Loading...
Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama saat ini
banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan merupakan
akibat yang jelas terlihat, selain itu penggunaan pestisida kimia di Indonesia
telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72% agen pengendali hayati. Pestisida
adalah racun yang dapat mempengaruhi kehidupan organisme bukan sasaran (non
targetorganisms) sehingga penggunaannya harus didasarkan atas pertimbangan
ekologis yang sangat bijaksana (Dewi, 2007).Oleh karena itu diperlukan
pengganti pestisida yang ramah lingkungan, salah satu alternativenya adalah
penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan (Anugeraheni dan Brotodjojo, 2002).
Pestisida Nabati adalah jenis pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tumbuhan yang mempunyai kandungan aktif yang dapat mengendalikan
perkembangan hama. Pestisida nabati sudah dipraktekkan 3 abad yang lalu. Pada
tahun 1690, petani di Perancis telah menggunakan perasaan daun tembakau untuk
mengendalikan hama kepik pada tanaman buah persik. Tahun 1800, bubuk tanaman
Pirethrum digunakan untuk mengendalikan kutu. Penggunaan pestisida nabati
selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah
apabila dibandingkan dengan pestisida kimia (Sudarmo,2005).
Menurut Kardinan (2002), karena terbuat dari bahan
alami/nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam jadi
residunya singkat sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu
apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh
maka residunya cepat menghilang. Jadi berasakan terbebas dari residu sehingga
beras aman untuk dikonsumsi. Sudarmo (2005) menyatakan bahwa pestisida nabati
dapat membunuh atau menganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja
yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Tumbuhan sendiri sebenarnya kaya akan bahan aktif yang
berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida
yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di
tanah dan tidak berbahaya terhadap hewan, manusia atau serangga non sasaran
(Istianto, 2009).
Tumbuhan pada dasarnya mengandung banyak bahan kimia yang
merupakan poduksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan OPT. Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk
kedalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida. Oleh karena itu, jika
dapat mengolah tumbuhan ini sebagai bahan pestisida maka akan membantu
masyarakat petani untuk menggunakan pengendalian yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan sumber daya setempat yang ada disekitarnya ( Kardinan, 2002). Menurut
Grainge dan Ahmed (1988) lebih dari seribu tanaman berpotensi sebagai
pengendali hama tanaman. Tanaman biofarmaka dan atsiri merupakan tanaman yang
dapat digunakan sebagai pestisida nabati.
Minyak atsiri dari tanaman aromatik diketahui mengandung
senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai pestisida. Hal ini berkaitan dengan
sifatnya yang mampu membunuh, mengusir dan menghambat makan hama. Beberapa
minyak atsiri dari tanaman aromatik yang diduga bersifat insektisida antara
lain bawang merah (Allium ascalonicum).
Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik yaitu :
-Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
-Menghambat pergantian kulit.
-Menganggu komunikasi serangga.
-Menyebabkan serangga menolak makan.
-Menghambat reproduksi serangga betina.
-Mengurangi nafsu makan.
-Memblokir kemampuan makan serangga.
-Mengusir serangga (Repellent).
-Menghambat perkembangan patogen penyakit.
Ditinjau dari hubungan kekerabatannya, bawang merah termasuk
keluarga Liliaceae. Keluarga ini mempunyai ciri berumbi lapis, berakar serabut,
dan bentuk daun silindris.Umbi lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang
bersatu dan membentuk batang-batang semua serta berubah bentuk dan fungsinya.
Bawang merah mengandung minyak atsiri yang mudah menguap
saat umbinya dikupas dan dipotong. Minyak atsiri tersebut berada dalam
kandungan air bawang. Dari 100 gram umbi Allium cepa yang diteliti, sekitar 80
persen kandungannya adalah air. Kandungan lainnya yaitu karbohidrat atau zat
pati sebesar 9,2% dan gula 10%, serta selebihnya adalah vitamin dan mineral.
Vitamin yang terkandung dalam bawang merah antara lain, vitamin B1, B2, dan C.
Sementara mineral yang ada dalam bawang merah seperti kalium, zat besi, dan
fosfor. Bawang merah bersifat sebagai insektisida penolak (repellent) yang kaya
dengan kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin,
flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Bagian tanaman yang
biasa digunakan adalah umbi lapis.
Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari
daging bawang merah yang juga berpotensi
dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah mengandung
senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki
keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi
bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan
untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi
rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui
ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin
konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak
organ-organ pencernaan, yang
mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).
Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga
mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat
transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan
hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh
tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar
oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun,
karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak
dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya.
Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan.
Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang
merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan
senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi
tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan
(Rizal 2008).
Kulit bawang merah dapat dijadikan sebagai pestisida alami
dengan cara mengambil ekstraknya. Pembuatan ekstrak kulit bawang merah dapat dilakukan
dengan cara perebusan dan perendaman. Warna coklat yang dihasilkan dari ekstrak
kulit bawang merah berasal dari senyawa flangfolikosida, senyawa ini sangat
ampuh dalam membunuh bakteri (Anne Ahira 2010). Hal ini menunjukan, semakin
banyak kulit bawang merah yang digunakan, semakin lama waktu perendaman dan
perebusan. Akan menghasilkan banyak pula senyawa flangfolikosida yang dapat
diekstrak. Sebaliknya, semakin sedikit kulit bawang merah yang digunakan,
semakin singkat waktu perendaman dan perebusan. Maka ekstrak kulit bawang merah
yang diperoleh kurang berwarna coklat dan aroma bawang merah tidak kuat.
Bawang merah diduga berasal dari Asia Tengah, namun tak ada
data yang mendukungnya, dan sudah ditanam di seluruh dunia. Kelompok kultivar
agregatum (shallot) mendominasi dataran rendah tropis Asia Tenggara, namun
kelompok kultivar common onion tumbuh di Filipina, Papua Nugini dan Thailand.
Bawang merah membutuhkan temperatur pada siang hari 20-26 °C
dan panjang hari paling sedikit 13 jam. Di Indonesia, bawang merah tumbuh di
dataran rendah di bawah 450 m dpl, ia lebih menyukai tanah liat alluvial yang
mempunyai drainase bagus.
Pestisida nabati berbahan bawang merah tidak mempunyai
dampak negatif terhadap tumbuhan yang disemprotkan ataupun ekosistem sekitar.
Hasil pengamatan menunjukan, ekstrak kulit bawang merah mampu membuat daun pada
tumbuhan menjadi tampak lebih segar.
*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.
loading...