga ini banyak dijumpai pada tanaman kacang-kacangan.
Famili Plataspididae terdiri lebih dari 60 genus dan 560 spesies di seluruh
dunia. Distribusi serangga ini meliputi berbagai negara di Asia, seperti Cina,
India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Srilanka, Taiwan,
Thailand dan Vietnam. Satu spesies, Megacopta cribraria, baru-baru ini dikenal
sebagai hama kedelai di Amerika Serikat. Dua spesies di antaranya yang terdapat
di Indonesia ialah Brachyplatys sp. dan Coptosoma sp.
Genus Brachyplatys memiliki
ciri oceli yang terletak saling berdekatan, rasio jarak antara mata dan oceli
terhadap jarak interocellar lebih besar dari 1:2; sterna abdominal tidak atau
sedikit cembung; kepala melintang, biasanya 0,5-0,7 kali lebar pronotum;
pseudoskutelum tidak ada atau kurang berkembang; tubuh rata; warna hitam,
kadang-kadang terlihat kuning, sering dengan garis submarginal kuning di
kepala, pronotum dan skutelum.
Genus Coptosoma memiliki ciri
yaitu oceli yang terdapat di dekat mata; rasio jarak antara mata dan oceli
terhadap jarak interocellar kurang dari 1:2; sterna abdominal biasanya cembung;
kepala biasanya sempit, kira-kira
0,3-0,5 kali lebih lebar dari pronotum; dan dasar skutelum (pseudoskutelum)
biasanya muncul.
Secara alami serangga hama akan
mampu memilih sumber makanan yang disenangi. Serangga akan mempunyai suatu kecenderungan
tertentu dalam mengakses sumber makanannya. Perbedaan dalam hal tekstur dan
struktur, jenis varietas dan komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan
akan berpengaruh besar pada sifat prefensi tersebut (Yasin, 2009). Hampir 50%
dari serangga adalah pemakan tumbuhan (fitofagus), selebihnya pemakan serangga
lain atau sisa-sisa tumbuhan dan
binatang (Sodiq, 2009).
Kepik berkembangbiak ketika
banyak makanan. Saat makanan langka, mereka bersembunyi pada inang sementara
yang berupa gulma di sekitar lahan. Begitu bibit ditanam, kepik akan langsung
menyerbu. Tanaman yang diserang oleh kepik ini akan menunjukkan gejala daun dan
tunas mengkeriting, kering, dan layu. Buah dan polong muda rusak kemudian
rontok. Runas mendadak mengeriting dan layu. Pentil buah mengkriput dan tidak
berkembang sempurna atau bentuknya menjadi tidak beraturan. Jika diamati terdapat
lubang bekas tusukan pada pangkal. Racun yang dikeluarkan oleh kelenjar ludah
kepik akan membuat bagian yang terkena mati atau rusak.
Serangga ini sebagian besar
merupakan herbivora yang memakan bagian floem dengan inang yang beragam.
Serangga ini juga diketahui menyerang tanaman turi (Sesbania grandiflora),
gamal (Gliricida maculata) dan akasia (Acacia sp.). Tanaman gamal dan akasia
juga berfungsi sebagai tanaman pelindung pada kebun kakao dan kopi. Tanaman
inang yang lain dari jenis holtikultura yaitu kacang panjang, kedelai, kacang
koro dan tanaman kacang-kacangan lainnya. Karena kisaran inangnya yang cukup
beragam, maka serangga ini berpotensi untuk menjadi hama penting. Serangan
kepik ini dalam jumlah banyak pada bagian pucuk menyebabkan pucuk menjadi layu
dan mati. Serangan yang tinggi akan menyebabkan daun berguguran kemudian mati.
Serangga ini biasanya ditemukan berkelompok pada pangkal ranting dan dapat
berpindah ke ranting yang lain.
Ukuran serangga Plataspididae
umumnya cukup kecil, dengan panjang 2,5 – 7 mm dan sering ditemukan dalam
kelompok-kelompok kecil pada batang, tunas muda dan bunga pada tanaman inang.
Genus Coptosoma memiliki ukuran tubuh 2,5 – 5 mm, hampir berbentuk lingkaran,
dan Brachyplatys dengan ukuran 5 – 7 mm. Sayap depan lebih panjang dibandingkan
dengan tubuhnya, dan dapat dilipat secara melintang di bawah skutelum. Antena
terdiri atas 4 ruas dan tarsi 2 ruas.
Kepik Hitam/Kepik Biji
mempunyai ciri khusus dengan adanya femur (paha) pada tungkai depan cenderung
membesar dan masing-masing mempunyai 4 duri (spina) yang berukuran agak besar
dan 4 duri kecil. Kepala berbentuk oval dengan mata ocelli yang menonjol.
