Tuesday 6 February 2018

Spermisida dan Efek Penggunaannya


Kredit Motor Baru

Loading...
Loading...
              Spermisida dan Efek Penggunaannya

Spermisida adalah metode kontrasepsi untuk mencegah hamil, yang biasanya mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau menghentikan pergerakannya. Alat KB ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau supositori.

Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom.

Spermisida membunuh sperma dan menghentikan pergerakannya sebelum sperma bisa berenang masuk ke dalam rahim. Supaya efektif, ia harus ditempatkan jauh di dalam vagina, dekat leher rahim. Spermisida bentuk krim, gel, dan foam biasanya disemprotkan ke dalam vagina menggunakan aplikator khusus. Jenis lainnya adalah vaginal contraceptive film (VCF) yang berupa lembaran tips yang harus ditempelkan di belakang vagina, dan vagina supositori yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.

Spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Masing-masing produk biasanya akan memberi instruksi pada labelnya mengenai kapan waktu yang tepat untuk memakainya. Ada beberapa produk yang membolehkan Anda langsung berhubungan seks segera setelah memakainya, namun sebagian besar baru mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah dipakaikan, sehingga Anda harus menunggu sebentar sebelum memulai penetrasi.

Semua jenis spermisida hanya efektif selama satu jam setelah dimasukkan. Jika Anda sudah memasukkannya ke dalam vagina namun ternyata hubungan seks Anda baru terjadi satu jam setelahnya, Anda perlu memakainya kembali sebelum memulai. Wanita juga dianjurkan untuk tidak bersih-bersih dengan sabun pencuci vagina (douche) selama 6 jam setelah berhubungan seks memakai spermisida.

Dalam jangka waktu satu tahun, sebanyak 29 dari 100 pasangan yang hanya menggunakan spermisida sebagai alat KB akan mengalami kehamilan yang tak direncanakan. Tentu saja angka ini bergantung pada apakah cara Anda menggunakannya sudah benar. Maka dari itu, spermisida paling efektif jika digabungkan dengan alat kontrasepsi lain.

Secara umum, efektivitas alat kontrasepsi apapun bergantung pada banyak hal. Di antaranya adalah apakah seseorang memiliki penyakit tertentu atau sedang minum obat tertentu yang mungkin mengganggu keampuhan alat KB tersebut. Jika alat KB tersebut lupa digunakan atau diminum, ini juga dapat mengurangi efektivitasnya.

Alat kontrasepsi selain kondom tidak efektif untuk mencegah penularan penyakit kelamin. Kondom harus selalu digunakan jika Anda mempraktikkan seks bebas, meskipun jika pasangan Anda sudah memakai spermisida. Bahkan jika digunakan terlalu sering, spermisida dapat menimbulkan iritasi. Padahal, luka pada alat kelamin dapat meningkatkan risiko Anda tertular HIV dan penyakit kelamin lain.

Efek samping penggunaan spermisida

Seperti sudah dijelaskan di atas, penggunaan yang terlalu sering dapat mengiritasi vagina dan kulit di sekitarnya. Iritasi ini membuat Anda lebih mudah terinfeksi HIV dan penyakit kelamin lain.


Efek samping lainnya adalah meningkatkan risiko infeksi saluran kencing, karena spermisida dapat mengganggu keseimbangan bakteri di dalam tubuh wanita.





beli sekarang


*Tombol-tombol diatas mengandung iklan. Untuk menuju artikel yang diinginkan silahkan tunggu 5 detik hingga muncul tombol "skip ad" kemudian klik tombolnya, jika tidak muncul tombol "skip ad" harap refresh halaman tersebut (dimohon keikhlasannya demi eksistensi website ini). Iklan-iklan yang muncul bukanlah virus, Apabila terbuka jendela iklan yang baru (POP UP) silahkan tutup halaman tersebut (tekan tombol kembali untuk pengguna android). Jika tombol tidak bisa diklik silahkan refresh halaman ini.


beli sekarang gif


beli sekarang gif


pasang iklan disini




loading...