Serangga ini mengalami
metamorfosis tidak sempurna, tanpa fase pupa. Imago betina meletakkan telurnya
pada batang, ranting muda, daun dan buah secara berkelompok dan tersusun dalam
2 baris. Sebelum meletakkan telur, serangga betina menyimpan partikel yang
berisi simbion yang kemudian akan dimakan oleh nimfa yang baru menetas. Jumlah
telur pada setiap kelompok antara 25-75 butir. Telur berwarna putih berbentuk
seperti tabung dengan panjang 1 mm dan diameter 0,5 mm. Masa telur berlangsung
antara 7-10 hari. Nimfa yang baru keluar berwarna coklat muda dan
berangsur-angsur berubah menjadi coklat tua. Nimfa instar 1 yang baru keluar
dari telur akan segera mencari bakteri simbion yang terdapat pada bagian tengah
dan belakang telur. Bakteri ini membantu nimfa dalam proses pergantian instar
ke instar selanjutnya. Nimfa yang kehilangan akses dengan simbion menunjukkan
pertumbuhan yang lebih lambat, ukuran tubuh lebih kecil dan mortalitas yang
lebih tinggi. Nimfa instar 2 sampai instar 4 akan mencari makanan pada pucuk
tanaman. Perkembangan nimfa menjadi
imago ditandai dengan perubahan dari instar 1 sampai instar 5. Siklus hidup
serangga ini yaitu sekitar 30 hari.
Nimfa dan kepik merusak tanaman
pada bagian polong dengan cara menusuk stiletnya pada kulit polong dan biji
lalu mengisap cairan biji. Serangan pada fase pembentukan dan pertumbuhan
polong/biji menyebabkan polong/biji kempis, mengering dan gugur. Serangan pada
fase pengisapan biji, menyebabkan biji menjadi hitam dan busuk. Serangan pada
polong tua, menyebabkan kualitas biji menurun karena ada bintik hitam pada biji
atau biji menjadi keriput. Gejala serangan jelas terlihat pada kulit biji dan
kulit polong bagian dalam berupa bintik hitam atau coklat. Kerusakan di
lapangan biasanya terjadi bersamaan dengan pengisap polong yang lain dan tanda
serangannya tidak dapat dibedakan.
Nimfa dan imago aktif pada pagi
dan senja hari. Pada siang hari nimfa dan imago bersembunyi pada pangkal
batang. Nimfa instar awal (1-2) umumnya berada pada pangkal batang, mengisap
cairan pangkal batang tanaman. Nimfa instar berikutnya dan imago merusak bulir
dengan menusukkan stiletnya ke dalam bulir sambil menghisap cairan buah tanaman
inang.
Populasi kepik mulai dijumpai
di pertanaman sejak fase pembentukan bunga sekitar umur 35 hari setelah tanam
(hst) sampai menjelang panen. Stadia tanaman yang paling disukai sekitar
umur 58 hst serta puncak populasi imago
dan nimfa terjadi pada umur 50 hst. Periode kritis tanaman adalah fase
pembentukan polong sampai pengisap biji (49-70 hst).
Kerusakan yang ditimbulkan oleh
Kepik Hitam pada tanaman padi antara lain yaitu beras menjadi coklat kehitaman,
mudah hancur apabila digiling dan apabila dimasak terasa pahit. Serangga
cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari dan serangan ini berimbas
pada bulir padi yang kosong serta hasil panen berupa beras memiliki kualitas
rendah, sebagian didapatkan pada daun maupun batang. Serangga dapat ditemukan
pada tanaman muda sampai dengan tanaman menjelang panen. Pada sore hari
serangga sangat aktif bergerak di bagian tanaman dan di bagian tanah, sebagian
lagi cenderung bersembunyi di rekahan tanah. Pada setiap rumpun dapat
ditemukan 10 – 20 ekor serangga dengan
berbagai stadia.
Anda dapat melakukan Penanggulangan
hama kepik dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman utama. Serta melakukan
sanisati lahan sebelum penanaman. Anda disarankan pula untuk melakukan tanam
secara serentak dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang. Tanam
serempak dalam satu wilayah administratif untuk menghindari terjadinya populasi
tinggi, pada sitem tanam legowo populasi ditemukan lebih rendah, Pemanfaatan
predator laba-laba juga dapat Anda lakukan untuk menggendalikan hama kepik
hitam ini. Hasil kajian yang dilakukan di IP3OPT Luwu menunjukkan bahwa entomopatogen
ini cukup efektif mengendalikan kepik hitam ini.Dan jika Anda melakukan
penanganan menggunakan pestisida maka sangat disarankan untuk menggunakan
pestisida hayati dan nabati.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...